Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nurwahidah

Nim : R011191089

Kelas : Reguler A 2019

A. Gigantisme

Gigantisme adalah suatu keadaan/kondisi yang disebabkan oleh sekresi growth hormone (GH)
yang berlebihan.

B. Etiologi

Gigantisme disebabkan oleh produksi hormon pertumbuhan atau growth hormone (GH) yang
berlebihan. Produksi hormon yang berlebihan ini biasanya terjadi akibat adanya tumor pada kelenjar
hipofisis atau kelenjar pituitari. Kelebihan GH disebabkan oleh adenoma eosinofil atau sel campuran
(mixed-cell) pada kelenjar hipofisis anterior. Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir
selalu disebabkan oleh tumor hipofise jinak (adenoma). Dapat juga terjadi kelainan hipotalamus
yang mengarah pada pelepasan hormon berlebihan. Terdapat sekresi GH berlebihan akibat
adenoma hipofisis, seringkali oleh sel eosinofil. GH menyebabkan pertumbuhan berlebihan dari
jaringan lunak, termasuk kulit, lidah, dan visera serta tulang. Hormon ini memiliki sifat antiinsulin.

C. Tanda dan gejala


Gigantisme dapat dikenali pada fisik anak secara langsung, yaitu:
1. anak tampak jauh lebih tinggi dari anak seusianya, akibat pertumbuhan abnormal
2. tangan dan kaki yang besar dengan jari yang tampak tebal
3. rahang dan dahi yang menonjol
4. gejala lainnya adalah keringat berlebih, sakit kepala hebat dan berulang, lemah, insomnia
dan gangguan tidur, pubertas yang terlambat (pada anak perempuan dapat mengalami
terlambat haid), dan sebagainya

D. Patofisiologi
Jika terjadi Adenoma atau tumor hipofisis jinak, akan menyebabkan pertumbuhan sel yang
abnormal sehingga menyebabkan fungsi organ terhambat. Karena terjadi keterhambatan fungsi
organ sehingga hormone yang disekresikan oleh hipotalamus menyebabkan pertumbuhan tulang
yang abnormal atau berlebihan sehingga terjadi gigantisme.
Kondisi gigantisme menyebabkan kelainan pada tulang sehingga menyebabkan tubuh
menjadi semakin tinggi dan mengakibatkan penampilan fisik yang berbeda dengan orang lain
sehingga masalah keperawatan yang dapat terjadi adalah gangguan citra tubuh akibat merasa
berbeda dengan orang lain.
E. Pemeriksan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada penderita yaitu:
1. RONTGEN/ CT SCAN
2. Pemeriksaan Laboratorium (darah)
3. Tes toleransi glukosa

Anda mungkin juga menyukai