a
Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang
b
Laboratorium Teknologi Bangunan Arsitektur JAFT UNDIP
a
E-mail:eddyprianto@arsitektur.undip.ac.id
24
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
1. PENDAHULUAN baru masjid menjadikan trandmark bagi
Kegiatan pengembangan/ penambahan lingkungannya juga diharapkan pada kegiatan
bangunan yang sudah ada sering kita sebut renovasi disain masjid ini.
dengan istilah renovasi. Menurut kamus Bagaimana mewujudkan disain masjid
bahasa, istilah renovasi adalah memperbaharui/ yang resiliensi iklim tropis ? menjadi tujuan
meremajakan gedung, bangunan dan utama dalam pembahasan makalah ini, yang
sebagainya (KBBI, 2017). Atau dapat tersusun dari dua pertanyaan pengamatan :
dikatakan proses renovasi adalah usaha untuk Pertama : Faktor iklim apa saja yang
memperbaiki dan bahkan melengkapi dari menyebabkan suatu bangunan perlu
suatu bentuk yang sudah ada. Dua hal persepsi ‘bertahan’?
dari pemahaman bentuk yang sudah ada dan Kedua : Bagian element-element disain
kini akan diperbaiki : Pertama, dapat masjid yang mana saja yang perlu tanggap/
mengandung pemahaman adanya kerusakan bertahan ?
atau ketidak sempurnaan disain yang Ketiga : bagaimana akhir bentuk disain
menyebabkan kerusakan dari suatu sebab. dariterapan resiliensi arsitektur tropis untuk
Kedua, dapat mengandung pemahaman bahwa sebuah masjid?
disain tersebut telah terbukti mencoba
merespon penyebab eksternal. Hal kedua inilah
dapat kita katakana sebagai bentuk resilansi
bagian bangunan, terhadap apa? Tentunya KECAMATAN
terhadap penyebab-penyebab kerusakan/ LOSARI
KABUPATEN
penyebab eksternal. BREBES
Kerusakan yang ditemukan pada masjid
Baitul Hikmah yang berlokasi di desa Negla
Kecamatan Losari Kabupaten Brebes ini,
bukan saja karena usia bangunan itu sendiri,
tapi kerusakan lain yang makin memperparah
LOKASI
kondisi bangunannya adalah kebocoran dan
KEGIATAN
tampias dari air hujan, kondisi ruang yang
cenderung gelap pada siang hari (kurangnya
pencahayaan sinar matahari, sehingga Desa
pemakaian penerangan buatan menjadi KAPONAN
handalan pada kegiatan siang hari), lembab
dan basah pada malam hari dan panas pada
Gambar 01 :
siang hari pada bagian interiornya karena Gambar 01:
Lokasi kegiatan (sumber google map) dan tampak masjid pada kondisi eksisting
sirkulasi udara alami kurang/terganggu. Lokasi (sumber google map) dan tampilan
Diawali suatu permohonan bantuan masjid pada kondisi eksisting)
disain kembali dari Panitia Pembangunan
Masjid Baitul Hikmah dipertengahan tahun
2017, mereka membutuhkan suatu document 2. KAJIAN PUSTAKA
sebagai pedoman teknis perencanaan dan 2.1. Faktor yang Mempengaruhi
pelaksanaan pengembangan pembangunannya Resiliensi
yang akan direalisasi dalam waktu dekat ini. Pemahaman istilah Resiliensi dalam
Setelah dilakukan survey lapangan, psikologi adalah suatu perkembangan
kesepakatan perubahan total tampilan kebertahanan diri manusia yang merupakan
bangunan akhirnya disepakati dalam proses perkembangan manusia yang sehat –
perencanaan masjid ini, karena kami akan suatu proses dinamis dimana terdapat pengaruh
menekankan aplikasi konsep kebertahanan dari interaksi antara kepribadian seorang
iklim tropis dalam mengatasi dampak hujan, individu dengan lingkungannya dalam
panas dan minimnya sirkulasi udara, hubungan yang timbal balik. Hasilnya
disamping prinsip utama perencanaan disain ditentukan berdasarkan keseimbangan antara
masjid tidak tertinggalkan. Tampilan disain faktor resiko, kejadian dalam hidup yang
25
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
menekan dan faktor protektif (Glantz dan Kapasitas merupakan Performa
Johnson, 2002). (ukuran)yang menyatakan kemampuan
“atribut tertentu”dari “sebuah kondisi
a. Faktor Risiko (ruang)” dalam mendukung tercapainya
Faktor risiko dapat berasal dari kondisi kelangsungan “system”kehidupan.
budaya, ekonomi, atau medis yang Dideskripsikannya oleh Zeji Mandala
menempatkan individu dalam risiko kegagalan (Mandala, 2013) untuk skala kota, maka suatu
ketika menghadapi situasi yang sulit. Faktor kota memiliki tingkat resiko tinggi ketika kota
risiko menggambarkan beberapa pengaruh tersebut mengalami permasalahan-
yang dapat meningkatkan kemungkinan permasalahan kota seperti: Kemacetan lalu
munculnya suatu penyimpangan hingga lintas, Kemiskinan, Bencana alam,
keadaan yang lebih serius lagi. Trait risiko Pencemaran lingkungan dan sebagainya. yang
merupakan predisposisi individu yang menimbulkan bahaya dan kota tersebut kurang
meningkatkan kelemahan individu pada hasil adanya kapasitas dalam beradaptasi untuk
negatif. Efek lingkungan, dimana lingkungan menyelesaikan masalah yang menimbulkan
atau keadaan dapat berhubungan atau kerentanan terhadap masyarakatnya sehingga
mendatangkan risiko. Hubungan antar perlu adanya inovasi untuk menyelesaikan
beberapa variabel resiko yang berbeda akan masalah perkotaan tersebut.
membentuk suatu rantai risiko. Berbagai
macam situasi dapat diidentifikasikan sebagai
faktor risiko, yang muncul baik pada level
individual, keluarga, komunitas maupun
lingkungan yang lebih luas. Faktor-faktor
risiko utama yang banyak disebutkan dalam
berbagai literatur antara lain kehilangan
pekerjaan, kemiskinan, perceraian, kematian,
penyakit kronis dan kemandulan.
Dalam ranah bidang teknik arsitektur
(mungkin) dapat diberikan contoh sebagai
berikut : rasa ketidak nyamanan, kerusakan
Gambar 02:
bangunan, pemborosan energy, rasa Konsep Resiko (Risk) dioilustrasikan oleh Zeji
kejenuhan, rasa kebisingan, rasa kesilauan, (Mandala, 2013)
dan sebagainya.
Konsep Resiko ala Zeji Mandala dapat b. Faktor Protektif
dikatakan sauatu kondisi “merugikan” dari Faktor-faktor protektif merupakan hal-
sebuah kemunculan (exsposure) sampai hal potensial yang digunakan sebagai alat
tekanan (stress) terkait dengan perubahan untuk merancang pencegahan dan penanggulan
lingkungan dan sosial karena kurang/tidak berbagai hambatan, persoalan, dan kesulitan
adanya kapasitas untuk beradaptasi. dengan cara-cara yang efektif (Maddi dan
Kerentanan (Vulnerability) merupakan Khoshaba, 2005). Terdapat empat jalur
“kerugian” yang dapat dinyatakan melalui potensial yang digunakan oleh faktor-faktor
kerusakan dan kehilangan karena bahaya protektif untuk mengubah efek merugikan dari
(hazard) tertentu untuk daerah tertentu dan faktor risiko, yaitu:
pada periode tertentu. Berdasarkan perhitungan Mereduksi dampak dari faktor risiko ;
matematis , resiko adalah produk dari bahaya Mereduksi rantai negatif dari sebuah
dan kerentanan (Mandala 2013) kejadian yang menekan;
Bahaya (Hazard) merupakan Kejadian Memelihara dan mengembangkan self-
“luar biasa/diluar kebiasaan” yang esteem dan self-efficacy; serta
mampu mengganggu, mengurangi atau Membuka diri terhadap kesempatan-
menghilangkan kondisi kenyataan yang kesempatan baru (Norman, 2000).
ada, sehingga mengakibatkan kerugian Dalam ranah bidang teknik arsitektur
(lost/cost) pada aspek terkait. misalnya dapat diberikan contoh sebagai
26
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
berikut : Pertama, Dalam mereduksi dengan kemampuan dinamis untuk
suasana ketidaknyamanan karena panasnya beradaptasi terhadap perubahan iklim
sinar matari, maka struktur dinding (Cantatore et all, 2017)
bangunan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperi ketebalan dinding, pelapisan 2.3. Arsitektur tropis lembab
material, pengecatan dan lain sebagainya. Mendasari pada permasalahan yang
Kedua, aspek kemudahan pemeliharaan ditemukan di lapangan/ kondisi kerusakan fisik
bangunan dapat dilakukan dengan masjid yang ada, maka kami terlebih dulu
pemilihan/ pemasangan yang mudah mengkaji pada beberapa referensi terkait dan
dijangkau, Ketiga, Mereduksi factor bahkan yang utama dalam kajian pustaka ini
kerusakan atap dengan cara pemilihan adalah aplikasi disain dari suatu haril
bahan, penentuan sudut bidang atap dan lain penelitian yang dilakukan laboratorium
sebagainya. Teknologi Bangunan Departement Asitektur
Fakultas Teknik Undip.
2.2. Beberapa penelitian resiliensi pada Beberapa pengaruh element-elemen
bidang arsitektur dan kota iklim tropis yang kami sering garis bawahi
Dalam publikasi artikel penelitiannya dalam setiap perancangan arsitektur (Prianto,
Tapan K. Dhar dan Luna Khirfan, 2003) dan ataupun dari beberapa sumber
yang berjudul “Kerangka kerja multi- referensi lainnya (Olgay, 1973), (Lippsmeier
skala dan multi dimensi untuk ,1994), (Robert dan Gillespie 1995),
meningkatkan ketahanan bentuk (Soegijanto, 1998), (Prianto et all, 2001),
perkotaan terhadap perubahan iklim”, (Frick dan Darmawan 2007), (Karyono, 2010)
diusulkan perlunya satu set variabel dan (Liebard dan Andre, 2010) bahwa kondisi
yang berpotensi memengaruhi yang berpengaruh dalam perancangan
ketahanan bentuk perkotaan, dimana bangunan pada iklim tropis lembab adalah
variabel tersebut menggarisbawahi sebagai berikut :
karakteristik fisik, spasial, dan
fungsional bentuk perkotaan dan a. Kenyamanan Thermal (Brager dan
perubahannya seiring waktu. (Tapan Dear 2001), (Gallo et all, 1988) (Prianto
and Luna 2017). dan Depecker, 2003) dan (Perini dan
Sedangkan E. Sharifia dan J. Bolanda Maglioco, 2014):
dalam publikasi artikel penelitian Kenyamanan termal dalam suatu ruangan
berjudul “Ketahanan panas di ruang didaerah tropis dapat diperoleh dengan :
publik dan aplikasinya di perkotaan yang Pertama dengan cara mengurangi total beban
sehat dan rendah karbon”, digaris bawahi panas dari panas udara eksterior ke dalam
bahwa ruang publik dengan lebih banyak ruangan, misalnya dengan cara memberikan
tajuk pohon dan lanskap alam memiliki aliran udara yang cukup yang akan membawa
ketahanan lebih terhadap tekanan panas panas keluar ruangan. Kedua, mencegah
dimana aktivitas di luar ruangan radiasi panas dari pancaran sinar matahari yang
menurun setelah ambang termal netral berlebihan, baik radiasi langsung matahari
28-32 ° C. Dan ruang publik tahan panas maupun tidak langsung yang kena dinding
dapat menyediakan lingkungan luar bangunan. Ketiga, Kesuaian kondisi ruangan
berkinerja tinggi dalam konteks terhadap aktifitas pelaku dalam ruangan.
perubahan iklim. (Sharifia and Bolanda Pada disain masjid ini, dari permasalahan
2017) eksisting masjid Baitul Hikmah, ternyata
Cantatore Elena, De Fino Mariella dan kondisi sensasi ruangannya masuk kedalam
Fatiguso Fabio dalam artikelnya yang kriteria tidaknyaman. Hal ini diantaranya
berjudul “Ketahanan energi kota-kota dikarenakan; Pertama, Dalam ruangan tidak
bersejarah: tinjauan seni terhadap didapatkan aliran udara yang cukup dan
pendekatan baru”, disampaikan oleh sSejauh ini, solusi praktisnya adalah dengan
mereka bahwa strategi "berkelanjutan" digunakannya fan untuk mendapatkan aliran
perbaikan termal ruang luar dapat dicapai udara buatan.. Kedua, jumlah orang yang
27
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
melakukan ibadah cenderung bertambah saat
berjamaah. Bertambahnya orang memnambah
beban panas dalam ruangan.
Gambar 04:
Terbentuknya aliran udara karena
perbedaan tekanan/suhu luar (atas),
Kualitas udara menjadi lebih sejuk bila
melewati balkon /tritisan lebar/daerah
bayangan (bawah). (Prianto, 2002)
Gambar 05:
Proporsi porosite skala perumahan sebesar
30%-40% (Prianto, 2001)
28
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
Hujan sangat lebat dengan intensitas ;
d. Temperatur (Soegijanto 1998), (Brager >20 mm/jam atau >100 mm/hari
and Dear 2001), (Prianto 2013)
Wilayah khatulistiwa adalah daerah yang Pada disain masjid ini, dari permasalahan
paling panas, dengan menerima radiasi eksisting masjid Baitul Hikmah adalah
matahari terbanyak. Temperatur maksimum kebocoran dan kelembaban ruangan karena
dicapai 1 hingga 2jam setelah tengah hari dinding yang basah. Strategi disaian dalam
karena saat itu radiasi matahari langsung mengalirkan volume curahan air hujan menjadi
bergabung dengan udara yang sudah panas. solusi dalam disain terbarunya. Kerusakan
Karakter umum dari temperature daerah tropis dinding karena keropos/ dinding lembab dapat
dapat dilihat pada diagram dibawah ini : diantisipasi dengan peninggian muka lantai
atapun pelapisan bahan anti air pada dinding
bagian luar bangunan.
f. Kelembaban Udara
Kadar kelembaban udara dapat
mengalami fluktuasi yang tinggi dan hal ini
tergantung pada temperatur udara / iklim
mikro.Semakin tinggi temperatur semakin
tinggi pula kemampuan udara menyerap air.
Keberadaan tanaman atau openspace dalam
Gambar 06: sekumpulan massa bangunan akan dapat
Profil intensitas temperature harian kota menurunkan temperature udara sekelilingnya
Semarangf (Prianto, 2001) (Sharifia and Bolanda 2017). Menurut Prianto
(Prianto et al, 2017) peran vegetasi dan
Bagian atas sebuah masjid (atap) openspace dalam skala perkotaan
merupakan bidang bangunan yang akan selalu berkonstribusi pula pada effesiensi energy
terkena pancaran sinar matahari sepanjang dalam bangunan.
hari. Pilihan warna dan jenis material sangat 3. Kehadiran tanaman dalam halaman
memepengaruhi dampak termal pada bagian masjid sangat disarankan, karena
bawah bangunan (Prianto, 2010). keberadaan daerah bayangan akan
Hasil penelitian Prianto dan kawan- memberi effek meningkatnya kualitas
kawan, bahwa, pilihan material untuk kota udara dan mereduksi kebisingan dari
semarang yang paling baik adalah genteng luar.
beton (Prianto, 2007).
3. METODE PENELITIAN
e. Presipitasi (Curah Hujan), (Robert
dan Gillespie 1995), (Prianto, 2011), Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada
(Prianto, 2012) masyarakat ini adalah : pertama, mengetahui
Presipitasi terbentuk oleh kondensasi sejauh ini apakah sajakah elemet disain masjid
atau sublimasi uap air.Presipitasijatuh sebagai yang bisa ‘bertahan’ dari pengaruh buruk
hujan, gerimis, hujan es, atau hujan salju. factor cuaca? Kedua, factor iklim apasajakah
Curah hujan didaerah tropis lembab relative di daerah tropis yang memberi dampak
tinggi. Ada beberapa skala curah hujan langsung pada kerusakan atau menurunnya
menurut BMG (BMG, 2017) : ‘pertahanan’ disain masjid ? dan ketiga,
Hujan ringan dengan intensitas ; 0,1-5,0 bagaimana solusi sustainable dari relisensi
mm/jam atau 5-20 mm/hari disain masjid ini ?
Hujan sedang dengan intensitas ; 5,0- Dan manfaat yang diharapkan dari
10,0 mm/jam atau 20-50 mm/hari kegiatan tersebut dan pembahasan ini adalah :
Hujan lebat dengan intensitas ; 10,0-20 Memberi pengetahuan akademis pada
mm/jam atau 50-100 mm/hari masyarakat/ pengguna bangunan
prinsip-prinsip dan aplikasi praktis
29
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
resiliensi sebuah masjid dari iklim dan mengaplikasikan konsep resiliensi
tropis lembab. masjid di daerah tropis.
Mengetahui secara empiris hubungan Memberi contoh disain praktis aplikasi
antara factor dominan iklim tropis dan praktis resiliensi sebuah masjid dari
element arsitektur dalam mewujudkan iklim tropis lembab.
Gambar 07:
Proses pelaksanaan survey, pencatatan kondisi bangunan hingga forum pembahasan perencanaan
30
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
Oriantasi kiblat
Penentuan arah Qiblat sangat penting
dalam disain awal sebuah masjid, tidak
halnya dengan kegiatan renovasi disain
saat ini. Pada kondisi ini, diasumsikan
bahwa arah kiblat masjid yang sudah ada
ini telah benar karena masjid ini telah
berfungsi puluhan tahun. Bberepa
referensi menerangkan bahwa penentuan
ini akan menentukan arah sholat,
orientasi bangunan, zonasi dan pola
sirkulasi hingga pada penentuan arah
Gambar 09:
wudhu agar tidak menghadap Qiblat.
Ada 4 (empat) pokok bahasan pengamatan
ketahanan bangunan dengan mengadop pola Zonasi tata letak ruangan dan sirkulasi
pemikiran Zeji Mandala (Prianto, 2017) Pada bangunan utama masjid,
sebenarnya hanay terdapat dua zonasi :
Alur Konstruksi Pembahasan zonasi sholat dan zonasi tempat
Pengkajian secara komprehensif antara wudhu&toilet. Namun dalam
konsep resiko, aspek ketangguhan bangunan perkembangan fungsi tambahan dari
dan aspek iklim tropis, kami jadikan materi sebuah masjid, dapat pula dikelompokan
untuk menyusun pola pembahasan dalam menjadi zona kegiatan non sholat dan
artikel ini. Kami mengadop langkah yang zona kegiatan non-sholat.dan keduanya
setara dengan hasil pengamatan sebelumnya menurut beberapa pertimbangan, perlu
(Prianto, et al 2017). Secara diagramatis dapat adanya pembedaan daerah laki-laki dan
dilihat pada gambar dibawah ini Dan agar perempuan.
lebih sistematis pola pembahasannya, tersusun
dari deskriptif analitis respon dari 5 (lima) Secara zonasi ruang dari disain masjid
pertanyaan sebagai berikut : ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini
a. Pada bagian bangunan mana yang akan :
di amati aspek ketangguhan?
b. Apa bentuk aspek Adaptasi disainnya
dari elemen gedung tersebut ?
c. Apa penyebab kerusakan (Aspek Resiko)
yang terjadi ?
d. Elemet factor iklim apa yang
menyebabkan kerusakan bagian tersebut
(Faktor Resiko) ?
e. Bagaimana solusi disain arsitekturnya
untuk masjid Baitul Hikmah ini ? (Aspek
Inovasi) ?
4. PEMBAHASAN
Pada bagian ini terdapat 5 (lima) aspek
pembahasan\, yaitu : 1).Kajian Disain
Arsitektural Masjid, 2). Kajian solusi disain
tampilan atap masjid, 3). Kajian solusi disain Gambar 10:
tampilan dinding masjid dan 4) Kajian solusi Disain sirkulasi dan atata ruang masjid Baitul
disain tampilan pelobangan dinding masjid. Hikmah
31
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
32
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
33
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
o Pelapisan dinding bata pada bagian Bila mana jendela tersebut hanya
luar seyognyanya lebih keras berfungswi sebagai penerangan tapi tidak
(trasraam) dari pada bagian dalam, membutuhkan/ buka pelubangan
agar factor kerusakan keropos dan lewatkan sirkulasi udara, pada umumnya
lembab/lumut dapat diantisipasi. bentuk ini disebut jendela mati. Yang
Pilihan pelapisan keramik atau batu terjadi pada kondisi eksisting adalah
alam sangat dianjurkan (Prianto, tidak demikian. Fungsi jendela hidup tapi
2011). sirkulasi udara tidak maksimal. Fungsi
o Pilihan warna terang dan gilap jendela cukup terbuka tapi sinar
dianjurkan untuk façade menghadap matahari/ terang sinar matahari tidak
barat dan timur atapun untuk bagian masuk kedalam.
dinding bagian atas bangunan. Aspek Resiko : Secara fisik tidak
Pilihan warna gelap (berwarna) didapatkan kerusakan pada element
jangan mendominan dinding yang jendela, namun ketidak berfungsinya
terkena sinar matahari langsung. jendela lah yang didapatkan pada masjid
ini. Karena penempatan tritisan yang
d. Kajian dan solusi disain tampilan terlalu lebar sehingga menutup/
pelobangan dinding : porosite dan mengurangi intensitas cahaya terang
perletakan pelobangan dinding. sinar matahari. Pelebaran tritisan atau
Dua jenis pelobangan dinding pada atap dilakukan karena kebutuhan space
disain masjid ini terdiri dari bukaan jendela, tambahan kegiatan masjid.
penempatan roster (pelubangan yang Faktor Resiko : sebenarnya bukan factor
digunakan untuk sirkulasi udara) dan resiko dari keberadaan jendela, justru
pelobangan hanya untuk penerangan alami memanfaatkan kembali fungsi jendela
(pemasangan glass-art/ yang tidak bisa untuk dari aspek penerangan amali dan
fungsi sirkulasi udara. optimalisasi sirkulasi udara yang
Permasalahan awal keberadaan masjid diharapkan.
dari aspek pelobangan adalah minimnya Aspek Inovasi (bagian dari ketahanan
pelobangan dinding sehingga mengalami bangunan) : Keberadaan jendela jendela
kurang terangnya bagian interior deri ditempatkan berdasarkan fungsinya
pencahayaan alaminya, sehingga dibutuhkan (sebagai lubang penerangan alami dan
penerangan buatan pada siang hari dan lubang lintasan sirkulasi udara alami) :
minimnya sirkulasi udara. Solusi pemasangan o Biasanya proporsi demensi
alat pendingin ruangan dalam tritisan/pelindung jendela dan luas
perkembangannya kini juga tidak bisa bukaan dinding adalah signifikan.
dipungkiri, karena bukan hanya sensasi termal Makin lebar pelindung, makin luas
panas dan dingin, tapi aspek kebisingan serta jendela. Perluasan tritisan untuk
polusi udara luar sangatlah perlu kebutuhan penambahan space
dipertimbangkan. Kajian terkait resiliensi kegiatan, diatasi dengan penempatan
pelobangan dinding ini : perluasan pada lantai 2. Dengan
Resiliensi elemen arsitektur : element demikian fungsi jendela dapat
bangunan masjid berupa pelobangan didapatkan kembali.
dinding luar inilah yang dikaji terhadap o Tuntutan disain minimalis
aspek ketangguhan terhadap factor iklim. (meminimkan demensi tritisan,
Keberadaan jendela biasanya tidak lepas diatasi dengan penempatan jendela
dari peran dari tritisan, namun pada mati/ penempatan glass art- sehingga
disain ini kami tidak mengeksplorasi penerangan alami masih didapatkan
bentuk tritisan, sehingga solusi disainnya dan tidak terlalu glare/panas.
adalah sebagaimana paparan dibawah.
Aspek Adaptasi yang bagaimana pada
elemen gedung tersebut : Bentuk jendela
pada umumnya menyesuaikan fungsinya.
34
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
5. KESIMPULAN
Keberadaan dan kekokohan bangunan
masjid Baitul Hikmah hingga kini,
merupakan bukti resiliensi bangunan
yang telah dibangun beberapa puluh
tahun yang lalu : Bangunan yang
dirancang dengan atap tumpuk miring/
joglo, pemakaian bahan penutup atap
dari genteng tanah liat masih kental
konsep arsitektur tropisnya, hanya saja
keberadaan bangunan tambahan (selasar
dan bangunan sekitanya yang
menyebabkan ketidak lancaran sirkulasi
udara dan penerangan alami dalam
ruangan.
Kebertahanan disain bangunan masjid ini
secara prinsip ditemukan pada element
selubung bangunan : penutup atap,
dinding dan pelobangan dinding.
Ketangguhan bangunan merupakan
disain bangunan yang tidak hanya
Gambar 13: mampu menyelesaikan permasalahan-
Optimalisasi pelobangan dinding tropis dengan permasalahan terkait factor iklim (panas,
cara ‘memanfaatkan’ potensi iklim tropis. hujan, angin dan kelembaban), namun
optimalisasi dan aplikasi dan inovasi
o Penempatan jendela besar aspek disain aktif (perangkat elektronik)
diposisikan pada bagian dinding “Semakin tangguh suatu disain bangunan
sebelah Utara dan Selatan, agar adalah keseimbangan antara pengentasan
menghindari dampak negative yang dan pendayagunaan factor iklim”.
berlebihan dari pancaran langsung
sinar matahari pagi/sore. Ucapan Terimakasih
o Penerapan konsep cross ventilasi Makalah ini merupakan hasil skim
dilakukan dua cara : penempatan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang
secara horizontal (jendela saling dikoordinir Departement Arsitektur Fakultas
berhadapan pada sisi-sisi Teknik (DAFT) dengan dana DIPA Fakultas
dindingnya) dan penempatan secara Teknik Universitas Diponegoro tahun 2017
vertikal (peran dan fungsi dari dengan judul RENOVASI DISAIN MASJID
menara masjid). BAITUL HIKMAH DESA NAGLE
35
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
KECAMATAN LOSARIO KABUPATEN Lippsmeier, Georg. 1994. Bangunan Tropis.
BREBES – Dengan pendekatan Resiliensi Jakarta: Erlangga,
Arsitektur Tropis. Kegiatan ini telah tertuang Maddi, S, and D Khoshaba. 2005. Resilience at
dalam SK Dekan FT Undip work: How to succed no matter what life
No.170/SK/UN7.3.3/V/2017 tertanggal 15 mei throws at you. USA: American
2017. Untuk itu kami ucapkan terimakasih Management Association,
pada semua yang telah membantu dan Mandala, Zeji. 2013. Resilient Infrastructure:
memfasilitasi semuanya sehingga terselesaikan Konsep dan Strategi Perencanaan
penelitian ini. Pembangunan Transportasi Berkelanjutan
- Studi Kasus Kota Curitiba, Brazil.
6. DAFTAR PUSTAKA Master in Urban and Regional Planning,
Jogyakarta: Universitas Gadjah Mada,
Alain, Liebard, and Andre de Herd. 2010, Norman, E. 2000. Resiliency enhancement:
Bioclimatic Facades, London: Somfy. Putting the strength perspective into social
Brager, GS, and R De Dear. 2001, Climate, work practice. New York: Columbia
Comfort & Natural Ventilation : A new University Press,
Adaptive comfort standard for ASHRAE Olgay, Victor. 1973, Design with Climate -
Standard 55." Moving Thermal Comfort Bioclimatic Approach to Architectural
Standards into the 21st Century. Windsor Regionalism. New Jersey - USA:
UK: Loughborough University,. . Princeton University Press.
BMG, 2017, Prianto, E., Houpert, S., Depecker, P., &
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/In Peneau, J.-P. 2001. Coinstribution of
formasi_Cuaca) Numerical Simulation with SOLENE to
Cantatore , Elena, Mariella De Fino, and Fabio find out the Traditional Type Cayenne -
Fatiguso. 2017: Energy resilience of Guyana France. International Journal on
historical urban districts: a state of art Architecture Science , 156-175.
review towards a new approach. Energy Prianto, Eddy and Depecker, Patrick, 2003:
Procedia 111, 426 – 434. Constribution of N3S Numerical
Frick, Heinz, and Antonius Darmawan. 2007. Simulation in Investigating the influence
Ilmu Fisika Bangunan. Jogjakarta: of Internal Devision Design on Indoor Air
Kanisius, Speed. International Journal on
Glantz, M, and J Johnson. 2002. Resilience Architecture Science, 114-122.
and development positive life adaptation. Prianto, Eddy, and Patrick Depecker, 2002,
USA: Kluwer Academic Publisher, Characteristic of airflow as the effect of
I Chand, PK Bhargava, LNV Krishak, 1998, balcony, opening design and internal
Effect of Balconies on Ventilation division on indoor velocity: A case study
Induching Aeromative Force on Low-rire of traditional dwelling in urban living
Buildings. Building and Environment, quarter in tropical humid region. Energy
385-396. and Buildings, Volume 34, Issue 4,: 401–
Gallo, C, M Sala, and A.M.M Sayigh. 1988. 409.
Architecture, Comfort and Energy. Great Prianto, Eddy, and Patrick Depecker, 2003.
Britain - UK: Pergamon. Optimazion of Architectural Design
Katia Perini, Adriano Magliocco. 2014, Effects Elements in Tropical Humid Region with
of vegetation, urban density, building Thermal Comfort Approach. Energy and
height, and atmospheric conditions on Buildings: 273-280.
local temperatures and thermal comfort. Prianto, Eddy, Jaka Windarta and Bernard
Urban Forestry & Urban Greening Vol. 13 Harianja, 2017, The Role of Vegeration
, 495–506. and Open Space in The Energy Effeciency
Karyono, Tri Harso, 2010. Green Arsitektur- - of Tropical Building, Advanced Science
Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau Letters, Volume 23, Number 3, March, pp.
di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2211-2214
36
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
Prianto, Eddy. 2010, Effek warna dinding
terhadap pemakaian energi listrik dalam
rumah tinggal. RIPTEK, 31-35.
Prianto, Eddy. 2011, Effek Penggunaan Batu
Alam pada Fasad rumah tinggal terhadap
pemakaian energi listrik. RIPTEK, 53-60.
Prianto, Eddy. 2012: Strategi Disain Fasad
Rumah Tinggal Hemat Energi. RIPTEK,
55-65.
Prianto, Eddy. 2013: Pilihan Bentuk Tritisan
Hemat Energi untuk Kota Semarang.
Riptek, 37-56.
Prianto, Eddy. Dwiyanto, Agung, 2015, Profil
penutup atap beton dalam effesiensi
konsumsi energy listrik pada skala Rumah
Tinggal, Jurnal Modul
Prianto, Eddy. Suyono, Bambang, Septana dan
Sahid, 2017, Resilient bangunan tropis
pada Bangunan Kampus Universitas
Diponegoro, Jurnal Modul (in progress)
Prianto. E, Wahyudi, E dan Kusumastuti, R.P,
2015, Metode Pendokumentasian Data
Bangunan Kuno di Semarang dengan
Kritik Normative (Studi kasus pada
Gedung Lawang Sewu), Riptek.
Prianto. E, 2007, Rumah Tropis Hemat Energi,
bentuk keperdulian Global Warming,
Riptek, 1-10.
Robert, D.Brown, and Terry J Gillespie, 1995.
Microclimatic Lanscape Design. Canada:
John Wiley & Sons,Inc.,
Soegijanto. 1998. Bangunan di Indonesia
dengan iklm tropis lembab ditinjau dari
aspek fisika bangunan. Bandung: DIKTI
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B.
Bandung: Alfabeta.
Sharifia, E, and J Bolanda. 2017, Heat
resilience in public space and its
applications in healthy and low carbon
cities). Procedia Engineering 180, 2017:
944 – 954,.
SNI 03-6575-2001, 2001, Tata cara
perancangan sistem pencahayaan
buatanpada bangunan gedung.Jakarta.
Tapan, K. Dhar, and Khirfan Luna. 2017, A
multi-scale and multi-dimensional
framework for enhancing the resilience of
urban form to climate change. Urban
Climate, 72-91.
www.arquinstal.com.ar/publicaciones/ure-esso
- facebook/ARQQUILCURA
37
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
KEGIATAN
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
SEMESTER GASAL (September-Pebruari)
2017/2018
JUDUL
TIM KEGIATAN
Dr.Ir. Eddy Prianto,CES,DEA
Septana Bagus Pribadi,ST,MT
Ir. Bambang Sujono, MT
M.Sahid , ST,MT
GAMBAR
DENAH LANTAI
DASAR
HALAMAN LEMBAR
01/10
38
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
KEGIATAN
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
SEMESTER GASAL (September-Pebruari)
2017/2018
JUDUL
TIM KEGIATAN
Dr.Ir. Eddy Prianto,CES,DEA
Septana Bagus Pribadi,ST,MT
Ir. Bambang Sujono, MT
M.Sahid , ST,MT
Astrid cs (tim mhs)
GAMBAR
DENAH ATAP
HALAMAN LEMBAR
02/04
39
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
KEGIATAN
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
SEMESTER GASAL (September-Pebruari)
2017/2018
JUDUL
TIM KEGIATAN
Dr.Ir. Eddy Prianto,CES,DEA
Septana Bagus Pribadi,ST,MT
Ir. Bambang Sujono, MT
M.Sahid , ST,MT
Astrid cs (tim mhs)
GAMBAR
POTONGAN A-A
HALAMAN LEMBAR
03/04
40
Jurnal PPKM I (2018) 24 - 41 ISSN(print): 2354-869X | ISSN(online): 2614-3763
KEGIATAN
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
SEMESTER GASAL (September-Pebruari)
2017/2018
JUDUL
TIM KEGIATAN
Dr.Ir. Eddy Prianto,CES,DEA
Septana Bagus Pribadi,ST,MT
Ir. Bambang Sujono, MT
M.Sahid , ST,MT
Astrid cs (tim mhs)
GAMBAR
TAMPILAN TAMPAK
HALAMAN LEMBAR
04/04
41