Anda di halaman 1dari 8

ISSN (P)0853-2877 (E) 2598-327X Self-kinetic Jalousie sebagai Penerapan Climate Responsive-Adaptable Architecture

Self-kinetic Jalousie sebagai Penerapan Teknologi Climate Responsive-Adaptable


Architecture
Wulani Enggar Sari1*) Heri Andoni2)

*) Corresponding author email : wulani.enggar@unpar.ac.id

1)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung - Indonesia
2) Master Graduate program, Institut Teknologi Bandung, Bandung - Indonesia

PENDAHULUAN
Article info
MODUL vol 18 no 2, issues period 2018 Peran arsitektur dan bangunan telah berkembang
Doi : 10.14710/mdl.19.2.2019.119-126 seiring dengan perkembangan zaman. Akan tetapi fungsi
Received : 10th october 2019 dasar dari bangunan untuk menyediakan perlindungan
Revised : 12nd november 2019 dari lingkungan adalah hal fundamental yang telah
Accepted : 15th november 2019
melekat semenjak bangunan dirancang dari awal
Abstract (Vitruvius). Seiring dengan perkembangan zaman dan
tuntutan efisiensi energi, arsitektur juga dituntut untuk
Kenyamanan termal adaptif adalah model utama yang mampu menyediakan bangunan yang efisien dari sisi
digunakan untuk mempelajari kenyamanan termal di energi, baik untuk pembangunan baru maupun perbaikan
bangunan berventilasi alami, sehingga salah satu dari bangunan eksisting. Bangunan tidak lagi sekedar
pemanfaatan alam untuk bangunan dapat menjalankan fungsi sebagai shelter dan merespon iklim,
menyelaraskan dengan iklim dan salah satunya adalah akan tetapi juga menjawab tantangan efisiensi energi,
aliran udara. Upaya seminimal mungkin menggunakan terlebih bangunan merupakan penyumbang dari 40%
energi dan merespon potensi aliran udara dapat konsumsi energi dunia (U.S.Department of Energy,
dilakukan dengan desain adaptif pada bangunan. 2011). Oleh karena itu dibutuhkan bangunan yang
Inovasi teknologi bukaan jalusi adaptif dilakukan untuk mampu beradaptasi dan mampu menyesuaikan dengan
merespon iklim dan meadaptasi kondisi aliran udara perubahan kondisi lingkungan dan juga hemat energi.
untuk mencapai kenyamanan termal tujuan penelitian Lewat teknologi yang semakin maju, hal ini
ini adalah menerapkan strategi desain adaptif dengan dimungkinkan dengan adanya teknologi hybrid
pendekatan desain komponen bangunan yang bekerja architecture dan teknologi dynamic/kinetic architecture.
self kinetic sebagai bentuk penyesuaian terhadap Teknologi adaptif hybrid architecture
konteks iklim stempat. Penelitian ini dilakukan dengan mengkombinasikan strategi pasif dan strategi aktif untuk
studi literatur tentang pemikiran self kinetik yang dapat memodifikasi iklim. Seperti yang kita ketahui desain
dijadikan referensi atau pengembangan desain pasif merupakan desain yang dianjurkan untuk
berikutnya. pembangunan berkelanjutan yang efisien dari segi
Hal menarik yang dapat dilihat pada penelitian ini energi akan tetapi memiliki kekurangan dari sisi
dilihat dari perkembangan teknologi desain adaptif kemerataan udara. Di lain sisi, desain aktif mampu
yang terus dilakukan dan melihat arsitektur merupakan menyediakan kemerataan udara dan kenyamanan termal
pemikiran bangunan yang selalu beradaptasi untuk karena peran mesin dalam mengontrol iklim dalam
merespon perubahan kebutuhan manusia dan fluktuasi ruangan, akan tetapi memiliki kelemahan dari konsumsi
kondisi lingkungan. Bangunan yang mampu bereaksi energi yang sangat besar. Teknologi adaptif hybrid
terhadap gangguan dan berfluktuasi kondisi lingkungan architecture mampu mengkombinasikan desain pasif dan
khususnya merespon termal dan aliran udara. aktif dengan menyediakan kemerataan pada bangunan
akan tetapi dengan konsumsi energi yang minimal,
bahkan hingga zero energy.
Kata kunci: self-kinetic; jalusi adaptif; climate- Dalam penelitian ini, dilakukan penggabungan
responsive; adaptable architecture; kenyamanan termal; teknologi hybrid architecture dan teknologi
gangguan iklim; aliran udara dynamic/kinetic architecture dalam menjawab tantangan
arsitektur dalam penyediaan bangunan dinamis yang
responsif iklim dan hemat energi. Teknologi
Wulani Enggar Sari, Heri Andoni 119
ISSN (P)0853-2877 (E) 2598-327X MODUL vol 19 no 2,issues period 2019

dynamic/kinetic architecture adalah teknologi desain dan fungsi-fungsi lainnya, dan kemudian fungsi awal
bangunan yang dihasilkan dari gerakan melalui bangunan sebagai perlindungan/shelter bertransformasi
komponen-komponen bangunan. Menurut sejarah, menjadi fungsi penyediaan kenyamanan (Looman,
kinetic architecture telah diterapkan sejak zaman dahulu, 2007). Kenyamanan yang dimaksud terikat dengan
berawal dari gerbang bangunan yang diturunkan dengan konteks microclimate seperti kenyamanan dari
menggunakan rantai dan kemudian sekaligus berfungsi temperatur udara, radiasi matahari, aliran udara, dan
sebagai jembatan. Akan tetapi, butuh waktu yang lama kelembaban/akibat hujan.
dan teknologi yang maju sebelum kinetic architecture Teknologi self kinetic untuk merespon konteks
berkembang. Sekitar awal abad ke-20, penggunaan microclimate ini berdasarkan pada Strategi hybrid
gerakan/kinetic dalam bangunan mulai bermunculan. building (Hyde,2000) dan sesuai dengan konsep
Desain kinetik tidak hanya digunakan sebagai alat untuk adaptable architecture yang memperlihatkan bahwa
mengatur sinar matahari, memaksimalkan ruang atau desain yang adaptif akan terikat dengan konteks yang
memvariasikan tampilan, tetapi juga dikembangkan melekat di sekitarnya (Schmidt III, 2017)
untuk mengartikulasikan artistik, politik dan filosofis
baru (Fouad, 2012).
Dalam tulisan ini dilakukan penjabaran dan Climate-responsive Design
penggabungan teori dari climate-responsive design Climate responsive architecture, secara lebih
(hybrid design) dan adaptable architecture (kinetic spesifik climate-responsive design merupakan suatu
architecture) melalui kasus self-kinetic jalousie yang konsep yang lebih maju dibandingkan dengan
responsif terhadap iklim, inovatif, namun juga efisien “bangunan sebagai penyedia kenyamanan”. Climate
dari sisi energi. Diharapkan tulisan ini dapat dijadikan responsive design memiliki fondasi yang berkaitan erat
sebagai salah satu acuan ke depannya dalam bidang dengan konteks environmental (ecological) sustainable
adaptive architecture, adaptable architecture, dan kinetic design dan effective design management. Konsep
architecture dalam menghadirkan penerapan inovatif climate-responsive design memiliki semangat untuk
dalam arsitektur yang mampu secara adaptif menjawab mendorong praktik desain yang bertanggung jawab
tantangan energi dan juga iklim. terhadap lingkungan, dan untuk meminimalisir pengaruh
. negatif bangunan baik terhadap pengguna maupun
KAJIAN LITERATUR lingkungan secara luas (Hyde, 2000). Climate
Untuk menjelaskan self-kinetic jalousie sebagai responsive design sebagai turunan dari environmental
penerapan climate responsive-adaptable architecture, design strmemeriksa secara menyeluruh hubungan
digunakan dua sumber literatur utama yaitu climate- antara bangunan dengan lingkungan.
responsive design dan adaptable architecture. Kedua Untuk menciptakan desain yang climate
literatur kunci ini diharapkan dapat menjelaskan secara responsive, tentu dibutuhkan strategi yang mampu
rinci mengenai konsep self-kinetic jalousie yang mampu mengoptimalkan hubungan antara manusia dengan
beradaptasi dengan lingkungan dan merespon iklim iklim. Untuk memodifikasi iklim, terdapat tiga strategi
melalui desain sistem kinetik/gerakan. yang digunakan, yaitu passive building model, active
building model, dan hybrid building model.
Bangunan dan Iklim dalam Konteks
Bangunan dan iklim merupakan suatu Passive building model
kesinambungan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam Strategi passive building model adalah strategi
merancang sebuah bangunan, seorang arsitek diharuskan modifikasi iklim tanpa menggunakan mesin. Performa
untuk mempertimbangkan iklim dan lingkungan tempat termal dari bangunan bergantung kepada fasad luar.
bangunan tersebut dirancang. Pembahasan mengenai Masalah dari strategi ini adalah ketika terjadi perolehan
bangunan dan iklimnya sebenarnya telah jauh dilakukan kalor/energi yang besar dari lingkungan (gambar 1).
semenjak dahulu. Vitruvius sebagai salah satu tokoh Ketika kenyamanan termal tidak tercapai dalam strategi
penting dalam arsitektur, menyatakan bahwa salah satu ini, modifikasi perilaku akan dibutuhkan untuk
fungsi fundamental terpenting dari arsitektur adalah meminimalisir ketidaknyamanan termal, misalnya
untuk menyediakan perlindungan dari kondisi menggunakan baju yang lebih tipis ketika panas atau
dinamis/berubah-ubah dari lingkungan. Ia menyebutkan lebih tebal ketika dingin. Dapat dilihat pada gambar di
bahwa penting untuk memperhatikan lingkungan di bawah, strategi passive building model membutuhkan
sekitar bangunan sebagai parameter desain : “Kita harus pendekatan desain bentuk dan struktur bangunan yang
sejak awal memperhatikan negara dan iklim tempat besar, yang mengonsumsi embodied energy yang besar
bangunan akan dibuat”. Seiring berkembangnya akan tetapi membutuhkan energi operasional yang
kemanusiaan, fungsi-fungsi arsitektur ikut mengalami sedikit.
perkembangan. Arsitektur mulai memiliki fungsi estetis

120
ISSN (P)0853-2877 (E) 2598-327X MODUL vol 19 no 2,issues period 2019

belum selesai/unfinished, sebuah bentuk yang belum


sempurna, untuk kemudian dapat dimodifikasi untuk
perubahan fungsi, iklim, teknologi, permintaan estetis,
dll. Sama halnya dengan climate responsive design,
konsep adaptable architecture terikat dengan konteks
yang melekat di sekitarnya (context specific).
Gambar 1. Passive building model dan efeknya
terhadap konsumsi energi (Hyde, 2000) Lima interpretasi dalam adaptable architecture
Dalam buku Adaptable Architecture : Theory and
Active building model Practice, ada lima interpretasi yang menonjol mengenai
Strategi active building model adalah strategi istilah adaptable architecture dalam berbagai literatur
modifikasi iklim dengan menggunakan peralatan mesin konstruksi, antara lain :
(gambar 2). Kenyamanan termal dipastikan tercapai Adaptive architecture/ responsive structure
lewat sistem aktif, misalkan pengkondisian udara lewat Istilah ini mengacu pada kapasitas bangunan
air conditioner. Masalah utama dari strategi ini bukanlah untuk berubah menyesuaikan dengan perubahan
tidak tercapainya kenyamanan termal, akan tetapi kondisi yang ada melalui kulit bangunan yang
efisiensi energi akibat penggunaan mesin untuk dinamis atau kemampuan strukturnya untuk
modifikasi iklim. Dapat dilihat pada gambar di bawah bertransformasi. Istilah adaptive architecture
bahwa strategi active building model bergantung penuh merupakan lanjutan dari istilah adaptable
pada mesin dan membutuhkan energi operasional yang architecture. Menurut jurnal Adaptive Architecture :
besar. A Conceptual Framework (2010), arsitektur adaptif
berbicara mengenai bangunan atau komponennya
yang secara spesifik dirancang untuk mampu
beradaptasi baik terhadap lingkungan sekitarnya,
penghuninya, maupun objek-objek yang ada di
dalamnya. Mekanisme adaptasi ini dapat dilakukan
secara otomatis maupun dengan adanya intervensi
manusia.
Gambar 2. Active building model dan efeknya terhadap a. Climate adaptation
konsumsi energi (Hyde, 2000) Istilah ini mengacu pada kemampuan bangunan
untuk beradaptasi terhadap perubahan kondisi cuaca
Hybrid building model di lingkungan sekitarnya, termasuk kapasitas
Strategi hybrid building model bangunan untuk mengurangi dampak ekologisnya
mengkombinasikan strategi pasif dan aktif untuk pada lingkungan sekitar dengan mengurangi
memodifikasi iklim. Hal ini dapat dilakukan salah konsumsi energinya.
satunya dengan hanya menggunakan strategi aktif saat b. Adaptive reuse
iklim berada pada kondisi ekstrim, dan memanfaatkan Istilah ini mengacu pada adaptasi fungsi yang
iklim mikro sebagai penyedia pengontrol pasif untuk dijalankan pada sebuah bangunan tua atau kosong
mengurangi energi (Hyde,2000). Istilah passive low guna menyesuaikan dengan gelonjak pasar dan
energy architecture merupakan istilah utama dalam perubahan persepsi sosial. Konsep ini sekarang
strategi ini. Strategi hybrid building model mencoba menjadi taktik utama dalam meregenerasi sebuah
untuk menggunakan prinsip-prinsip desain pasif dengan kawasan melalui keberlanjutan pemakaian sebuah
inovasi teknologi yang efisien dari segi energi. Strategi bangunan.
ini mencoba untuk menyeimbangkan kebutuhan c. Accessibility for all/ inclusive design
penyediaan kenyamanan, akan tetapi juga Istilah ini mengacu pada perancangan yang
memperhatikan efisiensi energi supaya tidak membebani mempertimbangkan ketersediaan desain untuk
lingkungan. semua pengguna dan perubahan kapabilitasnya
selama hidup tanpa adanya perbedaan. Konsep ini
Adaptable architecture berperan kuat dalam perancangan rumah atau
Sejalan dengan konsep climate responsive design, bangunan publik.
konsep adaptable architecture membawa semangat yang d. Increased user control
sama dalam payung sustainability untuk menciptakan Istilah ini mengacu pada peningkatan
sebuah bangunan yang lebih mampu beradaptasi, kemampuan bangunan untuk menerima perubahan
menciptakan lingkungan binaan yang lebih dari pengguna untuk memenuhi kebutuhan fungsi
berkelanjutan (Schmidt III, 2017). Konsep adaptable
architecture melihat bangunan sebagai sesuatu yang
121
ISSN (P)0853-2877 (E) 2598-327X MODUL vol 19 no 2,issues period 2019

yang berbeda pada suatu ruang tanpa mengakibatkan depan. Suatu pengambilan keputusan terdiri
gangguan dan biaya yang besar. dari beberapa tingkatan, yaitu mulai dari
Strategi desain untuk adaptability kolektif ke individual (land use-tissue-support-
Strategi desain untuk adaptability secara garis house allocation-infill-plan levels) (Kendall,
besar dibagi menjadi dua yaitu secara spasial dan secara 2000).
fisik. Strategi desain adaptability secara fisik terbagi Konsep layers menyatakan bahwa elemen-
menjadi component design and capacity dan building elemen bangunan memiliki jangka waktu hidup yang
configuration. berbeda-beda sehingga harus dikonstruksikan
dengan baik, misalnya struktur bangunan memiliki
Spatial jangka waktu 30-300 tahun, fasad bangunan
Strategi adaptability secara spasial didorong oleh memiliki jangka waktu 20 tahun, dsb.
kebebasan ruang. Strategi spasial ini terbagi menjadi Konsep system design mengkategorikan
dua, yaitu loose fit, dan open plan. Strategi loose fit bangunan ke dalam parameter sistem-sistem, seperti
erat kaitannya dengan paham fungsionalis (form Vitruvius yang mengelompokkan elemen dasar
follows function). Ruang-ruang dibentuk arsitektur menjadi order-arrangement, eurhythmy,
berdasarkan fungsi ruang, dan terikat satu sama symmetry, propriety,economy (Wotton, 1903).
lainnya. Strategi open plan memiliki perbedaan di Dengan mengkategorikan bangunan dalam sistem
mana strategi ini memiliki konsep ruang terbuka di dan subsistem ini, akan mempermudah ketika terjadi
mana tidak terdapat dinding permanen, dan terdapat perubahan kondisi.
fleksibilitas dalam menentukan fungsi ruang.
MATERIAL DAN METODE
Physical Dalam tulisan ini metode yang digunakan adalah
Strategi adaptability secara fisik didorong oleh penelitian eksplanatori, di mana self-kinetic jalousie
pemisahan bentuk fisik. Strategi fisik ini terbagi akan dijabarkan dan dijelaskan melalui teori dan konsep
menjadi dua, yaitu component design and capacity yang mendasari (gambar 3). Penelitian eksplanatori atau
dan building configuration. eksplanatif bertujuan untuk menjelaskan hubungan
 Component design and capacity antara dua atau lebih gejala atau variabel (Leedy, 2005).
Strategi component design and capacity terbagi Dalam tulisan ini hubungan antara variabel dijelaskan
menjadi 3 yaitu industrialised architecture, dalam kerangka konseptual self-kinetic jalousie yang
kinetic architecture, dan unfinished design bersumber dari dua konsep yaitu climate-responsive
Industrialised architecture merupakan design dan adaptable architecture.
pendekatan adaptability yang membawa
semangat to do more with less. Pendekatan ini
berkembang pesat di era arsitektur modern di
mana produksi baja meningkat dan
dibutuhkannya efisiensi dalam pembangunan.
Kinetic architecture memiliki akar konseptual
struktur portabel pada jaman prehistoric.
Kinetic architecture merangkum kemampuan
untuk mengubah bentuk dan lokasi, mulai dari
skala komponen hingga seluruh bangunan,
dalam menanggapi perubahan kondisi.
Unfinished design mendorong pengguna untuk
menyesuaikan ruang sesuai dengan kebutuhan
mereka.
 Building configuration
Strategi building configuration berfokus dengan
mengkategorikan elemen bangunan menjadi
Gambar 3. Kerangka teoritis penelitian
tiga bagian, yaitu levels, layers, dan system
design untuk pemahaman bangunan yang lebih
ANALISIS
baik.
Analisis Hubungan Climate-Responsive Design dan
Konsep levels dikenal dengan konsep open
Adaptable Architecture
Building, konsep merancang sebuah bangunan
Iklim merupakan variabel yang sangat penting
yang berdasarkan pada perubahan dan stabilitas
dalam arsitektur, terutama dalam menghadirkan
kebutuhan penghuni yang akan terjadi di masa
kenyamanan termal penghuni dalam ruangan.
122
ISSN (P)0853-2877 (E) 2598-327X MODUL vol 19 no 2,issues period 2019

Gangguan dari luar yang diakibatkan oleh iklim menghadirkan solusi efisiensi energi, akan tetapi hal-
dapat berhubungan dengan banyak faktor seperti hal yang berhubungan dengan kenyamanan termal
radiasi matahari, temperatur udara, aliran udara, dan penghuni dalam bangunan dikesampingkan bahkan
kelembaban udara. Bangunan sebagai sarana belum diperhitungkan. Kedua hal ini, kenyamanan
perlindungan manusia sudah sewajibnya mampu termal dan efisiensi energi, seakan-akan dijadikan
beradaptasi dan berperan dalam merespon gangguan dua hal yang sangat terpisah jauh. Padahal, sudah
yang berasal dari iklim. Salah satu yang menjadi seharusnya solusi-solusi yang dihadirkan dalam
bahasan utama dalam tulisan ini adalah peran dari desain arsitektur mampu menjawab kedua masalah
arsitektur dalam merespon gangguan iklim yang ini sekaligus, dan tidak dipandang sebagai dua hal
berhubungan dengan aliran udara. yang terpisah. Sudah seharusnya kedua hal ini
Self Kinetic Jalusi memperlihatkan desain yang menjadi dua hal mendasar yang dipikirkan dalam
adptif dalam merespon gangguan dengan tahap awal desain arsitektur.
memperhatikan aliran udara yang berubah-ubah. Hal Konsep dualitas solusi kenyamanan termal-efisiensi
ini merupakan keadaan alami terutama pada iklim energi ini juga tergambar dengan jelas pada solusi
tropis lembap, yang tentu dampaknya akan dirasakan desain yang terbagi menjadi solusi desain pasif dan
oleh penghuni dalam bangunan. Faktor perubahan desain aktif. Sebagai contoh, karena fokus dalam tulisan
dari cuaca serta fluktuasi pergerakan udara di luar ini adalah solusi responsif terhadap gangguan yang
bangunan adalah faktor utama yang menimbulkan berasal dari aliran udara (laju udara dan pemerataan
gangguan, terutama pada koridor yang membentuk udara), dijabarkan solusi desain yang pasif dan aktif.
lorong angin yang ditandai dengan adanya kenaikan Dalam tulisan ini, dihadirkan self-kinetic jalousie (jalusi
kelajuan udara (Sari, 2017). Hal ini dapat adaptif) sebagai solusi kombinasi hybrid-kinetic design
menyebabkan ketidaknyamanan penghuni dalam yang mampu berperan dalam menghadirkan
ruangan, dan oleh karena itu dibutuhkan desain kenyamanan termal dalam bangunan akan tetapi juga
arsitektur yang mampu merespon gangguan aliran mampu menjawab tantangan efisiensi energi.
udara ini dengan baik dan mampu beradaptasi Self-kinetic jalousie (jalusi adaptif) merupakan
dengan fluktuasi pergerakan udara yang berubah- desain inovatif hybrid-kinetic, kombinasi desain pasif-
ubah. aktif yang menerapkan strategi desain pasif (tanpa
Konsep adaptable architecture merupakan mesin) dengan pengggunaan teknologi mekanik yang
konsep yang sangat dibutuhkan dalam desain mampu bergerak beradaptasi sesuai dengan kondisi
arsitektur. Indonesia dengan iklim tropis lembapnya pergerakan udara. Jalusi adaptif ini akan secara mandiri
mengakibatkan terjadinya cuaca yang sangat dinamis bergerak menutup ketika terjadi pergerakan udara yang
dan berubah-ubah, sehingga fixed design terkadang besar dan akan membuka kembali ketika pergerakan
tidak mampu mengatasi perubahan cuaca ini. Hal udara telah normal, dengan energi kinetis tanpa bantuan
inilah yang mengakibatkan dibutuhkannya desain mesin. Desain self-kinetic ini memungkinkan jalusi
yang mampu beradaptasi dan fleksibel merespon bergerak adaptif dalam merespon angina yang datang
perubahan cuaca ini. Dalam tulisan ini diajukan dengan kelajuan yang berbeda dan tidak terduga. Oleh
konsep self-kinetic architecture berupa jalusi adaptif karena jalusi adaptif ini bergerak secara mandiri tanpa
sebagai kombinasi penerapan dari konsep climate- bantuan mesin, tentunya jalusi adaptif ini efisien dari
responsive design dan konsep adaptable architecture sisi energi. Dalam penelitian yang oleh Wulani Enggar
dalam menjawab gangguan dari iklim terutama yang Sari (2010), jalusi adaptif ini berpengaruh signifikan
berasal dari gangguan aliran udara. 18% lebih baik dibandingkan dengan jalusi tetap dalam
merespon gangguan udara. Jalusi adaptif mampu
Hybrid Design dan Kinetic Architecture sebagai memperbaiki kualitas ventilasi alami dengan
Solusi Dualitas Thermal Comfort-Efficiency Energy mengurangi efek fluktuatif dari kelajuan angin yang
Masalah kenyamanan termal dan efisiensi energi tidak stabil dengan bergerak kinetis menutup ketika
seringkali dijadikan bahasan terpisah dalam berbagai terjadi laju angin yang kencang dan membuka kembali
tulisan akademis, baik dalam negeri maupun luar pada situasi yang normal, yang menyebabkan
negeri. Seringkali dalam tulisan-tulisan tersebut, tercapainya kenyamanan dalam ruang dan juga hemat
terjadi kontradiksi dualitas manusia dan lingkungan. energi akibat pergerakan self-kinetic tanpa listrik yang
Sebagai contoh, di satu tulisan dihadirkan solusi adaptif terhadap kondisi angin. Mekanisme bagaimana
kenyamanan termal yang sangat efektif, di mana jalusi adaptif bekerja akan dijelaskan pada hasil dan
solusi tersebut benar-benar berpengaruh dalam diskusi.
menghadirkan kenyamanan termal terhadap
penghuni ruangan, akan tetapi tidak efisien dari sisi
energi. Di sisi lain, banyak tulisan yang

123
ISSN (P)0853-2877 (E) 2598-327X MODUL vol 19 no 2,issues period 2019

HASIL DAN DISKUSI Penelitian mengenai penerapan jalusi tipe V atau


Self-Kinetic Jalousie sebagai Solusi Adaptif- horizontal ala Koenigsberger ini sebelumnya pernah
Responsif terhadap Gangguan Aliran Udara yang dilakukan oleh Departemen Permukiman Dan
Efisien Energi Prasarana Badan Penelitian dan Pengembangan
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, self- Kimpraswil (2003). Dalam penelitian tersebut
kinetic jalousie atau jalusi adaptif akan bergerak terbukti bahwa jalusi adaptif tipe horizontal ini
secara adaptif ketika terjadi pergerakan angin yang mampu merespon dengan baik gangguan udara dari
kencang dan akan menutup ketika keadaan normal. luar dan dapat diterapkan pada fasad bangunan.
Hal ini dapat terjadi akibat dari adanya panel putar Penerapan jalusi adaptif tipe vertikal sebelumnya
dan pengatur sudut pada konstruksi jalusi adaptif dilakukan oleh Wulani Enggar Sari dalam tesisnya
(lihat gambar 4). Pada penelitian tesis yang pada tahun 2009, di mana jalusi adaptif ini
dilakukan oleh Wulani Enggar Sari (2009), berpengaruh signifikan 18% lebih baik dibandingkan
penelitian dilakukan di laboratorium dengan lebih dengan jalusi tetap dalam merespon gangguan udara
berfokus pada pergerakan rotasi jalusi. Untuk yang datang dari koridor (gambar 6).
material, dapat digunakan panel rotasi berbahan
aluminium atau fiber, sedangkan kerangka model
kisi untuk pergerakan panel rotasi dapat
menggunakan pegas kawat (Sari, 2009).

Gambar 6. Perbandingan tipe jalusi tetap (kiri) dan


jalusi adaptif horizontal (kanan)

Penempatan Self-Kinetic Jalousie terbaik pada


bangunan
Pemilihan penempatan jalusi adaptif vertikal
Gambar 4. Konstruksi jalusi adaptif (Sari, 2009)
dalam penelitian oleh Wulani Enggar Sari (2009) ini
dilakukan pada koridor dikarenakan lonjakan
Teori dasar yang digunakan dalam jalusi adaptif
kelajuan udara umumnya terjadi lebih besar di
ini adalah jalusi tipe V yang dicetuskan oleh
koridor dibandingkan pada fasad bangunan (gambar
Koenigsberger (1973).
7 dan 8).Dapat dilihat pada gambar 6 dan gambar 7,
lonjakan kelajuan udara lebih besar terjadi pada
koridor dibandingkan dengan yang terjadi pada
fasad. Hal ini adalah alasan mengapa self-kinetic
jalousie ini paling diperlukan di koridor dalam
mengatasi gangguan aliran udara pada bangunan.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan untuk
dilakukan penelitian jalusi adaptif vertikal dengan
penempatan pada fasad bangunan untuk merespon
gangguan udara dari luar, mengingat aliran udara
yang dapat berubah-ubah pada hari, bulan, maupun
tahun yang berbeda.
Gambar 5. Jalusi tipe V/ jalusi adaptif horizontal
(Koenigsberger, 1973)

Jalusi tipe V ini merupakan tabir perlambatan


yang berbentuk V terbalik, yang mampu mengurangi
kecepatan angin yang masuk dengan menutup secara
otomatis dan berputar pada sumbunya tergantung
dari kecepatan angin yang datang (gambar 5).

124
ISSN (P)0853-2877 (E) 2598-327X MODUL vol 19 no 2,issues period 2019

aliran udara minimum dan maksimum yang tidak


besar.

Gambar 7. Lonjakan kelajuan udara pada fasad (Sari,


2009)
Gambar 9. Standar deviasi kelajuan aliran udara jalusi
adaptif (Sari, 2009)

Dapat dilihat pada gambar 9, standar deviasi


pada jalusi adaptif terlihat sangat kecil. Hal ini
berarti kelajuan udara yang merata tercapai dengan
penggunaan jalusi adaptif dikarenakan selisih
kelajuan aliran udara minimum dan maksimum yang
kecil. Pada saat tidak terjadi gangguan, jalusi adaptif
ini juga dapat berfungsi sebagai jalusi yang biasa
digunakan.
b. Tanggapan terhadap gangguan dari luar
Gambar 10 menunjukkan jalusi jalusi adaptif
Gambar 8. Lonjakan kelajuan udara pada koridor dalam merespon gangguan aliran udara. Dapat
(Sari, 2009) dilihat bahwa pergerakan udara yang terjadi pada
jalusi adaptif lebih stabil dengan persebaran kelajuan
Kelebihan Self-Kinetic Jalousie aliran udara yang merata. Dapat dilihat terdapat
Dari segi mekanisme pergerakan self-kinetic kecenderungan penurunan kelajuan aliran udara pada
jalousie, tentunya desain jalusi ini memiliki daerah yang menjauhi inlet.
kelebihan dalam hal adaptasi terhadap gangguan
udara. Jalusi tidak bergerak yang banyak ditemuai
saat ini kurang dalam merespon gangguan aliran
udara yang datang, sedangkan self-kinetic jalousie/
jalusi adaptif bergerak secara otomatis dalam
merespon gangguan aliran udara dengan menutup
ketika terjadi aliran angin yang kencang dan
membuka ketika aliran angin dalam kondisi normal
untuk distribusi aliran udara. Secara lebih rinci dapat
dilihat kelebihan dari self-kinetic jalousie ini dari
kelajuan udara dalam ruang dan tanggapannya
terhadap gangguan.

a. Kelajuan aliran udara dalam ruang


Dalam melihat kelajuan aliran udara dalam Gambar 10. Kelajuan aliran udara jalusi adaptif
ruang, terdapat faktor yang disebut standar deviasi. (Sari, 2009)
Standar deviasi dapat melihat sejauh mana Dari poin-poin di atas dapat dilihat bahwa self-
kemerataan kelajuan aliran udara terjadi dalam ruang kinetic jalousie/ jalusi adaptif memiliki kelebihan
baik kelajuan maksimum maupun minimum. dapat merespon gangguan aliran udara yang datang
Semakin kecil standar deviasi yang terjadi, maka pada koridor dengan lebih baik, dan mampu
semakin merata kelajuan aliran udara dalam ruangan mengurangi aliran udara tersebut dengan mereduksi
tersebut. Hal ini disebabkan karena selisih kelajuan dan memeratakan kelajuan udara. Jalusi tidak

125
ISSN (P)0853-2877 (E) 2598-327X MODUL vol 19 no 2,issues period 2019

bergerak sebagai ventilasi alami tentunya merupakan Fouad, S. (2012). Design Methodology : Kinetic
penerapan desain pasif yang dianjurkan dalam desain Architecture. A Thesis presented to the Graduate
arsitektur. Akan tetapi, jalusi adaptif merupakan School Faculty Of Engineering, Alexandria
penerapan desain hybrid yang mampu memperbaiki University In Partial Fulfillment Of The
kinerja desain pasif dengan tetap berpegang pada Requirements For The Degree Of Master Of
konsep tanpa menggunakan energi listrik dan Science In Architectural Engineering.
menggunakan energi kinetis yang bergerak secara Kendall, Sthepen and Jonathan Teicher.(2000),
otomatis terhadap stimulus gangguan udara luar, Residential Open Building, E & FN Spon. New
yang tentu saja hemat energi dibandingkan dengan York.
desain aktif. Koenigsberger. (1973). Manual of Tropical Housing and
Building. New York: Longman.
KESIMPULAN Leedy, P dan Jeanne.E. Ormrod. (2005). Practical
Dari tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa Research: Planning and Design Research Edisi 8.
self-kinetic jalousie atau jalusi adaptif vertikal Ohio : Pearson Merrill Prentice Hall. Page 145-
merupakan bentuk penerapan teknologi climate 187.
responsive-adaptable architecture, yang mampu Looman, R. (2007). Design strategy for the integration
berperan aktif otomatis dan beradaptasi dalam merespon of climate-responsive building elements in
gangguan aliran udara terutama pada koridor bangunan. dwellings. CIB World Building Congress, p
Sistem kinerja self-kinetic pada desain jalusi adaptif 1106-1114.
merupakan inovasi yang patut untuk dikembangkan Hyde, R. (2000). Climate responsive design: A study of
lebih lanjut mengingat desain ini mampu secara buildings in moderate and hot humid climates.
responsif bergerak otomatis menanggapi gangguan, E&FN Spoon: New York.
sehingga tidak diperlukan energi listrik dalam Sari, Wulani Enggar. (2009). Kualitas Ventilasi Alami
penerapannya, yang tentu saja dari sisi keberlanjutan Rumah Susun Bertipologi Linier di Indonesia
sangat baik dalam hal efisiensi energi. Konsep (Studi Kasus : Penerapan Jalusi Adaptif). Tesis :
pemikiran self-kinetic ini akan berguna ke depannya Institut Teknologi Bandung.
untuk pembuatan desain-desain hybrid lainnya yang Sari, Wulani Enggar. (2010). The Use of An Adaptive
mengambil prinsip desain pasif, akan tetapi dengan Vertical Jalousie in A Multi-storey Low Cost
inovasi yang lebih maju yang mampu bersaing dengan Housing Corridors, Proceedings of the 11th
desain aktif dalam hal kinerjanya dalam merespon iklim SENVAR, Surabaya Indonesia, Surabaya, 14-16
lingkungan. October 2010, pp. P1-21- P1-27. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
SARAN Sari, Wulani Enggar. (2017). Perletakan Jalusi Adaptif
Penerapan self-kinetic jalousie atau jalusi adaptif pada Koridor. Media Matrasain vol 14, no 1.
vertikal yang dilakukan oleh Wulani Enggar Sari (2009) Schnädelbach, H. (2010). Adaptive Architecture – A
mengungkapkan bahwa kemerataan udara dalam ruang Conceptual Framework. MediaCity: Interaction
dengan penggunaan jalusi adaptif dan jalusi tetap tidak of Architecture, Media and Social Phenomena, p
jauh berbeda. Hal ini berarti perlu adanya penelitian 523-556.
lebih lanjut dalam komponen jalusi adaptif sehingga Schmidt III, R. (2017). Adaptable Architecture: Theory
jalusi adaptif ini dapat berperan lebih terutama dalam and practice. Routledge: New York.
hal kemerataan dalam ruang sehingga mampu bersaing U.S.Department of Energy, Building Energy Data Book
lebih baik dengan desain aktif. 2011, in, 2011.
Selain itu dapat pula dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai penggunaan jalusi adaptif vertikal pada fasad
bangunan, mengingat penelitian yang dilakukan oleh
Wulani Enggar Sari (2009) menempatkan jalusi adaptif
vertikal pada area koridor.

REFERENCES
Anonim, (2003). Laporan Tahunan 2003 Pengembangan
Ventilasi Mekanik Untuk Bangunan Gedung dan
Perumahan. Bandung. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kimpraswil. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Permukiman.

126

Anda mungkin juga menyukai