1
dalam fase awal dari konseling melalui penyelenggaraan pengu-kuran selama kontak
konseling awalnya.
Konseling karier umumnya mengikuti proses yang teratur mulai dengan
mengembangkan hubungan dan diakhiri dengan tindak lanjut dan kemungkinan perubahan
dari perencanaan. Di antara 2 langkah, konselor mem-bantu konseli untuk mengembangkan
pemahaman dari masalahnya atau keprihatinannya. Data dari beberapa sumber disajikan
kepada konseli maka mereka lebih baik memahami diri mereka sendiri dan keputusan
pekerjaan dan alternatifnya. Konselor dan konseli kemudian bekerja untuk sintesis proses
penilaian dari profil individu konseli ke dalam perencanaan konkret atau pilihan.
Seorang konselor harus membantu konseli untuk menguji karakteristik pribadinya.
Seorang konselor harus menentukan tingkat kecerdasan, minat, bakat khusus, aspirasi,
kebutuhan dan nilai konseli Berbagai teknik pengumpulan data seperti check-list, inventori,
catatan-catatan dan data wawancara yang dapat menolong konselor dalam pengumpulan data.
Konselor mungkin menitik beratkan atau memberi perhatian pada konseli dari beberapa
bidang syaitu bakat khusus, sifat pribadi dan pendidikan yang dapat dicapai.
Sementara konseli belajar tentang dirinya, mereka harus belajar juga tentang
lingkungan yang memberi peluang untuk mendapat pekerjaan. Lingkungan meliputi semua
segi termasuk fungsi-fungsi individual seperti pengumpulan informasi yang dapat diperoleh
dari bebe-rapa sumber termasuk publikasi, media dengar pandang, modul, paket, komputer,
wawancara dengan ahli, penga-matan langsung dari pengalaman kerja. Informasi diha-rapkan
akurat, yang terbaru, penad/relevan digunakan dan teliti.
Seorang konseli dapat mempunyai peluang yang cocok untuk menjelajahi
kemungkinan-kemungkinan karier, mereka butuh pemahaman yang mendalam dari berbagai
kemungkinan. Jadi partisipasi konselor dalam fase klarifikasi dan integrasi, dengan
membantu konseli mendapatkan informasi faktual yang mendorong pema-haman yang
penuh dan mengintegrasikan dengan materi pada keputusan karier. Dengan pokok ini,
konseli mem-punyai data yang terakumulasi tentang data diri sendiri dan informasi
tentang pekerjaan. Konseli membutuhkan pemahaman bahwa ini bukan titik akhir dan dapat
mengundang diskusi lebih lanjut tentang pilihan peker-jaan yang nyata. Konseli kemudian
mulai bertindak dengan pilihan-pilihan, konselor mencari bantuan/ du-kungan dalam
implementasi pilihan. Jika konseli tidak siap membuat keputusan, konselor mungkin
harus me-nyisihkan waktu lebih banyak dalam membantu konseli memahami apa yang
menjadi kecenderungan dalam diri-++nya, atau tentang konseli yang tak mampu membuat
keputusan.
Peterson dan Nisenhalz tahun 1987 menyatakan "semua konseling karier adalah
personal/pribadi. Semua konseling pribadi belum tentu konseling karier". Manuele-Adkins
tahun 1992 berargumentasi bahwa kon-seling karier adalah konseling personal dan bahwa
kon-selor karier harus masuk lebih dalam pada aspek rasional dan informasi dari
pengambilan keputusan karier terma-suk aspek afektif misalnya isu psikologis konseli
dengan keprihatinan karier. Ia mengidentifikasi variabel psiko-logis seperti tingkat dan
tugas perkembangan, informasi identitas dan status, konsep diri, kebutuhan psikologis dan
hambatan-hambatan internal seperti pendapat Patterson (dalam Freeman, 1990) telah lama
mengidentivikasi dengan konseling non-direktif/berpusat pada konseli, mempunyai
identivikasi bahwa ia juga percaya bahwa konseling karier adalah konseling personal,
menekankan bahwa dalam konseling karier adalah penting melibatkan konseli sendiri dalam
pengumpulan informasi. Ia menga-takan bahwa informasi lebih bermakna jika konseli di-
bantu memilih kebutuhan informasi dan menekankan informasi dengan beberapa
arahan/bimbingan dari konselor.
2
Dari kepentingan khusus dan pengalaman kon-seling, konseling karier membolehkan
melayani wanita dan minoritas. Konselor harus mempertimbangkan tentang latar belakang
sukunya. Konselor karier harus tetap menyentuh stereotipe pekerjaan dan mengenal
perubahan di masyarakat untuk kemungkinan karier dari berbagai kelompok. Hoyt tahun
1989 merangkum beberapa aspek yang berubah dan memberi rekomendasi untuk mengu-
sahakan keseimbangan dari kesempatan untuk perkem-bangan karier. Andrea & Daniel
tahun 1992 memperjelas kebutuhan untuk pengalaman berbeda dan mempersiapkan generasi
muda dari penduduk kulit hitam di Amerika agar dapat masuk ke pasaran kerja.
Satu contoh proses konseling karier pendekatan psikodinamik membagi proses
konseling dalam 3 tahap yaitu 1) eksplorasi 2) keputusan kritis dan 3) bekerja untuk
perubahan. Konselor menentukan melalui suatu proses yang disebut dengan diagnosis
dinamik dengan kategori:
Sintesis kesukaran: yaitu membatasi suatu kasus konflik dan patologis seminimal
mungkin dimana masalah utama diketemukan. Dalam hal ini konseli dapat bekerja secara
produktif dalam konseling.
Identifikasi masalah: hal ini berhubungan dengan diri sendiri dan pengamatan pada
diri sendiri.
Pemuasan konflik-konflik: klasifikasi ini mengam-bil cita-cita dari pendapat yang
memandang pekerjaan-pekerjaan berhubungan dengan kesempatan-kesempatan yang
memberikan bentuk-bentuk kepuasan psikologis dalam aktivitas-aktivitas bekerja.
Perubahan orientasi: konseli tidak puas terhadap diri sendiri dan perjuangan melalui
pemilihan jabatan untuk mengubah dirinya sendiri.
Patologi (gangguan psikologi/emosional yang jelas). Oleh karena gangguan ini maka
kontak dengan beberapa jenis pekerjaan tidak berjalan dengan semestinya sehingga konseli
tidak bisa memilih jenis pekerjaan yang cocok (sebelum konseling kita harus tahu apa gang-
guannya).