Anda di halaman 1dari 29

DOUDERLIN OSCE

BLOK 18 : NEPHROUROGENITAL SYSTEM


ANGKATAN 2014

SKILL LAB 1 : ANAMNESIS SISTEM NEFROUROGENITAL (PDL)

1. Memperkenalkan diri, menyatakan tujuan


Introduction
Selamat pagi bpk/ibu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas di poliklinik pagi
hari ini.
Identification
Tanya nama, alamat, umur, dan pekerjaan . Kalau misalnya di meja sudah ada skenario
dengan informasi identitas langsung tanya dengan crosscheck aja :
”Benar dengan bapak ____, Umur ___,Tinggal di____?”
Inform consent
Tanya keluhan utama, lalu izin untuk tanya lebih lanjut
”Saya akan melakukan tanya jawab lebih lanjut untuk mengetahui penyebab keluhan
bapak, apakah bapak bersedia?”

2. Melakukan Anamnesis
Bapak keluhannya apa, Pak?
a. Nyeri saat BAK
- Sejak kapan?
- Lokasi nyerinya dimana?
- Rasa nyerinya gimana?
- Nyerinya setiap kali BAK atau kadang-kadang saja?
- Nyerinya saat BAK saja atau sebelum dan sesudah BAK juga nyeri?
- Saat nyeri masih bisa BAK tidak?/nyerinya mengganggu BAK tidak?
- Sehari berapa kali BAK?
- Sekali BAK berapa banyak? (lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya)
- Sering terbangun malam hari untuk BAK gak?
- Pancaran kencingnya gimana?

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 1


- Kalo BAK terasa ada sisa gak?
- BAK nya menetes gak?

b. Tidak bisa BAK


- Sejak kapan?
- Sehari berapa kali BAK? Atau sudah tidak bisa BAK sama sekali?
- Saat terakhir BAK berapa banyak? (lebih banyak atau lebih sedikit dari
biasanya)
- Saat terakhir BAKnya seperti apa? (warna, kejernihan, dll)
- Sebelum tidak bisa BAK sama sekali, apakah ada gejala lain?

c. BAK tidak lancar


- Sejak kapan?
- Sehari berapa kali BAK?
- Sekali BAK berapa banyak? (lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya)
- BAK nya seperti apa? (warna, kejernihan, dll)
- Sering terbangun malam hari untuk BAK gak?
- Pancaran kencingnya gimana?
- Kalo BAK terasa ada sisa gak?
- BAKnya menetes gak?

d. BAK berwarna merah


- Sejak kapan?
- Warna merahnya seperti apa?
- Sakit gak saat BAK?
- Sehari berapa kali BAK?
- Sekali BAK berapa banyak? (lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya)
- Sering terbangun malam hari untuk BAK gak?
- Pancaran kencingnya gimana?
- Kalo BAK terasa ada sisa gak?
- BAKnya menetes gak?

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 2


e. Bengkak seluruh tubuh
- Sejak kapan?
- Bengkaknya mulai dari mana? (mata dulu, ke tungkai, baru seluruh tubuh
atau gimana)
- BAKnya gimana? (warna, kejernihan, dll)
- Ada busa gak di air kencingnya?
- Sehari berapa kali BAK?
- Sekali BAK berapa banyak? (lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya)
- Sering terbangun malam hari untuk BAK gak?
- Pancaran kencingnya gimana?
- Kalo BAK terasa ada sisa gak?
- BAKnya menetes gak?

Catatan: untuk setiap CC, tanyain keluhan yang lain juga. Misal Ccnya BAK
merah,tanyajuga apakah ada nyeri saat BAK, tidak bisa BAK, BAK tidak lancar, atau
bengkak (kalo pagi suka sembab gak)?

Ada keluhan lain?


Keluhan Tambahan:
- Sesak nafas gak?
- Demam gak?
- Mual, muntah gak?
- Badan terasa cepat lelah gak?

Riwayat Penyakit Dahulu:


- Sebelumnya sudah pernah sakit seperti ini?
- Pernah BAK berpasir gak?
- Pernah jatuh atau luka? (mencari riwayat trauma)
- Apakah pernah operasi sebelumnya?
- Sebelumnya sudah pernah berobat?

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 3


- Kalau sudah, makan obat apa? Teratur gak?

Riwayat Penyakit Lainnya


- Ada darah tinggi/hipertensi gak?
- Ada sakit kencing manis/diabetes gak?

Riwayat Kebiasaan
- Sebelumnya pernah makan apa?
- Sering olahraga gak?

Riwayat Keluarga
- Apa di keluarga ada yang seperti ini juga?
- Di keluarga, ada yang sakit darah tinggi, kencing manis, atau ginjal (batu
saluran kemih)gak?

3. Kesimpulan
”Jadi pak dari hasil keluhan yang bapak sampaikan, saya menduga bapak menderita
penyakit blablablaa , untuk memastikannya kita perlu melakukan pemeriksaan fisik dan
penunjang lebih lanjut”.
4. Penutup
”Baiklah dari penjelasan yang saya sampaikan apakah ada yang ingin bapak
tanyakan?kalau begitu terimakasih, semoga cepat sembuh ya pak!”

Penyakit-Penyakit Sistem Nefrourogenital + Sign & Symptoms

 Penyakit Glomerulonefritis akut post infeksi streptokokus

Perkenalkan diri dan minta izin untuk melakukan anamnesis

Seorang anak laki-laki umur 6 tahun dibawa ke RS dengan Keluhan utama: buang air kecil seperti
air cucian daging sejak 1 hari smrs

Keluhan tambahan: sakit kepala

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 4


RPP :1 minggu yang lalu: panas tinggi, ada batuk pilek, sakit tengorokan . Berobat ke dokter
keluhan hilang.

Sejak 2 hari yang lalu: - kelopak mata terlihat sembab pada pagi hari dan menghilang pada
siang hari, sembab meluas ke tungkai.

- tidak sesak nafas,

- sakit kepala,

- muntah.

Sejak 1 hari yang lalu: - bak seperti air cucian daging,

- tidak nyeri,

- jumlah berkurang dari biasanya.

R. makan makanan yang mengandung zat warna : (-)

R. makan obat-obatan : rifampisin (-)

R. trauma saluran kemih : (-)

R. sembab sebelumnya: (-)

R. keluarga : tidak ada riwayat BAK merah/seperti koka kola/seperti cucian daging.

Kistoma Ovarii

Perkenalkan diri dan minta izin untuk melakukananamnesis

Seorang perempuan usia 60 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama: Keluhan
utama: teraba benjolan sejak 2 tahun yang lalu

Keluhan tambahan: perasaan tidak nyaman di perut

RPP:

Sejak 2 tahun yang lalu mengeluh teraba benjolan di perut bawah

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 5


- Benjolan makin membesar sampai diameter 8 cm2
- Tidak nyeri tekan
- Tidak mengganggu BAK dan BAB
Nafsu makan tidak menurun

Riwayat haid teratur, tidak ada nyeri haid (dismenorrhea)

Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal

Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal

Nefrolithiasis
Perkenalkan diri dan minta izin untuk melakukan anamnesis.
Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke RSMH dengan keluhan utama: nyeri pinggang kiri
RPP: Sejak kapan timbulnya, Bagaimana sifat nyeri, nyeri pinggang menjalar kedepan?,
disertai demam, sifat demam, disertai kencing berwarna merah
Riwayat penyakit dahulu: -Riwayat nyeri pinggang sebelumnya
- Riwayat kencing berwarna merah (1 tahun yang lalu)
- Riwayat kencing berpasir atau keluar batu
- Riwayat operasi batu ginjal
- Riwayat trauma
- Riwayat darah tinggi dan kencing manis
Riwayat Keluarga : - Riwayat penyakit yang sama
- Riwayat darah tinggi dan kencing manis

Infeksi Saluran Kemih


ISK bawah : Frekuensi ,disuria terminal, polakisuria, nyeri supra pubik
ISK atas : Nyeri pinggang, demam, menggigil, mual dan muntah, hematuria
Disuria, polakisuri, nyeri suprapubik, stranguria, tenesmus, nokturia, enuresis
ISK bawah : Nyeri uretra, suprapubik
ISK atas : Demam menggigil, nyeri pinggang malaise, mual, muntah, nyeri kepala

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 6


Batu Ginjal
Keluhan utama
Nyeri pinggang kiri sejak 3 hari yang lalu
Riwayat penyakit sekarang
Nyeri pinggang kiri sejak 3 hari yang lalu, nyeri dari pinggang kiri menjalar ke depan.
Nyeri hilang timbul, disertai dengan kencing warna kemerahan 2 kali.

Riwayat Penyakit Dahulu


1 thn yang lalu pernah nyeri pinggang kiri, kencing merah dan kencing batu.
Tidak pernah operasi
Tidak ada trauma sebelumnya
Tidak ada riwayat hipertensi, dan kencing manis
Anamnesis : riwayat batu, Ax. Keluarga
Faktor risiko:
1. Penurunan jumlah urine
2. Stasis aliran kencing
3. Infeksi sal kemih.
4. Diet: tinggi kalsium, oksalat, hipositrat, tinggi purin, tinggi fosfat.
5. Jenis cairan yg diminum: softdrink meningkatkan resiko. Kopi, teh, anggur
menurunkanresiko batu ginjal

Sindroma Nefritik
keluhan utama sembab(edema) . Pada alo/anamnesis didapatkan sembab berlangsung
sejak 5
hari yang lalu. Sembab mula-mula muncul disekitar kelopak mata ,muka , lalu menjalar pada
kedua tungkai dan telapak kaki . Os juga mengatakan kencing berwarna merah seperti air
cucian daging jumlahnya sekitar setengah gelas sehari . 2 minggu sebelum dibawa ke RS os
menderita sakit tenggorok, sudah berobat.
Riwayat infeksi streptokok/.riwayat batuk pilek atau korengan
Oliguri dan hematuri tanpa rasa sakit.

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 7


Hipertensi terutama pada anak

Nefropati DM
Keluhan utama
sesak nafas sejak 2 minggu yang lalu
Keluhan tambahan
mual
RPP
Sesak nafas sejak 2 minggu yang lalu,
- sesak terus menerus.
- Bertambah berat bila aktifitas.
- Tidur dengan satu bantal
Mual sejak dua bulan, kadang-kadang muntah. Nafsu makan menurun, berobat ke dokter
dinyatakan sakit mag, diberi obat tapi keluhan tidak berkurang
Keluhan lain:
- lemas, mudah mengantuk,
- tungkai sembab ringan
- BAK berkurang. BAB biasa
Riwayat DM sejak 15 tahun yang lalu
Riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat sembab beberapa waktu sebelumnya didsangkal
Riwayat makan obat-obatan dan jamu dalam waktu lama disangkal
Riwayat batu ginjal disangkal
Riwayat infeksi ginjal berulang disangkal
Keluhan utama : Badan lemas sejak 2 minggu yang lalu
Keluhan tambahan : Mual
RPP:
Badan lemas sejak 2 minggu yang lalu,
- Badan semakin lama semakin lemas
- Muka terlihat pucat

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 8


- Kepala terasa pusing
Mual sejak 2 bulan, kadang-kadang disertai muntah. Nafsu makan menurun, berobat ke
dokter
dinyatakan sakit maag, diberi obat tapi keluhan tidak berkurang.
Keluhan lain :
- Badan gatal –gatal
- Mudah mengantuk
- BAK berkurang. BAB biasa
Riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu
Riwayat darah tinggi sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat sembab sebelumnya disangkal
Riwayat makan obat-obatan dan jamu dalam waktu lama disangkal
Riwayat batu ginjal disangkal
Riwayat infeksi ginjal ber ulang disangkal.

Sindroma Nefrotik
Keluhan utama bengkak seluruh tubuh
Keluhan tambahan BAK berbusa kencing sedikit
RPP
Bengkak mulai dari kelopak mata kemudian wajah sampai ke kaki, jika siang hari bengkak
berkurang, timbul bengkak di perut dan menjalar ke kedua kaki sejak 2 bulan, disertai BAK
berbusa warna keruh jumlah berkurang dari biasa, demam tidak ada, batuk pilek sebelumnya
tidak ada
Mual muntah tidak ada, nafsu makan biasa, sesak nafas
Riwayat penyakit dahulu : BAK warna merah
Penyakit yang pernah diderita sebelumnya : DM, malaria
Riwayat penyakit keluarga:
- darah tinggi (bapak, ibu, saudara)
- kencing manis (bapak, ibu, saudara)
Riwayat pengobatan :
- Antibiotik

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 9


- Diuretik
- Jamu jamuan

BPH (laki laki usia>60th)


Keluhan utama: Tidak bisa kencing sejak 3 jam
Keluhan tambahan: Mual, Muntah, badan lemas
Rpp. 4 bln dirasakan kencing sedikit sedikit tidak lampias, demam tidak ada, mual tidak
ada,
bak mengedan, tidak nyeri, walau pindah posisi bak tetap tidak lampias
Riwayat penyakit dahulu
BAK berpasir tidak ada
Riwayat DM tidak ada
Riwayat darah tinggi tidak ada
Riwayat trauma ( jatuh terduduk) tidak ada.

AKI
Keluhan utama bervariasi: BAK sedikit, tidak BAK, mual, muntah
Keluhan tambahan: muntah, diare, traumaperdarahan hebat, demam, gelisah
RPP
2 hari bak sedikit sedikit os mengalami bab encer . 10 kali bab seperti cucian beras, bau amis,
ampas tidak ada, banyaknya 1-2 gelas belimbing, tidak mules, mual muntah setiap makan dan
minum, badan lemes tidak nafsu makan, demam, menginggil tidak ada, nyeri pinggang
Riwayat penyakit dahulu :
- riwayat kencing batu
- minum obat2an
- kencing yang tidak lampias
- diabetes
- makan jengkol
- riwayat kencing berdarah
Riwayat penyakit keluarga:
- diabetes , - hipertensi

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 10


SKILL LAB 2 : PEMERIKSAAN FISIK NEFROUROGENITAL (PDL)

1. Memperkenalkan diri, menyatakan tujuan


Introduction
Selamat pagi bpk/ibu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas dipoliknik
pagi hari ini
Identification
Tanya nama, alamat, umur, dan pekerjaan . Kalau misalnya di meja sudah ada
skenario dengan informasi identitas langsung tanya dengan crosscheck aja :
“Benar dengan bapak ____, Umur ___,Tinggal di____?”
Inform consent
Disini saya akan melakukan pemeriksaan fisik tujuannya untuk membantu dalam
penegakkan diagnosis. Nanti saya akan meminta Bapak melepas pakaiannya dan
mungkin akan Bapak akan merasa sedikit tidak nyaman Pak. Apakah bapak
bersedia?
Sanitation
Cuci tangan sebelum melakukan prosedur
Posisikan pasien
Bapak silahkan berbaring ya.Mohon maaf Pak pakaiannya tolong dibuka ya.
Kemudian kedua lututnya ditekuk ya Pak.

2. Melakukan Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Fisik Ginjal
 Inspeksi
 Massa di abdominal atas, massa keras dan padat (keganasam/ infeksi
perinefritis), bekas luka operasi
 Palpasi
 Sukar di palpasi
 Pria lebih terfiksir dari wanita karena otot perut pria lebih keras

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 11


 Lebih mudah pada yang kurus
 Ginjal terletak pada daerah retrperitoneal hingga pemeriksan harus secara
bimanual. Tangan kiri diletakkan pada pinggang bagian belakang dan tangan
kanan pada dinding abdomen di ventralnya. Pembesaran ginjal (akibat tumor
atau hydronefrosis) akan teraba di antara kedua tangan tersebut, dan bila salah
satu tangan digerakkan akan teraba benturannya di tangan lain. Fenomena ini
dinamakan ballotement positif. Pada keadaan normal ballotement negative
 Temuan : nyeri tekan , teraba massa  hipertropi kompensasi, tumor, dll

 Perkusi
 Perkusi perlahan dari bagian yang tidak sakit pada proyeksi ginjal (CVA), jika
diperkusi sedikit sudaha terasa sakit, tidak perlu dilakukan pemerisaakn nyeri
ketok CVA
 Pemeriksaan nyeri ketok CVA : Memberikan ketokan pada sudut
kostovertebra (yaitu sudut yang dibentuk oleh kosta terakhir dengan tulang
vertebra). Tangan kiri sebagai bantalan untuk meredam ketokan, tangan kanan
sebagai pengetok
 Interpretasi :Pembesaran ginjal karena hidronefrosis atau tumor ginjal,
mungkin terasa nyeri pada perkusi.

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 12


 Auskultasi
 Bruits pada stenosis arteri renalis

Pemeriksaan Buli
Pemeriksaan suprapubis
 Inspeksi
 Normal : Kosong atau volume < 150cc  tidak teraba/ terlihat
 Lihat penonjolan bulat (buldging) antara symphisis pubis dan umbilicus 
retensi urin
 Benjolan tidak teratur  tumor buli-buli
 Palpasi
 Dari cranial ke caudal
 Nyeri tekan suprapubis : cystitis
 Tumor buli, uterus, ovarium yang besar teraba massa di suprapubis
 Perkusi
 Perkusi dari atas (epigastrium) sampai bawah (suprapubis) di linea mediana
 Buli –buli kosong : tidak bisa diidentfikasi dengan perkusi, terisi urin : redup
 Pekak (dullness) di suprapubic : isi buli-buli > 150 cc / kista ovarium pada
wanita

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 13


SKILL LAB 3: PEMERIKSAAN FISIK NEFROUROGENITAL (BEDAH)

3. Memperkenalkan diri, menyatakan tujuan


Introduction
Selamat pagi bpk/ibu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas dipoliknik
pagi hari ini
Identification
Tanya nama, alamat, umur, dan pekerjaan . Kalau misalnya di meja sudah ada
skenario dengan informasi identitas langsung tanya dengan crosscheck aja :
“Benar dengan bapak ____, Umur ___,Tinggal di____?”
Inform consent
Disini saya akan melakukan pemeriksaan fisik tujuannya untuk membantu dalam
penegakkan diagnosis. Nanti saya akan meminta Bapak melepas pakaiannya dan
mungkin akan Bapak akan merasa sedikit tidak nyaman Pak. Apakah bapak
bersedia?
Sanitation
Cuci tangan sebelum melakukan prosedur dan pakai alat pelindung diri
(handscoen)
Posisikan pasien
Bapak silahkan berbaring ya.Mohon maaf Pak pakaian dan celananya tolong
dibuka ya. Kemudian kedua lututnya ditekuk ya Pak.

4. Melakukan Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Ginjal
a. Inspeksi : Adakah tampak massa, atau tanda-tanda inflamasi berupa bengkak
dan kemerahan pada daerah abdomen dan pinggang.
Interpretasi :Adanya pembesaran pada daerah pinggang atau abdomen sebelah
atas mungkin karena hidronefrosis atau tumor pada daerah retroperitoneum.

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 14


b. Palpasi :Palpasi ginjal dilakukan secara bimanual yaitu dengan memakai dua
tangan. Tangan kiri diletakkan di sudut kosto-vertebra untuk mengangkat ginjal
ke atas sedangkan tangan kanan meraba ginjal dari depan
Interpretasi : Ballotement (-)  Normal. Ballotement (+)  Pembesaran ginjal

c. Perkusi :atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan


pada sudut kostovertebra (yaitu sudut yang dibentuk oleh kosta terakhir dengan
tulang vertebra).
Interpretasi :Pembesaran ginjal karena hidronefrosis atau tumor ginjal, mungkin
terasa nyeri pada perkusi.

Pemeriksaan Buli- buli ;


a. Inspeksi: diperhatikan adanya benjolan/massa atau jaringan parut bekas
irisan/operasi di suprapubis.
Interpretasi: Massa di daerah suprapubis mungkin merupakan tumor ganas buli-
buli atau karena buli-buli yang terisi penuh dari suatu retensi urine.
b. Palpasi: Melakukan perabaan pada daerah suprapubik. Nilai adanya nyeri tekan
atau tidak
c. Perkusi: Lakukan perkusi dari superior ke inferior linea mediana. Apabila
terjadi perubahan suara dari timfani menjadi redup didaerah suprapubik dapat

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 15


diinterpretasikan sebagai buli-buli yang terisi urin.

Pemeriksaan Genitalia Eksterna;


a. Inspeksi: Perhatikan genitalia eksterna apabila terdapat kelainan pada
penis/uretra :mikropenis, makropenis, hipospadia, kordae, epispadia, stenosis
pada meatus uretra eksterna, fimosis/parafimosis, fistel uretro-kutan, dan
ulkus/tumor penis.
Lihat apakah ada pembesaran pada skrotum.
b. Palpasi : Lakukan perabaan secara gentle pada corpus spongiosum untuk
menilai adanya tumor, batu, maupun striktur uretra anterior. Lakukan perabaan
pada skrotum untuk meraba testis. Nilai konsistensinya, apabila teraba kenyal
bisa normal, hernia, atau hidrokel. Apabila teraba keras umumnya tumor.
c. Tes transiluminasi / diafanoskopi : pada ruangan yang gelap, skrotum yang
mengalami pembesaran disinari dengan cahaya. Apabila cahaya diteruskan
(tembus) maka tes transiluminasi + ditemukan pada kondisi hidrokel. Apabila
cahaya tidak diteruskan maka tes transiluminasi – ditemukan pada kondisi
hernia dan tumor.

Pemeriksaan Rectal Toucher;


a. Posisikan pasien pada posisi terlentang (litotomi)
1. Pasanghandschone.
2. Oleskan jelly (lubrikan/vaselin) pada jari telunjuk tangan kanan,
3. Letakkan palmar ujung jari di daerah perineum kemudian digerakkan
menuju orificium ani.
4. Lalu bilang pada pasien kita akan memasukkan jaritangan. “Kita mulai
yapak!”

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 16


5. Masukkan satu ruas jari telunjuk kanan, biasanya akan terjadi tahanan oleh
pasien. Nilai tonus sphincter ani.
6. Selanjutnya lakukan penilaian refleks bulbo-kavernosus dengan cara
merasakan adanya refleks jepitan pada sfingter ani pada jari akibat
rangsangan sakit yang kita berikan pada glans penis atau klitoris.
7. Masukkan keseluruhan jari. Raba bagian anterior untuk menilai kelenjar
prostat. menilai keadaan prostat : besar prostat lekukannya teraba tidak,
konsistensi, nyeri tekan, nodul, dan permukaan.
8. Kemudian putar jari 360o dan nilai juga Mukosa (licin atau tidak), atau
adanya massa atau tidak.
9. Setelah selesai, keluarkan jari telunjuk dari anus. Lihat apakah terdapat
feses (warnanya), darah, atau nanah yang ikutkeluar.
10. Minta pasien untuk membenarkan posisi dan katakan bahwa pemeriksaan
telahselesai.
11. Buang sampah (handschone) padatempatnya.
12. CuciTangan.

3. Penutup
Baiklah pak pemeriksaan hari ini sudah selesai.Dari hasil pemeriksaan
didapatkan hasil pemeriksaan ginjal xxx, buli-buli xxx, genitalia eksterna xxx, dan
RT prostat xxx.Apakah ada yang ingin ditanyakan?

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 17


SKILL LAB 4 : PEMASANGAN KATETER DAN PUNGSI SUPRAPUBIK (BEDAH)

Pemasangan kateter

Indikasi :

- Retensi urin
- Pra- operatif (relatif)

Kontra indikasi :

- Ruptur urehtra (bloody discharge)


- Uretritis
- Striktur uretra

STEPS

1. Introduction, informed consent


2. What to prepare :
 Spuit 10 cc
 Aqua for injection untuk mengisi balon kateter (udara juga bisa)
 Duk steril
 Jelly steril yang dicampur obat anastesi local (Lidokain)
 Povidone iodine 10%
 Kasa steril
 Plester
 Hanscoen
 Kateter foley no 16 Fr (french)
 Urinal bag
3. Start procedure
 Posisikan pasien berbaring
 Dokter berdiri di samping pasien
 Cuci tangan, pakai hanscoon
 Disinfeksi glans dan corpus penis dengan cara memutar keluar sampai ke
pangkal paha dengan povidone iodine 10%
 Pasang duk sterile untuk mempersempit lapangan tindakan
 Anastesi topikal dengan jelly sterile, masukkan perlahan kedalam urehtra
menggunakan spuit 5 cc dan tekan glans penis sekitar 5 menit agar obat tidak
mengalir keluar dan dapat bekerja

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 18


Pegang kateter seperti memegang pensil, suruh pasien relax dan beritahu akan
memulai tindakan. Masukkan kateter 16fr secara perlahan melalui meatus
urethra , dorong dengan gentle
 Bila terasa suatu tahanan atau hambatan, minta pasien untuk menarik napas,
lalu perlahan masukkan kembali kateter. Pada penderita pria, kateter
dimasukkan dengan halus sampai mentok di bagian percabangan kateter dan
tidak berbalik pada waktu dilepas
 Kembangkan balon dengan spuit berisi aquades 10ml. Pada wanita, balon
dapat dikembangkan setelah separuh kateter masuk kedalam urethra
 Setelah balon dikembangkan, tari kateter perlahan sampai balon tertahan pada
leher buli-buli
 Bila diputuskan untuk menetap, kateter dihubungkan dengan kantong
penampung steril dan dipertahankan sebagai sistem tertutup
 Fiksasi kateter dengan plester pada kulit paha proximal atas daerah inguinal
dengan cara tempel plester mengitari selang kateter terlebih dahulu dan
usahakan agar penis mengarah ke lateral, hal ini untuk mencegah nekrosis
akibat tekanan pada bagian bawah ventral uretra di daerah penoskrotal
 Perhatikan urine : jernih, keruh , merah, catat volume total
4. Perawatan pasca kateterisasi
 Lakukan pergantian kateter lateks tiap 2 minggu atau silikon tiap 6-8 minggu
 Ketika hendak melakukan penggantian kateter, kempiskan terlebiih dahulu
balon dengan cara mengisap aquades menggunakan spuit lalu tarik keluar
kateter
 Membersihkan ujung uretra dari sekret dan darahn yang mengering agar
pengaliran sekret uretra tetap terjamin
 Mengusahakan agar kantong penampung urin tidak melampaui ketinggian
buli-buli agar urin tidak kembali masuk kedalam
5. Edukasi
 Jelaskan cara mengosongkan kantong
 Kantong urine selalu lebih rendah dari buli-buli
 Closed drainage system
 Harus banyak minum
 Apa penyakitnya, perlu periksa apa lagi
 Kapan kontrol

Penyulit kateterisasi :

 Lesi Mukosa
 False route

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 19


 Hematuria
 Uninhibitory Detrusor contraction
 Infeksi
 Bakteriuria Persisten
 Urethritis, Abccess, Fistel
 Batu Buli-buli
 Kateter tidak bisa dilepas

Kateterisasi gagal ?

PUNGSI SUPRAPUBIC

Pungsi Suprapubik

Indikasi :

- Retentio urin dimana kateterisasi gagal (striktur uretra, batu uretra) dan kontraindikasi
kateterisasi (ruptur uretra)
- Pengambilan sample urine

Kontra indikasi:

- Fraktur pelvis dengan retensi urin dan hematome luas suprapubis


- Pernah operasi pada tempat pemasangan kateter

Syarat :

- Buli-buli jelas penuh dan palpable


- Tidak ada sikatrik bekas operasi didaerah abdomen bawah
- Tidak dicurigai adanya perivesikal hematom, seperti pada fraktur pelvis

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 20


STEP

1. Informed consent
2. Cuci tangan, memakai handscoon
3. Posisikan pasien berbaring telentang
4. Mencari lokasi untuk aspirasi suprapubik – di linea mediana tepat diatas simfisis
pubis (sekitar 1-2 dari simfisis pubis kearah umbilicus)
5. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik
6. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril
7. Masukkan jarum spuit 10/20 cc atau cateter intravena secara tegak lurus pada titik
yang sudah ditentukan
8. Keluarkan urin dengan menyedot spuit dan urin dibuang dengan cara melepaskan
badan spuit dari jarum (jarum masih pada posisinya)
9. Bila diperlukan pemasangan menetap, maka gunakan canula intravena sebagai
penggangti spuit, dan hubungkan dengan selang yang terhubung dengan urine bag
10. Fiksasi canula kateter secara tegak lurus pada supra simfisis

Komplikasi :

- Trauma pada organ intra abdomen (usus halus)

Perawatan pasca bedah :

- Minum banyak untuk menjamin diuresis


- Mengusahakan kantong urin tidak melampaui ketinggian buli-buli agar urin tidak
mengalir kembali kedalamnya

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 21


SKILL LAB 5 : PENGENALAN KLINIS PENYAKIT GINJAL (HEMODIALISA DAN
CAPD)

1. Memperkenalkan diri, menyatakan tujuan


Introduction
Selamat pagi bpk/ibu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas di poliklinik pagi
hari ini.
Identification
Tanya nama, alamat, umur, dan pekerjaan . Kalau misalnya di meja sudah ada skenario
dengan informasi identitas langsung tanya dengan crosscheck aja :
”Benar dengan bapak ____, Umur ___,Tinggal di____?”
Inform consent
“Sebelumnya saya ingin mewawancara bapak/ ibu untuk mengetahui keluhan
bapak/ibu, apakah ibu bersedia?”

Anamnesis
 Keluhan utama ?
Sesak nafas/ tungkai bengkak/ gangguan BAK/ sakit pinggang/ gatal-gatal
 Sejak kapan ?
 Kalau sesak pas lagi gimana ?
 Kalau tidak sesak gimana ?
 Apakah diperberat dengan aktivitas ?
 Apakah sering gatal-gatal ?
 Apakah BAK lancar ?
 Apakah malam hari sering BAK ?
 Apakah BAK berbuih/ berwarna merah ?
 Apakah sering lemas/ mudah lelah / pusing ?
 Apakah sering haus?
 Sudah pernah berobat sebelumnya ? obat yang diminum apa?
 Riwayat penyakit dahulu ? (DM, Hipertensi)

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 22


 Kebiasaan ? (Merokok, makanan tidak sehat)
 Riwayat penyakit keluarga ? (penyakit yang sama/ DM/ hipertensi)

Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Tampak sakit ringan/ sedang/ berat
2. Sensorium
CM/ Apatis /Delirium/ Sophor/ Coma
3. Vital sign
 Pulse rate
 RR
 BP
 Temp
4. Kepala
Inspeksi
 Rambut apakah mudah dicabut/ kusam
 Mata sklera ikterik/ palpebra anemis
 Pupil isokhor/ tidak?
 Hidung ada sekret / tidak?
 Perhatikan keadaan kulit ada abses/ bekas luka/ perubahan warna kulit atau
tidak
Palpasi
 Leher ada pembesaran KGB / tidak
Auskultasi
 Bruits pada leher
Pemeriksaan JVP normal/ tidak
5. Thorax
Inspeksi
 Apakah ada spider naevi
 Apakah ada deformitas dan kelainan bentuk tulang belakang

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 23


 Apakah ada barrel chest/ pectus ekskavatum/ pectus karinatum
 Keadaan statis dan dinamis pergerakan thoraks simetris / ada yang tertinggal
Palpasi
 Stem fremitus normal/ meningkat/ menurun
Perkusi
 Sonor/ hiper sonor /redup
 Batas paru hepar
 Batas –batas jantung
Auskultasi
 Bunyi nafas pokok (vesikuler) dan nafas tambahan (ronki, rales,mengi,..)
6. Jantung
Inspeksi
 Ictus cordis
Palpasi
 Ictus cordis teraba / tidak
Perkusi
 Batas jantung kiri, pinggang dan kanan. Cardiomegally/ tidak
Auskultasi
 Bunyi jantnug normal I dan II
 Murmur / gallop ada atau tidak
7. Abdomen
Inspeksi
 Venektasi?
 Kontur abdomen cembung/cekung?
 Pembesaran KGB inguinal ?
 Pembesaran regio lumbal / suprapubic ?
Auskultasi
 Bising usus normal?
Palpasi
 Palpasi setiap regio abdomen

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 24


 Apakah ada nyeri tekan ?
 Nyeri tekan McBurney ?
 Teraba pembesaran hepar, lien, ginjal (bimanual) ?
 Buldging (pada retensi urin) ?
Perkusi
 Perkusi nyeri ketok CVA, pertama perkusi biasa dulu di daerah CVA jika
sudah nyeri tidak perlu lakukan nyeri ketok CVA
 Undulasi dan shifting dullnes
 Perkusi regio epigastric ke hypogastric (Suprapubis) , retensi urin bunyi
timpani menjadi redup
Tentukan diagnosis sementara
Untuk lebih meyakinkan dalam mendiagnosis GGK maka perlu dilihat kadar kreatinin dan
ureum / dengan mennghitung GFR
LFG (GFR) = (140-umur) x BB(kg) : (73 x kreatinin serum (mg/dL)
Untuk wanita, hasil dikalikan 0,85

Penutup
Baik, sekian pemeriksaan saya pak. Terimakasih ya pak, Semoga lekas sembuh

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 25


SKILL LAB 6 : DORSUMSISI

Indikasi

1. Phymosis : gangguan dimana preputium tidak dapat ditarik melewati glans penis,
dikarenakan congenital (bawaan) atau infeksi. Adanya fibrosis (pengerasan) pada
preputium, bisa mengakibatkan obstruksi (sumbatan) urin.
2. Paraphymosis : gangguan dimana preputium tidak dapat ditarik kembali ke posisi
normal. Paraphymosis dapat menyebabkan oedema bahkan gangren.
3. Condyloma Accuminata (veneral wart) : tumor jinak jaringan epiel, akibat infeksi
human papiloma virus (HPV) tipe tertentu

Kontra indikasi

1. Epispadia : suatu kelainan bawaan dimana ostium urethra (lubang kencing) terdapat
pada bagian dorsal (punggung/ belakang) batang penis sehingga urin akan terpancar
ke atas.
2. Hypospadia : kelainan bawaan dimana ostium urethra terdapat di bagian venral
(ventral/ depan).
3. Kelainan hemostasis : adanya gangguan pembekuan darah, dapat dikarenakan
hemofilia, trombositopenia, aplastik anemia, defisiensi Vit. K.
4. Infeksi pada penis

Persiapan pra- operasi

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Informed consent

Melakukan tindakan Dorsumsisi

 What to prepare:
- Sirkumsisi set

- Spuit 3 cc

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 26


- Jarum jahit jaringan

- Duk steril

- Obat anestesi lokal (lidokain, prokain, bupivakain) yang tidak dicampur adrenalin

- Povidon iodine

- Kasa steril

- Plester

- Handscoon

 Procedure of examination
a. Persiapan Pra Operasi
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
 Informed consent
b. Melakukan Sirkumsisi
 Penderita diatur dalam posiis terlentang

 Tindakan aseptis
Untuk tindakan aseptis digunakan povidon iodine. Cara melakukannya
adalah usapkan kasa yang telah dilumuri povidon iodine di atas permukaan
yang akan diinsisi atau dioperasi dengan gerakkan melingkar dari dalam
keluar dengan sekali gerakan dan jangan diulang-ulang. Pengusapannya
dilakukan dari bagian distal atas glans penis lalu hingga ke arah proksimal,
kemudian ganti kasa dan usapkan di area muara uretra penis. Lapangan
pembedahan dipersempit dengan duk steril

 Tindakan anestesi
Untuk tindakan anestesi yang digunakan adalah lidokain 2%. Pada dasarnya
terdapat 2 teknik untuk melakukan tindakan anestesi yaitu teknik infiltratif
dan teknik blok. Untuk teknik blok, lidokain 2% disuntikkan pada arah jam
12 hingga ke fascia buck sebanyak 0,5-1 cc. Selanjutnya dilanjutkan dengan

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 27


teknik infiltratif, suntikkan lidokain 2% ke dalam sub kutan pada arah jam 6
sebanyak 0,5 cc dan bisa ditambahkan pada arah jam 3 dan 9. Untuk teknik
infiltratif, penyuntikkan juga dapat dilakukan pada arah jam 1,5 7 dan 11,
setiap posisi disuntikkan sebanyak 0,5 cc

 Diseksi (pembebasan perlengketan preputium pada glans penis)


Preputium (kulup) dibuka secara manual hingga ke corona glandis
dengan menggunakan tangan ataupun klem arteri dan kassa kering.

 Pembersihan smegma
Setelah preputium dibuka, bersihkan smegma dengan menggunakan kassa
atau kalau sulit, gunakan pinset

 Insisi (pemotongan)
- Setelah preputium dibuka dan membersihkan smegma, kembalikan
preputium ke posisi semulanya

- Klem preputium ke arah jam 11, 1 dan 6

- Gunting preputium pada arah jam 12 sampai ke corona glandis

- Guntingkan juga preputium pada arah jam 6 sampai ke corona glandis

- Lanjutkan guntingan secara melingkar dari arah jam 12 yang telah


terpotong tadi hingga ke arah jam 6 secara merata dan jangan bergerigi

- Observasi bila terdapat perdarahan, dan bila memang ada segera klem
arteri atau venanya lalu ligasi dengan jahitan melingkar

- Lakukan penjahitan antara mukosa dan kulit pada posisi jam 6

- Lanjutkan penjahitan antara mukosa dan kulit berturut-turut pada


posisi jam 12, 3 dan 9. Bila memang perlu, jahitan dapat ditambahkan.

- Kontrol luka dan jahitannya lalu oleskan antibiotik di sekililing luka


jahitan

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 28


- Balut luka dengan kasa steril

- Buka duk dan handscoon serta rapikan alat

- Berikan edukasi kepada pasien

c. Penanganan Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul bisa berupa hematom (berkumpulnya darah di


mukosa akibat rupturnya pembuluh darah sehingga menimbulkan tonjolan),
edema (berkumpulnya cairan di ekstravaskular akibat pemberian anestesi
yang terlalu banyak), luka pada glans penis serta perdarahan pasca operasi.

d. Perawatan pasca bedah


- pelepasan perban di hari kedua. Atau bila terkena urine, segera diganti atau
dilepas
- pemberian salep antibiotika
- memakai celana longgar setelah hari ke 3

e. Follow Up dan Rehabilitasi

DOUDERLIN Academic And Research AMSA UNSRI Page 29

Anda mungkin juga menyukai