Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hilwa Ramadhani

NIM : R011191041

Kelas : RA 2019

IDENTITAS DAN INTEGRITASI NASIONAL

A. IDENTITAS

Ciri khas sebuah bangsa merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan.
Identitas-identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi identitas nasional.
Identitas nasional dibutuhkan agar menjadi pengikat sekaligus pembeda dengan bangsa
lainnya. Selain identitas, bangsa yang telah hidup bernegara memerlukan integrasi
guna menjamin dan mempertahankan kesatuannya.
Kata identitas berasal dari bahasa inggris identity yang secara harafiah berarti jati
diri, ciri-ciri, atau tanda-tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu sehingga mampu
membedakannya dengan yang lain. Dalam terminologi antropologi, identitas adalah sifat
khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan
sendiri, kelompok sendiri, atau komunitas sendiri.
1. Identitas Kultural dan Identitas Nasional
a. Identitas Cultural Unity atau Identitas Kesukubangsaan
Cultural unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan atau bangsa
dalam arti sosiologis antropologis. Cultural unity disatukan oleh adanya kesamaan dalam
hal ras, suku, agama, adat dan budaya, keturunan (darah), dan daerah asal (homeland).
Identitas ini, misalnya berwujud pada bahasa ibu, pakaian daerah, nama diri, falsafah
hidup, dan tradisi.Identitas yang dimiliki oleh sebuah cultural unity kurang lebih bersifat
askriptif (sudah ada sejak lahir), bersifat alamiah (bawaan), primer, dan etnik. Misalnya,
setia pada suku, agama, budaya, kerabat, daerah asal, dan pada bahasanya. Identitas
demikian dapat pula disebut sebagai identitas primordial.
b. Identitas Political Unity atau Identitas Kebangsaan
Political unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik, yaitu bangsa negara.
Negara terbentuk dari satu bangsa dengan identitas primordial yang sama atau dapat
dikatakan negara terbentuk dari factor-faktor objektif bangsa. Negara baru perlu
menciptakan identitas yang baru pula untuk bangsanya. Identitas itu disebut identitas
kebangsaan atau identitas nasional. Kata nasional menunjuk pada kelompok-kelompok
persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan
ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. Identitas kebangsaan bersifat buatan,
sekunder, etis, dan nasional. Beberapa bentuk identitas nasional adalah bahasa
nasional, lambang nasional, semboyan nasional, bendera nasional, dan ideologi nasional.

2. Identitas Nasional Indonesia


Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas
nasional itu dibuat, dibentuk, dan disepakati oleh warga bangsa sebagai
identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder karena lahirnya identitas
nasional setelah identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu
secara askriptif.
Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia
b. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih
c. Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya
d. Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila
e. Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika
f. Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila
g. Konstitusi (Hukum Dasar) negara, yaitu UUD 1945
h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
i. Konsepsi Wawasan Nusantara
j. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional
Menurut Sastrapratedja (2007) jati diri atau identitas bangsa adalah sebuah
“konstruksi” yang selalu bisa didekonstruksikan dan dikonstruksikan kembali. Oleh
karena itu, identitas nasional Indonesia merupakan sesuatu yang terus perlu
direkonstruksi kembali, dibangun, diwujudkan, dan dikembangkan.

B. INTEGRASI NASIONAL
1. Pengertian Integrasi
Integrasi berasal dari bahasa Inggris “integration” yang berarti kesempurnaan
atau keseluruhan. Integrasi memiliki 2 (dua) pengertian, yaitu (a) pengendalian terhadap
konfik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu dan (b) membuat suatu
keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), kata integrasi mempunyai arti pembauran atau penyatuan sehingga
menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Berintegrasi artinya berpadu (bergabung agar
menjadi kesatuan yang utuh). Kata “mengintegrasikan” berarti membuat untuk atau
menyempurnakan dengan jalan menyatukan unsur-unsur yang semula terpisah-pisah.
Safroedin Bahar (1997) menyatakan bahwa integrasi nasional adalah upaya
menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya.
Menurut Howard Wriggins, integrasi bangsa berarti penyatuan bangsa-bangsa yang
berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak menjadi satu bangsa. Jadi, integrasi bangsa
dilihatnya sebagai peralihan dari banyak masyarakat kecil menjadi satu masyarakat
besar (Yahya Muhaimin & Colin Mc Andrews, 1982). Istilah integrasi nasional mempunyai
dua macam pengertian, yaitu:
a. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang
membentuk suatu identitas nasional, dan
b. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-
unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan bermasyarakat dan bangsa.

2. Jenis Integrasi
Myron Weiner dalam Yahya Muhaimin & Colin Mc Andrews (1982)
membedakan 5 (lima) tipe atau jenis integrasi, yaitu integrasi bangsa, integrasi
wilayah, integrasi nilai, integrasi elit-massa, dan integrasi tingkah laku
(tindakan integratif)
a. Integrasi bangsa, yakni proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
ke dalam satu kesatuan wilayah dan pada pembentukan identitas nasional. Yang
mana membangun rasa kebangsaan dalam suatu wilayah. Contoh: Bangsa Indonesia
yang terdiri dari beragam suku, agama, ras, dan golongan bersedia berintegrasi
dalam satu negara, yakni negara Indonesia yang dilandasi semangat kebangsaan
yang satu pula.
b. Integrasi wilayah, yakni pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di
atas unit-unit atau wilayah-wilayah yang lebih kecil yang mungkin
beranggotakan suatu kelompok budaya atau sosial tertentu. Contoh: Negara
Indonesia memiliki kedaulatan wilayah dari Sabang sampai Merauke, dengan
batas-batas yang telah ditetapkan.
c. Integrasi nilai, yakni adanya konsensus atau persetujuan terhadap nilai-nilai
bersama yang diperlukan untuk memelihara tertib sosial. Contoh: Masyarakat
Indonesia bersepakat bahwa Pancasila merupakan nilai bersama yang mampu
menyatukan keragaman dan perbedaan.
d. Integrasi elit, massa, yakni kemampuan menghubungkan antara yang
memerintah dengan yang diperintah, antara penguasa dengan rakyat atau antara
elit dengan massa. Contoh: Adanya komunikasi yang intensif antara kepala desa
dengan warga desa.
e. Integrasi tingkah laku (tindakan integratif), yakni kemampuan orang-orang di
dalam masyarakat untuk berorganisasi, bekerja sama demi mencapai tujuan
bersama dan yang bermanfaat. Contoh: Orang-orang yang mendirikan satu
perusahaan lalu mereka bekerja bersama di bawah satu manajemen.

Anda mungkin juga menyukai