Anda di halaman 1dari 8

📌 NIAT ZAKAT FITRAH UNTUK DIRI SENDIRI

ْ ِ‫ْﺖ ﺍَ ْﻥ ﺍُ ْﺧ ِﺮ َﺝ ﺯَ ﻛَﺎﺓَ ْﺍﻟﻔ‬


‫ﻄ ِﺮ ﻋ َْﻦ ﻧَ ْﻔ ِﺴ ْﻰ ﻓَﺮْ ﺿًﺎ ِﻪﻠﻟِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬ ُ ‫ﻧَ َﻮﻳ‬

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN NAFSII

FARDLOL LILLAAHI TA'AALAA

📍 Artinya :

Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah pada diri saya sendiri,

fardhu karena Allah Ta'ala

📌 NIAT ZAKAT FITRAH UNTUK ISTRI

ْ ِ‫ْﺖ ﺃَ ْﻥ ﺃُ ْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯﻛَﺎﺓَ ْﺍﻟﻔ‬


‫ﻄ ِﺮ ﻋ َْﻦ ﺯَ ﻭْ َﺟﺘِ ْﻲ ﻓَﺮْ ﺿًﺎ ِﻪﻠﻟِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬ ُ ‫ﻧَ َﻮﻳ‬

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN ZAUJATII

FARDHOL LILLAATI TA'AALAA

📍 Artinya :

Saya niat mengeluarkan zakat fitrah atas istri saya fardhu

karena Allah Ta'ala

📌 NIAT ZAKAT FITRAH UNTUK ANAK LAKI LAKI

ْ ِ‫ْﺖ ﺃَ ْﻥ ﺃُ ْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯﻛَﺎﺓَ ْﺍﻟﻔ‬


‫ ﻓَﺮْ ﺿًﺎ ِﻪﻠﻟِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬... ْ‫ﻄ ِﺮ ﻋ َْﻦ َﻭﻟَ ِﺪﻱ‬ ُ ‫ﻧَ َﻮﻳ‬

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN WALADII

(Sebutkan Nama Anaknya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA

📍 Artinya :

Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas anak laki-laki saya

(sebut namanya) Fardhu karena Allah Ta’ala

📌 NIAT ZAKAT FITRAH UNTUK ANAK PEREMPUAN

ْ ِ‫ْﺖ ﺃَ ْﻥ ﺃُ ْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯﻛَﺎﺓَ ْﺍﻟﻔ‬


‫ ﻓَﺮْ ﺿًﺎ ِﻪﻠﻟِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬... ‫ﻄ ِﺮ ﻋ َْﻦ ﺑِ ْﻨﺘِ ْﻲ‬ ُ ‫ﻧَ َﻮﻳ‬

NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN BINTII

(Sebutkan Nama Anaknya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA

📍 Artinya :

Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas anak perempuan saya


(sebut namanya), fardhu karena Allah Ta’ala

📌 NIAT ZAKAT FITRAH UNTUK DIRI SENDIRI DAN KELUARGA*

ْ ِ‫ْﺖ ﺃَ ْﻥ ﺃُ ْﺧ ِﺮ َﺝ َﺯﻛَﺎﺓَ ْﺍﻟﻔ‬


‫ﻄ ِﺮ َﻋﻨِّ ْﻰ َﻭﻋ َْﻦ َﺟ ِﻤﻴ ِْﻊ َﻣﺎ ﻳَ ْﻠ َﺰ ُﻣﻨِ ْﻰ ﻧَﻔَﻘَﺎﺗُﻬُ ْﻢ ﺷَﺮْ ﻋًﺎ ﻓَﺮْ ﺿًﺎ ِﻪﻠﻟِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬ ُ ‫ﻧ ََﻮﻳ‬

*~NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'ANNII WA'AN JAMII'I MAA YALZAMUNII*


*NAFAQOOTUHUM SYAR'AN FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA*

📍 Artinya :

Saya niat mengeluarkan zakat atas diri saya dan atas sekalian

yang saya diwajibkan memberi nafkah pada mereka secara syari’at,

fardhu karena Allah Ta’aala.

📌 NIAT ZAKAT FITRAH UNTUK ORANG YANG DIWAKILKAN

ْ ِ‫ْﺖ ﺃَ ْﻥ ﺃُ ْﺧ ِﺮ َﺝ ﺯَ ﻛَﺎﺓَ ْﺍﻟﻔ‬


‫…) ) ﻓَﺮْ ﺿًﺎ ِﻪﻠﻟِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ‬.. ‫ﻄ ِﺮ ﻋ َْﻦ‬ ُ ‫ﻧ ََﻮﻳ‬

~NAWAITU AN UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI 'AN

(Sebutkan nama orangnya) FARDHOL LILLAAHI TA'AALAA

📍 Artinya :

Niat saya mengeluarkan zakat fitrah atas…. (sebut nama orangnya),

Fardhu karena Allah Ta’ala

📌 BACAAN DOA KETIKA MENERIMA ZAKAT

‫ﻚ ﻃَﻬُﻮْ ﺭًﺍ‬ َ ‫ َﻭﺑَﺎ َﺭ‬، َ‫ﺁ َﺟ َﺮﻙ ﻪﻠﻟﺍُ ﻓِ ْﻴ َﻤﺎ ﺍَ ْﻋﻄَﻴْﺖ‬


َ َ‫ﻙ ﻓِ ْﻴ َﻤﺎ ﺍَ ْﺑﻘَﻴْﺖَ َﻭ َﺟ َﻌﻠَﻪُ ﻟ‬

~AAJAROKALLAAHU FIIMAA A'THOITA WABAAROKA FIIMAA ABQOITA

WAJA'ALAHU LAKA THOHUURON

📍 Artinya :

Semoga Allah memberikan pahala kepadamu pada barang yang engkau

berikan (zakatkan) dan semoga Allah memberkahimu dalam harta-harta

yang masih engkau sisakan dan

semoga pula menjadikannya sebagai pembersih (dosa) bagimu


🕘 " WAKTU MENGELUARKAN ZAKAT "

Waktu pelaksanaan mengeluarkan zakat fitrah terbagi

menjadi 5 kelompok :

🕘 1. Waktu wajib.

Yaitu, ketika menemui bulan Ramadhan dan menemui sebagian

awalnya bulan Syawwal.

Oleh sebab itu orang yang meninggal setelah maghribnya

malam 1 Syawwal, wajib dizakati.

Sedangkan bayi yang lahir setelah maghribnya

malam 1 Syawwal tidak wajib dizakati.

🕘 2. Waktu jawaz.

Yaitu, sejak awalnya bulan Ramadhan sampai memasuki waktu wajib.

🕘 3. Waktu Fadhilah.

Yaitu, setelah terbit fajar dan sebelum sholat hari raya.

🕘 4. Waktu makruh.

Yaitu, setelah sholat hari raya sampai menjelang tenggelamnya

matahari pada tanggal 1 Syawwal kecuali jika ada udzur

seperti menanti kerabat atau orang yang lebih membutuhkan,

maka hukumnya tidak makruh.

🕘 5. Waktu haram.

Yaitu, setelah tenggelamnya matahari tanggal 1 Syawwal


kecuali jika ada udzur seperti hartanya tidak ada ditempat tersebut

atau menunggu orang yang berhak menerima zakat,

maka hukumnya tidak haram.

👉 Sedangkan dari zakat yang dikeluarkan setelah

tanggal 1 Syawwal adalah qodho’.

📄 Adapun cara dalam melakukan melakukan zakat fitrah adalah

bisa dengan membayar sebesar satu sha' (1 sha'=4 mud, 1 mud=675 gr).

Perhitungan tersebut jika di implementasikan dalam bentuk yang lebih

general lagi kira-kira setara dengan 3,5 liter atau 2.7 kg makanan pokok

(tepung, kurma, gandum, aqith) atau yang biasa dikonsumsi

di daerah bersangkutan (Mazhab syafi'i dan Maliki).

👉 Sebagai contoh jika di Indonesia sebagian besar penduduknya

mengkonsumsi beras maka zakat bisa dibayarkan dalam bentuk beras.

👤 8 GOLONGAN YANG DAPAT MENERIMA ZAKAT

👤 1.FAQIR :

Yaitu yang tidak punya harta tidak punya pekerjaan, atau

punya pekerjaan atau harta akan tetapi tidak mencukupi dari kebutuhannya

sekiranya dia cuma mencukupi KURANG dari setengah kebutuhannya.

Contoh sebulan dia butuh 500ribu akan

tetapi penghasilannya kurang dari 250ribu.

👤 2.MISKIN:

Orang yang punya harta/pekerjaan lebih dari kebutuhan hidupnya

akan tetapi masih kurang dari kebutuhannya.

sekiranya dia cuma mencukupi LEBIH dari setengah kebutuhannya.

Contoh: sebulan dia butuh 500ribu dan pengasilanya lebih dari

setenggahny(500) penghasilan perbulan cuma 400ribu.


👤 3.AMIL :

Sesoarang yang di tunjuk oleh pemerintah untuk mengambil zakat

dan membagikannya, maka mereka boleh menerima zakat walupun

mereka termasuk orang kaya, dan ini jika mereka TIDAK DIBAYAR

oleh pemerintah, kalau mereka di bayar maka tidak boleh menerima zakat.

dan hanya di beri upah yang wajar untuk pekerjaannya.

👤 4.MUALLAF QULUBUHUM(ORANG2 YANG LEMAH IMANNYA) :

Yaitu mereka yang baru masuk islam/pemimpin yang diharapkan

ketika dia di kasih zakat maka pengikutnya akan ikut memeluk islam.

👤 5.MUKATIB :

Budak yang punya perjanjian secara tertulis dengan tuannya untuk merdeka.

👤 6.GHORIM (ORANG YANG BERHUTANG) :

Orang yang berhutang bukan untuk maksiat.

👤 7.ALGHUZZA (FI SABIlILLAH):

Orang yang berperang dan berjihad dan tidak mendapatkan bayaran

maka mereka boleh di beri zakat walupun mereka kaya.

👤 8.IBN SABIL:

Musafir yang kehabisan bekal nafakah untuk sampai ke tempat tujuannya,

maka boleh di berikan zakat.

walaupun mereka termasuk orang yang kaya di kampungnya.

💰 MENUNAIKAN ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG


📄 Ada khilafiyah di kalangan fuqaha dalam masalah

penunaian zakat fitrah dengan uang.

👉 Pertama,

Pendapat yang membolehkan.

📄 Ini adalah pendapat sebagian ulama seperti Imam Abu Hanifah,

Imam Tsauri, Imam Bukhari, dan Imam Ibnu Taimiyah.

📙 (As-Sarakhsi, al-Mabsuth, III/107).

Dalil mereka antara lain firman Allah SWT ,

”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka.”

(QS At-Taubah [9] : 103).

Menurut mereka, ayat ini menunjukkan zakat asalnya diambil dari harta (mal),

yaitu apa yang dimiliki berupa emas dan perak (termasuk uang).

Jadi ayat ini membolehkan membayar zakat fitrah dalam bentuk uang.

📙 (Rabi’ Ahmad Sayyid, Tadzkir al-Anam bi Wujub Ikhraj Zakat

al-Fithr Tha’am, hal. 4).

Mereka juga berhujjah dengan sabda Nabi SAW,

”Cukupilah mereka (kaum fakir dan miskin) dari meminta-minta

pada hari seperti ini (Idul Fitri).”

(HR Daruquthni dan Baihaqi).

Menurut mereka, memberi kecukupan (ighna`) kepada fakir dan miskin

dalam zakat fitrah dapat terwujud dengan memberikan uang.

📙 (Abdullah Al-Ghafili, Hukm Ikhraj al-Qimah fi Zakat al-Fithr, hal. 3).

👉 Kedua,

Pendapat yang tidak membolehkan

dan mewajibkan zakat fitrah dalam bentuk bahan makanan pokok

(ghalib quut al-balad).

📄 Ini adalah pendapat jumhur ulama Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah.

📙 (Al-Mudawwanah al-Kubra, I/392; Al-Majmu’, VI/112; Al-Mughni, IV/295)

Karena ada dua pendapat yang berbeda,


maka kita harus bijak dalam menyikapinya.

Ulama sekaliber Imam Syafi’i, mujtahid yang sangat andal saja

berkomentar tentang pendapatnya dengan mengatakan,

”Bisa jadi pendapatku benar, tapi bukan tak mungkin di dalamnya

mengandung kekeliruan. Bisa jadi pendapat orang lain salah,

tapi bukan tak mungkin di dalamnya juga mengandung kebenaran.”

📄 Dalam masalah ini, sebagai orang awam (kebanyakan),

kita boleh bertaqlid (mengikuti salah satu mazhab yang menjadi panutan

dan diterima oleh umat).

Allah tidak membebani kita di luar batas kemampuan yang kita miliki.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai

dengan kesanggupannya…”

(Al-Baqarah [2]: 286).

📄 Sesungguhnya masalah membayar zakat fitrah dengan uang sudah

menjadi perbincangan para ulama salaf,

bukan hanya terjadi akhir-akhir ini saja.

Imam Abu Hanifah, Hasan Al-Bisri, Sufyan Ats-Tsauri,

bahkan Umar bin Abdul Aziz sudah membincangkannya,

mereka termasuk orang-orang yang menyetujuinya.

Ulama Hadits seperti Bukhari ikut pula menyetujuinya,

dengan dalil danargumentasi yang logis serta dapat diterima.

📄 Menurut kami, membayar zakat fitrah dengan uang itu boleh,

bahkan dalam keadaan tertentu lebih utama.

Bisa jadi pada saat Idul Fitri jumlah makanan (beras) yang dimiliki

para fakir miskin jumlahnya berlebihan.

Karena itu, mereka menjualnya untuk kepentingan yang lain.

Dengan membayarkan menggunakan uang,

mereka tidak perlu repot-repot menjualnya kembali

yang justru nilainya menjadi lebih rendah.

Dan dengan uang itu pula, mereka dapat membelanjakannya sebagian

untuk makanan, selebihnya untuk pakaian dan keperluan lainnya.


Wallahu a’lam bish-shawab.

Semoga bermanfaat

📙 " Kitab Taqrirat Assadidah"

📄 "Dari berbagai sumber"

Anda mungkin juga menyukai