Anda di halaman 1dari 4

5.

Review

Pada jurnal penelitian yang kami kaji dengan judul Eksplorasi Bahan Aktif
Rumput Laut Coklat (Phaeophyceae) sebagai Biolarvasida Aedes aegypti masih
ada beberapa hal yang dapat disempurnakan sesuai dengan ulasan yang telah
dibahas pada setiap bagian tulisan diatas. Topik dan latar belakang yang menarik
untuk peneliti dan pembaca khususnya dalam menambah khazanah ilmu
pengetahuan di bidang penelitian eksakta, namun diharapkan peneliti dapat
memberikan argumen-argumen yang dapat menguatkan alasan-alasan dari
pemilihan objek penelitian dalam kondisi lingkungan yang bermasalah. Tetap
melengkapi penelitian terlebih dahulu yang relevan serta menjelaskan metode-
metode penlitian secara baik untuk menguatkan alasan dibalik pemilihan penelitian
ini.

Metode penelitian dan prosedur-prosedurnya telah dijelaskan dengan baik


dengan peneliti, namun ada beberapa penelitian yang kurang melengkapi cara
preparasi sampel setelah dilakukan pengeringan. Selain itu, masih kurangnya
argumen-argumen yang kuat untuk membuktikan hasil dari penelitian tersebut
misalnya saja dalam melakukan isolasi larva Ae yang diinginkan, peneliti tidak
menguraikan secara jelas bahwa didalam sampel yang akan diuji hanya larva Ae target
saja yang terdapat didalamnya, bisa saja didalam sampel tersebut terdapat larva lain
yang dapat mempengaruhi hasil penelitian tersebut. Hal ini dibuktikan dengan
kurangnya karakterisasi pengujian terhadap larva Ae yang diinginkan. Selanjutnya
peneliti tidak menerangkan secara jelas alat dan bahan yang digunakan dalam metode
penelitian. Peneliti juga tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan metode
maserasi, hanya menjelaksan cara melakukan maserasi. Namun, dalam penelitiannya,
penulis mampu menjelaskan metode larvasida yaitu efek dan gejala yang dialami oleh
larva uji yang telah mati setelah dipindahkan ke dalam kontainer. Sehingga dapat
membuktikan bahwa ekstrak rumput laut coklat (Phaeophyceae) yaitu P.
gymnospora, S. duplicatum, S. fillipendula dan S. polycystum memiliki kemampuan
sebagai larvasida Ae. aegypti.
Pada hasil penelitian dari beberapa jurnal masih terdapat kekurangan penulis
dalam menjelaskan mekanisme kerja dari rumput laut. Penulis hanya menjelaskan
data-data percobaan bahwa ekstrak rumput laut tersebut dapat menjadi larvasida Ae.
aegypti. Untuk itu, kami memberikan saran agar penelitian ini dapat dikembangkan
lagi dan sebaiknya hasil penelitian ini dapat dikemas sebaik mungkin agar dihasilkan
produk olahan menggunakan mikroorganisme dari bakteri yang berpotensi sebagai
bioteknologi, dan memberikan manfaat terhadap lingkungan.
Padas jurnal Aktivitas Larvasida dari Ekstrak Sponge terhadap Larva
Nyamuk Aedes aegypti penulisan pendahuluan masih belum disebutkan secara rinci
permasalahan sehingga pembaca kurang mengerti alur penelitian yang dilakukan.
Namun setelah membaca tinjauan pustaka dengan saksama alur dari penelitian serta
permasalahannya dapat dimengerti dengan jelas namun hanya dituliskan dalam
bentuk pendahuluan. Literatur yang digunakan sudah jelas dan tetap mengembangkan
dari penelitian sebelumnya.
Metode yang digunakan dalam penelian ini yaitu ektraksi dan pemurnian
sampel serta pengujian aktivitas larvasida. Penelitiannya dilakukan dengan memberi
perlakuan-perlakuan yang sama terhadap beberapa sampel dimana perlakuan ini
betujuan untuk memberikan data pembanding agar data yang dihasilkan dapat
dipercaya dengan adanya perlakuan tersebut. Sampel yang digunakan sebelumnya
dipreparasi untuk dilakukan perlakuan selanjutnya. Peneliti menuliskan bahwa setelah
diekstraksi sampel kemudian diuji aktivitas larvasida. Ekstrak yang memiliki aktivitas
tertinggi dipartisi dengan berbagai pelarut. Fraksi larut yang memiliki aktivitas terbaik
ditingkatkan pemurniannya melalui metode KLTP.
Keseluruhan ekstrak kasar yang diujikan pada konsentrasi 3,5, menunjukkan
adanya aktivitas larvasida. Pada konsentrasi 3,5% ternyata ekstrak kasar sponge
Rhabdastrella sp; Stylissa sp; Placospongia melobesioedes mampu membunuh larva
uji 50% pada jam ke 6. Aktivitas larvasida ketiga sponge ini meningkat pada jam ke
24, S3 77,77%; S5 88,88% dan S9 100%. Pada jam ke 24, Theonella sp dan Petrosia
sp menunjukkan aktivitas membunuh larva uji diatas 50%,sedangkan Callispongia sp,
Ianthella sp dan Theonella swinhoei pada jam yang sama hanya mampu membunuh
larva uji di bawah 50%. Pada poenelitian ini kami mendiskusikan dengan kelompok
kami ada beberapa kekurangan penulisan yaitu masih adanya penulisan yang tidak
jelas makna dari kalimat yang disampaikan. Hasil penelitiannya disampaikan dengan
menyajikan table hasil pengamatan yang jelas sehingga pembaca dapat
membandingkan secara jelas dan isolat dari sampel yang dihasilkan memenuhi tujuan
dari permasalahan yang disajikan.

Padas jurnal Potensi Ekstrak Rumput Laut Hijau (Bryopsis Pennata) Sebagai
Larvasida Dalam Menekan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue (Dbd)
penulisan pendahuluan masih belum disebutkan secara rinci permasalahan sehingga
pembaca kurang mengerti alur penelitian yang dilakukan. Namun setelah membaca
tinjauan pustaka dengan saksama alur dari penelitian serta permasalahannya dapat
dimengerti dengan jelas namun hanya dituliskan dalam bentuk pendahuluan. Literatur
yang digunakan sudah jelas dan tetap mengembangkan dari penelitian
sebelumnya.Jurnal ini bersifat review sehingga metode yang digunakan adalah
pengumpulan data dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan.
Hasil yang didapatkan oleh peliti pada Larva instar I : kurang lebih 1 hari,
berukuran 1-2 mm, duri-duri (spinae) pada dada belum jelas dan corong pernapasan
pada sifon belum jelas. Larva instar II : kurang lebih 1-2 hari, berukuran 2,5-3,5 mm,
duri- duri belum jelas, corong kepala mulai menghitam. Larva instar III : kurang lebih
2 hari, berukuran 4-5 mm, duri-duri dada mulai jelas dan corong pernapasan berwarna
coklat kehitaman. Larva instar IV : kurang lebih 2-3 hari, berukuran 5-6 mm dengan
warna kepala gelap. Hasil dari penelitian ini masih belum mewakilkan jawaban
apakah larvasida dapat menekan angka kejadian deman berdarah.
Pada penelitian ini kami mendiskusikan dengan kelompok kami ada beberapa
kekurangan penulisan yaitu masih adanya penulisan yang tidak jelas makna dari
kalimat yang disampaikan. Tidak adanya tabel hasil pengamatan yang jelas sehingga
pembaca tidak dapat membandingkan secara jelas.

Anda mungkin juga menyukai