Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE MATERNITAS
“PRE-EKLAMSIA PADA KEHAMILAN”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas “Stase Maternitas” yang di ampu oleh :
Mam Sapti Heru Widiarti S.Kep., Ners.,MPH

Oleh

Theofani Arta Uli Sirait


2053046

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
BANDUNG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
“PRE-EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN”

A. DEFINISI
Preeklampsia merupakan gangguan hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan
lebih dari 20 minggu yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah ≥ 140/90 MmHg disertai dengan
edema dan proteinuria (Faiqoh, 2014).
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan tingginya tekanan
darah, tingginya kadar protein dalam urine serta edema. Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan
adanya hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya
pada usia kehamilan diatas 20 minggu. Preeklampsia, sebelumya selalu didefinisikan dengan adanya
hipertensi dan proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new onset hypertension with proteinuria)
(POGI, 2016).
Pre eklampsia merupakan keadaan dimana tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg disertai dengan
protein dalam urine pada usia kehamilan diatas 20 minggu, pada wanita yang tidak memiliki riwayat
hipertensi sebelumnya. Tidak semua kasus pre eklampsia ditemukan bersamaan dengan gejala edema,
sehingga diagnosa pre eklampsia ditentukan dari peningkatan tekanan darah dan hasil pemeriksaan
protein urine (Alladin, 2012).
Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria pada umur kehamilan lebih
dari 20 minggu atau segera setelah persalinan dan gangguan multisistem pada kehamilan yang
dikarakteristikkan disfungsi endotelial, peningkatan tekanan darah karena vasokonstriksi, proteinuria
akibat kegagalan glomerolus, dan udema akibat peningkatan permeabilitas vaskuler (Fauziyah, 2012).
Pre eklampsia atau toksemia preeklantik (pre eclamtic toxaemia, PET) adalah penyebab utama
mortalitas dan morbiditas ibu dan janin. Pre eklampsia dapat timbul pada masa antenatal, intrapartum,
dan postnatal. Pre eklampsia dapat terjadi dengan tanda-tanda hipertensi dan proteinuria yang baru
muncul di trimester kedua kehamilan yang selalu pulih di periode postnatal (Robson, 2012).

B. KLASIFIKASI
Klasifikasi Menurut (Sukarni, 2017) dalam bukunya menjelaskan hipertensi dalam kehamilan dibagi
menjadi 2 golongan yaitu :
 Preeklampsia Ringan
Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan posisi
pengukuran tekanan darah pada ibu baik duduk maupun telentang. Protein Uria 0,3 gr/lt atau +1/+2.
Edema pada ekstermitas dan muka serta diikuti kenaikan berat badan > 1 Kg/per minggu.
 Preeklampsia Berat
Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih. Protein Uria 5 gr/lt
atau lebih, terdapat oliguria (Jumlah urine kuran dari 500 cc per 2 jam) serta adanya edema pada paru
serta cyanosis. Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan rasa nyeri pada epigastrium.

C. ETIOLOGI
Sampai dengan saat ini penyebab utama preeklampsia masih belum diketahui secara pasti. Beberapa
ahli percaya bahwa preeklampsia diawali dengan adanya kelainan pada plasenta, yaitu organ yang
berfungsi menerima suplai darah dan nutrisi bagi bayi selama masih di dalam kandungan.
Teori lain menjelaskan preeklampsia sering terjadi pada Primigravida, Kehamilan Post Matur /Post
Term serta Kehamian Ganda. Berdasarkan teori teori tersebut preeklampsia sering juga disebut“ Deseases
Of Theory”. Beberapa landasan teori yang dapat dikemukakan diantaranya adalah (Nuraini, 2011) :
1) Teori Genetik
Berdasarkan pada teori ini preeklampsia merupakan penyakit yang dapat diturunkan atau bersifat
heriditer, faktor genetik menunjukkan kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsi pada
anak-anak dari ibu yang menderita preeklampsia, serta peran Renin-AngiotensinAldosteron-System
(RAAS) dimana enzim renin merupakan enzim yang dihasilkan oleh ginjal dan berfungsi untuk
meningkatkan tekanan darah bekerja sama dengan hormon aldosteron dan angiotensin lalu
membentuk sistem.
2) Teori Immunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan jarang timbul pada kehamilan berikutnya.
Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap
antigen plasenta tidak sempurna.
3) Teori Prostasiklin & Tromboksan
Pada preeklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga terjadi penurunan produksi
prostasiklin yang pada kehamilan normal meningkat, aktifitas penggumpalan dan fibrinolisis, yang
kemudian akan diganti trombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin mentebabkan
pelepasan tromboksan dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.

Menurut Marianti (2017) selain Primigravida, Kehamilan Ganda serta Riwayat Preeklampsia,
beberapa faktor lainnya yang bisa meningkatkan resiko preeklampsia antara lain adalah :
1) Malnutrisi Berat.
2) Riwayat penyakit seperti : Diabetes Mellitus, Lupus, Hypertensi dan Penyakit Ginjal.
3) Jarak kehamilan yang cukup jauh dari kehamilan pertama.
4) Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
5) Obesitas.
6) Riwayat keluarga dengan preeclampsia.

D. FAKTOR PREDISPOSISI
Menurut Anonim (2011) faktor predisposisi karena preeklampsia di bagi menjadi 5 yaitu :
1) Diabetes Melitus
Diabetes Melitus yang dianggap merupakan predisposisi pada preeklampsi ringan, yang angka
kejadiannya kemungkinan patofisiologinya bukan karena preeklampsi murni, melainkan di sertai
kelainan ginjal/vaskular primer akibat diabetesnya, dimana pada penyakit diabetes melitus yang
di temukan adalah kelainan anatomi dan metabolic pada prediabetic dan timbul bila ada tekanan
(stress) seperti adanya kehamilan.
2) Kehamilan Ganda
Pada kehamilan ganda frekuensi preeklamsi lebih sering karena uterus yang membesar ibu
mengeluh sesak nafas, sering miksi, serta terdapat edema dan varises pada tungkai dan vulva,
serta proteinuria dan hipertensi gravidarum lebih tinggi pada kehamilan kembar.
3) Obesitas
Timbulnya edema didahului oleh pertambahan berat badan yang berlebihan/obesitas. Edema itu
terjadi karena adanya penumpukan cairan secara umum dan berlebihan di jaringan tubuh. Edema
dapat menyebabkan kenaikan berat badan tubuh pertambahan berat 0,5kg pada seseorang yang
hamil dianggap normal edema sudah pasti obesitas, namun obesitas belum pasti edema.
meskipun keduanya punya ciri-ciri yang sama, yaitu pertambahan berat badan namun pada
obesitas tidak terjadi penimbunan air yang berlebihan pada ruangan interstitial.
4) Umur diatas 35 tahun
Umur diatas 35 tahun merupakan faktor predisposisi preeklampsi ringan, karena pada wanita
hamil yang berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.
5) Riwayat Hipertensi
Dasar penyebab preeklamsi adalah gangguan fungsi endotel pembuluh darah (sel pelapis dalam
pembuluh darah) yang menimbulkan vasospasme lumen pembuluh darah mengecil/menciut
(Anonim, 2011).

E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Bobak (2004) :
1) Pre Eklampsia ringan
a. Bila tekanan sistolik > 140 mmHg kenaikan 30 mmHg di atas tekanan biasa, tekanan
diastolic 90 mmHg , kenaikan 14 mmHg di atas tekanan biasa, tekanna darah yang meninggi
ini sekurangnya diukur 2x dengan jarak 6 jam .
b. Proteinuria sebesar 300 mg/dl dalam 25 jam atau > 1 gr/l secara random denan memakai
contoh urin siang hari yang dikumpulkan pada dua waktu dengan jarak enam jam karena
kehilangan protein adalah bervariasi.
c. Edema dependent, bengkak dimata, wajah, jari, bunyi pulmoner tidak terdengar. Edema
timbul dengan didahului penambahan berat badan ½ kg dalam seminggu atau lebih.
Tambahan berat badan yang banyak ini disebabkan retensi air dalam jaringan dan kemudian
baru edema Nampak, edema ini tidak hilang dengan istirahat.
2) Pre eklampsia berat
a. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolic > 110 mmHg pada dua kali pemeriksaan
yang setidaknya berjarak 6 jam dengan ibu posisi tirah baring.
b. Proteinuria ≥ 5 gr dalam urin 24 jam atau lebih dari + 3 pada pemeriksaan diagnostic
setidaknya pada dua kali pemeriksaan acak menggunakan contoh urin yang diperoleh cara
bersih dan berjarak setidaknya 4 jam .
c. Oliguria < 400 mL dalam 24 jam
d. Gangguan otak atau gangguan penglihatan
e. Nyeri ulu hati
f. Edema paru atau sianosis
F. PATOFISIOLOGI
Factor Resiko : Primigravida,
molahidatidosa, riwayat hipertensi

Penatalaksanaan: Tindakan Preeklamsi Tidak mendapat informasi adekuat


Sectio caesarea
Spasme pembuluh darah Kurang pengetahuan

Suplai darah ke plasenta

Perfusi uteroplasenta

Maladaptasi uterus Hipoksia plasenta Prostaglandin plasenta

Iskemia Gangguan pertumbuhan Suplai O2 dan nutrisi


plasenta janin
Pelepasan Pelepasan renin
tropoblastik TUGR
Mengaktifkan
Endotheliosis Endoteliosis angiotensin I-II Lahir premature Resiko tinggi cidera
glomerulus janin
Perdarahan Menghasilkan aldosterone
Proteinuria
Retensi Na dan Air Volume darah Hipertensi
Perpindahan cairan ke ruang interstitial

Edema Penurunan volume


dalam pembuluh darah Kelelahan

Gangguan perfusi jaringan

Sumber: Lily Yulaikha (2009)


G. KOMPLIKASI
Komplikasi Komplikasi yang terberat dari preeklampsia adalah kematian ibu dan janin, namun beberapa komplikasi yang dapat
terjadi baik pada ibu maupun janin adalah sebagai berikut (Marianti, 2017) :
1. Bagi Ibu
a. Sindrom HELLP (Haemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet count) adalah sindrom rusaknya sel darah merah, meningkatnya
enzim liver, dan rendahnya jumlah trombosit.
b. Eklampsia, preeklampsia bisa berkembang menjadi eklampsia yang ditandai dengan kejang-kejang.
c. Penyakit kardiovaskular, risiko terkena penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung dan pembuluh darah akan meningkat jika
mempunyai riwayat preeklampsia.
d. Kegagalan organ, preeklampsia bisa menyebabkan disfungsi beberapa organ seperti, paru, ginjal, dan hati.
e. Gangguan pembekuan darah, komplikasi yang timbul dapat berupa perdarahan karena kurangnya protein yang diperlukan untuk
pembekuan darah, atau sebaliknya, terjadi penggumpalan darah yang menyebar karena protein tersebut terlalu aktif.
f. Solusio plasenta, lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum kelahiran dapat mengakibatkan perdarahan serius dan kerusakan
plasenta, yang akan membahayakan keselamatan wanita hamil dan janin.
g. Stroke hemoragik, kondisi ini ditandai dengan pecahnya pembuluh darah otak akibat tingginya tekanan di dalam pembuluh tersebut.
Ketika seseorang mengalami perdarahan di otak, sel-sel otak akan mengalami kerusakan karena adanya penekanan dari gumpalan darah,
dan juga karena tidak mendapatkan pasokan oksigen akibat terputusnya aliran darah, kondisi inilah yang menyebabkan kerusakan otak
atau bahkan kematian.
2. Bagi Janin
a. Prematuritas.
b. Kematian Janin.
c. Terhambatnya pertumbuhan janin.
d. Asfiksia Neonatorum.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada preeklampsia adalah sebagai berikut (Abiee, 2012) :
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah :
 Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr %)
 Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol %).
 Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 ).
b. Urinalisis
 Ditemukan protein dalam urine.
c. Pemeriksaan Fungsi hati
 Bilirubin meningkat ( N = < 1 mg/dl ).
 LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat.
 Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
 Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT ) meningkat (N= 15-45 u/ml).
 Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N = < 31 u/ml).
 Total protein serum menurun (N = 6,7-8,7 mg/dl)
d. Tes kimia darah
 Asam urat meningkat (N=2,4-2,7 mg/dl)

2. Radiologi
a) Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban
sedikit.
b) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah.

3. Elektroensefalogram ( EEG )
Untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang.

4. Pemindaian CT
Untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.

5. Magneti resonance imaging (MRI)


Menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah -daerah otak
yang itdak jelas terlihat bila menggunakan pemindaian CT.

6. Pemindaian positron emission tomography (PET)


Untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau aliran darah dalam otak.
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN PRE-EKLAMPSIA
PENGKAJIAN DATA
Pengkajian adalah pengumpulan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan (Purba, 2019).

A. ANAMNESIS
1. Data Demografi
Mengkaji identitas klien dan pasangan klien yang meliputi : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawina, Pernikahan, Lama
Pernikahan, Agama, Suku, No. Rekam Medis, Sumber Informasi dan tanggal dilakukan pengkajian.
2. Stimuli Umum
Pada tahap ini selain Alasan masuk rumah sakit, Riwayat penyakit ibu sekarang dan Riwayat penyakit yang lalu perlu dikaji, apakah ibu ada
menderita penyakit akut dan kronis. Pada riwayat penyakit keluarga hal yang perlu dikaji adalah jenis penyakit keturunan serta penyakit
penyakit menular lainnya yang pernah diderita keluarga. Selanjutnya Riwayat Obsterti dan Gynecologi ibu yang perlu dikaji adalah segala hal
yang berhubungan dengan riwayat menstruasi ibu termasuk menarche. Dilanjutkan dengan pengkajian terhadap Riwayat ANC, Status
obstetric ibu, Riwayat persalinan yang lalu, Riwayat perkawinan serta Riwayat pemakaian alat kontrasepsi.
3. First Level Assessment
a. Pengkajian fungsi fisiologis
Pengkajian berhubungan dengan struktur dan fungsi tubuh, mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi
untuk mempertahankan integritas, terdisir dari 5 kebutuhan fisiologis dasar dan 4 kebutuhan fisiologis kompleks. Kesembilan kebutuhan
fisiologis tersebut adalah : Oksigenasi, Nutrisi, Eliminasi, Aktifitas dan istirahat, Keamanan, Sensori, Cairan dan elektrolit, Fungsi
neurologis, Fungsi endokrin.
b. Pengkajian konsep diri
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi konsep diri pasien adalah dampak penyakit, perubahan akan memberi dampak pada gambaran
diri, ideal diri, moral, etik dan spiritual pasien. Pengkajian difokuskan pada bagaiman penerimaan pasien terhadap penyakit, terapi yang
dijalani, harapan pasien dan penatalaksanaan selanjutnya serta nilai yang diyakini terkait dengan penyakit dan terapinya.
c. Pengkajian fungsi peran
Fungsi peran berkaitan dengan pola-pola interaksi seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, bagaimana peran klien dalam
keluarga, adakah energy dan waktu pasien melakukan aktifitas dirumah, apakah pasien mempunyai pekerjaan tetap, bagaimanan dampak
penyakit saat ini terhadap peran klien, termasuk peran klien dalam masyarakat.
d. Pengkajian interdependensi
Pengkajian menggambarkan tentang ketergantungan atau hubungan klien dengan orang terdekat, siapakah orang yang paling bermakna
dalam kehidupannya, sikap memberi dan menerima terhadap kebutuhan dan aktifitas kemasyarakatan. Kepuasan dan kasih sayang untuk
mencapai integritas suatu hubungan serta keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Perlu juga dikaji bagaimana pasien memenuhi kebutuhan interdependensi dalam keterbatasan dan perubahan status kesehatan yang
dialami.
4. Second Level Assesment
Pada tahap ini termasuk pengkajan stimuli yang signifikan terhadap perubahan perilaku seseorang.

Berikut format pengkajian ibu hamil dengan pre-eklampsia :

1. IDENTITAS PASIEN
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan nama, umur, Pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, agama, suku, alamat,
nomer rekam medis (RM), tanggal masuk rumah sakit, (MRS), dan tanggal pengkajian, dan kaji identitas penanggung jawab atas pasien.

Nama : ……………………………………

Umur : …………………………………….

Alamat : …………………………………….

Pendidikan terakhir : ……………………………………..

Tanggal dirawat : ……………………………………..

Dokter Penanggung jawab : ……………………………………..

Nama Penanggung jawab : ……………………………………..

Diagnosa Medis : ……………………………………..

GPA : G …./ P …. / A … Usia Kehamilan:…….. minggu.

2. RIWAYAT KESEHATAN
Melakukan pengkajian keluhan utama pada pasien, keluhan yang paling dirasakan pada pasien saat dilakukan pengkajian.

 Keluhan Utama:
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal,terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguanvisus, mual
dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadigangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan
terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.

 Riwayat Penyakit yang Lalu:


Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu
mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia padakehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu denganobesitas, ibu mungkin
pernah menderita gagal ginjal kronis.

3. RIWAYAT GINEKOLOGI
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibuhamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, danmolahidatidosa
dan semakin semakin tuanya usia kehamilan (Prawirohardjo, 2013).

Usia Menarche : ………….. tahun.


HPHT : …………………………………………..
Siklus Menstruasi : …………….hari. Lama Menstruasi/ siklus: ……………hari.
Gangguan Haid : Banyaknya Darah Haid : .......x ganti pembalut/ hari.
Frekuensi : Teratur / tidak
Nyeri Haid : Ada / tidak.

4. RIWAYAT SEKSUAL
Usia Berhubungan Seksual Pertama kali: …………….. tahun.
Aktifitas Seksual : Aktif / Abstinence.
Gangguan Seksual : …………………………………………………………………..

5. RIWAYAT OBSTETRI dan KELUARGA BERENCANA


Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan riwayat menstruasi, riwayat pernikahan, riwayat kehamilan, persalinan, nifas
yang lalu, riwayat kehamilannya saat ini, dan riwayat keluarga berencana. Meliputi alat kontrasepsi yang digunakan, lama penggunaan,
keluhan selama penggunaa, jumlah anak yang direncanakan, pada klien post sectio caesaria dengan indikasi preeklamsi tidak ada hubunganya
denga keluarga berencana yang digunakan oleh klien (jamli,2012)

Anak Hidup/ Usia Usia Jenis Masala Teknik Jenis


ke… Mati Gestasi Ibu Persalinan h Nifas Menyusui KB
Usia

1…

2…

3…

4…

6. RIWAYAT KELUARGA
Meliputi usia klien dan suami saat menikah, pernikahan yang ke berapa bagi klien dan suami klien. Pada klien dengan preeklamsi usia
sangat mempengaruhi karena hamil ketika usia diatas 35 tahun rentan terhadap terjadinya preeklamsi. Pada persalinan lalu apakah pernah
mengalami demam, keadaan lochia, kondisi perdarahan selama nifas, tingkat aktifitas setelah melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri
pada payudara, kesulitan eliminasi, keberhasilan pemberian ASI, respond an support keluarga.kontraksi kuat dan terletak di umbilicus.

Pernikahan yang ke :……


Penyakit Dalam Keluarga : ……………………………………………….
Gangguan Persalinan Dalam Keluarga : ……………………………………..
Gangguan Nifas Dalam Keluarga : ……………………………………

7. ASPEK PSIKOSOSIAL
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan
konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri
.
8. TANDA DAN GEJALA PRE EKLAMPSIA
Menurut Bobak (2004) :
 Pre Eklampsia ringan
d. Bila tekanan sistolik > 140 mmHg kenaikan 30 mmHg di atas tekanan biasa, tekanan diastolic 90 mmHg , kenaikan 14 mmHg di atas
tekanan biasa, tekanna darah yang meninggi ini sekurangnya diukur 2x dengan jarak 6 jam .
e. Proteinuria sebesar 300 mg/dl dalam 25 jam atau > 1 gr/l secara random denan memakai contoh urin siang hari yang dikumpulkan
pada dua waktu dengan jarak enam jam karena kehilangan protein adalah bervariasi.
f. Edema dependent, bengkak dimata, wajah, jari, bunyi pulmoner tidak terdengar. Edema timbul dengan didahului penambahan berat
badan ½ kg dalam seminggu atau lebih. Tambahan berat badan yang banyak ini disebabkan retensi air dalam jaringan dan kemudian
baru edema Nampak, edema ini tidak hilang dengan istirahat.
 Pre eklampsia berat
g. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolic > 110 mmHg pada dua kali pemeriksaan yang setidaknya berjarak 6 jam dengan
ibu posisi tirah baring.
h. Proteinuria ≥ 5 gr dalam urin 24 jam atau lebih dari + 3 pada pemeriksaan diagnostic setidaknya pada dua kali pemeriksaan acak
menggunakan contoh urin yang diperoleh cara bersih dan berjarak setidaknya 4 jam .
i. Oliguria < 400 mL dalam 24 jam
j. Gangguan otak atau gangguan penglihatan
k. Nyeri ulu hati
l. Edema paru atau sianosis

Teoritis Praktikal
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.

B. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami kelemahan.
 TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan darah sistol diatal 140 mmHg dan diastol 90 mmHg.
 Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan denyut nadi yang meningkat, bahkan pada ibu yang mengalami
eklampsia akan ditemukan nadi yang semakin cepat.
 Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan nafas pendek, dan pada ibu yangmengalami eklampsia akan
terdengar bunyi nafas yang berisik dan ngorok.
 Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalamkehamilan biasanya tidak ada gangguan padasuhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut
mengalami eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu.
 BB :Biasanya akan terjadi peningkatan berat badanlebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil yangmengalami preeklampsia akan
terjadi peningkatanBB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg dalam 1 bulan.
 Kepala :Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang berketombe dan kurang bersih dan pada ibu hamildengan hipertensi akan
mengalami sakit kepala.
 Wajah :Biasanya pada ibu hamil yang mengalami preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
 Mata :Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan konjungtiva sub anemis, dan bisa jugaditemukan edema pada palvebra.
Pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia atau eklampsia biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitupenglihatan kabur.
 Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan.
 Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab.
 Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler padagusi, menyebabkan kondisi gusi menjadihi peremik dan lunak, sehingga gusi bisa
mengalami pembengkakan dan perdarahan.
 Leher :Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjer tiroid.
 Thorax : Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan napas pendek.
 Jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasijantung, pada ibu yangmengalami hipertensi dalam kehamilan, khususnya pada
ibu yang mengalami preeklampsia beratakan terjadi dekompensasi jantung.
 Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar,lebih padat dan lebihkeras,puting menonjol danareola menghitam dan
membesar dari 3 cm menjadi 5cm sampai 6 cm, permukaan pembuluhdarah menjadi lebihterlihat.
 Abdomen : Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus menonjol keluar, dan membentuk suatu area berwarna gelap di dinding abdomen,
serta akan ditemukan lineaalba dan linea nigra. Pada ibuhamil dengan hipertensi biasanya akan ditemukannyeri pada daerah epigastrum,
dan akan terjadi anoreksia, mual dan muntah.
 Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi bunyi jantung janin yang tidak teratur dangerakan janin yang
melemah (Mitayani, 2011).
 Ekstermitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.
 Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisaditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki.
 Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu hamil dengan
preeklampsia (Reeder, 2011;Mitayani, 2011).

1. TRIAS PRE EKLAMPSIA:


Tekanan Darah : …………….mmHg.
Oedema : …………………….
Protein uria : Positif / negative.
Kelainan : ……………………………………………….
2. ANALISIS DATA
Data didapatkan berdasarkan keluhan pasien.

Problem Etiologi Symptom

DIAGNOSIS KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS:


Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011), menyebutkanbeberapa kemungkinan
diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi, pre-eklampsia dan eklampsia
diantaranya adalah:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurangsuplai oksigen ke
jaringan
3. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
4. Resiko cedera dengan faktor resiko internal ( disfungsi integrasisensori)
5. Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antarasuplai dan kebutuhan
oksigen
6. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
7. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

RENCANA KEPERAWATAN

N Diagnose Keperawatan NOC NIC


o
1 Ketidakefektifan pola nafas NOC : Setelah dilakukan NIC :
berhubungan dengan sindrom tindakan keperawatan, Monitor Vital Sign
hipoventilasi diharapkan partisipan Tindakan keperawatan
menunjukkan keefektifan 1) Memonitor tekanan
Definisi : dalam bernafas dan dengan darah, nadi, suhu dan
Inspirasi dan/atau indikator : status pernafasan
ekspirasi yang tidak memberi 2) Memonitor denyut
ventilasi adekuat. a. Status Pernafasan jantung
Batasan Karakteristik : 3) Memonitor suara paru-
a. Dispnea Kriteria Hasil : paru
b. Fase ekspirasi 1. Frekuensi pernafasan 4) Memonitor warna kulit
memanjang normal 5) Menilai CRT
c. Penggunaan otot 2. Irama pernafasan normal
bantu pernapasan 3. Tidak ada dispnea pada Monitor Pernafasan
d. Penurunan kapasitas vital saat istirahat 1) Memonitor tingkat,
e. Penurunan tekanan 4. Tidak ada suara mendengar irama, kedalaman, dan
ekspirasi kesulitan nafas
f. Penurunan tekanan 2) Memonitor gerakan dada
inspirasi 3) Monitor bunyi pernafasan
g. Penurunan ventilasi 4) Auskultasi bunyi paru
semenit 5) Memonitor pola nafas
h. Pola nafas abnormal 6) Monitor suara nafas
i. Takipnea tambahan
c. Pengaturan posisi
 Poposisikan pasien
untuk mengurangi dispnea,
misalnya posisi semi
fowler
2 Ketidakefektifan perfusi NOC : Setelah dilakukan NIC :
jaringan parifer tindakan keperawatan, Oxygen therapy (Terapi
berhubungan dengan diharapkan partisipan oksigen)
kurang suplai oksigen ke menunjukkan keefektifan 1) Monitor kemanpuan
jaringan. perfusi jaringan perifer dengan pasien dalam
indikator : mentoleransi kebutuhan
Definisi :Penurunan : oksigen saat makan
sirkulasi darah ke perifer yang Perfusi jaringan perifer 2) Monitor perubahan
dapat mengganggu kesehatan. Kriteria Hasil : warna kulit pasien
1) Pengisian kapiler jari 3) Monitor posisi pasien
Batasan Karakteristik : normal untuk membantu
1. Edema 2) Pengisian kapiler jari masuknya oksigen
2. Nyeri ekstremitas kaki normal 4) Memonitor penggunaan
penurunan di perifer 3) Kekuatan denyut nadi oksigen saat pasien
3. Perubahan karakteristik karotis normal aktivitas
kulit (misalnya warna, 4) Edema perifer tidak ada
elastisitas, rambut, Paripher sensation
kelembapan, kuku, sensasi, management (manajemen
dan suhu) sensasi perifer)
4. Perubahan tekanan darah 1) Memonitor
5. Waktu pengisian kapiler perbedaan terhadap rasa
>3 detik warna tidak tajam, tumpul,panas atau
kembali ke tungkai 1 dingin
menit setelah tungkai 2) Monitor adanya mati
diturunkan. rasa, rasa geli
3) Diskusikan tentang
adanya kehilangan
sensasi atau perubahan
sensasi
4) Minta keluarga
untuk memantau
perubahan warna kulit
setiap hari
3Nyeri akut berhubungan NOC : setelah dilakukan NIC :
dengan agen cedera biologis. tindakan keperawatan Manajemen nyeri :
diharapkan partisipan mampu 1) Lakukan pengkajian nyeri
Definisi : pengalaman sensori menangani masalah nyeri secara komprehensif yang
dan emosional yang tidak dengan indikator : meliputi lokasi,
menyenangkan yang muncul Kontrol nyeri : karaktristik, durasi,
akibat kerusakan jaringan yang 1) Mengenali kapan frekuensi, kualitas,
aktual atau potensial atau nyeri terjadi intesitas dan faktor
digambarkan dalam hal 2) Menggunakan pencetus
kerusakan sedemikian rupa tindakan pencegahan 2) Observasi adanya
(internasional Association for 3) Mengenali gejala petunjuk non verbal
the Study of pain ) awitan yang yang terkait dengan nyeri mengenai
tiba- tiba atau lambat dari 4) Melaporkan nyeri ketidaknyamanan
intensitas ringan hingga berat terkontrol 3) Gunakan strategis
dengan akhir yang dapat komunikasi terapeutik
diantisipasi atau diprediksi Kepuasan klien untuk mengetahui
dan berlangsung manajemen nyeri pengalaman nyeri
kurang dari 6 bulan. 1) Nyeri terkontrol 4) Kaji pengetahuan pasien
Batasan Karakteristik: 2) Menggunakan mengenai nyeri
a) Bukti nyeri dengan tindakan untuk 5) Tentukan akibat
menggunakan standar mengurangi resiko dari pengalaman nyeri
daftar periksa nyeri 3) Mengambil tindakan terhadap kualitas hidup
untuk pasien yang tidak untuk memberikan seperti tidur, nafsu
dapat menggunakannya kenyamanan makan, perasaan dll
b) Ekspresi wajah nyeri 4) Informasi disediakan 6) Gali bersama faktor yang
(mis : mata kurang untuk mengurangi nyeri dapat menurunkan atau
bercahaya,tampak kacau memperberat nyeri
gerakan mata terpancar Tanda-tanda vital 7) Berikan informasi
atau tetap pada satu 1) Tingkat pernafasan mengenai nyeri
focus, meringis ) normal 8) Ajarkan prinsip-prinsip
c) Hambatan kemanpuan 2) Tekanan darah manajemen nyeri
meneruskan aktivitas sistolik normal 9) Ajarkan teknik
sebelumnya 3) Tekanan darah
nonfarmakologi seperti
d) Laporan tentang diastolik normal teknik relaksasi, terapi
perilaku nyeri perubahan 4) Tekanan nadi normal
musik
aktivitas (mis : anggota
keluarga, pemberian
asuhan
e) Perubahan pola tidur
f) Kemanpuan tentang
intesitas dan
karakteristik nyeri
menggunakan standar
skala nyeri (mis : skala
wong baker FACES
dan skala penilaian
numerik).
4 Resiko cidera dengan NOC : Setelah NIC :
factor resiko internal dilakukan tindakan Manajemen
(disfungsi integritas keperawatan diharapkan lingkungan
sensori). resiko cedera teratasi 1) Ciptakan lingkungan yang
dengan indikator : aman bagi pasien
Definisi : rentan 2) Lindungi pasien dengan
mengalami cedera fisik Kejadian Jatuh penggangan pada
akibat kondisi Kriteria Hasil : sisi/bantalan pada sisi
lingkungan yang 1) Tidak ada jatuh saat ruangan yg sesuai
berinteraksi dengan sendiri 3) Letakkan benda yang
sumber-sumber adaptif 2) Tidak ada jatuh saat sering digunakan dalam
dan sumber definisi berkerja jangkauan pasien
individu, yang dapat 3) Tidak jatuh saat ke kamar 4) Anjurkan keuarga atau
mengganggu kesehatan. mandi orang terdekat tinggal
dengan pasien

Perawatan kehamilan
resiko tinggi

1) Kaji kondisi medis aktual


yang berhubungan dengan
kondisi kehamilan
(misalnya diabetes,
hipertensi dll)
2) Kaji riwayat kehamilan dan
kelahiran yang
berhubungan dengan faktor
resiko kehamilan (misalnya
premature preeklampsia
dll)
3) Kenali fktor resiko sosio
demografi yang berhungan
dengan kondisi kehamilan
(misalnya usia kehamilan,
kemiskinan, ketiadaan
pemeriksaan kehamilan dll)
4) Kaji pengetahuan klien
dalam mengidentifikasi
faktor resiko
5. Intoleran aktifitas NOC : Setelah dilakukan NIC :
berhubungan dengan tindakan keperawatan diharapkan a. Terapi aktivitas
ketidakseimbangan antara partisipan menunjukkan toleransi Aktivitas keperawatan :
suplai dan kebutuhan dalam beraktivitas dengan 1) Bantu klien
oksigen indikator: mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
Definisi : a. Toleransi terhadap aktifitas 2) Bantu klien untuk memilih
Ketidakcukupan energi Kriteria hasil : aktivitas yang sesuai fisik,
psikologis atau fisiologis 1) Saturasi oksigen dengan psikologis dan sosial
untuk mempertahankan beraktivitas normal 3) Bantu untuk
atau menyelesaikan 2) Frekuensi nadi ketika mengidentifikasi aktivitas
aktivitas kehidupan sehari- beraktivitas normal mendapatkan sumber yang
hari yang harus atau yang 3) Frekuensi pernafasan bila diperlukan untuk aktivitas
ingin dilakukan beraktivitas normal yang diinginkan
4) Warna kulit normal 4) Bantu untuk
Batasan Karakteristik : 5) Tekanan darah ketika mengidentifikasi aktivitas
a) Dispnea setelah beraktivitas yang disukai
beraktifitas 5) Bantu pasien atau keluarga
b) Keletihan b. Tingkat kelelahan untuk mengidentifikasi
c) Ketidak nyamanan Kriteria Hasil : kekurangan dalam
setelah beraktivitas 1) Kelelahan sedang beraktivitas
d) Respon frekuensi 2) Gangguan konsentrasi 6) Bantu pasien untuk
jantung abnormal menurun tidak ada mengembangkan motivasi
terhadap aktivitas 3) Tingkat stress sedang diri dan penguatan
e) Respon tekanan darah 4) Sakit kepala tidak ada 7) Monitor respon fisik,
abnormal terhadap 5) Kualitas tidur sedang emosi, sosial dan spritual
aktivitas 6) Kegiatan sehari-hari normal
7) Kualitas istirahat normal
c. Tanda-tanda vital
Kriteria Hasil :
1) Tingkat pernafasan normal
2) Irama pernafasan normal
3) Tekanan nadi normal
4) Kedalaman inspirasi normal
6. Ansientas berhubungan NOC : Setelah dilakukan NIC:
dengan ancaman pada tindakan keperawatan, a. Pengurangan kecemasan
status terkini diharapkan partisipan 1) Gunakan pendekatan yang
menunjukkan tidak ada rasa menenangkan
Definisi :pernafasan tidak ansietas dengan indikator : 2) Nyatakan dengan jelas
nyaman atau kekhawatiran harapan terhadap perilaku
yang samar disertai respon Tingkat kecemasan pasien
autonom (sumber sering Kriteria Hasil : 3) Berikan informasi fraktual
kali tidak spesifik) 1) Perasaan gelisah sedang terkait diagnosis, perawatan
perasaan takut yang 2) Tidak ada rasa cemas yang dan prognosis
disebabkan oleh antisipasi disampaikan 4) Berikan aktivitas yang lain
terhadap bahaya. Perasaan 3) Tidak ada peningkatan untuk mengurangi tekanan
ini merupakan isyarat tekanan darah
kewaspadaan yang 4) Tidak ada peningkatan Terapi relaksasi
memperingati bahaya frekuensi nadi tidak ada 1) Gambarkan rasionalisasi
yang akan terjadi dan gangguan pada pola tidur dan manfaat relaksasi serta
memapukan individu jenis relaksasi yang tersedia
melakukan tindakan untuk Kontrol kecemasan diri (misalnya musik, meditasi,
menghadapi ancaman Kriteria hasil : dan bernafas dalam)
1) Dapat mengurangi penyebab 2) Berikan deskripsi terkait
Batasan Karakteristik : kecemasan intervensi yang dipilih
Perilaku 2) Dapat mencari informasi 3) Ciptakan lingkungan yang
a) Penurunan untuk mengurangi kecemasn nyaman
produktivitas 3) Dapat menggunakan strategi 4) Dorong klien untuk
b) Mengekpresikan koping yang efektif mengambil posisi yang
kekhawatiran akibat 4) Menggunakan teknik nyaman
perubahan dalam relaksasi mengurangi 5) Dapatkan perilaku yang
peristiwa hidup kecemasan menunjukkan terjadinya
c) Gerakan yang tidak 5) Mengendalikan respon relaksasi
relevan kecemasan 6) Dorong pengulangan teknik
d) Gelisah praktek tertentu secara
e) Memandang Penerimaan status kesehatan : berkala
f) Insomnia Kriteria hasil : 7) Evaluasi dan dokumentasi
g) Kontak mata buruk respon terhadap teknik
h) Resah 1) Menyesuaikan perubahan relaksasi
i) Menyelidik dan tidak dalam status kesehatan
waspada 2) Mencari informasi tentang Perawatan kehamilan resiko
kesehatan tinggi :
Afektif 3) Membuat keputusan tentang 1) Kaji kondisi medis aktual
a) Gelisah kesehatan yang berhubungan dengan
b) Kesedihan yang kondisi kehamilan
mendalam (misalnya
c) Distress diabetes,hipertensi dll)
d) Ketakutan 2) Kaji riwayat kehamilan dan
e) Perasaan tidak kelahiran yang
adekuat berhubungan dengan faktor
f) Fokus pada diri resiko kehamilan (misalnya
sendiri premature preeklampsia)
g) Peningkatan 3) Kenali faktor resiko sosio
kekhawatiran demografi yang
h) Gugup berhubungan dengan
i) Nyeri dan kondisi kehamilan
peningkatan ketidak (minsalnya usia kehamilan,
berdayaan yang kemiskinan, ketiadaan
persisten pemeriksaan kehamilan dll)
j) Perasaan takut 4) Kaji pengetahuan klien
dalam mengidentifikasi
Fisiologis faktor resiko
a) Wajah tegang 5) Berikan pendidikan
b) Peningkatan keringat kesehatan yang membahas
c) Peningkatan faktor resiko, pemeriksaan
ketegangan dan tindakan yang bisa
dilakukan
6) Ajarkan klien mengenai
penggunaan obat-obatan
yang diresepkan
7) Monitor status fisik dan
psikologis selama
kehamilan
7. Definisiensi pengetahuan NOC : Setelah dilakukan NIC :
berhubungan dengan tindakan keperawatan, a. Pendidikan kesehatan
kurang informasi diharapkan partisipan Tindakan keperawatan :
menunjukkan peningkatan 1) Indentitafkasi faktor
Definisi : ketiadaan atau pengetahuan dengan indikator : internal maupun eksternal
defisiensi informasi yang dapat meningkatkan
kogniti yang berkaitan a. Pengetahuan keselamatan atau mengurangi motivasi
dengan topik tertentu diri untuk perilaku sehat
1) Menggambarkan untuk 2) Identikasi (pribadi, ruang
Batasan Karakteristik : mengurangi risiko cedera dan uang ) yang diperlukan
a) Ketidaknyamanan 2) Menggambarkan perilaku untuk melaksanakan
melakukan tes yang beresiko tinggi program kesehatan
b) Ketakutan melakukan 3) Prioritaskan kebutuhan
perintah b. Status Nutrisi pasien
c) Kurang pengetahuan Kriteria Hasil :
d) Perilaku tidak tepat 1) Status nutrisi b. Fasilitasi pembelajaran
2) Asupan gizi Tindakan keperawatan :
3) Asupzn makanan 1) Mulai instruksi hanya
4) Asupan cairan setelah pasien
5) Energi menunjukkan kesiapan
6) Berat badan untuk belajar
2) Sediakan lingkungan yang
kondusif untuk belajar
3) Atur informasi dalam
urutan yang logis
4) Sediakan lisan petunjuk
atau pengingat, yang sesuai

c. Pengurangan Kecemasan
Tindakan Keperawatan :
1) Gunakan pendekatan yang
tenang dan menyakinkan
2) Berusaha untuk memahami
perspektif pasien dari
situasi stress
3) Anjurkan pasien dalam
menggunakan teknik
relaksasi
4) Tentukan pasien dalam
pengambilan keputusan
Sumber: Diagnosis dan Perencanaan Keperawatan NANDA Internasional (2015- 2018);
Nursing Outcomes Classification (2013), Nursing Interventions Classification (2013).

Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan, pengolahan dan tahap perwujudan
dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Implementasi ini terdiri dari tindakan
mandiri, kolaborasi, dan tindakan rujukan (Bararah, 2013).

Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi keperawatan adalah
evaluasi yang dicatat disesuaikan dengan setiap diagnosa keperawatan. Evaluasi keperawatan terdiri dari
dua tingkat yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi respon (jangka
panjang) terhadap tujuan, dengan kata lain, bagaimana penilaian terhadap perkembangan kemajuan ke arah
tujuan atau hasil akhir yang diharapkan. Evaluasi formatif atau disebut juga dengan evaluasi proses, yaitu
evaluasi terhadap respon yang segera timbul setelah intervensi keperawatan di lakukan. Format evaluasi
yang digunakan adalah SOAP. S: Subjective yaitu pernyataan atau keluhan dari pasien, O: Objective yaitu
data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga, A: Analisys yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif,
P: Planning yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis (Nurhaeni, 2013)
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNAI
PRAKTEK KEPERAWATAN MATERNITAS PROFESI NERS
RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG
FORMAT PENDIDIKAN KESEHATAN

Nama Klien:……………………………. Tanggal Pendidikan Kesehatan……………. Nama Mahasiswa : Theofani Sirait

TUJUAN TUJUAN
TOPIK INSTRUKSIO INSTRUKSIONAL MATERI KEGIATAN MEDIA/ALAT REFERENSI EVALUASI
NAL UMUM KHUSUS PEMBELAJARAN BANTU
Pre- Pasien dapat Setelah mendapatkan 1. Definisi dan  Pembuka: Leaflet http://rsud.p
eklampsia memahami Pendidikan klasifikasi Menyiapkan acitankab.go
dan mampu kesehatan pasien pre-eklampsia diri, .id/leaflet-
Pokok mencegah mampu : 2. Factor mengucapkan kesehatan-
ibu-dan-
bahan : terjadinya  Menjelaskan penyebab dan salam,
anak/
Penetalaksa gangguan tentang apa itu factor resiko menyampaikan
naan pre kehamilan pre eklampsia pre-eklampsia tujuan
eklampsia yaitu pre  Menyebutkan 3. Tanda dan
pada ibu eklampsia. factor penyebab gejala pre-  Penyampaian
hamil. dan factor resiko eklampsia materi:
pre eklampsia 4. Cara Menjelaskan
 Mengenal tanda mendiagnosa definisi dan
dan gejala pada pre-eklampsia klasifikasi pre-
ibu dan janin 5. Pencegahan eklamsi, factor
 Menyebutkan pre-eklampsia penyebab dan
cara menentukan 6. Penanggulang faktor resiko
pre-eklampsia pre-eklampsia,
an pre-
 Menjelaskan tanda dan gejala
pencegahan awal eklampsia pre-eklampsia,
yang dapat cara
dilakukan mendiagnosa
 Menjelaskan cara pre-eklampsia,
penanggulangan pencegahan pre-
pre-eklamsi. eklampsia, dan
penanggulangan
pre-eklampsia
 Memberi
kesempatan
bertanya

 Menjawab
pertanyaan yang
diajukan

 Penutup:
Menyimpulkan
topik, evaluasi,
menutup
dengan
mengucapkan
salam penutup.
Materi Pendidikan Kesehatan

PRE-EKLAMSIA PADA IBU HAMIL

DEFINISI
Pre Eklampsia adalah sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah
tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ, misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh
tingginya kadar protein pada urine (proteinuria).

KLASIFIKASI PRE-EKLAMSIA
Pre-Eklampsia ringan :
 Kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dengan 12 kali pengukuran berjarak
1 jam atau tekanan diastolik sampai 110mmHg
 Kenaikan tekanan darah sistolik 30mmHg atau > atau mencapai 140mmHg
 Protein urine positif 1, edema umum, kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan BB > 1Kg/mmg
Pre-Eklampsia Berat :
 Tekanan diastolik > 110 mmHg
 Protein urine positif 3, oliguria ( Urine, 5gr/L), hiperlefleksia, gangguan penglihatan, nteri
epigastrik, terdapat edema dan sianosis, nyeri kepala, gangguan kesadaran.

GEJALA UMUM PRE-EKLAMSIA


1. Hipertensi. Tekanan darah Anda akan mengalamai peningkatan. Misalnya menjadi 140/90 mm
Hg atau lebih tinggi
2. Sesak napas, karena ada cairan di paru-paru.
3. Sakit kepala parah.
4. Berkurangnya volume urine.
5. Gangguan penglihatan. Pandangan hilang sementara, menjadi kabur, dan sensitive terhadap
cahaya
6. Mual dan muntah.
7. Rasa nyeri pada perut bagian atas . Biasanya di bawah tulang rusuk sebelah kanan.
8. Meningkatnya kandungan protein pada urine (proteinuria).
9. Gangguan fungsi hati.
10. Pembengkakan pada telapak kaki, pergelangan kaki, wajah dan tangan.
11. Berkurangnya jumlah trombosit dalam darah.

PENYEBAB PRE-EKLAMSIA
1. Gangguan aliran darah ke plasenta atau uterus
2. Kerusakan pada pembuluh darah plasenta
3. Gizi buruk
4. Penyakit autoimun
5. Lemak tubuh yang tinggi
6. Gen
FAKTOR RESIKO PRE-EKLAMSIA
1. Kehamilan pertama
2. Jika ibu hamil lebih muda dari 18 tahun atau lebih tua dari 40 tahun
3. Berhubungan dengan jarak antara dua kehamilan
4. Status sosial ekonomi rendah
5. Beberapa kehamilan seperi bayi kembar atau kembar tiga
6. Kehamilan mola, kondisi abnormal yang meniru kehamilan normal tetapi sebenarnya tumor
7. Riwayat tekanan darah tinggi kronis, diabetes, gangguan ginjal, migraine, rheumatoid
8. Riwayat keluarga pre-eklampsia (yaitu, ibu, adik, nenek atau bibi yang memiliki gangguan
tersebut
9. Wanita dengan lemak tubuh lebih tinggi dari rata-rata

DIAGNOSA PRE-EKLAMSIA
 Studi menyeluruh tentang riwayat kesehatan
 Tanda-tanda fisik wajah, tangan dan atau kaki,
Diagnose pembengkakan:
 Ukur tekanan darah secara berkala
 Tes urine untuk menilai adanya protein dalam urine
 Hitung darah lengkap atau CBC, untuk mencari jumlah sel darah yang abnormal seperti trombosit
kurang dari 100.000 atau rendah jumlah sel darah merah
 Tes fungsi hati dapat menunjukkan enzim hati yang normal atau lebih tinggi
 USG untuk memeriksa usia dan kondisi janin mungkin diperlukan

PENCEGAHAN PRE-EKLAMSIA
1. Periksalah kehamilan secara teratur
2. Perbanyak minum
3. Diet yag tepat dan sesuai

PENANGGULANGAN PRE-EKLAMSIA
1. Pengobatan sesuai anjuran dokter
2. Mengukur waktu kelahiran bayi dengan istirahat total agar tekanan darah turun
3. Meningkatkan aliran darah menuju plasenta, agar bayi dapat bertahan
4. Melahirkan. Pada preeclampsia parah, dokter akan menganjurkan kelahiran premature untuk
mencegah yang terburuk bagi janin
REFERENSI

1) http://eprints.ums.ac.id/30766/2/BAB_I.pdf

2) Juliani. 2020. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/5068/3/BAB%20II%20Tinjauan


%20Pustaka.pdf

3) Putri, M. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Ny. E dengan P 1A0 Post Sectio Caesarea Hari Ke-1 atas
Indikasi PEB. Padang: STIK Perintis Padang. Diakses
http://repo.stikesperintis.ac.id/146/1/24%20MAYLISA%20PUTRI.pdf
4) Aditya, Nora. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Ny. D Dengan Diagnosa Medis Post Sectio Caesarea
Indikasi Pre Eklampsia Berat. Sidoarjo: AKPER Kerta Cendekia. Diakses
http://eprints.kertacendekia.ac.id/69/1/KTI%20NORA.pdf

5) Efriani, FY. 2018. Asuhan Keperawatan Ny. P dengan Hipertensi Pada Ibu Hamil. Bukit Tinggi :
STIK Perintis Bukit Tinggi. Diakses http://repo.stikesperintis.ac.id/165/1/46%20FITRA%20YULI
%20EFRIANI.pdf

6) Indrieni, Susi. 2020. Asuhan Keperawatan Klien dengan Preeklampsi yang Dirawat di Rumah Sakit.
Samarinda: POLTEKES Samarinda. Diakses http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1081/

Anda mungkin juga menyukai