Anda di halaman 1dari 12

VOL. 2, NO.

3, JUNI-SEPTEMBER 2021

Journal of Muslim Community Health (JMCH)


ISSN 2774-4590
Published by Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia
Original Research Open Access

Pengaruh Beban Kerja Dokter Gigi Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Dan
Kinerja Saat Pandemi Covid Di Klinik Kimia Farm Kota Makassar

*Ludfia Ulfa1, Nurmiati Muchlis1, Sundari1


2
Program Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia

*Email :lulu.sakti@yahoo.co.id

ABSTRACT
Background: The SARS-Cov-2 pandemic had a negative impact on all aspects of health
including dentists. There is a tendency of increasing dentist workload which can impact on
jobsatisfaction and dentist performance. This study aims to analyze the effect of dentist
workloads on the level of job satisfaction and performance during the Covid pandemic at Kimia
Farma Clinic, Makassar City. Method: The research design used in this study was an analytic
survey with a Cross Sectional Study approach. Sampling was carried out by purposive sampling
method with a sample size of 50 people. Methods of data analysis using statistical analysis using
a computer program. Results: The results of this study found that there was an effect of internal
workload (p: 0.038), external workload (p: 0.021) on dentist performance, while job satisfaction
(0.216) had no relationship with performance. There is an effect of external workload (p: 0.049)
on dentist job satisfaction, while internal workload (p: 0.241) has no effect. The effect of total
external workload on dentist performance is equal to the direct effect plus the indirect effect,
namely: (-0.322) + (-0.044) = -0.366. This indicates that the increased external workload can
reduce dentist performance through the combination of direct and indirect effects of -0.366. The
effect of total job satisfaction on dentist performance is 0.158. This indicates that increased job
satisfaction can increase dentist performance by 0.158. Conclusion: The conclusion of the study
shows that there is an effect of workload on job satisfaction and performance of dentists. So it is
suggested to the parties concerned to pay attention to the performance of dentists and the factors
that influence it, including workload and job satisfaction.

Keywords: workload, job satisfaction, performance

69
ABSTRAK
Latar belakang: Pandemi SARS-Cov-2 berdampak negatif terhadap seluruh aspek kesehatan
termasuk dokter gigi. Terjadi kecenderungan peningkatan beban kerja kerja dokter gigi yang
dapat berdampak pada kepuasan kerja dan kinerja dokter gigi. Penelitian ini bertujuan
menganalisis pengaruh beban kerja dokter gigi terhadap tingkat kepuasan kerja dan kinerja saat
pandemi covid di Klinik Kimia Farma Kota Makassar. Metode: Rancangan penelitian yang
dipakai dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 50 orang. Metode analisis data menggunakan analisis statistik dengan menggunakan
Program komputer dengan batas kemaknaan α:0.05 Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan
terdapat pengaruh beban kerja internal (p:0,038), beban kerja eksternal (p:0,021) terhadap kinerja
dokter gigi sedangkan kepuasan kerja (0.216) tidak terdapat hubungan dengan kinerja. terdapat
pengaruh beban beban kerja eksternal (p:0,049) terhadap kepuasan kerja dokter gigi sedangkan
beban kerja internal (p:0,241) tidak terdapat pengaruh terhadap kepuasan kerja. Pengaruh total
beban kerja eksternal terhadap kinerja dokter gigi adalah sebesar pengaruh langsung ditambah
pengaruh tidak langsung yaitu: (-0.322) + (-0.044) = -0.366. Ini mengindikasikan bahwa beban
kerja eksternal yang meningkat dapat menurunkan kinerja dokter gigi melalui penggabungan
pengaruh langsung maupun tidak langsung sebesar -0.366. Pengaruh total kepuasan kerja
terhadap kinerja dokter gigi sebesar 0.158. Ini mengindikasikan bahwa kepuasan kerja yang
meningkat dapat meningkatkan kinerja dokter gigi sebesar 0.158.Kesimpulan : Kesimpulan dari
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh beban kerja terhadap kepuasan kerja dan
kinerja dokter gigi. Sehingga disarankan kepada pihak yang terkait untuk memperhatikan kinerja
dokter gigi dan faktor yang mempengaruhinya termasuk beban kerja dan kepuasan kerja.

Kata kunci : beban kerja, kepuasan kerja, kinerja

LATAR BELAKANG (Ge, 2020; Martins 2020). Berbagai


organisasi kesehatan secara umum di dunia
Pada akhir tahun 2019, terjadi hingga organisasi profesi kedokteran gigi
penyebaran virus baru yang kita sebut baik tingkat internasional maupun nasional
sebagai virus SARS-Cov-2 atau biasa telah mengeluarkan rekomendasi untuk
disebut sebagai Virus Corona. Virus ini pelayanan kedokteran gigi yang aman
meluas ke seluruh dunia dan dinyatakan oleh selama masa pandemi Covid19.(2)
WHO sebagai pandemi global pada bulan Pada awalnya, seluruh prosedur
Maret 2020. Hal ini menyebabkan dampak kedokteran gigi terutama yang bersifat
negatif dan kelumpuhan pada hampir aerosol generating procedures disarankan
sebagian besar aktifitas profesi kedokteran untuk ditunda. Namun tak dapat dipungkiri
gigi. Dikarenakan Prosedur kerja dokter gigi jika pasien tetap membutuhkan pemeriksaan
tergolong dalam risiko tinggi transmisi dan dan perawatan gigi secara berkala (Lubis,
kontaminasi virus SARS-Cov-2 (Meng, 2020). Hal ini didukung oleh hasil
2020; Arun 2020). Virus SARS-Cov-2 wawancara singkat peneliti terhadap
terbukti memiliki tingkat penularan yang beberapa pasien gigi di suatu klinik. Dari 5
sangat tinggi dengan menyebar sebagian pasien yang diwawancarai, keseluruhan
besar melalui droplet pernapasan dan mengatakan bahwa mereka tetap
melalui kontak langsung terhadap membutuhkan perawatan gigi secara
permukaan yang terkontaminasi virus.(1) berkala. Salah satu pasien bahkan
Berbagai bukti telah menunjukkan mengatakan bahwa ia harus rutin melakukan
bahwa salah satu rantai penularan manusia kontrol setiap minggunya karena ia sedang
ke manusia dari virus SARS-Cov-2 terjadi melakukan perawatan saraf gigi, dimana hal
pada fasilitas pelayanan kesehatan terutama ini merupakan salah satu kasus emergency
pada prosedur perawatan kedokteran gigi di yang harus ditangani secara cepat dan
rumah sakit. Prosedur kedokteran gigi dapat berkala. Permasalahan ini jelas
melibatkan droplet, hingga aerosol yang menimbulkan suatu perasaan dilema bagi
menjadi media penularan yang paling besar seorang dokter gigi. Di satu sisi ia harus
kemungkinannya terjadi di fasilitas profesional melaksanakan tugasnya sebagai
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dokter, namun di sisi lain ada perasaan

70
khawatir akan terpaparnya virus SARS-Cov- dari pasien yang telah dirawat. Maka dari
2. (3) itu, biaya perawatan per pasien mesti
Adanya pasien yang tetap dinaikan karena adanya biaya tambahan
membutuhkan perawatan gigi menyebabkan membeli APD untuk pasien, serta alat dan
meningkatnya jumlah kunjungan pasien ke bahan sekali pakai. (6)
praktek poli klinik gigi swasta, di antaranya Selain biaya yang meningkat, waktu
klinik kimia farma. Klinik kimia farma perawatan per pasien menjadi lebih lama
merupakan klinik swasta yang telah karena sebelum mengerjakan pasien, dokter
mempunyai berbagai cabang dan merupakan memerlukan waktu persiapan menggunakan
suatu apotek dan klinik yang menjadi sarana APD, melakukan screening awal seperti cek
pemenuh kesehatan bagi masyarakat suhu dan anamnesis riwayat perjalanan
(Setiyawati, 2009). Hasil wawancara singkat pasien, dan memerlukan waktu lebih lama
peneliti dengan pasien juga menunjukkan untuk sterilisasi ruangan setelah pergantian
bahwa pasien lebih memilih untuk pasien. Hal ini berdampak pada Jumlah
mendatangi praktek poli klinik gigi swasta kunjungan pasien dalam sehari
dibandingkan dengan mengunjungi fasilitas berkurang/sedikit karena kebanyakan pasien
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, takut tertular covid, dan diberlakukan
karena seperti yang kita ketahui penyabaran pembatasan jumlah pasien karena waktu
virus corona lebih rentan di rumah sakit di perawatan per pasien menurun. Hal ini
bandingkan di praktek poli klinik gigi menyebabkan omset pendapat klinik juga
swasta. Dikarenakan pada praktek klinik menurun. Seperti data yang peneliti
gigi swasta seperti kimia farma diberlakukan dapatkan di salah satu cabang klinik kimia
adaptasi era kenormalan baru seperti farma mengenai omset pendapatan yang
pembatasan jumlah kunjungan pasien yakni sangat menurun pada bulan pertama saat
hanya melayani pasien janjian, dan awal terjadi penyebaran SARS-Cov-2. Tak
diberlakukan screening pencegahan virus hanya itu, ada beban bagi seorang dokter
corona secara ketat.(4) saat mengerjakan pasien karena dokter takut
Berdasarkan studi pendahuluan, Hal tertular, namun dituntut untuk tetap
ini yang menyebabkan beban kerja dokter professional melakukan perawatan. Di
gigi meningkat. Seperti yang kita ketahui praktek dokter gigi dapat menjadi sumber
terdapat banyak beban bagi dokter gigi penularan virus corona karena adanya
untuk melakukan praktek kembali di masa kemungkinan terhirup aerosol/droplet yang
new normal, seperti Dokter gigi dituntut mengandung virus. Rentan pula terjadi
untuk menggunakan APD (alat pelindung infeksi silang antara dokter dan pasien
diri) level 3. Seperti baju hazmat covered all, karena terpapar air liur dan darah. (7)
masker respiratory, sarung tangan, penutup Meskipun APD bisa menjadi
kepala, sepatu boot. Namun saat pelindung bagi seorang dokter ketika
menggunakan APD ketika mengerjakan melaksanakan tugas, namun penggunaan
pasien ada rasa tidak nyaman bagi dokter, APD juga bisa menyebabkan dokter mudah
seperti rasa panas, sesak, dan tidak bebas lelah. Hal ini dikarenakan saat melakukan
bergerak saat melakukan pekerjaan. Selain perawatan dengan menggunakan APD
itu, saat dituntut menggunakan APD level 3, lengkap, dokter dilarang makan/minum dan
maka biaya bahan habis pakai meningkat. mereka tidak boleh melepas APD hingga
Karena perlu menggunakan sarung tangan perawatan selesai. (8)
berlapis, masker berlapis-lapis, dan gaun Keseluruhan hal tersebut jelas
kerja sekali pakai langsung dibuang agar menimbulkan beban kerja bagi dokter gigi di
tidak terjadi infeksi silang antara dokter dan klinik kimia farma. Beban kerja dokter gigi
pasien. (5) dapat berupa beban kerja karena faktor
Tak hanya biaya BHP (Bahan Habis internal dan karena faktor eksternal. Beban
Pakai) yang meningkat, biaya Alat juga ikut kerja karena faktor internal merupakan
meningkat karena perlu membeli tambahan beban yang berasal dari dalam diri itu
alat di klinik agar tidak terjadi penyebaran sendiri. Reaksi tubuh tersebut dikenal
virus. Seperti lampu UV untuk sterilisasi sebagai strain. Menurut Tarwaka (2010)
ruangan, vacum suction untuk hisap droplet Beban kerja internal terdiri dari beberapa

71
faktor, diantaranya jenis kelamin, kondisi bekerja. Apabila seseorang mendambakan
kesehatan, motivasi, persepsi, dan sesuatu, berarti yang bersangkutan memiliki
kepercayaan. (9) suatu harapan dan dengan demikian
Sedangkan beban kerja karena faktor termotivasi untuk melakukan tindakan
eksternal merupakan beban kerja yang pencapaian harapan tersebut. Jika harapan
berasal dari luar diri pekerja atau yang tersebut terpenuhi, maka akan dirasakan
disebut dengan stressor. Beban kerja karena kepuasan.(12)
faktor eksternal terdiri dari beberapa faktor, Menurut Luthans (2010) terdapat
yakni Tempat kerja/Lingkungan, Alat dan lima dimensi yang dapat mempengaruhi
Sarana, Kondisi Kerja, Lama waktu kerja, kepuasan kerja. Diantaranya pekerjaan itu
Sistem Upah, dan adanya wabah/virus sendiri, rekan kerja, Gaji/upah, kesempatan
seperti sekarang ini yakni virus corona. promosi, dan supervisi. Lima dimensi ini
Profesi dokter gigi tidak terlepas dari sangat berpengaruh terhadap kepuasan
kemungkinan untuk berkontak secara seseorang dalam bekerja.
langsung maupun tidak langsung dengan Kepuasan kerja menunjukkan
mikroorganisme/virus dari pasien. kesesuaian antara harapan seseorang yang
Penyebaran virus dapat terjadi melalui timbul dan imbalan yang disediakan
droplet saliva pasien saat melakukan pekerjaan, sehingga kepuasan kerja juga
tindakan perawatan gigi. Bukti menunjukkan berkaitan erat dengan teori keadilan,
bahwa tingkat resiko dokter gigi berkaitan perjanjian psikologis dan motivasi. (Robbins
langsung dengan kontak terhadap droplet & judge,2009). Lebih lanjut Robbins dan
saliva pasien. Hal ini menyebabkan tindakan judge (2009) mendefinisikan kepuasan kerja
dalam praktek dokter gigi menempatkan sebagai suatu sikap umum seorang individu
dokter gigi beresiko tinggi terutama terhadap terhadap pekerjaanya dimana dalam
penyebaran virus SARS-Cov-2 . (9) pekerjaan tersebut seseorang dituntut untuk
Dokter gigi di dalam melakukan berinteraksi dengan rekan sekerja dan
pekerjaannya memiliki tugas dan tanggung atasan, mengikuti aturan dan kebijaksanaan
jawab yang sangat besar kepada pasien, organisasi, memenuhi standar kinerja.
sehingga seorang dokter dituntut untuk Dengan demikian, kepuasan kerja adalah
profesional dalam melayani pasien. Tuntutan perasaan yang timbul dalam diri individu,
yang tinggi dari pasien secara tidak disadari dalam hal ini dokter gigi, setelah melakukan
dapat menimbulkan suatu beban kerja bagi tindakan atau perawatan kepada pasiennya.
dokter gigi pada saat melaksanakan (13)
tugasnya. Hal ini yang mendasari peneliti Kepuasan kerja juga berkaitan erat
melakukan penelitian dikarenakan beban dengan kinerja seseorang dalam bekerja.
dokter gigi sangat meningkat saat masa Jika seseorang puas dalam bekerja maka
pandemi seperti sekarang ini. Walaupun kinerjanya akan meningkat/baik. Menurut
seringkali beban kerja ini tidak nampak dari mangkunegara (2007) kinerja adalah hasil
luar, tetapi sangat mempengaruhi kinerja kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dokter dalam mengemban tugasnya, dicapai oleh seorang pegawai dalam
sehingga hal ini dapat secara langsung melaksanakan tugasnya sesuai dengan
mempengaruhi pula tingkat kepuasan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
kerjanya. (11) Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi
Kepuasan kerja merupakan sikap kinerja yakni faktor kemampuan dan faktor
positif terhadap pekerjaan pada diri motivasi.
seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja Pada penelitian ini yang telah saya
merupakan hal yang bersifat individual. lakukan pada bulan November hingga
Setiap individu akan memiliki tingkat desember, dilapangan memang benar sangat
kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sulit menggunakan APD (Alat Pelindung
sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Diri) saat bekerja. Tak hanya itu, keadaan
Biasanya orang akan merasa puas atas kerja covid yang tak kunjung membaik sehingga
yang telah atau sedang dijalankan, apabila dokter gigi klinik kimia farma harus tetap
apa yang dikerjakan dianggap telah menggunakan protokol kesehatan yang ketat
memenuhi harapan, sesuai dengan tujuannya saat akan melakukan perawatan kepada

72
pasien. Selain itu beberapa dokter gigi berasal dari responden dalam penelitian ini
bahkan memilih tidak praktek, dikarenakan kemudian dikumpulkan dalam bentuk
ketakutan akan terpapar virus. Ditengah kuesioner online.
wabah ini banyak dari teman sejawat yang Pengumpulan data dilakukan
harus gugur karena virus corona ini. (14) menggunakan kuesioner yang dibuat oleh
Beberapa hasil penelitian terdahulu peneliti dengan mengacu kerangka konsep
menunjukkan bahwa beban kerja dan variable - variabel yang akan diteliti
memberikan dampak yang signifikan kepada responden. Kuesioner dalam bentuk
terhadap kinerja. Contoh, penelitian yang angket, yang diisi oleh dokter gigi di klinik
dilakukan oleh Kifly (2019) yang kimia farma.
menunjukkan bahwa terdapat hubungan Populasi dalam penelitian ini adalah
beban kerja dengan kinerja perawat, dimana dokter gigi di Poli Gigi Klinik Kimia Farma.
beban kerja yang rendah memberikan Sampel adalah bagian dari jumlah dan
kinerja yang tinggi. Selain itu, terdapat pula karakteristik yang dimiliki oleh populasi
penelitian yang dilakukan oleh Mustapha tersebut dengan jumlah populasi 100 orang.
(2013) yang menyatakan bahwa kinerja Karena penelitian ini merupakan penelitian
dipengaruhi oleh beban kerja sehari-hari dan Cross Sectional Study maka besar sampel
kepuasan kerja. Semakin tinggi beban kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus
pegawai, maka semakin rendah tingkat (Lemeshow, 1990) dengan jumlah sampel
kinerjanya. Sementara kepuasan kerja penelitian sebesar 50 orang dokter gigi
berbanding lurus dengan kinerja pegawai. klinik kimia farma kota makassar.
Jadi, semakin puas seseorang dalam Pengumpulan data dilakukan sejak
pekerjaannya maka kinerjanya akan semakin bulan november 2020 sampai Desember
baik. Penelitian-penelitian tersebut 2020 tentang Pengaruh Beban Kerja Dokter
mengambil populasi dari perawat, karyawan, Gigi Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja dan
atau pun pegawai rumah sakit, namun belum Kinerja Dokter Gigi Di Klinik Kimia Farma
ada penelitian yang menjadikan dokter gigi Di Kota Makassar.
sebagai populasi. Berdasarkan hal tersebut
serta ditinjau dari latar belakang yang telah HASIL
dipaparkan, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul, Berdasarkan hasil penelitian
“Pengaruh Beban Kerja Dokter Gigi mengenai pengaruh beban kerja dokter gigi
Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Dan terhadap tingkat kepuasan kerja dan kinerja
Kinerja Saat Pandemi Covid di Poli Gigi dokter gigi saat pandemic covid di klinik
Klinik Kimia Farma Kota Makassar”. (15) kimia farma kota makassar diperoleh :
Tabel 1
METODE

Penelitian ini adalah penelitian


kuantitatif dengan pendekatan Cross
Sectional Study (potong lintang) yaitu
rancangan penelitian dengan melakukan
pengukuran atau pengamatan pada saat Tabel 1 di atas tentang karakteristik
bersamaan atau sekali waktu, yang bertujuan responden didapatkan bahwa responden
mengetahui kinerja dokter gigi. Penelitian terbanyak berusia 21-30 tahun berjumlah 28
ini menggunakan metode analisis korelasi orang dengan persentase (56.0%), dan lebih
dan regresi. Analisis korelasi digunakan dari setengah responden adalah perempuan
untuk melihat seberapa kuat hubungan berjumlah 31 orang dengan persentase
antara variabel dependen dan variabel (62.0%).
independen. Sementara analisis regresi
digunakan untuk melihat nilai koefisien
regresi dalam menentukan besarnya
pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Data informasi yang

73
Tabel 2 responden sebesar (68.0%), mereka juga
merasa terbebani saat mengerjakan pasien di
masa pandemic virus corona dengan
persentase (42.0%), hal ini mungkin
dikarenakan kebanyakan pasien yang kurang
jujur dan sering menyembunyikan gejala
maumpun riwayat perjalanan mereka, demi
kepentingan perawatan mereka. Selain
terdapat beban dari dalam diri, Biaya untuk
Pada Tabel 2 menujukkan Hasil pengeluaran BHP (Bahan Habis Pakai) pun
analisis variabel penelitian ditemukan bahwa sangat meningkat dengan persentase
sebagian besar responden memilik beban (78.0%), selain itu waktu kerja per pasien
kerja internal yang tinggi dengan persentase pun menjadi lebih lama dibuktikan dengan
(88.0%), beban kerja eksternal dokter gigi persentase (76.0%). Hal ini dapat
juga tinggi dengan persentase (80.0%), dikarenakan setiap pergantian pasien
kepuasan kerjanya juga tinggi dengan dibutuhkan waktu untuk sterilkan alat dan
persentase (90.0%), dan kinerja dokter gigi ruangan serta pengantian APD bagi dokter
klinik kimia farma kota makassar juga tinggi gigi. Pada Alat dan sarana prasarana tempat
dengan persentase (88.0%) kerja tidak lengkap dengan persentase
sebesar (32.0%).
Tabel 3 Adapun kinerja dokter gigi yang
bermasalah berkaitan dengan tidak
mempersiapkan terlebih dahulu alat-alat
yang akan digunakan untuk melakukan
perawatan dengan persentase sebesar
(60.0%), tak hanya itu dokter gigi yang tidak
melaksanakan tugas sebagai dokter gigi
dengan penuh tanggung jawab dengan
persentase sebesar (34.0%), dan praktek
tidak sesuai jadwal yang ditetapkan/ tepat
waktu atau izin mendadak dengan persentase
(26.0%).

Tabel 4

Berdasarkan table 3 di atas dapat


dilihat bahwa beban kerja internal dokter
gigi menyatakan bahwa mereka tidak merasa
aman dengan APD yang lengkap saat
mengerjakan pasien dengan persentase
sebesar (40.0%), tak hanya itu mereka
merasa kelelahan saat mengerjakan pasien
sambil mengenakan APD yang lengkap yang
dibuktikan dengan jawaban responden
sebesar (38.0%), selain merasa kelelahan Berdasarkan table 4 di atas dilihat
responden juga merasa resah dan takut saat bahwa kepuasan kerja dokter gigi yang
mengerjakan pasien di masa pandemic paling rendah berkaitan dengan Kondisi
dengan persentase jawaban sebesar (32.0%). ruangan kerja terutama berkaitan dengan
Pada Beban kerja eksternal dokter gigi ventilasi udara, kebersihan dan kebisingan
menyatakan bahwa mereka tidak nyaman dimana terdapat 2% yang sangat tidak puas
saat Menggunakan APD (Alat Pelindung dan jaminan atas kesehatan atau keselamatan
Diri) level 3 saat mengerjakan pasien yang kerja terdapat 4% yang sangat tidak puas.
dibuktikan dengan persentase jawaban

74
Ini mengindikasikan bahwa dokter gigi gigi akan menurun. Sedangkan saat
klinik kimia farma sangat tidak puas dengan kepuasan kerja dokter gigi meningkat maka
lingkungan kerja dan jaminan kesehatan akan diikuti peningkatan kinerja dokter gigi.
serta keselamatan kerja, sehingga diperlukan
evaluasi lebih lanjut karena lingkungan dan
factor jaminan kesehatan dan keselamatan
kerja merupakan komponen penting dalam
memenuhi kepuasan seseorang dalam
bekerja.

Tabel 5
Gambar 1 Analisis Jalur

Berdasarkan gambar 1 di atas dapat dilihat


pengaruh antara variabel baik secara
langsung, tidak langsung, dan pengaruh
total.

PEMBAHASAN
Pada tabel 5 menunjukkan
Persamaan regresi tersebut mempunyai Pengaruh beban kerja internal
makna bahwa tidak terdapat pengaruh terhadap kepuasan kerja dokter gigi.
negatif beban kerja internal terhadap Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai
kepuasan kerja dokter gigi, sedangkan beban koefisien X1= -0.182 dengan nilai p=0.241.
kerja eksternal terdapat pengaruh negatif Artinya nilai koefisien bernilai negatif dan
terhadap kepuasan kerja dokter gigi yang mempunyai signifikansi 0.241> 0.05.
artinya jika beban kerja eksternal tinggi Koefisien tersebut menunjukkan bahwa
maka kepuasan kerja rendah. Ini beban kerja internal berpengaruh negatif
mengindikasikan bahwa saat beban kerja tetapi tidak signifikan terhadap kepuasan
internal dokter gigi tinggi tidak mengalami kerja dokter gigi. Ini berarti bahwa jika
penurunan kepuasan kerja sedangkan ketika beban kerja internal meningkat tidak ikut
beban kerja eksternal tinggi maka akan menurunkan kepuasan kerja. Sehingga
menurunkan kepuasan kerja. beban kerja internal tidak berpengaruh
negatif secara signifikan terhadap kepuasan
Tabel 6 kerja dokter gigi di Klinik Kimia Farma
Kota Makassar. Pada Variabel beban kerja
internal terdiri dari lima indikator yang
menjadi acuan yakni jenis kelamin, kondisi
kesehatan, motivasi, persepsi, dan
kepercayaan. Dengan kriteria beban kerja
internal yang tinggi jika ≥ 55% dan
termasuk kategori rendah jika < 55 %.
Pernyataan tentang beban kerja internal
dalam penelitian ini terdiri dari 10
Pada tabel 6 menunjukkan pernyataan dan jawaban beban kerja internal
Persamaan regresi tersebut mempunyai dikategorikan tinggi oleh 88% responden
makna bahwa terdapat pengaruh negatif dan kategori rendah oleh responden sebesar
beban kerja internal dan beban kerja 12%. Hal ini diasumsikan bahwa dokter gigi
eksternal terhadap kinerja dokter gigi, yang praktek saat pandemic covid di klinik
sedangkan kepuasan kerja memberikan kimia farma kota makassar mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja dokter beban kerja internal yang tinggi namun tidak
gigi. Ini mengindikasikan bahwa saat beban ikut menurunkan kepuasannya dalam
kerja internal dan beban kerja eksternal bekerja.
dokter gigi meningkat maka kinerja dokter

75
Penelitian ini tidak sejalan dengan Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh kifly franco penelitian rokhmatul hikmat dan Melinda
dan Mario Katuuk (2019) mengenai (2019) mengenai “hubungan beban kerja
“hubungan beban kerja dengan kepuasan dengan kepuasan kerja perawat” yang
kerja perawat di ruangan perawatan dewasa menunjukkan bahwa ada hubungan yang
RSU GMIM Pancaran Kasih Manado” yang signifikan antara beban kerja dan kepuasan
menunjukkan bahwa hubungan yang kerja perawat. Beban kerja perawat dengan
bermakna antara beban kerja dengan frekuensi berat oleh sebagian besar
kepuasan kerja (ρ = 0,000) yang berarti ada responden, hal ini karena beban kerja
hubungan yang signifikan antara beban kerja merupakan besaran pekerjaan yang harus
dan kepuasan kerja. Berdasarkan hasil dipikul oleh suatu jabatan atau unit
analisis data yang dilakukan untuk menguji organisasi dan merupakan hasil kali antara
hubungan antara beban kerja dengan volume kerja dan norma waktu. Jumlah
kepuasan kerja perawat diperlihatkan bahwa pekerjaan yang harus diselesaikan oleh
antara kedua variabel tersebut menunjukkan sekelompok atau seseorang dalam waktu
ada hubungan yang signifikan. Selanjutnya tertentu atau beban kerja dapat dilihat pada
dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi sudut pandang obyektif atau subyektif.
beban kerja maka semakin rendah tingkat Secara obyektif adalah keseluruhan waktu
kepuasan kerja perawat. Berdasarkan data yang dipakai atau jumlah aktivitas yang
hasil penelitian yang diperoleh,sesuai dilakukan. Sedangkan beban kerja secara
dengan konsep yang menerangkan hubungan subjektif adalah ukuran yang dipakai
positif antara beban kerja dengan kepuasan seseorang terhadap pernyataan tentang
kerja. Altaf dan Mohamad Atif, (2011) kelebihan beban kerja, ukuran dari tekanan
menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh pekerjaan dan kepuasan kerja. Dengan kata
negatif terhadap kepuasan kerja. Beban kerja lain beban kerja adalah kombinasi dari
yang tinggi memiliki pengaruh yang negatif beban kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban
terhadap kepuasan kerja. kerja kuantitatif adalah yaitu timbul karena
Pengaruh beban kerja eksternal tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit,
terhadap kepuasan kerja dokter gigi. sedangkan beban kerja kualitatif adalah jika
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai pekerja merasa mampu atau tidak mampu
koefisien sebesar -0.280 dengan nilai melakukan tugas secara terampil sesuai
signifikansi 0.049. Artinya nilai koefisien potensi dari pekerja.
bernilai negatif dan mempunyai signifikansi Pengaruh beban kerja internal
0.049< 0.05. Koefisien tersebut terhadap kinerja dokter gigi. Berdasarkan
menunjukkan bahwa beban kerja eksternal hasil uji statistik diperoleh nilai koefisien
berpengaruh negatif secara signifikan sebesar -0.287 dengan nilai signifikansi
terhadap kepuasan kerja dokter gigi. Ini 0.038. Artinya nilai koefisien bernilai
berarti bahwa jika beban kerja eksternal negatif dan mempunyai signifikansi 0.038<
meningkat akan menurunkan kepuasan 0.05. Koefisien tersebut menunjukkan
kerja. Sehingga disimpulkan bahwa beban bahwa beban kerja internal berpengaruh
kerja eksternal berpengaruh secara negatif negatif dan signifikan terhadap kinerja
dan signifikan terhadap kepuasan kerja dokter gigi. Ini berarti bahwa jika beban
dokter gigi di Klinik Kimia Farma Kota kerja internal meningkat akan menurunkan
Makassar. Pernyataan tentang beban kerja kinerja dokter gigi. Sehingga disimpulkan
eksternal terdiri dari 10 pernyataan dan bahwa beban kerja internal berpengaruh
jawaban dikategorikan tinggi oleh 80% negatif dan signifikan terhadap kinerja
responden dan kategori rendah oleh dokter gigi di Klinik Kimia Farma Kota
responden sebesar 20%. Hal ini diasumsikan Makassar.
bahwa dokter gigi yang praktek saat Penelitian ini sejalan dengan
pandemi covid di klinik kimia farma kota penelitian yang dilakukan oleh Erma Elizar
makassar mempunyai beban kerja eksternal dan Namora Lumongga (2019) mengenai
yang tinggi yang akan ikut berpengaruh “pengaruh stress kerja, beban kerja,
dapat menurunkan kepuasannya dalam kepuasan kerja terhadap kinerja perawat di
bekerja. RSUD Datu Beru” yang menunjukkan

76
bahwa nilai p value untuk variabel beban negatif dan mempunyai signifikansi 0.216>
kerja 0,013 dimana nilai p value variabel 0.05. Koefisien tersebut menunjukkan
stres kerja dan beban kerja < 0,05 maka Ho bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif
diterima, yang artinya variabel stres kerja tetapi tidak signifikan terhadap kinerja
dan beban kerja berpengaruh signifikan dokter gigi. Ini berarti bahwa jika beban
terhadap variabel Kinerja Perawat. Hal kerja eksternal meningkat tidak ikut
tersebut sesuai dengan teori dimana Beban meningkatkan kinerja dokter gigi. Sehingga
kerja dapat didefinisikan sebagai suatu dapat disimpulkan bahwa beban kerja
perbedaan antara kapasitas atau kemampuan eksternal berpengaruh positif tetapi tidak
pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang signifikan terhadap kinerja dokter gigi di
harus dihadapi. Mengingat kerja manusia Klinik Kimia Farma Kota Makassar.
bersifat mental dan fisik, maka masing- Pada penelitian ini pengaruh
masing mempunyai tingkat pembebanan kepuasan kerja dokter gigi klinik kimia
yang berbeda-beda. farma di kota makassar yang dinilai dari
Pengaruh beban kerja eksternal beberapa dimensi diantaranya pekerjaan itu
terhadap kinerja dokter gigi. Berdasarkan sendiri, rekan kerja, gaji/upah, kesempatan
hasil uji statistik didapatkan nilai koefisien promosi, dan supervisi. Dan kinerja dokter
sebesar -0.322 dengan nilai signifikansi gigi yang terdiri dari dua dimensi
0.021. Artinya nilai koefisien bernilai diantaranya faktor kemampuan dan
negatif dan mempunyai signifikansi 0.322< motivasi. Penelitian ini sejalan dengan
0.05. Koefisien tersebut menunjukkan penelitian yang dilakukan oleh cahyani ade
bahwa beban kerja eksternal berpengaruh dan syahrir yang berjudul “pengaruh
negatif dan signifikan terhadap kinerja kepuasan kerja terhadap kinerja dokter di
dokter gigi. Ini berarti bahwa jika beban ruang rawat inap rumah sakit umum daerah
kerja eksternal meningkat akan menurunkan jayapura” yang menyebutkan bahwa faktor
kinerja dokter gigi. Sehingga dapat kepuasan kerja dan motivasi terhadap
disimpulkan bahwa beban kerja eksternal kinerja dokter di ruang rawat inap RSUD
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Jayapura Tahun 2013, dengan dimensi
kinerja dokter gigi di Klinik Kimia Farma kepuasan terhadap gaji/upah, promosi, rekan
Kota Makassar. kerja dan kebutuhan sosial tidak
Penelitian ini sejalan dengan berpengaruh terhadap kinerja dokter.
penelitian sebelumnya mengenai pengaruh Pengaruh tidak langsung beban kerja
beban kerja Terhadap Kinerja Perawat Di internal terhadap kinerja dokter gigi.
Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr. Soeroyo Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai
Magelang, dari hasil penelitian didapatkan koefisien variabel eksogen dan variabel
bahwa F hitung sebesar 12,802 dengan intervening yaitu -0.028 yang memiliki
signifikan 0,000. Karena F < 0,05 maka angka lebih kecil dari nilai koefisien -0.182.
dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang Nilai besar pengaruh tidak langsung beban
signifikan secara bersama-sama antara kerja internal terhadap kinerja melalui
beban kerja, karakteristik tugas dan gaya kepuasan kerja diperoleh dari hasil perkalian
kepemimpinan terhadap kinerja perawat. nilai beta koefisien beban kerja internal (X1)
Pengaruh variabel beban kerja, karakteristik terhadap kepuasan kerja (Y1) yaitu -0.182
tugas dan gaya kepemimpinan terhadap dengan nilai koefisien kinerja dokter gigi
kinerja perawat sebesar 22,2%. Koefisien (Y2) yaitu 0.158= -0.028. dengan demikian
regresi variabel beban kerja – 0,056 dan tidak terdapat pengaruh tidak langsung
karakteristik tugas 0,421 menunjukkan beban kerja internal terhadap kinerja dokter
adanya hubungan negatif atau tidak searah gigi melalui kepuasan kerja.
antara variabel beban kerja dan karakteristik Penelitian ini tidak sejalan dengan
tugas dengan kinerja perawat. penelitian yang dilakukan oleh surya yang
Pengaruh kepuasan kerja dokter gigi meneliti tentang Pengaruh tidak langsung
terhadap kinerja dokter gigi. Berdasarkan beban kerja terhadap kecerdasan emosional
hasil uji statistik diperoleh nilai koefisien melalui kelelahan kerja. Yang didapatkan
sebesar 0.158 dengan nilai signifikansi bahwa pengaruh tidak langsung beban kerja
0.216. Artinya nilai koefisien bernilai terhadap kecerdasan emosional melalui

77
kelelahan kerja diperoleh nilai koefisien mempengaruhinya termasuk beban kerja dan
variabel eksogen dan variabel intervening kepuasan kerja.
yaitu - 0,040 yang memiliki angka lebih
kecil dari nilai koefisien -0,113. Dengan SARAN
demikian terdapat pengaruh tidak langsung
beban kerja terhadap kecerdasan emosional Diharapkan kepada pihak yang
melalui kelelahan kerja. Hal ini terkait untuk memperhatikan kinerja dokter
menunjukkan bahwa kelelahan kerja dapat gigi dan faktor yang mempengaruhinya
berperan sebagai variabel intervening atau termasuk beban kerja dan kepuasan kerja,
perantara yang memediasi beban kerja selain itu kepada pihak yang terkait
terhadap kecerdasan emosional. Sehingga diharapkan juga untuk memperhatikan
apabila melibatkan kelelahan kerja sebagai kesesuaian antara beban kerja, kepuasan
variabel intervening dalam bentuk pengaruh kerja, dan kinerja dokter gigi. Dan
tidak langsung maka besarnya beban kerja Diharapkan kepada peneliti selanjutnya
terhadap kecerdasan emosional akan untuk melakukan penelitian dengan meneliti
menurun begitupun sebaliknya. dampak beban kerja terhadap produktivitas
Pengaruh tidak langsung beban kerja kerja dokter gigi.
eksternal terhadap kinerja dokter gigi.
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan DAFTAR PUSTAKA
nilai koefisien variabel eksogen dan variabel 1. American Dental Association, A.
intervening yaitu -0.044 yang memiliki (2020) Summary of ADA Guidance
angka lebih kecil dari nilai koefisien -0.322. During the COVID-19 Crisis.
Nilai besar pengaruh tidak langsung beban Available at:
kerja eksternal terhadap kinerja melalui https://success.ada.org/~/media/CPS/
kepuasan kerja diperoleh dari hasil perkalian Files/ COVID/ (Accessed: 6 July
nilai beta koefisien beban kerja eksternal 2020).
(X2) terhadap kepuasan kerja (Y1) yaitu - 2. Arun Zanke A, R Thenge R, S
0.280 dengan nilai koefisien kinerja dokter Adhao V. COVID-19: A pandemic
gigi (Y2) yaitu 0.158= -0.044. dengan declare by world health organization.
demikian tidak terdapat pengaruh tidak IP Int J Compr Adv Pharmacol.
langsung beban kerja internal terhadap 2020;5(2):49–57.
kinerja dokter gigi melalui kepuasan kerja. 3. Ather, A., Patel, Biraj, et al. (2020)
Hal ini sejalan dengan penelitian ‘Coronavirus Disease 19 (COVID-
yang dilakukan oleh Ambarwati di Rumah 19): Implications for Clinical Dental
Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi Care’, Journal of Endodontics.
Semarang. Hasil penelitian menunjukkan Elsevier Inc., pp. 584–595. doi:
bahwa variabel beban kerja eksternal dan 10.1016/j.joen.2020.03.008.
dukungan sosial berpengaruh negatif 4. Ather, A., Patel, Bira, et al. (2020)
terhadap beban kerja perawat. Hal ini ‘Coronavirus Disease 19 (COVID-
menunjukkan bahwa dukungan sosial 19): Implicationsfor Clinical Dental
kurang dapat memoderasi pengaruh beban Care’, JOE, 45(January), pp. 584–
kerja terhadap beban kerja perawat. 595.
5. Chandra, 2010. Kepuasan kerja.
KESIMPULAN http://repository.usu.ac.id/bitstream.
Berdasarkan hasil penelitian dan Diakses 22/10/2020
pembahasan maka diperoleh kesimpulan 6. Chen, N. et al. (2020)
bahwa terdapat pengaruh beban kerja dokter ‘Epidemiological and clinical
gigi terhadap kepuasan kerja dan kinerja characteristics of 99 cases of 2019
dokter gigi di klinik kimia farma kota novel coronavirus pneumonia in
makassar. Sehingga disarankan kepada Wuhan, China: a descriptive study’,
pihak yang terkait untuk memperhatikan www.thelancet.com, 395, p. 507.
kinerja dokter gigi dan faktor yang doi: 10.1016/S0140- 6736(20)30211-
7.

78
7. El-Din, A. M. T. and Ghoname, N. for Clinical and Experimental
A. E. H. (1997) ‘Efficacy of rubber Ophthalmology, 258(5), pp. 1049–
dam isolation as an infection control 1055. doi: 10.1007/s00417-020-
procedure in paediatric dentistry’, 04641-8.
Eastern Mediterranean Health 18. Laheij, A. M. G. A. et al. (2012)
Journal, 3(3), pp. 530–539. ‘Healthcare- associated viral and
8. Ge, Z.-Y. et al. (2020) ‘Possible bacterial infections in dentistry’,
aerosol transmission of COVID-19 Journal of Oral Microbiology, 4, pp.
and special precautions in dentistry 1–10.
*’, J Zhejiang Univ-Sci B (Biomed 19. Lemeshow, S., Hosmer Jr, D. W.,
& Biotechnol) 2020, 21(5), pp. 361– Klar, J., & Lwanga, S. K. (1990).
368. doi: 10.1631/jzus.B2010010. Adequacy of Sample Size In Health
9. Efendi,2009. Beban kerja. Studies. New York: World Health
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php1 Organization.
. Diakses 22/10/2020 20. Lubis, Muhammad Novo Perwira,
10. Hancock, A. Peter and N. Meshkati Fadhlil Ulul Abdul Rahman. Jurnal
(1988). Human Mental Workload. Radiologi Dentomaksilofasial
Netherlands: Elsevier Science Indonesia Agustus 2020, Volume 4,
Publishing Company, INC Adaptasi era kenormalan baru di
11. Hidayat, Alimul. 2014. Metode bidang radiologi kedokteran gigi: apa
Penelitian Kebidanan dan Teknik yang perlu kita ketahui.
Analisa Data.Jakarta: Salemba 21. Luthans, 2010. Dimensi kepuasan
Medika http://repository.usu.ac.id/bitstream.
12. Ilyas, 2010. Perencanaan SDM Diakses 20/02/2017.
Rumah Sakit. 22. Ma, Q. X. et al. (2020) ‘Potential
http://ejournal.akesrustida.ac.id/folde utilities of mask- wearing and instant
r_files/. Diakses 22/10/2020. hand hygiene for fighting SARS-
13. Izzetti, R. et al. (2020) ‘COVID-19 CoV-2’, Journal of Medical
Transmission in Dental Practice : Virology, (March). doi:
Brief Review of Preventive 10.1002/jmv.25805.
Measures in Italy’, Journal of Dental 23. Martins-filho PR, Gois-santos VT
Research, 00(0), pp. 1–9. doi: De, Santos C, Tavares S.
10.1177/0022034520920580. Recommendations for a safety dental
14. Kotler, Philip dan Kevin Lane care management during SARS-
Keller., 2007. Manajemen CoV-2 pandemic. 2020;3–6.
Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jilid 24. Meng L, Hua F, Bian Z. Coronavirus
1, dialih bahasakan oleh Benjamin Disease 2019 (COVID-19):
Molan, Jakarta: PT Indeks. Emerging and Future Challenges for
15. Kuntoro, Wahyu; Wahyudi Istiono. Dental and Oral Medicine. J Dent
2017. (Kepuasan Pasien Terhadap Res. 2020;99(5):481–7.
Kualitas Pelayanan di Tempat 25. Narayana, T. et al. (2016) ‘Role of
Pendaftaran Pasien Rawat Jalan preprocedural rinse and high volume
Puskesmas Kretek Bantul evacuator in reducing bacterial
Yogyakarta) contamination in bioaerosols’,
16. Kurniadi, 2012. Beban Kerja. Journal of Oral and Maxillofacial
http://repository.usu.ac.id/bitstream. Pathology, 20(1), pp. 59–65. doi:
Diakses 22/10/2020. 10.4103/0973-029X.180931.
17. Lai, T. H. T. et al. (2020) ‘Stepping 26. Narendra, Made Pasek; Oskar
up infection control measures in Skarayadi; Melkyanto Duda; Putranti
ophthalmology during the novel Adirestuti. 2017. Jurnal analisis
coronavirus outbreak: an experience tingkat kepuasan pelanggan terhadap
from Hong Kong’, Graefe’s Archive pelayanan di apotek kimia farma
for Clinical and Experimental gatot subroto bandung.
Ophthalmology. Graefe’s Archive

79
27. Notoatmodjo.2010. Metodologi produktivitas. Surakarta : Uniba
penelitian kesehatan. Jakarta. Rineka Press.
Cipta. 36. Volgenant, C. M. C. et al. (2020)
28. Nursalam. (2011). Manajemen ‘Infection control in dental health
Keperawatan Aplikasi dalam Praktik care during and after the SARS-
Keperawatan Profesional (3rd ed.). CoV-2 outbreak’, Oral Diseases.
Jakarta: Salemba Medika. Blackwell Publishing Ltd. doi:
29. Peditto, M. et al. (2020) ‘Dentistry 10.1111/odi.13408.
during the COVID- 19 Epidemic : 37. Peng, X. et al. (2020) ‘Transmission
An Italian Workflow for the routes of 2019- nCoV and controls in
Management of Dental Practice’, dental practice’, International Journal
International Journal of of Oral Science. Springer Nature, pp.
Environmental Research and Public 1–6. doi: 10.1038/s41368-020-0075-
Health, 17(February), pp. 1–15. 9.
30. Pohan. 2010. Jaminan Mutu Layanan 38. Setiyawati, Anita Ari. 2009. Jurnal
Kesehatan. Jakarta. EGC. perancangan sistem informasi
31. Poerwodaminto. 2008. Pengertian kesehatan berbasis web dan sms di
Kepuasan. http://www.scribd.com. kimia farma.
Diakese 22/10/2020. 39. Shanshan, Z. and Shuguo, Z. (2020)
32. Pudjirahardjo et al. 2010, Beban COVID-19 and dental practice. What
Kerja. has been done in China? Beijing.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php1 Available at:
. Diakses 22/10/2020. https://www.fdiworlddental.org/sites/
33. Rangkuti, F. (2006). Measuring default/files/media/documents/covid-
Customer Satisfaction. Jakarta: 19_and_dental_practice_what_has_b
Gramedia Pustaka Utama een_ done_in_china.pdf.
34. Simamora, 2010. Beban kerja 40. Utami, Fitri dkk. 2017. Jurnal
http://jurnal.upi.edu/md/view/1534. hubungan pengetahuan dan sikap
Diakses 22/10/2020. dengan tindakan mahasiswa program
35. Tarwaka. 2010. Ergonomi untuk profesi dokter gigi rsgmp universitas
keselamatan kesehatan kerja dan andalas terhadap pengendalian
infeksi

80

Anda mungkin juga menyukai