Isi Gerontik
Isi Gerontik
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
kelompok usia, tetapi akan menjadi masalah yang khusus bila terjadi pada
tirah baring selama 3 hari atau lebih, dengan gerak anatomik tubuh
Menurut Zelika (2010) akibat yang ditimbulkan antara lain infeksi saluran
kemih, sembelit, infeksi paru, gangguan aliran darah, dekubitus, atropi otot,
dan kekakuan sendi. Masalah- masalah tersebut dapat berakibat serius bagi
1
Insiden dan prevalensi dekubitus di Indonesia mencapai 40% atau
tatanan perawatan akut (acut care) sebesar 5-11%, pada tatanan perawatan
jangka panjang (long term care) sebesar 15-25%, dan tatanan perawatan
dirumah (home health care) sebesar 7-12%. Khusus kejadian dekubitus pada
pada tempat penonjolan tulang. Pigmen kulit tampak lebih gelap dan
berbeda dari area sekitarnya, kulit terasa nyeri jika diraba dan teraba
tampak adanya luka atau kulit tampak rusak dengan warna luka merah, tidak
ada nanah pada luka, luka dapat berisi cairan serum atau berbentuk bula.
Stadium III berupa kerusakan dan nekrosis meliputi lapisan dermis dan
2
akibat tekanan pada kulit yang menonjol dalam rentang waktu yang cukup
dengan adanya tekanan pada permukaan tubuh yang menonjol yang secara
berlangsung lebih lama maka area tersebut akan mengalami defisit nutrisi
dapat dilakukan dengan merubah posisi tirah baring secara berkala dan
jompo dan lebih-lebih di rumah sakit; tetapi pada tatanan komunitas hal
lain untuk melakukan mobilisasi. Oleh karena itu perawat perlu mengajarkan
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
3
2. Tujuan Khusus
4
BAB II
RESUME JURNAL
A. JUDUL JURNAL
B. METODE
pendekatan one group pre test – post test design. Populasi penelitian ini
Karang Rejo Kota Tarakan. Besar populasi tidak diketahui secara pasti
tindakan pencegahan dekubitus yang dilakukan oleh peneliti dan tim teknis.
kulit sebelum dan sesudah intervensi. Teknik analisis yang digunakan adalah
uji Wicoxon..
C. HASIL
5
D. PEMBAHASAN
Imobilisasi dapat terjadi pada siapa saja tanpa membendakan jenis kelamin.
lebih besar risikonya mengalami imobilisasi; hal ini berkaitan dengan usia
akibat imobilisasi.
kesadaran maka semakin besar peluang untuk terjadi dekubitus. Hal ini
perubahan posisi sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan kelemahan fisik.
menyertainya.
6
Dekubitus dapat dicegah melalui tindakan pencegahan yang adekuat.
keluarga lansia merupakan orang awam yang tidak terdidik sebagai tenaga
imobilisasi.
dari penelitian ini beberapa lansia imobilisasi karena telah terjadi luka
oleh keluarga juga tercermin dari risiko dekubitus yang tinggi pada
dapat dilihat dari perubahan kondisi kulit responden antara sebelum dan
7
lansia diperoleh informasi bahwa selama ini lansia tidak mendapatkan
paling cepat sekali seminggu atau ketika basah; dan seringkali membiarkan
menjadi dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Termasuk
peningkatan suhu tubuh, dan ras kulit putih. Termasuk faktor ekstrinsik
lansia sangat besar; hal ini karena seluruh faktor risiko untuk terjadinya
8
nutrisi yang kurang pada sebagian responden juga sangat mempengaruhi
kondisi kulit. Keadaan hypoproteinemia yang sering terjadi pada lansia akan
penelitian ini juga memberi bukti bahwa perawatan kulit yang dilakukan
perubahan kondisi kulit lansia menggunakan uji Wilcoxon dengan p < 0,05
pada lansia imobilisasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan National Pressure
9
intensif. Tindakan tersebut juga dapat difungsikan sebagai upaya pencegahan
10
BAB III
ANALISA JURNAL
A. ANALISA PICO
1. Problem
subjek yang diperoleh selama tiga bulan. degan lansia berjenis kelamin
2. Intervension
ini meliputi perubahan posisi tirah baring setiap 2 jam sekali, menjaga
kasur angin, memasang bantalan donat anti dekubitus pada bagian tubuh
3. Commparasion
11
menjaga keutuhan kulit melalui serangkaian perawatan kulit secara
intensif.
4. Outcome
pihak RSUD RAA Soeowndo Pati sebaiknya dibuat sebagai sebuah prosedur
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dibuktikan dengan Skor Norton seluruh responden kurang dari 14. Tindakan
B. SARAN
2. Bagi masyarakat
13
Peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini mengenai
14
DAFTAR PUSTAKA
Martono, H. 2014. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi ke-4.
Zelika, DP. 2010. Perawatan Kesehatan Pada Usia Lanjut. Jakarta : Sinar
Harapan.
15