Anda di halaman 1dari 3

PROSES KONSELING KARIER

Memahami beberapa pendekatan/model dalam konseling, perkembangan karier


dapat dideskripsikan sebagai satu proses melalui interaksi dan referensi diri, pengetahuan
diri, pengetahuan tentang pelatihan dan pekerjaan-pekerjaan, pendidikan dan kesempatan
kerja, keturunan dan pengaruh masa kecil, tipe kepribadian dan pola-pola dari trait/sifat yang
diekspresikan indvidu dalam pilihannya dan perilaku serta identitas kariernya. Hal ini
menyarankan bahwa perkembangan karier tidak berbeda dari perilaku manusia yang
kompleks dan bagian dari keseluruhan produk dari perkembangan kepribadian.
Herr dan Craemer tahun 1979 menyarankan sejumlah implikasi dan perkembangan
karier yang mene-mukan satu konsep dasar untuk kegiatan perencanaan konseling karier.
Pertama adalah pengenalan bahwa pekerjaan menyediakan satu arti/makna untuk memper-
temukan kebutuhan dan interaksi sosial, jati diri (dignity), harga diri, identifikasi diri dan
bentuk lain dari hadiah psikologis setiap pribadi, pendidikan, dan pekerjaan. Kematangan
karier adalah untuk meraih, melalui proses belajar yang kompleks yang dimulai sejak
kanak-kanak dan diteruskan dalam kehidupannya. Kecenderungan pilihan nyata adalah tidak
khusus saat ini tetapi data hubungan dengan pengalaman yang mendahului dari alternatif
kemudian. Ada kesinambungan tentatif dan kadang-kadang lebih psikologis katimbang
proses logik dari pembuatan keputusan sistem nilai, baik individual dan budaya adalah
penting dalam pembentukan per-kembangan karier.
Herr dan Craemer juga memasukkan kebutuhan untuk informasi yang cocok.
Informasi karier harus men-cakup tidak hanya fakta-fakta objektif seperti pengum-pulan
kemungkinan-kemungkinan persyaratan training dan sejumlah posisi yang dimungkinkan
tetapi juga aspek sosial dan psikologis dari karier. Sejak pilihan pekerjaan/ karier sebagai
metode yang diterapkan pada harga diri individu secara perorangan, informasi tentang
karakteris-tik diri; sikap, bakat dan nilai-nilai adalah penting sebagai informasi karier. Teori
dan pola pilihan karier adalah dasar untuk satu gaya hidup dan merefleksikan pengalam-an
perkembangan, kepribadian, tujuan dan sebagainya. Seperti pernyataan Herr dan Craemer,
pilihan karier dapat merupakan proses rasional yang penting jika orang tahu bagaimana
menseleksi dan menjaring informasi yang tepat dan kemudian menerapkan keproses
pengambilan kepu-tusan.
Selama beberapa dekade lalu konseling karier berada dalam posisi paradok dan
kurang menarik atau bermakna daripada konseling pribadi. Sekarang konseling karier diingat
sebagai satu bidang yang besar yang dibutuhkan individu dalam mencari bantuan konselor.
Konseling karier bukanlah secara total merupakan versi yang unik dari berbagai konseling
yang mempersyaratkan keterampilan yang penting untuk mengadakan beberapa bentuk
konseling berhubungan dengan intelektual indi-vidu dan pribadi normal. Tetapi ada beberapa
catatan perbedaan, Leigh tahun 1977 mengidentifikasi 3 perbe-daan antara konseling karier
dengan konseling khusus lainnya 1) fokus dari konseling karier adalah membantu
seseorang dalam memilih dan menyesuaikan dengan dunia kerja 2) konseling karier
mensyaratkan bahwa satu konselor menjadi terbiasa dengan informasi okupasi yang penting
dan lebih konkret daripada spesialisasi konseling lainnya 3) masalah karier kadang-kadang
dilihat konseli sebagai yang aman dan secara sosial dapat diterima sebagai jalan ke
psikoterapi. Jadi konselor karier harus dapat menentukan alam nyata dari keluhan konseli

1
dalam fase awal dari konseling melalui penyelenggaraan pengu-kuran selama kontak
konseling awalnya.
Konseling karier umumnya mengikuti proses yang teratur mulai dengan
mengembangkan hubungan dan diakhiri dengan tindak lanjut dan kemungkinan perubahan
dari perencanaan. Di antara 2 langkah, konselor mem-bantu konseli untuk mengembangkan
pemahaman dari masalahnya atau keprihatinannya. Data dari beberapa sumber disajikan
kepada konseli maka mereka lebih baik memahami diri mereka sendiri dan keputusan
pekerjaan dan alternatifnya. Konselor dan konseli kemudian bekerja untuk sintesis proses
penilaian dari profil individu konseli ke dalam perencanaan konkret atau pilihan.
Seorang konselor harus membantu konseli untuk menguji karakteristik pribadinya.
Seorang konselor harus menentukan tingkat kecerdasan, minat, bakat khusus, aspirasi,
kebutuhan dan nilai konseli Berbagai teknik pengumpulan data seperti check-list, inventori,
catatan-catatan dan data wawancara yang dapat menolong konselor dalam pengumpulan data.
Konselor mungkin menitik beratkan atau memberi perhatian pada konseli dari beberapa
bidang syaitu bakat khusus, sifat pribadi dan pendidikan yang dapat dicapai.
Sementara konseli belajar tentang dirinya, mereka harus belajar juga tentang
lingkungan yang memberi peluang untuk mendapat pekerjaan. Lingkungan meliputi semua
segi termasuk fungsi-fungsi individual seperti pengumpulan informasi yang dapat diperoleh
dari bebe-rapa sumber termasuk publikasi, media dengar pandang, modul, paket, komputer,
wawancara dengan ahli, penga-matan langsung dari pengalaman kerja. Informasi diha-rapkan
akurat, yang terbaru, penad/relevan digunakan dan teliti.
Seorang konseli dapat mempunyai peluang yang cocok untuk menjelajahi
kemungkinan-kemungkinan karier, mereka butuh pemahaman yang mendalam dari berbagai
kemungkinan. Jadi partisipasi konselor dalam fase klarifikasi dan integrasi, dengan
membantu konseli mendapatkan informasi faktual yang mendorong pema-haman yang
penuh dan mengintegrasikan dengan materi pada keputusan karier. Dengan pokok ini,
konseli mem-punyai data yang terakumulasi tentang data diri sendiri dan informasi
tentang pekerjaan. Konseli membutuhkan pemahaman bahwa ini bukan titik akhir dan dapat
mengundang diskusi lebih lanjut tentang pilihan peker-jaan yang nyata. Konseli kemudian
mulai bertindak dengan pilihan-pilihan, konselor mencari bantuan/ du-kungan dalam
implementasi pilihan. Jika konseli tidak siap membuat keputusan, konselor mungkin
harus me-nyisihkan waktu lebih banyak dalam membantu konseli memahami apa yang
menjadi kecenderungan dalam diri-++nya, atau tentang konseli yang tak mampu membuat
keputusan.
Peterson dan Nisenhalz tahun 1987 menyatakan "semua konseling karier adalah
personal/pribadi. Semua konseling pribadi belum tentu konseling karier". Manuele-Adkins
tahun 1992 berargumentasi bahwa kon-seling karier adalah konseling personal dan bahwa
kon-selor karier harus masuk lebih dalam pada aspek rasional dan informasi dari
pengambilan keputusan karier terma-suk aspek afektif misalnya isu psikologis konseli
dengan keprihatinan karier. Ia mengidentifikasi variabel psiko-logis seperti tingkat dan
tugas perkembangan, informasi identitas dan status, konsep diri, kebutuhan psikologis dan
hambatan-hambatan internal seperti pendapat Patterson (dalam Freeman, 1990) telah lama
mengidentivikasi dengan konseling non-direktif/berpusat pada konseli, mempunyai
identivikasi bahwa ia juga percaya bahwa konseling karier adalah konseling personal,
menekankan bahwa dalam konseling karier adalah penting melibatkan konseli sendiri dalam
pengumpulan informasi. Ia menga-takan bahwa informasi lebih bermakna jika konseli di-
bantu memilih kebutuhan informasi dan menekankan informasi dengan beberapa
arahan/bimbingan dari konselor.

2
Dari kepentingan khusus dan pengalaman kon-seling, konseling karier membolehkan
melayani wanita dan minoritas. Konselor harus mempertimbangkan tentang latar belakang
sukunya. Konselor karier harus tetap menyentuh stereotipe pekerjaan dan mengenal
perubahan di masyarakat untuk kemungkinan karier dari berbagai kelompok. Hoyt tahun
1989 merangkum beberapa aspek yang berubah dan memberi rekomendasi untuk mengu-
sahakan keseimbangan dari kesempatan untuk perkem-bangan karier. Andrea & Daniel
tahun 1992 memperjelas kebutuhan untuk pengalaman berbeda dan mempersiapkan generasi
muda dari penduduk kulit hitam di Amerika agar dapat masuk ke pasaran kerja.
Satu contoh proses konseling karier pendekatan psikodinamik membagi proses
konseling dalam 3 tahap yaitu 1) eksplorasi 2) keputusan kritis dan 3) bekerja untuk
perubahan. Konselor menentukan melalui suatu proses yang disebut dengan diagnosis
dinamik dengan kategori:
Sintesis kesukaran: yaitu membatasi suatu kasus konflik dan patologis seminimal
mungkin dimana masalah utama diketemukan. Dalam hal ini konseli dapat bekerja secara
produktif dalam konseling.
Identifikasi masalah: hal ini berhubungan dengan diri sendiri dan pengamatan pada
diri sendiri.
Pemuasan konflik-konflik: klasifikasi ini mengam-bil cita-cita dari pendapat yang
memandang pekerjaan-pekerjaan berhubungan dengan kesempatan-kesempatan yang
memberikan bentuk-bentuk kepuasan psikologis dalam aktivitas-aktivitas bekerja.
Perubahan orientasi: konseli tidak puas terhadap diri sendiri dan perjuangan melalui
pemilihan jabatan untuk mengubah dirinya sendiri.
Patologi (gangguan psikologi/emosional yang jelas). Oleh karena gangguan ini maka
kontak dengan beberapa jenis pekerjaan tidak berjalan dengan semestinya sehingga konseli
tidak bisa memilih jenis pekerjaan yang cocok (sebelum konseling kita harus tahu apa gang-
guannya).

Anda mungkin juga menyukai