Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FILSAFAT DAN LOGIKA

NAMA : MARIA THERESIA KIM


NIM : 2102010396
KELAS/SEMEETER : i/1 (satu)

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KOTA KUPANG
1. Persoalan Utama Dalam Filsafat.
Tiga masalah utama dalam filsafat seperti yang telah dikemukakan
terdahulu bahwa filsafat berfikir radikal, sistematis, dan universal tentang
sesuatu. Jadi, yang menjadi ibjek pemikiran filsafat adalah segala sesuatu yang
ada. Segala yang ada merupakan bahan pemikiran filsafat karena filsafat
merupakan usaha berpikir manusia secara sistematis. Karena itu disini kita perlu
mensistematiskan segala sesuatu yang ada.
Al-Syaibany mendefinisikan filsafat sebagai usaha mencari yang hak dan
mengenai kebenaran, atau usaha untuk mengetahui tentang nilai segala sesuatu
yang mengelilingi manusia dalam alam semesta. Filsafat membahas yaitu
masalah wujud, pengetahuan, dan masalah nilai. Tiga masalah utam dalam
filsafat yaitu : ontology, epistemology, dan eksiologi.
a) Ontology, merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan
berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang
bersifat konkret. Ontologi terdiri dari dua suku kata yakni onto dan logos.
Onto berartu sesuatu yang berwujud sedangkan logos berarti ilmu. Jadi
ontologi adalah bidang pokok filsafat yang mempersoalkan hakikat
keberadaan segala sesuatu yang ada menurut tata hubungan sistematis
berdasarkan hukum sebab akibat yaitu ada manusia, ada alam, dan ada
kuasa prima dalam suatu hubungan yang menyeluruh, teratur, dan tertib
dalam keharmonisan. Ontologi dapat pula diartikan sebagai ilmu atau
teori tentang wujud atau hakikta yang ada. Objek ilmu atau keilmuan itu
adalah dunia empirik, dunia yang dapat dijangkau panca indera. Dengan
kata lain ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat sesuatu
yang berwujud (yang ada) dengan berdasarkan pada logika semata. Dari
teori ontologi ini kemudian muncul beberapa aliran dalam filsafat, antara
lain :
• Filsafat Materialisme.
• Filsafat Dualisme.
• Filsafat Skeptisisme.
• Filsafat Agnostisisme.
Pokok permasalahan yang menjadi objek kajian filsafat mencakup 3 segi
yaitu :
• Logika (benar-salah).
• Etika (baik-buruk).
• Estetika (indah-jelek).
Dari teori ontologi ini juga muncul lagi beberapa aliran dalam persoalan
keberadaan yaitu :
• Keberadaan dipandang dari segi jumlah, yaitu Monisme, Dualisme,
dan Pluralisme.
• Keberadaan dipandang dari segi sifat, yaitu Spiritualisme dan
Materialisme.
• Keberadaan dipandang dari segi proses, kejadian, atau perubahan,
yaitu Mekanisme, Teleologi, Vitalisme, dan Organisme.

b) Epistemologi, berasal dari bahasa Yunani kuno, dengan asal kata


“episteme” yang berarti pengetahuan dan “logos” yang berarti teori.
Secara etimologi, epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang
filsafat yang berusaha dengan hakikat dan ruang lingkup pengetahuan
tentang asal, struktur, metode serta kebebasan pengetahuan. Epistemologi
mengkaji mengenai apa sesungguhnya ilmu, dari mana sumber ilmu, serta
bagaimana proses terjadinya. Disamping itu banyak sumber yang
mendefinisikan pengertian epistemologi salah satunya adalah :
• Epistemologi adalah pengetahuan sistematis yang membahas
tentang terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula
pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validasi
dan kebenaran pengeahuan.
Ada juga beberapa metode agar dapat memperoleh pengetahuan yaitu :
• Metode Empiris.
• Metode Rasionalisme.
• Fenomenalisme.
• Intusionisme.
• Metode Kontemplatif.
• Metode Dialektis.
Ada juga beberapa teori yang dapat dijadikan acuan apakah pengetahuan
itu banar atau salah, yaitu :
• Teori Korespodensi.
• Teori Koherensi.
Jenis-jenis pengetahuan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
• Filsafat.
• Agama.
• Sains.

c) Aksiologi, secara etimologi, istilah eksiologi berasal dari bahasa Yunani


kuno, yang terdiri dari kata “aksios” yang berarti nilai dan “logos” yang
berarti teori. Jadi, aksiologi merupakan cabang dari filsafat yang
mempelajari nilai dan hakikat nilai. Dalam hal ini aksiologi berkaitan
dengan kebaikan dan keindahan tentang nilai dan penilaian. Hal ini
merupakan bidang kajian tentang dari mana sumber nilai, akar dan norma
serta nilai subsransif dan standar nilai.Dasar aksiologi ilmu membahas
tetntang manfaat yang diperoleh manusia dari pengetahuan yang di
dapatkannya.
• Hakikat dan Makna Nilai.
Secara singkat dapat dikatakan nahwa nilai memiliki bermacam
makna diantaranya : Mengandung nilai, Mempunyai nilai, dan
Memberi nilai.
• Kegunaan dan Nilai Ilmu.
Kegunaan ilmu secara moral harus ditunjukan untuk kebaikan
manusia tanpa merendahkan martabat atau mengubah hakikat
manusia.

2. Metode Pemikiran dalam Filsafat.


Filsafat adalah suatu ilmu yang menggunakan daya berpikir yang sangat
luar biasa. Filsafat sebagaimana yang telah dipahami bersama adalah hasil
pemikiran para filsuf. Tentu dalam perkembangannya ada beberapa metode
yang dikembangkan sebagai usaha untuk mempelajari filsafat.
Karakteristik berpikir filsafat meliputi (harus) sistematis, bersifat universal,
radikal (mendasar), rasional, menyeluruh, koheren, konseptual, bebas dan
bertanggung jawab.
Didalam tasfir ada tiga macam metode dalam mempelajari filsafat yaitu :
Metode sistematis, Metode historis, dan Metode Kritis.
Sedangkan dalam referensi yang lain disebut ada 10 metode yang digunakan
dalam mempelajari filsafat. Analisi selanjutnya tentang metode yang digunakan
dalam upaya mempelajari filsafat adalah seagai berikiut :
a) Metode Sistematis.
Kita kenal dengan sebutan karya filsafat atau isi filsafat pertama
adalah (teori hakikat atau kita kenal dengan istilah ontologi).
Kedua adalah (teori pengetahuan kita juga mengenal dengan istilah
epistemologi). Ketiga adalah (teori nilai dan dikenal dengan
sebutan aksologi).
b) Metode Historis.
Dalam metode ini yang diperhatikan adalah tokoh serat periode
filsafat, riwayat hidupnya, dan pokok ajarannya.
c) Metode Kritis.
Metode ini dipergunakan oleh Sokrates dan Plato. Yang
diperhatikan dalam metode ini adalah memahami isi, mengajukan
kritik baik dengan bentuk menentang atau dukungan terhadap
ajaran filsafat yang sedang dipelajari.
d) Metode Intuiti.
Ini sebagi metode yang prosesnya menggunakan aktivitas
kontemplasi dengan melakukan perenungan secara intens dan
mendalam.
e) Metode Skolastik.
Metode ini pada prinsipnya bersifat sintesis deduktif.
f) Metode Matematis.
Metode ini dimulai dengan analisa terhadap hal-hal yang
kompleks.
g) Metode Empiris.
Metode ini berpijak pada sifat bahwa hanya pengalamanlah yang
dapat menyajikan pengertian yang benar.
h) Metode Transendental.
Ini adalah metode yang merupakan analisis kriteriologis yang
berpangkal pada pengertian objektif.
i) Metode Dialektis.
Pada prinsipnya metode ini pada dasarnya mengikuti dinamika
pikiran atau alam sendiri.
j) Metode Fenomenologi.
Metode ini pada prinsipnya melakukan pemotongan secara
sistematis.
k) Metode Non-positivistik.
Metode ini pada prinsipnya meletakan pemahaman terhadap
hakikat kenyataan dengan jalan mempergunakan aturan-aturan
seperti yang berlaku pada ilmu pengetahuan positif.
l) Metode Analitika Bahasa.
Metode ini pada prinsipnya melakukan analisa berdasarkan
pemakaian bahasa sehari-hari.
m) Metode Deduksi.
Yakni metode baerpikir yang menarik kesimpulan dari prinsip-
prinsip umum kemudian diterapkan pada sesuatu yang bersifat
khusus.
n) Metode Induksi.
Metode manarik kesimpulan dari prinsip umum ke khusus.

Anda mungkin juga menyukai