Anda di halaman 1dari 7

Nama : Novita Yesha P.

NIM : 25000120140349
Kelas : E

Epidemiologi Tidak Menular


Resume TM 7

PENYAKIT GINJAL KRONIK

A. Pengertian Penyakit Ginjal Kronik


Gagal Ginjal Kronik adalah penyakit dengan kondisi dimana ginjal kehilangan
kemampuan untuk menyaring cairan dan sisa-sisa makanan. Ketika terjadi, kadar racun dan
cairan berbahaya akan terkumpul di dalam tubuh dan dapat berakibat fatal jika tidak diobati.
Penyakit disebabkan oleh adanya kerusakan pada ginjal, terjadinya kesulitan buang air kecil,
hilangnya aliran darah secara tiba-tiba, dan lainnya.

 Terjadinya penurunan fungsi ginjal dalam beberapa bulan/tahun, dapat dilakukan


hemodialisis (cuci darah) atau transplantasi.

B. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik

Gagal Ginjal Kronis bisa dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Gangguan fungsi ginjal: 51% - 80% dari fungsi ginjal normal
2. Gagal ginjal : hanya 25% - 50% dari fungsi ginjal
3. Gagal ginjal berat: hanya 15% - 25% dari fungsi ginjal
4. Gagal ginjal stadium akhir: kurang dari 10-15% dari fungsi ginjal

Klasifikasi dari Ginjal Kronik yang didasarkan pada tingkat Glomerulo Filtration Rate

(GFR) yang tersisa, sebagai berikut

1. Penurunan cadangan ginjal, terjadi apabila GFR turun 50% dari normal.
2. Insufisiensi ginjal, yang terjadi apabila GFR turun menjadi 20—35% dari normal.
Nefron tersisa sangat rentan mengalami kerusakan karena beratnya beban yang diterima.
3. Gagal ginjal, terjadi apabila GFR <20% normal. Semakin banyak nefron yang mati.
4. Penyakit ginjal stadium-akhir, terjadi apabila GFR <5% dari normal. Hanya sedikit
nefron fungsional yang tersisa. Di seluruh ginjal ditemukan jaringan parut dan atrofi
tubulus.

C. Signifikansi Penyakit Ginjal Kronik


Setiap tahunnya insiden penyakit gagal ginjal kronik selalu meningkat. Pada akhir tahun
2004, angka kejadian gagal ginjal di seluruh dunia meningkat mencapai jumlah 1.371.000
pasien sehingga menyebabkan kenaikan jumlah pasien yang melakukan hemodialisis. Di
Amerika Serikat, insiden penyakit gagal ginjal kronik terjadi 268 kasus baru per satu juta
populasi tiap tahun. Di Malaysia diperkirakan terdapat 1800 kasus baru pertahun. Pada
negara berkembang, insiden diperkirakan sekitar 40—60 kasus perjuta penduduk pertahun.

D. Insiden penyakit gagal


ginjal kronik meningkat
setiap tahunnya.
Meningkatnya jumlah
E. pasien dengan gagal
ginjal kronik menyebabkan
kenaikan jumlah pasien
yang menjalani
F. hemodialisis. Pada akhir
tahun 2004 angka kejadian
gagal ginjal diseluruh dunia
meningkat
D. Patofisiologi Penyakit Ginjal Kronik

Pada awal bergantung dengan penyakit yang mendasarinya, proses selanjutnya akan
sama. Mekanisme dasar terjadinya Ginjal Kronik ialah terjadinya cedera jaringan. Cedera
sebagian jaringan ginjal akan menyebabkan pengurangan massa, kemudian mengakibatkan
proses adaptasi berupa hipertrofi pada jaringan ginjal normal yang masih tersisa dan
hiperfiltrasi.

Namun proses adaptasi tersebut hanya berlangsung sementara, kemudian akan berubah
menjadi suatu proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Pada stadium
dini PGK, terjadi kehilangan daya cadang ginjal, pada keadaan dimana basal laju filtrasi
glomerulus (LFG) masih normal atau malah meningkat. Secara perlahan tapi pasti akan
terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif.

E. Kelompok Risiko Tinggi Penyakit Ginjal Kronik


Kelompok dengan risiko tinggi penyakit ginjal antara lain:
1. Kelompok usia >50 tahun
2. Adanya penyakit Diabetes
3. Perokok aktif
4. Obesitas, ginjal akan jauh lebih bekerja dalam menyaring darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolik karena peningkatan berat badan.
5. Memiliki Riwayat keluarga menderita penyakit ginjal
F. Distribusi geografis Penyakit Ginjal Kronik

Distribusi terkait Penyakit Ginjal Kronik berdasarkan daerah di Bali. Dilakukan pada
tiga daerah berdasar ketinggian, yaitu dataran tinggi, daerah urban kota, dan daerah pantai.
Kemudian didapatkan bahwasanya, variasi prevalensi PGK daerah dari hampir 70% di
daerah dataran tinggi, sekitar 60% di daerah urban dan lebih dari 40% di daerah pantai pulau
terpencil.

G. Trend Waktu terjadinya Penyakit Ginjal Kronik


Berdasarkan data dari CNN Indonesia, penyakit ginjal kronik menempati posisi ke-2 setelah
penyakit jantung sebagai kasus terbanyak di Indonesia, diambil dari data kurun waktu 2014
—2015. Penduduk yang terkena penyakit ginjal kronik kebanyakan pada usia produktif.
Juga berdasarkan data 7th Report of Indonesian Renal Registry pada 2014, menunjukkan 56
persen penderita penyakit ginjal adalah penduduk usia produktif, yakni di bawah usia 55
tahun.

H. Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik


Adanya penyakit tertentu dapat menyebabkan penyakit gagal ginjal semakin rentan, berikut
penyakit berisiko:
1. Diabetes Melitus (Kencing Manis)
2. Glomerulonefritis (kondisi di mana struktur kecil di dalam ginjal, glomeruli, meradang),
termasuk lupus nefritis (radang ginjal yang disebabkan oleh Lupus Eritematosus
Sistemik, penyakit dari sistem kekebalan tubuh).
3. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
4.  Riwayat penyakit ginjal pada keluarga (penyakit ginjal herediter)

I. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Ginjal Kronik


Berikut pencegahan dari penyakit ginjal kronik:
1. Jangan menyalahgunakan obat-obatan, misal obat penghilang rasa sakit untuk rematik
dan antibiotik.
2. Cegah komplikasi dari penyakit awal, misalnya diabetes melitus, hipertensi, dll. Kadar
gula darah dan tekanan darah harus dikendalikan dengan baik.
3. Perbaiki penyebab obstruksi saluran kemih, misalnya buang batu ginjal dan cobalah
untuk memperbaiki penyebab awalnya.
4. Memerhatikan kebersihan pribadi untuk mencegah infeksi saluran kemih.
5. Minumlah air dalam jumlah yang cukup untuk menjaga angka keluaran urin yang baik
6. Lakukan pengobatan terhadap penyakit ginjal, misalnya nefritis, sesegera mungkin.

Ginjal kronik sebagai penyakit dengan gejala kurang jelas, Untuk itu, diperlukan
pengendalian dari penyakit tersebut, antara lain:
1. Melakukan konsultasi dengan dokter untuk dilakukan berbagai pemeriksaan, yaitu

a. Tes urine : untuk melihat adanya sel darah merah, sel darah putih, dan
protein.

b. Tes darah : untuk mengetahui fungsi ginjal

c. Sinar-X : dilakukan uji pemindaian antara lain Pemindaian Ultrasound dan


Pielogram Intravena.

d. Biopsi ginjal : untuk mengambil sampel kecil dari jaringan ginjal. Biopsi dapat
mendiagnosis radang ginjal.

2. Pengendalikan dan Pengawasan terhadap penyakit awal yang mendasari terjadinya


ginjal kronis, misalnya diabetes melitus, hipertensi, nefritis. Dengan cara sebagai
berikut:

a. Melakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan

b. Pengendalian pola makan dengan mengurangi asupan protein secara tepat

c. olahraga

d. obat-obatan untuk mengendalikan kondisi kesehatan


SOAL TM 7

1. Gagal Ginjal Kronis memiliki beberapa tahapan yang terjadi, untuk tahapan gagal ginjal berat
kondisi ginjal menurun sebanyak …
a. 10—15%
b. 15—25%
c. 25—50%
d. 50—60%
e. 51—80%

2. Pada tingkat Glomerulo Filtration Rate (GFR) yang tersisa, juga terdapat pengklasifikasian
penyakit ginjal kronik. Ketika GFR turun menjadi 20—35% dari normal termasuk
klasifikasi…

a. Penurunan cadangan ginjal

b. Insufisiensi ginjal
c. Gagal ginjal
d. Penyakit ginjal stadium-akhir
e. Gagal ginjal berat

3. Adanya adaptasi yang berlangsung sementara, kemudian akan berubah menjadi suatu proses
maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa, termasuk penjelasan ginjal kronik
bagian…
a. Definisi general
b. Signifikasi
c. Patofisiologis
d. Gejala yang terjadi
e. Dampak

4. Faktor risiko dari penyakit ginjal kronik, kecuali …


a. Diabetes Melitus
b. Glomerulonefritis
c. Hipertensi
d.  Riwayat penyakit ginjal pada keluarga.
e. Makanan manis dan gula-gulaan

5. Diperlukannya pengendalian dari penyakit ginjal kronik dengan melakukan konsultasi dengan
dokter untuk melihat adanya sel darah merah, sel darah putih, dan protein. Tes/pengujian
tersebut dinamakan…
a. Tes urine
b. Tes darah
c. Tes Sinar-X
d. Biopsi Ginjal
e. Pengujian obstruksi saluran kemih

Anda mungkin juga menyukai