PENDAHULUAN
Selain itu Dinas Pertanian Hindia juga mengadakan penelitian tentang ekonomi
masyarakat dan membuat laporan keadaan Pertanian termasuk statistik. Pembangunan
Balai Pendidikan Masyarakat Desa (BPMD) dan Pembangunan objek-objek
pencegahan serta Pembangunan Percobaan Perusahaan Tanah Kering (PTTK).
Dinas Jawatan Pertanian Rakyat Propinsi Sumatera Utara pada tahun 1915-
1940 masih bernama DINAS JAWATAN PERTANIAN RAKYAT kemudian
diganti, dicabut dan diubah berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara
No. 5 Tahun 1981 s/d Tahun 2001 namanya menjadi Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 11 A Medan.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan pada Tahun 1981 berpindah ke Jalan Dr.
A.H. Nasution No. 6 Gedung Johor Medan, dengan keluarnya UU No. 22 Tahun 1999
tentang Otonomi Daerah, maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
dirubah menjadi DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA
berdasarkan PERDA No. 3 Tahun 2001.
2. Misi
a. Mewujudkan Swasembada Pangan dan Swasembada Berkelanjutan
b. Meningkatkan Daya Saing Produk Pertanian
c. Mewujudkan Pemberdayaan Masyarakat dan Mendorong Partisipasi Aktif
Seluruh Stakeholder
d. Mewujudkan Pertanian Yang Maju dan Sejahtera
Maka pada awal Mei 2009 institusi pertanian sumatera utara mengaktifkan
kembali kantor-kantor Cabang Dinas Pertanian di setiap daerah dalam wilayah Propinsi
Sumatera Utara, guna memudahkan dalam proses pelayanan dan peningkatan kualitas
pertanian di Propinsi Sumatera Utara.
1 Sekretariat 4 94 98
Tabel 1.1 diatas merupakan data jumlah pegawai yang ada di Dinas Pertanian Provinsi
Sumatera Utara pada tahun 2015. Berikut pada tabel 1.2 menunjukkan data kondisi
ketepatan kehadiran pegawai di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2013
sampai dengan 2015.
Tabel 1.2
Data Ketepatan Kehadiran Pegawai tahun 2013 sampai dengan 2015
Tahun Persentase Persentase Tepat
Terlambat Waktu
(%) (%)
2013 22 78
2014 28 72
2015 25 75
Sumber : Sub Bagian Umum Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015
Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa data ketepatan kehadiran pegawai tahun 2013 sampai
dengan 2015 mengalami fluktuasi. Jika dibandingkan dari tahun 2013 dengan tahun 2014
persentase pegawai yang terlambat mengalami peningkatan sebesar 6%. Sedangkan dari tahun
2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 3%. Pegawai mendapatkan toleransi
terlambat sampai dengan 15 menit dari waktu yang telah ditentukan, jika pegawai terlambat
melebihi 30 menit maka absensi tidak diberlakukan.
Produktivitas kerja sebuah organisasi dipengaruhi oleh pengelolaan dalam organisasi,
baik organisasi yang bersifat formal dan non formal. Faktor yang mempengaruhi produktivitas
kerja pegawai salah satunya adalah dengan menumbuhkan motivasi kerja di kalangan
pegawainya. Untuk menjamin terlaksananya seluruh tugas-tugas sesuai dengan apa yang telah
direncanakan oleh organisasi tersebut diperlukan produktivitas kerja pegawai yang tinggi
dengan memberikan motivasi kerja kepada para pegawai secara professional. Kepemimpinan
dan motivasi kerja secara bersama berpengaruh terhadap produktivitas kerja para pegawai.
Dengan demikian produktivitas kerja karyawan akan berubah bila terjadi perubahan pada
kepemimpinan dan motivasi kerja (Harimisa, 2013).
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor dalam upaya peningkatan kualitas SDM.
Pengelolaan sumber daya yang mampu memberikan keuntungan dan kepuasan dapat dikelola
oleh pemimpin yang baik (Fahmi, 2011:15). Pemimpin di sini bertugas untuk memimpin dan
mengelola perusahaan. Pemimpin dalam organisasi haruslah mengetahui tentang organisasi,
mengusai ilmu organisasi dan mengusai orang - orang yang ada dalam organisasi (Soekarso,
2010:2).
Seorang pemimpin perlu memberikan daya pendorong yang mengakibatkan,
menyalurkan, dan memelihara perilaku para pegawai agar bersedia bekerja sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan yang disebut sebagai motivasi. Dalam melakukan suatu pekerjaan setiap
karyawan membutuhkan motivasi yang ada pada dirinya agar timbul suatu semangat dalam
bekerja (Suwatno dan Priansa, 2011:170).
Di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara baru saja mengalami peralihan jabatan
kepala dinas yang terjadi pada bulan Juni tahun 2015, sehingga pada saat ini para pegawai
merasakan gaya kepemimpinan dan kebiasaan baru yang berbeda dari gaya kepemimpinan
yang sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pegawai gaya
kepemimpinan kepala dinas saat ini lebih mengarah kepada gaya kepemimpinan demokratis
karena ia memberikan wewenang kepada masing-masing pegawai dan dalam mengambil
keputusan dan kebijakan ia melibatkan staff-staff nya serta keputusan diambil secara bersama-
sama. Berbeda dengan kepala dinas yang sebelumnya yang menurut para pegawai memiliki
gaya kepemimpinan otokratis karena kebiasaan kepala dinas yang sebelumnya yang memiliki
eselon/jabatan saja yang diikutsertakan dalam rapat, kalau sekarang staff diikutsertakan dalam
rapat juga bersama dengan para kepala seksi. Jadi pegawai merasa staff juga memiliki
wewenang dan diikutsertakan dalam memecahkan masalah yang ada.
Peneliti melakukan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan beberapa
pegawai. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan,
kebiasaan baru yang dilakukan oleh pimpinan, serta motivasi kerja pegawai pegawai yang ada
pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Berikut daftar pertanyaan wawancara dengan
3 pegawai dan hasil wawancara tidak terstruktur :
Tabel 1.3
Daftar Pertanyaan Wawancara Tidak terstruktur
No. Pertanyaan
2. Adakah kebiasaan baru yang dilakukan oleh pimpinan pada saat ini ?
Tabel 1.4
Daftar Hasil Wawancara Tidak terstruktur
Nama Jabatan Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara tidak terstruktur pada tabel 1.4 diperoleh hasil bahwa gaya
kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala dinas Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara
adalah gaya kepemimpinan demokratis. Dalam Soekarso, et.al (2010: 102) dikatakan bahwa
ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis adalah adanya komunikasi dua arah antara pimpinan
dengan pegawai, keputusan serta kebijakan dirundingkan terlebih dahulu antar pimpinan
dengan bawahan sebelum diambil keputusan serta pimpinan selalu menghargai perasaan
pegawai.
Menurut Salman, et.al ( 2011:1) kepemimpinan adalah salah satu faktor terpenting
dalam organisasi karena memiliki dampak langsung pada motivasi, kepuasan, dan kinerja
individu. Permasalahan yang sering timbul dalam beberapa perusahaan adalah masalah
pengelolaan sumber daya manusia khususnya dalam memotivasi karyawannya untuk
menciptakan hasil kerja yang maksimal (Rahayu, 2012:4). Terkait dengan motivasi kerja
pegawai pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, terlihat bahwa banyak pegawai yang
datang terlambat pada setiap tahunnya.
Apabila dilihat dari tingkat kedisiplinan, maka dari data yang diperoleh pegawai pada
Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara belum cukup termotivasi dalam bekerja. Dari hal
tersebut, dalam menanganinya sangat diperlukan peran pemimpin untuk membangkitkan
motivasi kerja pegawai karena salah satu fungsi kepemimpinan adalah mendorong semangat
serta memotivasi pegawai agar selalu bergairah dan bersemangat dalam bekerja (Suwatno dan
Priansa, 2011:150).
Melihat fenomena diatas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai dan
mengambil judul penelitian :
“Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Dinas Pertanian
Provinsi Sumatera Utara”
1.3 Perumusan Masalah
1. Seberapa besar gaya kepemimpinan otokratis, demokratis, bebas (Laissez-Faire) di
Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara?
2. Seberapa besar motivasi kerja pegawai di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara?
3. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai secara
parsial dan simultan pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara?