Anda di halaman 1dari 26

- Terdiri dari komponen

n Kolom, Balok, dan Pelat Lantai


- Semakin sedikit kompponen yang direncanakan, maka
semakin cepat dan efissien struktur yang dikerjakan
KEUNTUNGAN
sistem Struktur Pracetak PRISKA (PSA G-3):

KEMUDAHAN dan KE
ESEDERHANAAN
dalam :

* Memproduksi
* Memindahkan
* Memasang

Diwujudkan dalam :
- Kemudahan pembuattan cetakan
- Kemudahan pembesiian
- Kebutuhan lahan pen
nyimpanan yang tidak luas
- Pengangkutan yang tidak
t memakan tempat
- Pemasangan yang tid
dak terikat oleh
faktor toleransi
Proses pengujian
sample priska
• Pekerjaan persiapan (p preparation) komponen pracetak.
• Pekerjaan perakitan kolom
k dasar dengan pile pondasi
( l
(column erection),
)
• Pekerjaan perakitan pengaku
p pada kolom dasar
(bracing attachment),
attachment)
• Pekerjaan pengecekan n vertikality kolom dasar (lot)
• Pekerjaan grouting ko olom lantai dasar,
dasar
• Pekerjaan perakitan dand penyetelan serta pemasangan
((ereksi)) komponen
p ballok,,
• Lifting belt / for erection dipasang pada bagian sisi samping
kolom,
kolom
• Sling mobil crane/ TC dikaitkan pada lifting belt pada saat
ereksi dilaksanakan,
• Kolom diangkat, dibawaa ke lokasi penempatan sesuai
identitas kolom,
• Pengecekan posisi kolom m dengan bantuan alat levelling (lot,
(lot
theodolit, waterpas, atau u dengan alat yang lain). Jika kolom
belum vertikal, bracing diatur
d sedemikian rupa sehingga
k l
kolom benar-benar
b b verti
tiikal
ik l dalam
d l segalal arah.
h Kolom
K l
diletakkan dengan menu umpu pada poer (pile cap untuk lantai
1), dst untuk lantai berik kutnya
• Periksa kepresisian
• Setelah kolom benar-ben nar vertikal, dilakukan grouting pada
lubang kolom yang telah h ada stek dari poer pondasi
• Pekerjaan grouting tittik kumpul serta dilanjutkan
d
dengan pemasangan ((ereksi)
k i) pelat,
l t
• Pekerjaan perakitan pelat
p dan penyetelan alur/posisi
pelat,
pelat
• Pekerjaan perakitan penyangga
p tengah pelat (shoring),
• Pekerjaan cor di temppat (cast
(cast-in-situ)
in situ) topping pelat,
• Pekerjaan perakitan kolom
k untuk lantai berikutnya,
• Pekerjaan perakitan ppengaku pada kolom berikutnya
(bracing attachment), dst.
¾ P
Pada
d bagian
b i bawah
b h kompo
k onen kolom
k l dibuat
dib t lubang
l b yang
berfungsi sebagai tempat stek
s dari poer pile cap dan kolom
bawah.
¾ Lubang tersebut dibelokkaan kesisi kolom tempat menyalurkan
bahan grouting.
¾ Pada bagian atas komponeen kolom terdapat stek kolom untuk
menyambung
y g kolom.
2400

110
4

90

940
850
3

350
1
¾ Alat yang digunakan untuuk erection komponen adalah mobile
crane - TC
¾ Handling dari workshop ke
k lokasi proyek = kapasitas 12 ton
¾ Handling untuk erection struktur
s = kapasitas 25 ton
¾ Sistem sambungan anta ar kolom dengan memasukkan stek
tulangan utama pile cap
p atau kolom ke lubang joint bagian
bawah kolom berikutnya dengan perkuatan grouting beton
mutu tinggi(k500).
• Komponen balok diangka at, dibawa ke lokasi penempatan
sesuai dengan identitas balok.
b
• Komponen balok diletakk kan dengan menumpu pada
komponen titik kumpul diatas kolom
kolom.
• Setelah komponen balok menempati posisinya dengan
benar, sling dilepaskan.
• Periksa kepresisian balokk dengan bantuan alat levelling (lot,
theodolit, waterpas, atau dengan alat yang lain
• Setelah komponen titik ku umpul dan balok berada pada
posisi yang tepat, lakukan grouting pada titik kumpul untuk
mengikat komponen balo ok dan kolom menjadi satu
kesatuan yang solid.
solid
¾ Komponen balok merupak kan balok satu bentang (dari satu
kolom ke kolom yang lain)) yang selanjutnya disambung pada
ujung
j g komponen
p titik kum
mpul.
p
¾ Tulangan utama balok diko onversi menggunakan seling dan
searah tulangan utama ba alok
A 3
90

90
300

120

120
90

90
650 650
5730

5 4 3 2

1500 1500
2
1
50 18x75 9x150 190 200 200 190 3 2
80

1
500

65

A 1 1
88 1400 2930 1400 88

5730

150 150 150 150

100 100 100 100 1 2 D22 100 1 2 D22


A 140
50 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
30 30
80 80 80 55 55
650
55 55
50
87

16 2 2 D 22
500 355 500 355 500 355 500 500 440
300 94 110 335 335
16 3 Ø8-75 3 Ø8-150
87 A

A 3 1 65 65 65 55 55
30 30

1 2 D22 1 2 D 22
90 120 90 90 120 90 90 120 90 240 55 190 55
300 300 300 300 300

3 D10 = 57 buah
L = 1.600 mm

1 D22 = 4 batang
L = 5.710 mm
120 120

5710
130 140

2 D22 = 4 batang
L = 1.500 mm
A
5 50
S 8" = 6 buah
L = 1.600 mm
1500
440 420

220

240
¾ Sistem sambungan antarr balok berdasarkan perhitungan yang
ditetapkan kemudian di g
grouting
g beton mutu tinggi
gg tahan
susut.
¾ Komponen pelat didesainn sebagai pelat penuh satu arah ( Full
One Way Slab ) dan pelat dua arah ( Two Way Slab ) atau
menggunakan HCS
¾ Pembesian dua lapis denggan mengeluarkan stek besi sebagai
sambungan antar pelat daan ke balok tumpuan.
¾ Bahan grouting sambung gan antar pelat dan ke balok
menggunakan mutu beton n yang digunakan (K-350
(K 350 )).
1

2
3

S-1

3
• Sling dikaitkan pada titik angkat pelat yang telah disediakan.
• Pelat diangkat
diangkat, dibawa ke lokasi penempatan sesuai dengan
identitas yang telah dib
beri pada pelat.
• Pelat diletakkan dengan n kedua ujungnya menumpu sedalam
3 cm pada balok.
• Setelah pelat menempa ati posisinya dengan benar, sling
dilepaskan.
¾ Stek besi antar pelat disa
atukan kemudian di cor dengan mutu
beton komponen (K-350)
¾ Pengecoran sekaligus me elingkupi topping pelat lantai
¾ Cetakan komponen yan ng di gunakan bisa berbahan
dasar kayu atau rangka
a baja
MODUL P
PELAKSANAAN
ELAKSANAAN

Anda mungkin juga menyukai