STASE MATERNITAS
“PRE-EKLAMSIA PADA KEHAMILAN”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas “Stase Maternitas” yang di ampu oleh :
Mam Sapti Heru Widiarti S.Kep., Ners.,MPH
Oleh
A. DEFINISI
Preeklampsia merupakan gangguan hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan
lebih dari 20 minggu yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah ≥ 140/90 MmHg disertai dengan
edema dan proteinuria (Faiqoh, 2014).
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan tingginya tekanan
darah, tingginya kadar protein dalam urine serta edema. Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan
adanya hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya
pada usia kehamilan diatas 20 minggu. Preeklampsia, sebelumya selalu didefinisikan dengan adanya
hipertensi dan proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new onset hypertension with proteinuria)
(POGI, 2016).
Pre eklampsia merupakan keadaan dimana tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg disertai dengan
protein dalam urine pada usia kehamilan diatas 20 minggu, pada wanita yang tidak memiliki riwayat
hipertensi sebelumnya. Tidak semua kasus pre eklampsia ditemukan bersamaan dengan gejala edema,
sehingga diagnosa pre eklampsia ditentukan dari peningkatan tekanan darah dan hasil pemeriksaan
protein urine (Alladin, 2012).
Pre eklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria pada umur kehamilan lebih
dari 20 minggu atau segera setelah persalinan dan gangguan multisistem pada kehamilan yang
dikarakteristikkan disfungsi endotelial, peningkatan tekanan darah karena vasokonstriksi, proteinuria
akibat kegagalan glomerolus, dan udema akibat peningkatan permeabilitas vaskuler (Fauziyah, 2012).
Pre eklampsia atau toksemia preeklantik (pre eclamtic toxaemia, PET) adalah penyebab utama
mortalitas dan morbiditas ibu dan janin. Pre eklampsia dapat timbul pada masa antenatal, intrapartum,
dan postnatal. Pre eklampsia dapat terjadi dengan tanda-tanda hipertensi dan proteinuria yang baru
muncul di trimester kedua kehamilan yang selalu pulih di periode postnatal (Robson, 2012).
B. KLASIFIKASI
Klasifikasi Menurut (Sukarni, 2017) dalam bukunya menjelaskan hipertensi dalam kehamilan dibagi
menjadi 2 golongan yaitu :
Preeklampsia Ringan
Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih dengan posisi
pengukuran tekanan darah pada ibu baik duduk maupun telentang. Protein Uria 0,3 gr/lt atau +1/+2.
Edema pada ekstermitas dan muka serta diikuti kenaikan berat badan > 1 Kg/per minggu.
Preeklampsia Berat
Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih. Protein Uria 5 gr/lt
atau lebih, terdapat oliguria (Jumlah urine kuran dari 500 cc per 2 jam) serta adanya edema pada paru
serta cyanosis. Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan rasa nyeri pada epigastrium.
C. ETIOLOGI
Sampai dengan saat ini penyebab utama preeklampsia masih belum diketahui secara pasti. Beberapa
ahli percaya bahwa preeklampsia diawali dengan adanya kelainan pada plasenta, yaitu organ yang
berfungsi menerima suplai darah dan nutrisi bagi bayi selama masih di dalam kandungan.
Teori lain menjelaskan preeklampsia sering terjadi pada Primigravida, Kehamilan Post Matur /Post
Term serta Kehamian Ganda. Berdasarkan teori teori tersebut preeklampsia sering juga disebut“ Deseases
Of Theory”. Beberapa landasan teori yang dapat dikemukakan diantaranya adalah (Nuraini, 2011) :
1) Teori Genetik
Berdasarkan pada teori ini preeklampsia merupakan penyakit yang dapat diturunkan atau bersifat
heriditer, faktor genetik menunjukkan kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsi pada
anak-anak dari ibu yang menderita preeklampsia, serta peran Renin-AngiotensinAldosteron-System
(RAAS) dimana enzim renin merupakan enzim yang dihasilkan oleh ginjal dan berfungsi untuk
meningkatkan tekanan darah bekerja sama dengan hormon aldosteron dan angiotensin lalu
membentuk sistem.
2) Teori Immunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan jarang timbul pada kehamilan berikutnya.
Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan blocking antibodies terhadap
antigen plasenta tidak sempurna.
3) Teori Prostasiklin & Tromboksan
Pada preeklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga terjadi penurunan produksi
prostasiklin yang pada kehamilan normal meningkat, aktifitas penggumpalan dan fibrinolisis, yang
kemudian akan diganti trombin dan plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin mentebabkan
pelepasan tromboksan dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
Menurut Marianti (2017) selain Primigravida, Kehamilan Ganda serta Riwayat Preeklampsia,
beberapa faktor lainnya yang bisa meningkatkan resiko preeklampsia antara lain adalah :
1) Malnutrisi Berat.
2) Riwayat penyakit seperti : Diabetes Mellitus, Lupus, Hypertensi dan Penyakit Ginjal.
3) Jarak kehamilan yang cukup jauh dari kehamilan pertama.
4) Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
5) Obesitas.
6) Riwayat keluarga dengan preeclampsia.
D. FAKTOR PREDISPOSISI
Menurut Anonim (2011) faktor predisposisi karena preeklampsia di bagi menjadi 5 yaitu :
1) Diabetes Melitus
Diabetes Melitus yang dianggap merupakan predisposisi pada preeklampsi ringan, yang angka
kejadiannya kemungkinan patofisiologinya bukan karena preeklampsi murni, melainkan di sertai
kelainan ginjal/vaskular primer akibat diabetesnya, dimana pada penyakit diabetes melitus yang
di temukan adalah kelainan anatomi dan metabolic pada prediabetic dan timbul bila ada tekanan
(stress) seperti adanya kehamilan.
2) Kehamilan Ganda
Pada kehamilan ganda frekuensi preeklamsi lebih sering karena uterus yang membesar ibu
mengeluh sesak nafas, sering miksi, serta terdapat edema dan varises pada tungkai dan vulva,
serta proteinuria dan hipertensi gravidarum lebih tinggi pada kehamilan kembar.
3) Obesitas
Timbulnya edema didahului oleh pertambahan berat badan yang berlebihan/obesitas. Edema itu
terjadi karena adanya penumpukan cairan secara umum dan berlebihan di jaringan tubuh. Edema
dapat menyebabkan kenaikan berat badan tubuh pertambahan berat 0,5kg pada seseorang yang
hamil dianggap normal edema sudah pasti obesitas, namun obesitas belum pasti edema.
meskipun keduanya punya ciri-ciri yang sama, yaitu pertambahan berat badan namun pada
obesitas tidak terjadi penimbunan air yang berlebihan pada ruangan interstitial.
4) Umur diatas 35 tahun
Umur diatas 35 tahun merupakan faktor predisposisi preeklampsi ringan, karena pada wanita
hamil yang berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.
5) Riwayat Hipertensi
Dasar penyebab preeklamsi adalah gangguan fungsi endotel pembuluh darah (sel pelapis dalam
pembuluh darah) yang menimbulkan vasospasme lumen pembuluh darah mengecil/menciut
(Anonim, 2011).
E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Bobak (2004) :
1) Pre Eklampsia ringan
a. Bila tekanan sistolik > 140 mmHg kenaikan 30 mmHg di atas tekanan biasa, tekanan
diastolic 90 mmHg , kenaikan 14 mmHg di atas tekanan biasa, tekanna darah yang meninggi
ini sekurangnya diukur 2x dengan jarak 6 jam .
b. Proteinuria sebesar 300 mg/dl dalam 25 jam atau > 1 gr/l secara random denan memakai
contoh urin siang hari yang dikumpulkan pada dua waktu dengan jarak enam jam karena
kehilangan protein adalah bervariasi.
c. Edema dependent, bengkak dimata, wajah, jari, bunyi pulmoner tidak terdengar. Edema
timbul dengan didahului penambahan berat badan ½ kg dalam seminggu atau lebih.
Tambahan berat badan yang banyak ini disebabkan retensi air dalam jaringan dan kemudian
baru edema Nampak, edema ini tidak hilang dengan istirahat.
2) Pre eklampsia berat
a. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolic > 110 mmHg pada dua kali pemeriksaan
yang setidaknya berjarak 6 jam dengan ibu posisi tirah baring.
b. Proteinuria ≥ 5 gr dalam urin 24 jam atau lebih dari + 3 pada pemeriksaan diagnostic
setidaknya pada dua kali pemeriksaan acak menggunakan contoh urin yang diperoleh cara
bersih dan berjarak setidaknya 4 jam .
c. Oliguria < 400 mL dalam 24 jam
d. Gangguan otak atau gangguan penglihatan
e. Nyeri ulu hati
f. Edema paru atau sianosis
F. PATOFISIOLOGI
Factor Resiko : Primigravida,
molahidatidosa, riwayat hipertensi
Perfusi uteroplasenta
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada preeklampsia adalah sebagai berikut (Abiee, 2012) :
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah :
Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr %)
Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol %).
Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 ).
b. Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
c. Pemeriksaan Fungsi hati
Bilirubin meningkat ( N = < 1 mg/dl ).
LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat.
Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT ) meningkat (N= 15-45 u/ml).
Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N = < 31 u/ml).
Total protein serum menurun (N = 6,7-8,7 mg/dl)
d. Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N=2,4-2,7 mg/dl)
2. Radiologi
a) Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban
sedikit.
b) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah.
3. Elektroensefalogram ( EEG )
Untuk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang.
4. Pemindaian CT
Untuk mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.
A. ANAMNESIS
1. Data Demografi
Mengkaji identitas klien dan pasangan klien yang meliputi : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawina, Pernikahan, Lama
Pernikahan, Agama, Suku, No. Rekam Medis, Sumber Informasi dan tanggal dilakukan pengkajian.
2. Stimuli Umum
Pada tahap ini selain Alasan masuk rumah sakit, Riwayat penyakit ibu sekarang dan Riwayat penyakit yang lalu perlu dikaji, apakah ibu ada
menderita penyakit akut dan kronis. Pada riwayat penyakit keluarga hal yang perlu dikaji adalah jenis penyakit keturunan serta penyakit
penyakit menular lainnya yang pernah diderita keluarga. Selanjutnya Riwayat Obsterti dan Gynecologi ibu yang perlu dikaji adalah segala hal
yang berhubungan dengan riwayat menstruasi ibu termasuk menarche. Dilanjutkan dengan pengkajian terhadap Riwayat ANC, Status
obstetric ibu, Riwayat persalinan yang lalu, Riwayat perkawinan serta Riwayat pemakaian alat kontrasepsi.
3. First Level Assessment
a. Pengkajian fungsi fisiologis
Pengkajian berhubungan dengan struktur dan fungsi tubuh, mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi
untuk mempertahankan integritas, terdisir dari 5 kebutuhan fisiologis dasar dan 4 kebutuhan fisiologis kompleks. Kesembilan kebutuhan
fisiologis tersebut adalah : Oksigenasi, Nutrisi, Eliminasi, Aktifitas dan istirahat, Keamanan, Sensori, Cairan dan elektrolit, Fungsi
neurologis, Fungsi endokrin.
b. Pengkajian konsep diri
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi konsep diri pasien adalah dampak penyakit, perubahan akan memberi dampak pada gambaran
diri, ideal diri, moral, etik dan spiritual pasien. Pengkajian difokuskan pada bagaiman penerimaan pasien terhadap penyakit, terapi yang
dijalani, harapan pasien dan penatalaksanaan selanjutnya serta nilai yang diyakini terkait dengan penyakit dan terapinya.
c. Pengkajian fungsi peran
Fungsi peran berkaitan dengan pola-pola interaksi seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, bagaimana peran klien dalam
keluarga, adakah energy dan waktu pasien melakukan aktifitas dirumah, apakah pasien mempunyai pekerjaan tetap, bagaimanan dampak
penyakit saat ini terhadap peran klien, termasuk peran klien dalam masyarakat.
d. Pengkajian interdependensi
Pengkajian menggambarkan tentang ketergantungan atau hubungan klien dengan orang terdekat, siapakah orang yang paling bermakna
dalam kehidupannya, sikap memberi dan menerima terhadap kebutuhan dan aktifitas kemasyarakatan. Kepuasan dan kasih sayang untuk
mencapai integritas suatu hubungan serta keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Perlu juga dikaji bagaimana pasien memenuhi kebutuhan interdependensi dalam keterbatasan dan perubahan status kesehatan yang
dialami.
4. Second Level Assesment
Pada tahap ini termasuk pengkajan stimuli yang signifikan terhadap perubahan perilaku seseorang.
1. IDENTITAS PASIEN
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan nama, umur, Pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, agama, suku, alamat,
nomer rekam medis (RM), tanggal masuk rumah sakit, (MRS), dan tanggal pengkajian, dan kaji identitas penanggung jawab atas pasien.
Nama : ……………………………………
Umur : …………………………………….
Alamat : …………………………………….
2. RIWAYAT KESEHATAN
Melakukan pengkajian keluhan utama pada pasien, keluhan yang paling dirasakan pada pasien saat dilakukan pengkajian.
Keluhan Utama:
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal,terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguanvisus, mual
dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadigangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan
terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
3. RIWAYAT GINEKOLOGI
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibuhamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, danmolahidatidosa
dan semakin semakin tuanya usia kehamilan (Prawirohardjo, 2013).
4. RIWAYAT SEKSUAL
Usia Berhubungan Seksual Pertama kali: …………….. tahun.
Aktifitas Seksual : Aktif / Abstinence.
Gangguan Seksual : …………………………………………………………………..
1…
…
2…
…
3…
…
4…
…
6. RIWAYAT KELUARGA
Meliputi usia klien dan suami saat menikah, pernikahan yang ke berapa bagi klien dan suami klien. Pada klien dengan preeklamsi usia
sangat mempengaruhi karena hamil ketika usia diatas 35 tahun rentan terhadap terjadinya preeklamsi. Pada persalinan lalu apakah pernah
mengalami demam, keadaan lochia, kondisi perdarahan selama nifas, tingkat aktifitas setelah melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri
pada payudara, kesulitan eliminasi, keberhasilan pemberian ASI, respond an support keluarga.kontraksi kuat dan terletak di umbilicus.
7. ASPEK PSIKOSOSIAL
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya, lebih-lebih menjelang persalinan dampak psikologis klien terjadi perubahan
konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri
.
8. TANDA DAN GEJALA PRE EKLAMPSIA
Menurut Bobak (2004) :
Pre Eklampsia ringan
d. Bila tekanan sistolik > 140 mmHg kenaikan 30 mmHg di atas tekanan biasa, tekanan diastolic 90 mmHg , kenaikan 14 mmHg di atas
tekanan biasa, tekanna darah yang meninggi ini sekurangnya diukur 2x dengan jarak 6 jam .
e. Proteinuria sebesar 300 mg/dl dalam 25 jam atau > 1 gr/l secara random denan memakai contoh urin siang hari yang dikumpulkan
pada dua waktu dengan jarak enam jam karena kehilangan protein adalah bervariasi.
f. Edema dependent, bengkak dimata, wajah, jari, bunyi pulmoner tidak terdengar. Edema timbul dengan didahului penambahan berat
badan ½ kg dalam seminggu atau lebih. Tambahan berat badan yang banyak ini disebabkan retensi air dalam jaringan dan kemudian
baru edema Nampak, edema ini tidak hilang dengan istirahat.
Pre eklampsia berat
g. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolic > 110 mmHg pada dua kali pemeriksaan yang setidaknya berjarak 6 jam dengan
ibu posisi tirah baring.
h. Proteinuria ≥ 5 gr dalam urin 24 jam atau lebih dari + 3 pada pemeriksaan diagnostic setidaknya pada dua kali pemeriksaan acak
menggunakan contoh urin yang diperoleh cara bersih dan berjarak setidaknya 4 jam .
i. Oliguria < 400 mL dalam 24 jam
j. Gangguan otak atau gangguan penglihatan
k. Nyeri ulu hati
l. Edema paru atau sianosis
Teoritis Praktikal
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami kelemahan.
TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan darah sistol diatal 140 mmHg dan diastol 90 mmHg.
Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan denyut nadi yang meningkat, bahkan pada ibu yang mengalami
eklampsia akan ditemukan nadi yang semakin cepat.
Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan nafas pendek, dan pada ibu yangmengalami eklampsia akan
terdengar bunyi nafas yang berisik dan ngorok.
Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalamkehamilan biasanya tidak ada gangguan padasuhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut
mengalami eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu.
BB :Biasanya akan terjadi peningkatan berat badanlebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil yangmengalami preeklampsia akan
terjadi peningkatanBB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg dalam 1 bulan.
Kepala :Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang berketombe dan kurang bersih dan pada ibu hamildengan hipertensi akan
mengalami sakit kepala.
Wajah :Biasanya pada ibu hamil yang mengalami preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
Mata :Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan konjungtiva sub anemis, dan bisa jugaditemukan edema pada palvebra.
Pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia atau eklampsia biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitupenglihatan kabur.
Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan.
Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab.
Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler padagusi, menyebabkan kondisi gusi menjadihi peremik dan lunak, sehingga gusi bisa
mengalami pembengkakan dan perdarahan.
Leher :Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjer tiroid.
Thorax : Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan napas pendek.
Jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasijantung, pada ibu yangmengalami hipertensi dalam kehamilan, khususnya pada
ibu yang mengalami preeklampsia beratakan terjadi dekompensasi jantung.
Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar,lebih padat dan lebihkeras,puting menonjol danareola menghitam dan
membesar dari 3 cm menjadi 5cm sampai 6 cm, permukaan pembuluhdarah menjadi lebihterlihat.
Abdomen : Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus menonjol keluar, dan membentuk suatu area berwarna gelap di dinding abdomen,
serta akan ditemukan lineaalba dan linea nigra. Pada ibuhamil dengan hipertensi biasanya akan ditemukannyeri pada daerah epigastrum,
dan akan terjadi anoreksia, mual dan muntah.
Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi bunyi jantung janin yang tidak teratur dangerakan janin yang
melemah (Mitayani, 2011).
Ekstermitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.
Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisaditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki.
Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu hamil dengan
preeklampsia (Reeder, 2011;Mitayani, 2011).
RENCANA KEPERAWATAN
Perawatan kehamilan
resiko tinggi
c. Pengurangan Kecemasan
Tindakan Keperawatan :
1) Gunakan pendekatan yang
tenang dan menyakinkan
2) Berusaha untuk memahami
perspektif pasien dari
situasi stress
3) Anjurkan pasien dalam
menggunakan teknik
relaksasi
4) Tentukan pasien dalam
pengambilan keputusan
Sumber: Diagnosis dan Perencanaan Keperawatan NANDA Internasional (2015- 2018);
Nursing Outcomes Classification (2013), Nursing Interventions Classification (2013).
Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan, pengolahan dan tahap perwujudan
dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Implementasi ini terdiri dari tindakan
mandiri, kolaborasi, dan tindakan rujukan (Bararah, 2013).
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi keperawatan adalah
evaluasi yang dicatat disesuaikan dengan setiap diagnosa keperawatan. Evaluasi keperawatan terdiri dari
dua tingkat yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi sumatif yaitu evaluasi respon (jangka
panjang) terhadap tujuan, dengan kata lain, bagaimana penilaian terhadap perkembangan kemajuan ke arah
tujuan atau hasil akhir yang diharapkan. Evaluasi formatif atau disebut juga dengan evaluasi proses, yaitu
evaluasi terhadap respon yang segera timbul setelah intervensi keperawatan di lakukan. Format evaluasi
yang digunakan adalah SOAP. S: Subjective yaitu pernyataan atau keluhan dari pasien, O: Objective yaitu
data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga, A: Analisys yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif,
P: Planning yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis (Nurhaeni, 2013)
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNAI
PRAKTEK KEPERAWATAN MATERNITAS PROFESI NERS
RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG
FORMAT PENDIDIKAN KESEHATAN
TUJUAN TUJUAN
TOPIK INSTRUKSIO INSTRUKSIONAL MATERI KEGIATAN MEDIA/ALAT REFERENSI EVALUASI
NAL UMUM KHUSUS PEMBELAJARAN BANTU
Pre- Pasien dapat Setelah mendapatkan 1. Definisi dan Pembuka: Leaflet http://rsud.p
eklampsia memahami Pendidikan klasifikasi Menyiapkan acitankab.go
dan mampu kesehatan pasien pre-eklampsia diri, .id/leaflet-
Pokok mencegah mampu : 2. Factor mengucapkan kesehatan-
ibu-dan-
bahan : terjadinya Menjelaskan penyebab dan salam,
anak/
Penetalaksa gangguan tentang apa itu factor resiko menyampaikan
naan pre kehamilan pre eklampsia pre-eklampsia tujuan
eklampsia yaitu pre Menyebutkan 3. Tanda dan
pada ibu eklampsia. factor penyebab gejala pre- Penyampaian
hamil. dan factor resiko eklampsia materi:
pre eklampsia 4. Cara Menjelaskan
Mengenal tanda mendiagnosa definisi dan
dan gejala pada pre-eklampsia klasifikasi pre-
ibu dan janin 5. Pencegahan eklamsi, factor
Menyebutkan pre-eklampsia penyebab dan
cara menentukan 6. Penanggulang faktor resiko
pre-eklampsia pre-eklampsia,
an pre-
Menjelaskan tanda dan gejala
pencegahan awal eklampsia pre-eklampsia,
yang dapat cara
dilakukan mendiagnosa
Menjelaskan cara pre-eklampsia,
penanggulangan pencegahan pre-
pre-eklamsi. eklampsia, dan
penanggulangan
pre-eklampsia
Memberi
kesempatan
bertanya
Menjawab
pertanyaan yang
diajukan
Penutup:
Menyimpulkan
topik, evaluasi,
menutup
dengan
mengucapkan
salam penutup.
Materi Pendidikan Kesehatan
DEFINISI
Pre Eklampsia adalah sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah
tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ, misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh
tingginya kadar protein pada urine (proteinuria).
KLASIFIKASI PRE-EKLAMSIA
Pre-Eklampsia ringan :
Kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dengan 12 kali pengukuran berjarak
1 jam atau tekanan diastolik sampai 110mmHg
Kenaikan tekanan darah sistolik 30mmHg atau > atau mencapai 140mmHg
Protein urine positif 1, edema umum, kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan BB > 1Kg/mmg
Pre-Eklampsia Berat :
Tekanan diastolik > 110 mmHg
Protein urine positif 3, oliguria ( Urine, 5gr/L), hiperlefleksia, gangguan penglihatan, nteri
epigastrik, terdapat edema dan sianosis, nyeri kepala, gangguan kesadaran.
PENYEBAB PRE-EKLAMSIA
1. Gangguan aliran darah ke plasenta atau uterus
2. Kerusakan pada pembuluh darah plasenta
3. Gizi buruk
4. Penyakit autoimun
5. Lemak tubuh yang tinggi
6. Gen
FAKTOR RESIKO PRE-EKLAMSIA
1. Kehamilan pertama
2. Jika ibu hamil lebih muda dari 18 tahun atau lebih tua dari 40 tahun
3. Berhubungan dengan jarak antara dua kehamilan
4. Status sosial ekonomi rendah
5. Beberapa kehamilan seperi bayi kembar atau kembar tiga
6. Kehamilan mola, kondisi abnormal yang meniru kehamilan normal tetapi sebenarnya tumor
7. Riwayat tekanan darah tinggi kronis, diabetes, gangguan ginjal, migraine, rheumatoid
8. Riwayat keluarga pre-eklampsia (yaitu, ibu, adik, nenek atau bibi yang memiliki gangguan
tersebut
9. Wanita dengan lemak tubuh lebih tinggi dari rata-rata
DIAGNOSA PRE-EKLAMSIA
Studi menyeluruh tentang riwayat kesehatan
Tanda-tanda fisik wajah, tangan dan atau kaki,
Diagnose pembengkakan:
Ukur tekanan darah secara berkala
Tes urine untuk menilai adanya protein dalam urine
Hitung darah lengkap atau CBC, untuk mencari jumlah sel darah yang abnormal seperti trombosit
kurang dari 100.000 atau rendah jumlah sel darah merah
Tes fungsi hati dapat menunjukkan enzim hati yang normal atau lebih tinggi
USG untuk memeriksa usia dan kondisi janin mungkin diperlukan
PENCEGAHAN PRE-EKLAMSIA
1. Periksalah kehamilan secara teratur
2. Perbanyak minum
3. Diet yag tepat dan sesuai
PENANGGULANGAN PRE-EKLAMSIA
1. Pengobatan sesuai anjuran dokter
2. Mengukur waktu kelahiran bayi dengan istirahat total agar tekanan darah turun
3. Meningkatkan aliran darah menuju plasenta, agar bayi dapat bertahan
4. Melahirkan. Pada preeclampsia parah, dokter akan menganjurkan kelahiran premature untuk
mencegah yang terburuk bagi janin
REFERENSI
1) http://eprints.ums.ac.id/30766/2/BAB_I.pdf
3) Putri, M. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Ny. E dengan P 1A0 Post Sectio Caesarea Hari Ke-1 atas
Indikasi PEB. Padang: STIK Perintis Padang. Diakses
http://repo.stikesperintis.ac.id/146/1/24%20MAYLISA%20PUTRI.pdf
4) Aditya, Nora. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Ny. D Dengan Diagnosa Medis Post Sectio Caesarea
Indikasi Pre Eklampsia Berat. Sidoarjo: AKPER Kerta Cendekia. Diakses
http://eprints.kertacendekia.ac.id/69/1/KTI%20NORA.pdf
5) Efriani, FY. 2018. Asuhan Keperawatan Ny. P dengan Hipertensi Pada Ibu Hamil. Bukit Tinggi :
STIK Perintis Bukit Tinggi. Diakses http://repo.stikesperintis.ac.id/165/1/46%20FITRA%20YULI
%20EFRIANI.pdf
6) Indrieni, Susi. 2020. Asuhan Keperawatan Klien dengan Preeklampsi yang Dirawat di Rumah Sakit.
Samarinda: POLTEKES Samarinda. Diakses http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1081/