Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Perusahaan


1.1.1. Sejarah Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara
Di awali dari tindakan pemerintahan Hindia Belanda yang mengharuskan
masyarakat petani untuk melaksanakan hasil percobaan pertanian yang telah mereka
lakukan kepada masyarakat tani guna meningkatkan produksi pertanian pada tahun
1870 di wilayah Sumatera Utara.

Usaha dalam peningkatan produksi Pertanian Tanaman Pangan menjadi lebih


nyata setelah didirikan Departemen Vanland Bouw (nama Departemen Pertanian pada
tahun 1905 Jawatan Pertanian Rakyat) dan tahun 1910 sebagai salah satu departemen
yang mempunyai kegiatan Melaksanakan Penyuluhan Pertanian, memberikan saran-
saran dalam bidang Pertanian dan pemberian tanah kepada perusahaan-perusahaan
yang bergerak dibidang Pertanian.

Selain itu Dinas Pertanian Hindia juga mengadakan penelitian tentang ekonomi
masyarakat dan membuat laporan keadaan Pertanian termasuk statistik. Pembangunan
Balai Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD) dan Pembangunan objek-objek
pencegahan serta Pembangunan Percobaan Perusahaan Tanah Kering (PTTK).

Rencana bagi Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara di Medan setelah


Kemerdekaan dimulai dengan adanya “Plan Kasimo” yang merupakan rencana
proklamasi tahun 1915-1950, namun rencana tersebut tidak dapat dilaksanakan
sepenuhnya dikarenakan oleh gejolak revolusi pada waktu itu.

Program pembangunan rakyat yang termasuk kedalam Rencana Kesejahteraan


Istimewah (RKI) meliputi: Pembangunan balai-balai benih, Perbaikan dan perluasan
pengairan lahan pedesaan.

Dinas Jawatan Pertanian Rakyat Propinsi Sumatera Utara pada tahun 1915-
1940 masih bernama DINAS JAWATAN PERTANIAN RAKYAT kemudian
diganti, dicabut dan diubah berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara
No. 5 Tahun 1981 s/d Tahun 2001 namanya menjadi Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 11 A Medan.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan pada Tahun 1981 berpindah ke Jalan Dr.
A.H. Nasution No. 6 Gedung Johor Medan, dengan keluarnya UU No. 22 Tahun 1999
tentang Otonomi Daerah, maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
dirubah menjadi DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA
berdasarkan PERDA No. 3 Tahun 2001.

Gedung Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara disesuaikan berdirinya pada


tahun 1981 yang beralamat di Jalan Jenderal Besar Dr. Abdul Harris Nasution No. 6
Gedung Johor Medan, yang dibangun pada tahun 1950.

1.1.2 Latar Belakang Pendirian Perusahaan


Yang melatar belakangi berdirinya instansi ini diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Konsumsi makanan yang di hasilkan dari tanaman holtikultura di dunia semakin
meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan semakin bertambahnya jumlah
penduduk dunia, sehingga menyebabkan meningkatnya permintaan hasil pertanian
pada perdagangan dunia.
2. Dengan meningkatnya permintaan hasil pertanian holtikultura di dunia yang terus
meningkat dari waktu ke waktu khususnya tanaman pangan sehingga prospek usaha
pertanian semakin memiliki pangsa pasar yang cukup baik untuk dijadikan bidang
usaha.
3. Sehubungan dengan hal tersebut di atas instansi pertanian Sumatera Utara turut
mengelola pertanian di Sumatera Utara serta menyediakan hasil pertanian yang di
butuhkan masyarakat dunia.

1.1.3 Visi dan Misi


1. Visi
Pertanian yang maju dan berdaya saing dalam mendukung swasembada pangan
dan swasembada berkelanjutan.

2. Misi
a. Mewujudkan Swasembada Pangan dan Swasembada Berkelanjutan
b. Meningkatkan Daya Saing Produk Pertanian
c. Mewujudkan Pemberdayaan Masyarakat dan Mendorong Partisipasi Aktif
Seluruh Stakeholder
d. Mewujudkan Pertanian Yang Maju dan Sejahtera

1.1.4 Ruang Lingkup Perusahaan


Dinas Pertanian Provinsi Sumatera dengan merujuk pada surat Gubernur
Sumatera Utara No.050/6504 dan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJ MD) tahun 2011 s.d 2015 Provinsi Sumatera Utara telah
menetapkan arah langkah dan rancangan pembangunan Pertanian yang di tuangkan
dalam “Grand Design Pembangunan Pertanian Sumatera Utara Tahun 2011 s.d 2015.”
Dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi rill Pertanian Sumatera Utara
dengan segala hambatan dan tantangannya rancangan pembangunan Pertanian
Sumatera Utara tahun 2011 s.d 2015 tersebut diharapkan dapat mencapai maksudnya
memberikan landasan kebijakan pembangun pertanian tanaman pangan dan
hortikultura di Provinsi Sumatera Utara selama kurun waktu lima tahun yaitu 2011 s.d
2015.

Potensi dan Permasalahan Pembangunan Pertanian Sumatera Utara : Sumatera


Utara yang terdiri dari 18 Kabupaten dan 6 kota dengan luas areal ±71.600 km²
memiliki areal pertanian yang relative besar. Letaknya membentang antara 10º-40%
LU dan 98º-100º LS dan secara topografis memiliki wilayah yang terdiri dari dataran
rendah pantai dan dataran tinggi pengunungan.

Potensi luas wilayah dan kondisi geografis di kombinasikan dengan sawah


penduduk yang relatif besar maka pertanian merupakan sektor andalan yang sangat
baik untuk di kembangkan sebagai sumber kehidupan maupun untuk peningkatan
perekonomian Sumatera Utara.

Banyak faktor yang menjadi penentu keberhasilan sektor Pertanian Sumatera


Utara antara lain menentukan rencana dan arah pelaksanaan pembangunan dengan
didasarkan pada pemahaman yang logis dan akurat akan kondisi nyata dan pencapaian–
pencapaian yang telah diperoleh.

Maka pada awal Mei 2009 institusi pertanian sumatera utara mengaktifkan
kembali kantor-kantor Cabang Dinas Pertanian di setiap daerah dalam wilayah Propinsi
Sumatera Utara, guna memudahkan dalam proses pelayanan dan peningkatan kualitas
pertanian di Propinsi Sumatera Utara.

Adapun program-program Dinas Pertanian Sumatera Utara adalah :


1. Pemberian bantuan usaha tani
Merupakan suatu program yang khusus di bentuk untuk menangani segala
keluhan masyarakat petani dalam bidang peralatan, bibit, pupuk dan modal awal
pada saat bercocok tanam di berikan secara cuma-cuma.
2. Penyuluhan pertanian
Kegiatan yang akan terus di lakukan untuk meningkatkan kualitas hasil panen
pertanian dengan cara menyampaikan tata cara bercocok tanam yang benar dan
mutakhir kepada semua kelompok dan masyarakat tani guna menghindari gagal
panen dan untuk meningkatkan hasil panen.
3. Pembangunan dan perawatan infrastruktur pertanian
Merupakan sebuah program yang berkesinambungan mengelola segala
infrastruktur pendukung yang menyangkut dengan operasional pertanian baik
berupa tindakan pemeliharaan, perbaikan, peningkatan sarana dan prasarana.

1.1.5 Struktur Organisasi


Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan
pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan
fungsi dibatasi, serta menggambarkan juga dengan jelas tugas-tugas kerja masing-
masing yang harus di selesaikan tepat waktu. Hal ini sangat perlu di perhatikan agar
tidak terjadi tumpang tindih tugas yang di bebankan institusi atau perusahaan.
Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang
siapa melapor kepada siapa dan siapa yang bertugas melaksanakan suatu pekerjaan
pada sebuah pos kerja di dalam sebuah institusi atau perusahaan.
Struktur manajemen Dinas Pertanian Sumatera Utara bersifat Line and Staff
dimana setiap badan organisasi memiliki tugas dan fungsi yang telah ditentukan untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab, dan kreatifitas
tinggi. Dengan tugas-tugas sebagai berikut :
a. Kepala Dinas bertugas dalam menyelenggarakan administrasi umum,
kepegawaian, pengelolaan keuangan dan perencanaan program.
b. Sekretariat bertugas membantu Kepala Dinas dalam menyelenggarakan
administrasi umum, kepegawaian, pengelolaan keuangan dan perencanaan
program.
c. Sub Bagian Umum bertugas membantu Kepala Dinas melaksanakan
pengumpulan data/bahan dan referensi untuk pelaksanaan tugas dan fungsi
sekretariat, penyususnan dan pengelolaan data kepegawaian, dan penyiapan
bahan pengembangan karir dan mutasi serta pemberhentian pegawai.
d. Sub Bagian Keuangan bertugas membantu Kepala Dinas melaksanakan
pengadministrasian pembukuan belanja dinas, penyusunan daftar gaji dan
tunjangan daerah, laporan pertanggung jawaban keuangan dan laporan
realisasi anggaran.
e. Sub Bagian Program bertugas membantu Kepala Dinas melaksanakan
penyusunan perencanaan dan penganggaran dinas, penyusunan bahan
pengkoordinasian monitoring evaluasi dan pelaporan dan pengelolaan dan
pembinaan sistem informasi pertanian.
f. Bidang Bina Tanaman Pangan bertugas membantu Kepala Dinas dalam
penyelenggaraan pembinaan budidaya serealia, kacang–kacangan dan umbi-
umbian, serta fasilitasi benih dan paket teknologi tanaman pangan.
g. Bidang Bina Hortikultura bertugas membantu Kepala Dinas dalam
Penyelenggaraan Pembinaan budidaya sayuran dan biofarma, buah-buahan,
dan tanaman hias, serta fasilitas benih dan paket teknologi tanaman
hortikultura.
h. Bidang Bina Pengelolaan Lahan, Air dan Sarana mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam Penyelenggaraan Pembinaan Pengelolaan Lahan,
Perluasan Areal, Pengelolaan Air dan Pengkajian Iklim serta Penyediaan
Sarana Pertanian.
i. Bidang Bina Usaha Tani mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
penyelenggaraan urusan Pemerintah di Bidang Pembinaan Penanganan Pasca
Panen dan Pengolahan Hasil Panen, Pengembangan Informasi Pasar, dan
Peningkatan Promosi dan Kemitraan.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara
Sumber : Sub Bagian Umum Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2015

1.2 Latar Belakang Penelitian


Dalam suatu organisasi maupun instansi sumber daya manusia (SDM) merupakan salah
satu faktor yang penting, hal ini karena SDM merupakan alat penggerak operasional dalam
pencapaian tujuan. Walaupun sempurnanya aspek teknologi dan ekonomi, tanpa aspek
manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat dicapai, sebab manusia merupakan unsur
penggerak utamanya. Dengan ini organisasi harus lebih memperhatikan pengawasan dan
pengembangan sumber daya manusia dalam peningkatan kualitasnya. “Tugas manajemen
sumber daya manusia adalah mengelola unsur manusia seefektif mungkin agar diperoleh
sumber daya manusia yang merasakan kepuasan kerja dan bekerja secara memuaskan
(Marwansyah, 2010:2).”
Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara menyadari pentingnya peningkatan dan
pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki dalam mendukung
pencapaian visi dan misi perusahaan dalam jangka panjang yang sejalan dengan kebijakan
yang di tetapkan perusahaan. Dalam upaya memperkuat kemampuan SDM, Dinas
Pertanian Provinsi Sumatera Utara terus berupaya mengisi dan memenuhi kebutuhan
tenaga kerja dengan kompetensi yang di perlukan. Manajemen Dinas Pertanian Provinsi
Sumatera Utara terus berupaya untuk memperkuat budaya kerja unggul, pengelolaan
sumber daya manusia yang difokuskan pada program-program peningkatan kapabilitas
serta memotivasi para pegawai agar timbul semangat kerja bagi pegawai dan mampu
mencapai tujuan perusahaan.
Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Menurut Suwatno dan
Priansa (2011:170), ada dua rangsangan motivasi yaitu dari dalam diri karyawan itu sendiri
dan dari faktor luar karyawan. Setiap karyawan memiliki perbedaan motivasi pada dirinya
dalam bekerja, ada yang menginginkan suatu penghargaan yang diberikan oleh perusahaan
dan juga rasa puas dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang hanya bisa dirasakan oleh
dirinya sendiri. Hal ini membawa konsekuensi bahwa setiap pemimpin berkewajiban untuk
memberikan perhatian sungguh-sungguh dalam membina, menggerakkan dan
mengarahkan seluruh potensi karyawan di lingkungannya agar dapat mewujudkan
stabilitas organisasi dan peningkatan motivasi serta produktivitas yang berorientasi pada
tujuan organisasi. Menurunnya motivasi karyawan dapat dilihat dari gejala-gejala pada diri
karyawan dengan ciri-ciri absensi (ketidakhadiran) meningkat, kedisiplinan dan
produktivitas menurun, semakin tingginya tingkat keluar/masuk karyawan, adanya tuntutan
karyawan yang tidak henti-hentinya (Alma, 2009:202).
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pegawai dan pengamatan peneliti
tentang motivasi kerja pegawai di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara masih
dirasakan kurang, dimana masih terlihat kondisi yang ada diantara pegawai seperti: hanya
bekerja seadanya saja, cenderung melaksanakan tugas hanya jika diperintahkan oleh atasan
tanpa memiliki inisiatif dan semangat kerja, dan jam masuk kerja yang kurang disiplin.
Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Motivasi sesorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor menurut (Mulyadi,
2015:54) yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal
dari dalam diri individu seperti presepsi individu mengenai diri sendiri, harga diri dan
prestasi, harapan, kebutuhan dan kepuasan kerja. Sedangkan faktor eksternal merupakan
faktor yang berasal dari luar diri individu seperti jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja
individu, situasi lingkungan, dan sistem imbalan yang diterima.
Tabel 1.1
Data Jumlah Pegawai Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015
No. Bidang Jabatan Struktural Staff Jumlah

1 Sekretariat 4 94 98

2 Bid. Bina Tanaman Pangan 4 26 30

3 Bid. Bina Hortikultura 3 23 26

4 Bid. Pengelolaan lahan, air, 4 28 32


dan sarana

5 Bid. Bina Usaha Tani 4 30 34

Jumlah 19 201 220

Sumber : Sub Bagian Umum Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2015

Tabel 1.1 diatas merupakan data jumlah pegawai yang ada di Dinas Pertanian Provinsi
Sumatera Utara pada tahun 2015. Berikut pada tabel 1.2 menunjukkan data kondisi
ketepatan kehadiran pegawai di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2013
sampai dengan 2015.

Tabel 1.2
Data Ketepatan Kehadiran Pegawai tahun 2013 sampai dengan 2015
Tahun Persentase Persentase Tepat
Terlambat Waktu
(%) (%)

2013 22 78

2014 28 72

2015 25 75

Sumber : Sub Bagian Umum Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015
Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa data ketepatan kehadiran pegawai tahun 2013 sampai
dengan 2015 mengalami fluktuasi. Jika dibandingkan dari tahun 2013 dengan tahun 2014
persentase pegawai yang terlambat mengalami peningkatan sebesar 6%. Sedangkan dari tahun
2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 3%. Pegawai mendapatkan toleransi
terlambat sampai dengan 15 menit dari waktu yang telah ditentukan, jika pegawai terlambat
melebihi 30 menit maka absensi tidak diberlakukan.
Produktivitas kerja sebuah organisasi dipengaruhi oleh pengelolaan dalam organisasi,
baik organisasi yang bersifat formal dan non formal. Faktor yang mempengaruhi produktivitas
kerja pegawai salah satunya adalah dengan menumbuhkan motivasi kerja di kalangan
pegawainya. Untuk menjamin terlaksananya seluruh tugas-tugas sesuai dengan apa yang telah
direncanakan oleh organisasi tersebut diperlukan produktivitas kerja pegawai yang tinggi
dengan memberikan motivasi kerja kepada para pegawai secara professional. Kepemimpinan
dan motivasi kerja secara bersama berpengaruh terhadap produktivitas kerja para pegawai.
Dengan demikian produktivitas kerja karyawan akan berubah bila terjadi perubahan pada
kepemimpinan dan motivasi kerja (Harimisa, 2013).
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor dalam upaya peningkatan kualitas SDM.
Pengelolaan sumber daya yang mampu memberikan keuntungan dan kepuasan dapat dikelola
oleh pemimpin yang baik (Fahmi, 2011:15). Pemimpin di sini bertugas untuk memimpin dan
mengelola perusahaan. Pemimpin dalam organisasi haruslah mengetahui tentang organisasi,
mengusai ilmu organisasi dan mengusai orang - orang yang ada dalam organisasi (Soekarso,
2010:2).
Seorang pemimpin perlu memberikan daya pendorong yang mengakibatkan,
menyalurkan, dan memelihara perilaku para pegawai agar bersedia bekerja sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan yang disebut sebagai motivasi. Dalam melakukan suatu pekerjaan setiap
karyawan membutuhkan motivasi yang ada pada dirinya agar timbul suatu semangat dalam
bekerja (Suwatno dan Priansa, 2011:170).
Di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara baru saja mengalami peralihan jabatan
kepala dinas yang terjadi pada bulan Juni tahun 2015, sehingga pada saat ini para pegawai
merasakan gaya kepemimpinan dan kebiasaan baru yang berbeda dari gaya kepemimpinan
yang sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pegawai gaya
kepemimpinan kepala dinas saat ini lebih mengarah kepada gaya kepemimpinan demokratis
karena ia memberikan wewenang kepada masing-masing pegawai dan dalam mengambil
keputusan dan kebijakan ia melibatkan staff-staff nya serta keputusan diambil secara bersama-
sama. Berbeda dengan kepala dinas yang sebelumnya yang menurut para pegawai memiliki
gaya kepemimpinan otokratis karena kebiasaan kepala dinas yang sebelumnya yang memiliki
eselon/jabatan saja yang diikutsertakan dalam rapat, kalau sekarang staff diikutsertakan dalam
rapat juga bersama dengan para kepala seksi. Jadi pegawai merasa staff juga memiliki
wewenang dan diikutsertakan dalam memecahkan masalah yang ada.
Peneliti melakukan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan beberapa
pegawai. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan,
kebiasaan baru yang dilakukan oleh pimpinan, serta motivasi kerja pegawai pegawai yang ada
pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Berikut daftar pertanyaan wawancara dengan
3 pegawai dan hasil wawancara tidak terstruktur :

Tabel 1.3
Daftar Pertanyaan Wawancara Tidak terstruktur
No. Pertanyaan

1. Bagaimana gaya kepemimpinan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumatera


Utara ?

2. Adakah kebiasaan baru yang dilakukan oleh pimpinan pada saat ini ?

3. Bagaimana motivasi kerja pegawai yang lainnya ?

Tabel 1.4
Daftar Hasil Wawancara Tidak terstruktur
Nama Jabatan Hasil Wawancara

Bapak Ir. Muddin Dalimunthe Kepala Subag 1. Mengatakan bahwa gaya


Umum kepemimpinan yang diterapkan
mengacu pada gaya demokratis.
Karena kepala dinas melibatkan
staff dalam pengambilan
keputusan dan kebijakan
sehingga keputusan diambil
secara bersama-sama.
2. Kebiasaan baru yang yang
ada pada kepala dinas saat ini
adalah ia memiliki gaya
kepemimpinan yang bersifat
demokratis, sedangkan kepala
dinas yang sebelumnya
memiliki gaya kepemimpinan

otoriter, yaitu gaya pemimpin


yang memusatkan segala
keputusan dan kebijakan yang
diambil dari dirinya sendiri
secara penuh.

3. Motivasi kerja para pegawai


di Dinas Pertanian Provinsi
Sumatera utara terlihat masih
ada yang bekerja seadanya saja.
Yang cenderung melaksanakan
tugas hanya jika diperintahkan
oleh atasan tanpa memiliki
inisiatif dan semangat kerja.

Ibu Lusiantini Kepala Seksi 1. Mengatakan bahwa kepala


Pengembangan dinas memiliki gaya
Lahan dan kepemimpinan demokratis
Perluasan Area karena disini para pegawai
bebas menyalurkan ide kepada
atasannya, kalau ada
permasalahan kepala dinas
selalu megikutsertakan
bawahannya.

2. Kebiasaan baru yang


dilakukan adalah pemberlakuan
finger print untuk seluruh
pegawai sebagai absen masuk
pagi dan sore hari pulang kerja.

3. Motivasi kerja para


pegawainya terlihat masih ada
yang jam masuk kerjanya
kurang disiplin.

Bapak Mugiyono Staff 1. Mengatakan bahwa


pemimpin memiliki gaya
kepemimpinan yang
demokratis karena ia
memberikan wewenang kepada
masing-masing pegawai.

2. Kebiasaan baru yang


dilakukan oleh kepala dinas
saat ini adalah
mengikutsertakan staff dengan
kepala seksi dalam rapat jadi
staff juga memiliki wewenang
dan diikutkan dalam
memecahkan masalah yang
ada. Kalau kepala dinas yang
sebelumnya hanya
mengikutsertakan pegawai
yang memiliki eselon/jabatan
saja dalam rapat.

3. Pegawai yang memiliki


banyak kegiatan motivasinya
tinggi sedangkan yang tidak
memiliki banyak kegiatan
motivasinya biasa saja hanya
mengerjakan tugas yang ada..

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, 2016

Dari hasil wawancara tidak terstruktur pada tabel 1.4 diperoleh hasil bahwa gaya
kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala dinas Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara
adalah gaya kepemimpinan demokratis. Dalam Soekarso, et.al (2010: 102) dikatakan bahwa
ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis adalah adanya komunikasi dua arah antara pimpinan
dengan pegawai, keputusan serta kebijakan dirundingkan terlebih dahulu antar pimpinan
dengan bawahan sebelum diambil keputusan serta pimpinan selalu menghargai perasaan
pegawai.
Menurut Salman, et.al ( 2011:1) kepemimpinan adalah salah satu faktor terpenting
dalam organisasi karena memiliki dampak langsung pada motivasi, kepuasan, dan kinerja
individu. Permasalahan yang sering timbul dalam beberapa perusahaan adalah masalah
pengelolaan sumber daya manusia khususnya dalam memotivasi karyawannya untuk
menciptakan hasil kerja yang maksimal (Rahayu, 2012:4). Terkait dengan motivasi kerja
pegawai pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, terlihat bahwa banyak pegawai yang
datang terlambat pada setiap tahunnya.
Apabila dilihat dari tingkat kedisiplinan, maka dari data yang diperoleh pegawai pada
Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara belum cukup termotivasi dalam bekerja. Dari hal
tersebut, dalam menanganinya sangat diperlukan peran pemimpin untuk membangkitkan
motivasi kerja pegawai karena salah satu fungsi kepemimpinan adalah mendorong semangat
serta memotivasi pegawai agar selalu bergairah dan bersemangat dalam bekerja (Suwatno dan
Priansa, 2011:150).
Melihat fenomena diatas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai dan
mengambil judul penelitian :
“Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Dinas Pertanian
Provinsi Sumatera Utara”
1.3 Perumusan Masalah
1. Seberapa besar gaya kepemimpinan otokratis, demokratis, bebas (Laissez-Faire) di
Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara?
2. Seberapa besar motivasi kerja pegawai di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara?
3. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai secara
parsial dan simultan pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara?

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan otokratis, demokratis, dan bebas (Laissez-
Faire) di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui motivasi kerja pegawai di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai
secara parsial dan simultan pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.

1.5 Kegunaan Penelitian


Manfaat – manfaat yang diharapkan dapat dihasilkan dengan dilakukannya penelitian
ini adalah :
a. Manfaat bagi perusahaan :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang positif
bagi Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara dalam memotivasi pegawai agar kinerja
pegawai dapat lebih baik lagi.
b. Manfaat bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan
serta memperoleh gambaran nyata yang terjadi sebenarnya dalam lingkungan
perusahaan.
c. Manfaat bagi pembaca
Sebagai salah satu informasi dan pengetahuan yang dapat memberikan
manfaat dan penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan yang berguna.

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan pembahasan yang terdapat dalam skripsi, maka penulisan skripsi
disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai teori-teori dan literatur yang berkaitan dengan penelitian dan
pembahasan mengenai hasil dari penelitian-penelitian yang sejenis oleh peneliti
sebelumnya serta kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai jenis penelitian yang digunakan, variabel operasional, tahapan
penelitian, populasi dan teknik sampling, jenis dan teknik pengumpulan data, uji validitas
dan reliabilitas, serta teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai karakteristik responden, hasil penelitian, dan
pembahasan hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi mengenai kesimpulan akhir yang diperoleh dari hasil penelitian, dan saran-
saran dari penulis yang diharapkan dapat berguna bagi pembaca.

Anda mungkin juga menyukai