Anda di halaman 1dari 10

KEPALA DESA WANASABA

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DESA WANASABA


NOMOR TAHUN 2021

TENTANG

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERKAWINAN USIA ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA WANASABA,

Menimbang : a. bahwa anak merupakan amanah dan karunia


Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam
pemenuhan hak hidup, tumbuh kembang,
perlindungan, dan partisipasi menjadi
kewajiban orang tua, Pemerintah Desa serta
Masyarakat, karena pada diri anak melekat
harkat dan martabat sebagai manusia
seutuhnya untuk mewujudkan Desa
Wanasaba yang makmur dan sejahtera);
b. bahwa perkawinan pada usia anak
menimbulkan dampak negatif bagi tumbuh
kembang anak dan akan menyebabkan tidak
terpenuhinya hak dasar anak seperti hak atas
perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi, hak sipil anak, hak kesehatan,
hak pendidikan, dan hak sosial anak yang
telah dibahas dan disepakati melalui
Musyawarah Desa yang diselenggarakan pada
tanggal 30 Maret 2021;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, perlu menetapkan Peraturan Desa
tentang Pencegahan dan Penanganan
Perkawinan Usia Anak;

Perdes Wanasaba Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Pada Usia Anak
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111
Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis
Penyusunan Perdes (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawinan;
4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak;
5. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
Tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 159);
6. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019
Tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019
Tentang Musyawarah Desa;
8. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara
Barat Nomor .... 2021 Tentang Pencegahan
Perkawinan Pada Usia Anak;
9. Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 41
Tahun 2021 Tentang Pencegahan perkawinan
Usia Anak;

DENGAN KESEPAKATAN BERSAMA


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA WANASABA
dan
KEPALA DESA WANASABA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DESA TENTANG PENCEGAHAN DAN


PENANGANAN PERKAWINAN USIA ANAK

Perdes Wanasaba Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Pada Usia Anak
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan
nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
3. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama
lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan
yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
4. Peraturan di Desa adalah Peraturan yang meliputi Peraturan
Desa, Peraturan Bersama Kepala Desa dan Peraturan Kepala
Desa.
5. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama BPD.
6. Peraturan Bersama Kepala Desa adalah Peraturan yang
ditetapkan oleh dua atau lebih Kepala Desa dan bersifat
mengatur.
7. Peraturan Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa dan bersifat mengatur.
8. Keputusan Kepala Desa adalah penetapan yang bersifat konkrit,
individual, dan final.
9. Evaluasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap rancangan
Peraturan Desa untuk mengetahui bertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi.
10. Pengundangan adalah penempatan Peraturan di desa dalam
Lembaran Desa atau Berita Desa.
11. Klarifikasi adalah pengkajian dan penilaian terhadap Peraturan di
Desa untuk mengetahui bertentangan dengan kepentingan
umum, dan/atau Peraturan Perundang-undangan yang lebih
tinggi.
12. Bertentangan dengan kepentingan umum adalah kebijakan yang
menyebabkan terganggunya kerukunan antar warga masyarakat,
terganggunya akses terhadap pelayanan publik, terganggunya
ketentraman dan ketertiban umum, terganggunya kegiatan
ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Perdes Wanasaba Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Pada Usia Anak
dan/atau diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan,
ras, antar golongan, dan gender.
13. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah
Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat
strategis.
14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB
Desa, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
15. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa
yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
kabupaten/kota dan digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Pasal 2

Ruang Lingkup Peraturan Desa ini meliputi :


a. Program dan kegiatan sebagai upaya pencegahan dan penanganan
perkawinan Usia Anak;
b. Penguatan kelembagaan yang responsif terhadap tindakan
Perkawinan Usia Anak yang ada di Desa;
c. Pendampingan dan pemberdayaan bagi anak yang melakukan
perkawinan Usia Anak, dan bagi orang tua, keluarga serta
masyarakat;
d. Pengaduan jika ada indikasi perkawinan Usia Anak;
e. Kebijakan, Strategi, Program dan kegiatan yang ramah anak;
f. Monitoring dan evaluasi secara periodik; dan
g. Pembiayaan.

Pasal 3

(1) Pencegahan dan penanganan Perkawinan Usia Anak berasaskan :


a. Non diskriminasi;
b. Kepentingan yang terbaik bagi anak:
c. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, perkembangan, dan
penghargaan terhadap pendapat anak;
d. Partisipasi ; dan
e. Pemberdayaan
(2) Pencegahan dan penanganan perkawinan Usia Anak bertujuan
untuk :
a. Mewujudkan perindungan anak dan menjamin terpenuhinya
hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan;

Perdes Wanasaba Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Pada Usia Anak
b. Mewujudkan anak yang berkualitas, berakhlak mulia dan
sejahtera;
c. Mencegah terjadinya tindakan kekerasan terhadap anak;
d. Mencegah resiko kematian ibu dan anak;
e. Mencegah putus sekolah;
f. Menurunkan angka kemiskinan;
g. Melakukan pendampingan anak yang melakukan perkawinan
Usia Anak ; dan
h. Melakukan kegiatan pemberdayaan kepada anak yang
melakukan perkawinan Usia Anak.

BAB II
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERKAWINAN USIA ANAK

Pasal 4

(1) Pencegahan perkawinan Usia Anak dilakukan oleh Pemerintah


Desa, Orang tua, anak, keluarga dan masyarakat.
(2) Penanganan perkawinan usia Dini dilakukan melalui kegiatan
pendampingan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh
Pemerintah Desa, orang tua, keluarga, dan masyarakat.

Pasal 5

(1) Pemerintah desa merumuskan dan melaksanakan kebijak upaya


pencegahan Dan penanganan perkawinan anak usia dini dengan
mensinergikan kebijakan dengan mempertimbangkan kearifan
lokal.

(2) Kebijakan Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


disesuaikan dengan kemampuan keuangan, sumber daya, dan
kewenangan yang dimiliki serta bersifat terpadu dan
berkelanjutan.

(3) Kebijakan Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak.

(4) Pemerintah Desa melakukan upaya pencegahan dan penanganan


perkawinan anak usia dini berdasarkan prinsip kerja berjejaring
dengan seluruh unsur masyarakat melalui lembaga desa yang
ada.

Perdes Wanasaba Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Pada Usia Anak
Pasal 6

Pencegahan dan penanganan perkawinan usia anak dilaksanakan


secara teknis oleh :

(1) Pemerintah Desa melakukan pencegahan perkawinan usia anak


secara teknis melalui perangkat Desa dan Lembaga Desa dengan
prinsip kerja yang berjejaring;
(2) Perangkat Desa dan Lembaga Desa melakukan upaya
pendampingan bagi anak melalui koordinasi dan kerjasama
dengan instansi/lembaga terkait sebelum permohonan dispensasi
kawin dilakukan; dan
(3) Dalam melaksanakan pencegahan Perkawinan Usia Anak
Perangkat Desa dan Lembaga Desa menyediakan layanan
konseling psikologi, kesehatan, sosial, keagamaan dan hukum.

Pasal 7

Pemerintah Desa bekerjasama dengan Satuan Pendidikan yang


berada di Desa Wanasaba serta Pusat Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Wanasaba dalam mengupayakan pemeriksaan kesehatan
bagi anak yang akan melakukan perkawinan usia anak

Pasal 8

(1) Satuan Pendidikan yang berada di wilayah Desa Wanasaba wajib


memberikan sosialisasi, fasilitasi, dan pembekalan kepada guru
bimbingan konseling terkait dengan kesehatan reproduksi dan
pendidikan seksual ;
(2) Satuan Pendidikan yang berada di Wilayah Desa Wanasaba wajib
memberikan penguatan, pendampingan, dan fasilitasi kepada
anak yang melakukan perkawinan usia anak untuk tetap
memperoleh pendidikan di Sekolah yang diinginkan;
(3) Satuan Pendidikan yang berada di wilayah Desa Wanasaba wajib
memenuhi hak pendidikan Dasar 12 (dua belas) tahun.

Pasal 9

Pemerintah Desa berkoordinasi dengan Dinas Sosial, Pemberdayaan


Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lombok Timur dalam
hal pendampingan/penguatan, rehabilitasi dan reintegrasi sosial
kepada anak yang melakukan Perkawinan Usia Anak.

Perdes Wanasaba Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Pada Usia Anak
Pasal 10

(1) Pemerintah Desa bekerjasama dengan Kantor Urusan Agama


Kecamatan Wanasaba dalam melakukan penanganan melalui
kegiatan :
a. Memberikan sosialisasi persiapan berumah tangga dan
parenting serta peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan anak;
b. Memberikan konseling kerohanian bagi anak dan remaja;
c. Memberikan kursus calon pengantin;
d. Melakukan monitoring bagi anak yang melakukan perkawinan
usia anak dalam kurun waktu yang disesuaikan dengan
kebutuhan anak; dan
e. Memberikan konseling perkawinan bagi anak yang melakukan
perkawinan usia anak.

Pasal 11

(1) Orang tua berkewajiban mencegah perkawinan Usia Anak dengan


cara memberikan :
a. bimbingan pembentukan karakter / kepribadian dan budaya;
b. bimbingan kerohanian; dan
c. pengetahuan kesehatan reproduksi sedini mungkin.
(2) Orang tua berkewajiban untuk melakukan pembinaan,
pengasuhan dan bimbingan serta contoh dan / atau teladan
kepada anak, dan menjaga anak agar tidak melakukan
perkawinan usia anak.
(3) Orang tua berkewajiban menangani perkawinan Usia Anak
dengan cara :
a. Orang tua yang akan memohonkan dispensasi kawin bagi
anaknya, berkewajiban melakukan pemeriksaan kesehatan ke
Puskesmas; dan
b. Orang tua yang akan memohonkan dispensasi kawin bagi
anaknya harus berkonsultasi dengan Pemerintah Desa.

Pasal 12

Setiap anak berperan mencegah perkawinan usia anak dengan cara :.


a. Melaksanakan norma yang ada di dalam keluarga dan
masyarakat;
b. Taat pada bimbingan orang tua, wali dan guru;
c. Mencintai keluarga dan lingkungan sekitar
d. Aktif dan berpasrtisipasi dalam oragnisasi di lingkungan;
e. Menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agama;
f. Berusahan menyelesaikan pendidikan Minimal Sekolah
Menengah atas/sederajat ( 19 Tahun );
g. Aktif mencari informasi tentang pengetahuan kesehatan
reproduksi; dan

Perdes Wanasaba Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Pada Usia Anak
h. Berpartisipasi dalam pembangunan di lingkungannya melalui
forum anak setempat, dan aktif dalam Musyawarah
Perencanaan Pembangunan ( Musrenbang ).

Pasal 13

(1) Kewajiban masyarakat dalam pencegahan perkawinan usia anak


dilaksanakan berjejaring dengan pemerintah Desa dan semua
unsur lembaga yang ada di desa.
(2) Masyarakat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan
aktif dalam program dan kegiatan pencegahan perkawinan usia
anak mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
monitoring dan evaluasi;
(3) Masyarakat berkewajiban berpartisipasi dalam mencegah
perkawinan usia anak dengan cara :
a. Memberikan sosialisasi, pelatihan, dan inisiasi terkait dengan
peraturan perundang – undangan tentang anak;
b. Memberikan masukan dalam perumusan kebijakan yang terkait
upaya pencegahan perkawinan usia anak sejak proses
musrenbang di Desa;
c. Melaporakan kepada pihak berwenang dalam hal terdapat
indikasi terjadinya pemaksaan perkawinan usia anak.

BAB III
PENGUATAN KELEMBAGAAN

Pasal 14

(1) Penguatan kelembagaan dalam pencegahan dan penanganan


Perkawinan Usia Anak dilaksanakan melalui kerjasama dan
koordinasi dengan lembaga yang ada di Desa yang meliputi :
a. Sekolah atau Lembaga Pendidikan
b. Organisasi Kemasyarakatan
c. LKMD
d. PKK
e. Karang Taruna
f. Linmas
g. Lembaga lain yang peduli pada pemenuhan hak anak dan
perlindungan anak
(2) Penguatan kelembagaan dilakukan dalam bentuk sosialisasi,
pelatihan serta koordinasi dan bersinergi dengan program dan
kegiatan
(3) Koordinasi pencegahan perkawinan usia anak melibatkan
lembaga – lembaga pemerhati anak yang berada di Desa
Wanasaba maupun instansi Daerah guna meningkatkan
ketepatan sasaran.

Perdes Wanasaba Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Pada Usia Anak
BAB IV
PENGADUAN

Pasal 15
(1) Setiap orang yang melihat, mengetahui dan / atau mendengar
adanya pemaksaan perkawinan usia anak, dapat menyampaiakan
aduan secara langsung atau tidak langsung kepada lembaga yang
berwenang menerima pengaduan.
(2) Setiap orang yang menderita akibat dari pemaksaan perkawinan
usia anak, dapat menyampaikan pengaduan secara langsung atau
tidak langsung kepada lembaga yang berwenang menerima
pengaduan.
(3) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dan ayat ( 2 )
ditujukan kepada Pemerintah Desa dan / atau Pihak berwenang
dengan menyediakan identitas.
(4) Pemerintah Desa dan pihak berwenang berkewajiban
menindaklanjuti pengaduan paling lambat 3 hari, sejak menerima
pengaduan, dengan pemilahan materi pengaduan.
(5) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat ( 4 ), pemerintah
Desa dan / atau Pihak yang berwenang mengambil tindakan yang
dianggap perlu sesuai dengan materi pengaduan.
(6) Apabila dianggap perlu Pemerintah Desa dan / atau Pihak yang
berwenang dapat meminta verifikasi dan meminta keterangan dari
para pihak terkait.

BAB V
MONITORING DAN SANKSI

Pasal 16

(1) Monitoring dan sanksi pelaksanaan pencegahan dan penanganan


perkawinan usia anak dilaksanakan oleh Pemerintah Desa.
(2) Dalam rangka pelaksanaan monitoring dan sanksi sebagaimana
dimaksud pada ayat ( 1 ), Pemerintah Desa membangun sistem
terpadu.
(3) Monitoring dan Sanksi sistem terpadu sebagaiman dimaksud
pada ayat ( 2 ) disusun dalam bentuk laporan dan dilakukan
secara berkala dan berjenjang dari Tingkat RT, RW dan Dusun.

BAB VI
PEMBIAYAAN

Pasal 17
Pembiayaan program dan kegiatan pencegahan perkawinan Usia
Anak berasal dari :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDesa ).
b. Anggaran dari pihak – pihak yang tidak mengikat.

Perdes Wanasaba Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Pada Usia Anak
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa
Wanasaba

Ditetapkan di Wanasaba
pada tanggal 30 Maret 2021
KEPALA DESA WANASABA,

MISNUN

Diundangkan di Wanasaba
pada tanggal 30 Maret 2021
SEKRETARIS DESA WANASABA,

LALU TAUFIKURRAHMAN

LEMBARAN DESA WANASABA TAHUN 2021 NOMOR

Perdes Wanasaba Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Perkawinan Pada Usia Anak

Anda mungkin juga menyukai