Anda di halaman 1dari 4

ijer.web.

id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Gerak Benda


Melalui Penggunaan Metode Demontrasi Dengan Media Benda Konkret
Karni
SD Negeri 01 Sepanjang Karanganyar

Abstrak : Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk: Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
setelah diterapkannya metode demontrasi dengan media benda konkrit kelas I SDN 01 Sepanjang
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Terutama pada materi sistem tata surya. Penelitian ini
dilakukan dengan metode penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas I SDN 01 Sepanjang
tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa sebanyak 13 siswa. Tindakan yang dilakukan
dengan menerapkan diterapkannya metode demontrasi dengan media benda konkrit kelas I dalam
pembelajaran IPA dengan materi gerak benda. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dapat di jelaskan
bahwa: peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklus/tes sebelum tindakan, prestasi siswa masih
rendah karena di bawah KKM dengan rata-rata kelas 60,00. Prosentasesiswa yang tuntas KKM hanya
23,08% dan yang tidak tuntas 76,92%. Pada siklus I setelah diterapkan diterapkannya metode
demontrasi dengan media benda konkrit rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 67,69 sudah
mencapai KKM, namun masih ada siswa yg belum tuntas. Ketuntasan belajar masih 53,85 %,
sedangkan siswa yang belum tuntas 46,15%, maka dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II rata-rata
kelas mencapi nilai 76,15 sudah termasuk keriteria baik. Dan ketuntasan belajar siswa meskipun
belum mencapai persentase ketuntasan 100 % masih terdapat 1 siswa tidak tuntas dengan
prosentase 7,69%, namun ketuntasan mencapai 92,31% melebihi kriteria ketuntasan minimum yaitu
75 %. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif dapat diterima, maka dapat disimpulkan
bahwa: hasil belajar IPA materi gerak benda dapat ditingkatkan dengan diterapkannya metode
demontrasi dengan media benda konkrit pada siswa kelas I semester 2 SDN 01 Sepanjang
Kata kunci: hasil belajar siswa IPA, metode demontrasi dengan media benda konkrit

Abstract: The class action seeks to: Knowing improving student learning outcomes after the
implementation of the demonstrations with media objects concrete class I SDN 01 Sepanjang the
second half of the academic year 2016/2017. Especially in the material of the solar system. This study
was conducted using classroom action research conducted in the first grade at SDN 01 Sepanjang the
academic year 2016/2017 the number of students by 13 students. Actions taken by applying method
demonstrations with media objects concrete class I in science teaching materials with the motion of
objects. The research was conducted in two phases. Based on the results obtained during the
implementation of the action research, can be explained that: improving student learning outcomes of
prasiklus / test before action, student achievement is still low because under the Ministry of Health with
an average grade of 60.00. Prosentasesiswa complete MOH only 23.08% and 76.92% did not
complete. In the first cycle after the applied method demonstrations with media objects concrete class
average increased to 67.69 has reached the Ministry of Health, but there are still students who have
not completed. Mastery learning is 53.85%, while the students who have not completed 46.15%, then
proceed to the second cycle. In the second cycle the average class value reaching 76.15 includes the
criteria of good. And although learning students have not reached the percentage of completion 100%
there is 1 student did not complete the percentage of 7.69%, but the thoroughness reached 92.31%
above the minimum completeness criteria of 75%. It can be concluded that the alternative hypothesis
is accepted, it can be concluded that the results of the study material science of motion of objects can
be improved by applying methods of demonstrations with media objects in concrete grade I semester
2 SDN 01 sepanjang.
Keywords: science student learning outcomes, method demonstrations with media objects concrete

1.1. PENDAHULUAN diselenggarakan untuk mengambangkan sikap


Sekolah merupakan tempat proses belajar dan kemampuan serta memberikan
mengajar mempunyai kedudukan yang penting pengetahuan dan ketrampilan dasar yang
di dalam pendidikan. Oleh karena itu diperlukan untuk hidup dalam masyarakat
pendidikan di sekolah memegang peranan serta mempersiapkan untuk mengikuti
penting dalam rangka mewujudkan pendidikan menengah dan masyarakat. Upaya
tercapainya pendidikan nasional secara mengembangkan sikap, kemampuan,
optimal. Sesuai dengan Undang-undang No. 2 pengetahuan dari tugas dan tanggungjawab
Pasal 13 tentang sistem pendidikan nasional guna untuk melakasanakan proses belajar
menyatakan bahwa ”pendidikan dasar mengajar.”
ISSN : 2541-4704 25
ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017

Pada proses pembelajaran IPA yang semester 2 Sekolah Dasar Negeri 01


berlangsung cenderung guru merupakan Sepanjang Kecamatan Tawangmangu
sumber utama, cara mengajar guru Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran
menggunakan metode ceramah tanpa 2016/2017”.
melibatkan aktifitas siswa secara langsung Manfaat yang diharapkan penelitiian
sehingga menjadikan sisswa kurang tindakan kelas ini adalah hasil penelitian ini
memperhatikan penjelasan guru. dapat memberikan sumbangan saran bagi
Pembelajaran berlangsung dengan pemberian pengembang ilmu pengetahuan khususnya
penjelasan materi secara ceramah dengan dalam bidang pendidikan. Hasil penelitian ini
diakhiri dengan latihan soal yang ada pada diharapkan dapat dipakai sebagai acuan bagi
bahan ajar, sehingga menjadikan siswa penelitian lebih lanjut dengan subjek penelitian
menjadi pasif, kurang dapat mengungkapkan yang berbeda dan jenis penelitian yang
gagasan, yang dimiliki dan menjadikan hasil berbeda juga.
belajar siswa rendah.
Hasil observasi awal menunjukkan 2.1. KAJIAN TEORI
bahwa hasil belajar pada mata pelajaran IPA Metode demonstrasi merupakan
masih sangat rendah. Hal ini di nyatakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab
dengan rata-rata ulangan siswa yang membantu para siswa untuk mencari jawaban
mencapai nilai 60,00 jauh dari KKM yang telah dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang
ditentukan yaitu 66 dengan prosentase benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu
kentuntasan hanya mencapai 23,08%. Dan metode mengajar yang memperlihatkan
siswa yang tidak tuntas dengan prosentase bagaimana proses terjadinya sesuatu.
76,92% sehingga nilai ketuntasan klasikan Demonstrasi adalah peragaan atau
masih rendah perlu ditingkatkan. Untuk pertunjukan untuk menampilkan suatu proses
meningkatkan hasil belajar siswa menuju terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007:
peningkatan mutu pendidikan diperlukan 2) metode demonstrasi adalah pertunjukan
metode pembelajaran yang tepat, menarik dan tentang proses terjadinya suatu peristiwa,
efektif sehingga dapat meningkatkan pada sampai penampilan tingkah laku yang
ketrampilan guru, aktifitas siswa serta hasil dicontohkan agar dapat dipahami peserta didik
belajar siswa. baik secara nyata maupun tiruan. Syaiful,
Berdasarkan latar belakang 2008:210 menyatakan bahw Metode
diidentifikasi masalah-masalah adalah demonstrasi adalah pertunjukan tentang
pembelajaran IPA di kelas I masih proses terjadinya suatu peristiwa atau benda
menggunakan metode konvensional dan sampai pada penampilan tingkah laku yang
berpusat pada guru. Belum terlibatnya siswa dicontohkan agar dapat diketahui dan
di saat proses pembelajaran secara aktif. Nilai dipahami oleh peserta didik secara nyata atau
hasil belajar IPA di SD Negeri 01 Sepanjang tiruannya. Metode demonstrasi adalah salah
belum memenuhi KKM yaitu 66,00 satu metode – untuk menunjukan siswa untuk
Batasan masalah dalam penelitian ini melihat apa yang dikerjakan. – Jadi
adalah upaya meningkatkan hasil belajar IPA demonstrasi adalah cara mengajar guru
materi gerak benda dengan metode dengan menunjukan atau memperlihatkan
demontrasi dan media benda konkret pada suatu proses sehingga siswa dapat melihat,
siswa kelas I semester 2 SD Negeri 01 menghormati, mendengar, meraba-raba dan
Sepanjang Kecamatan Tawangmangu merasakan proses yang dipertunjukan oleh
Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran guru. ( Drs. M. Subana dan Sunarti. 2008 :
2016/2017. 110- 112).
Berdasarkan latar belakang masalah Menurut Muhibbin Syah
di atas rumusan masalah dalam penelitian (2000:22).Metode demonstrasi adalah metode
sebagai berikut : “Apakah metode demontrasi mengajar dengan cara memperagakan
dan media benda konkret dapat meningkatkan barang, kejadian, aturan, dan urutan
hasil belajar IPA materi gerak benda pada melakukan suatu kegiatan, baik secara
siswa kelas I semester 2 Sekolah Dasar langsung maupun melalui penggunaan media
Negeri 01 Sepanjang Kecamatan pengajaran yang relevan dengan pokok
Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun bahasan atau materi yang sedang disajikan”.
Pelajaran 2016/2017 ?”. Sedangkan menurut Aminuddin Rasyad (2006:
Tujuan dalam penelitian ini adalah ” 8) mengemukakan metode demonstrasi
Melalui metode demontrasi dan media benda adalah cara pembelajaran dengan meragakan,
konkret dapat meningkatkan hasil belajar IPA mempertunjukkan atau memperlihatkan
materi gerak benda pada siswa kelas I

ISSN : 2541-4704 26
ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017

sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar Data yang akan dikumpulkan pada penelitian
kelas. ini berupa data tentang hasil belajar IPA yaitu
Metode demonstrasi adalah suatu cara hasil ulangan dan tes dalam materi gerak
mengajar dengan mempertunjukan suatu benda pada mata pelajaran IPA dan data
benda atau cara kerja sesuatu. Benda itu tentang penggunaan metode demontrasi dan
berupa benda sebenarnya atau suatu model. media benda konkret.
Hal-hal lain yang dapat dipertunjukan adalah Untuk mengetahui keberhasilan tindakan
cara menggunakan alat atau serangkaian penggunaan metode demontrasi dan media
percobaan yang terakhir ini dilakukan bila alat- benda konkret untuk meningkatkan hasil
alat yang digunakan itu jumlahnya tidak belajar IPA materi gerak benda pada siswa
memadai atau percobaan itu mengandung hal- kelas I semester 2 SD Negeri 01 Sepanjang
hal yang berbahaya atau ada alat yang mudah Kecamatan Tawangmangu Kabupaten
pecah. Dalam metode ini antara lain dapat Karanganyar Tahun pelajaran 2016/2017,
dikembangkan kemampuan siswa untuk peneliti perlu merumuskan indikator
mengamati, menggolongkan, menarik pencapaian yaitu siswa kelas I SD Negeri 01
kesimpulan, menerapkan konsep, prinsip atau Sepanjang mempunyai minat dan motivasi
prosedur dan mengkomunikasikannya kepada pencapaian pada mata pelajaran IPA. Hasil
siswa-siswa lain. Demonstrasi dapat dilakukan belajar sekurang-kurangnya 75% siswa dapat
oleh guru atau siswa yang sudah dilatih mencapai nilai 66 atau lebih lebih dari KKM.
sebalumnya. (Depdikbud 1994/ 1995 : 50-51). Penulis mencari perbandingan antara dua
Media konkret memegang peranan yang variabel data kuantitatif dengan menggunakan
cukup penting dalam proses pembelajaran, teknik penyajian data tabel dan grafik dan
media konkret dapat dan memperlancar dan menjelaskannya secara deskriptif.
memperjelas penyampaian materi
pembelajaran, media konkret dapat 3.1. HASIL DAN PEMBAHASAN PEELITIAN
menumbuhkan minat peserta didik dan dapat Prasiklus
memberikan hubungan antara isi materi Berdasarkan kondisi awal pada Siswa Kelas I
pembelajaran dan dunia nyata, agar lebih Semester 2 Sekolah Dasar Negeri 01
efektif peserta didik sebaiknya berinteraksi Sepanjang Kecamatan Tawangmangu
langsung dengan media nyata meyakinkan Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran
terjadinya proses informasi. 2016/2017 tentang hasil belajar IPA materi
media konkret adalah media atau benda yang gerak benda masih sangat memprihatinkan.
digunakan pendidik pada saat proses belajar Jauh dari kata standar Kriteria Ketuntasan
mengajar di kelas yang dapat dilihat secara Minimal (KKM). Suatu kenyataan yang tak
langsung dan nyata oleh peserta didik. media dapat dielakkan bahwa proses belajar
konkret juga ini berasal dari benda-benda yang mengajar sering timbul berbagai masalah baik
mudah didapatkan dan mudah digunakan bagi siswa maupun bagi guru. Umumnya anak
sehingga membantu memudahkan peserta usia SD berada pada periode operasional
didik memahami suatu pelajaran yang konkret.
disampaikan pendidik, karena itu media Berdasarkan pengamatan pra siklus siswa
konkret sangat berperan dalam proses belajar yang tuntas diatas KKM hanya 3 siswa dengan
mengajar. prosentase 23,08 %, sedangkan sisanya 10
siswa belum tuntas masih dibawah KKM
2.2. METODE PENELITIAN dengan rentang prosentase 76,92 %. Dengan
Pelaksanaan penelitian ini adalah di SD Negeri rata kelas 60,00 masih jauh dibawah KKM.
01 Sepanjang Kecamatan Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini Katagori Rentang Nilai Frekuensi Prosentase
dilakukan dari bulan Januari sampai dengan
Sangat Baik 0 0,00
bulan Maret tahun 2017. 90 – 100
Subjek dalam penelitian ini diambil Baik 76 – 89 0 0,00
dari seluruh siswa kelas I Semter 2 SD Negeri
Cukup 66 – 75 3 23,08
01 Sepanjang Kecamatan Tawangmangu
Kabupaten Karanganyar Tahun pelajaran Kurang > 65 10 76,92
2016/2017 yang berjumlah 13 siswa. Jumlah 13 100.00
Sedangkan objek penelitian ini adalah
penggunaan metode demontrasi dan media
Siklus I
benda konkret untuk meningkatkan hasil
Berdasarkan pengamatan siklus I siswa yang
belajar IPA materi gerak benda.
tuntas diatas KKM mengalami peningkatan
menjadi 7 siswa dengan prosentase 53,85 %,
ISSN : 2541-4704 27
ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No 1 – Maret 2017

sedangkan 6 siswa belum tuntas masih f. Ketuntasan klasikal rata-rata pada pra
dibawah KKM dengan rentang prosentase siklus sebesar 60,00, pada siklus I menjadi
46,15 %. 67,69 dan pada siklus II menjadi 76,15.

Katagori Rentang Nilai Frekuensi Prosentase 4.1. SIMPULAN DAN SARAN


Sangat Kesimpulan dari hasil penelitian adalah bahwa
0 0,00
Baik 90 – 100 peningkatan hasil belajar dapat dilakukan
Baik 76 – 89 3 23.08 melalui Penggunaan metodedemontrasi dalam
belajar IPA materi gerak benda pada Siswa
Cukup 66 – 75 4 30,77 Kelas I Semester 2 SD Negeri 01 Sepanjang
Kurang > 65 6 46,15 Kecamatan Tawangmangu Kabupaten
Jumlah 13 100.00 Karanganyar. Hal ini ditandai hasil perolehan
nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran
Matematika yang selalu mengalami
Siklus II
peningkatan dari sebelum tindakan (pra siklus)
Berdasarkan pengamatan siklus II siswa yang
dan setelah tindakan dalam tiap siklusnya.
tuntas diatas KKM mengalami peningkatan
Hasil tersebut adalah, nilai rata-rata
menjadi 12 siswa dengan prosentase 92,31 %,
Matematika sebelum tindakan adalah 60,00.
sedangkan 1 siswa masih dibawah KKM
Setelah tindakan siklus I nilai rata-rata
dengan rentang prosentase 7,69 %.
matematika adalah 67,69. Dan nilai rata-rata
Matematika siklus II adalah 76,15.
Katagori Rentang Nilai Frekuensi Prosentase
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka
Sangat peneliti dapat mengajukan saran-saran
2
Baik 90 – 100 15,39
sebagai berikut guru hendaknya lebih inovatif
Baik 5
76 – 89 38,46 dalam menerapkan metode-metode dan
Cukup 66 – 75 5 38,46 strategi yang tepat untuk digunakan dalam
Kurang 1 menyampaikan materi pembelajaran. Guru
> 65 7,69
harus menggunakan fasilitas, khususnya alat
Jumlah 13 100.00
peraga dan media yang dapat mendukung
kelancaran kegiatan belajar mengajar. Guru
Berdasarkan tes IPA pada pra siklus, siklus I yang belum menerapkan model pembelajaran
dan siklus II, diperoleh data sebagai berikut : dalam pembelajaran dapat mencoba
a. Pada pra siklus dan siklus I tidak ada siswa menerapkan model pembelajaran tersebut
yang memperolah hasil belajar IPA pada agar hasil belajar siswa meningkat. Bagi
katagori sangat baik (SB), dan pada siklus Siswa agar selalu meningkatkan minatnya dan
II terdapat 2 (dua) siswa. hasil dalam belajar, sehingga prestasinya
b. Pada pra siklus tidak ada siswa yang dapat meningkat.
memperoleh hasil belajar pada katagori
baik (B), pada siklus I terdapat 3(tiga) DAFTAR PUSTAKA
siswa dan pada siklus II terdapat 5 (lima) [1] Aminuddin Rasyad. 2006. Teori Belajar
siswa. dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press
c. Pada pra siklus terdapat 3(tiga) siswa dan Yayasan PEP-Ex 8
yang memperoleh hasil belajar pada [2] Depdikbud. 1995. Kamus Besar
katagori cukup (C), pada siklus I terdapat bahasaIndonesia. Jakarta : balai Pustaka
4(empat) siswa dan pada siklus II terdapat [3] Rusminiati. 2007.Pengembangan
5(lima) siswa. Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta
d. Pada pra siklus terdapat 10 (sepuluh) : depdiknas
siswa yang memperoleh hasil belajar pada [4] Sagala, Syaiful 2006.. Konsep dan Makna
katagori kurang (K), pada siklus I terdapat Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta
6(enam) siswa dan pada siklus II terdapat [5] Subana dan Sunarti. 2008. Strategi Belajar
1 (satu) siswa yang memperoleh hasil Mengajar Bahasa Indonesia,berbagai
belajar pada katagori kurang (K). pendekatan,metode teknik dan media
e. Pada pra siklus jumlah siswa yang tuntas pengajaran. Bandung :Pustaka setya
sebanyak 3(tiga) siswa, pada siklus I [6] Syah, Muhibbin 2000. Psikologi Belajar.
menjadi 7 (tujuh) siswa dan pada siklus II Jakarta : Raja Grafindo Persada.
menjadi 12 (dua belas) siswa.

ISSN : 2541-4704 28

Anda mungkin juga menyukai