Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN OKSIGEN NASAL KANUL


DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RSUD RAA SOEWONDO PATI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase KGD

Disusun Oleh :
Candrawati, S.Kep
70020040196

PROGRAM STUDI PPROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2020/2021
JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMBERIAN OKSIGEN NASAL KANUL
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD RAA SOEWONDO PATI

Nama Mahasiswa : Candrawati, S.Kep


Hari/Tanggal : Senin 01 Maret 2021
NIM : 70020040196
Judul Jurnal : Pemberia Oksigen Nasal Kanul

1. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Muktiharjo 9/6 Margorejo
No RM : 236256
Diagnosa Medis : Dyspnea

2. Pengkajian
Diagnosa
 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
 Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
DS :
 Klien mengatakan sesak nafas
 Klien mengatakan sesak nafasnya semakit lama semakin berat
DO :
 wajah klien pucat
 Klien terlihat agak terengah-engah saat bernapas
 Nafas cepat dan dangkal
 SPO2 90%
 Tanda-tanda vital
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 98x/menit
Suhu : 36,6°C
RR : 30x/menit

3. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Tindakan : Pemberian Oksige denga mengunakan selang kanul 3 liter/menit
Prinsip-prinsip tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
d. Prosedur pemberian O2 menggunakan nasal kanul 3 liter/menit:
1) Persiapan alat
a) Selang O2 kanul
b) Humidifier dan air aquadest
2) Prosedur tindakan
a) Cuci tangan
b) Jelaskan tindakan
c) Pasangkan selang O2 kanul ke saluran humidifier
d) Atur tekanan O2 yang akan diberikan yaitu 3 L/menit
e) Pasangkan selang o2 kanul hingga tepat di hidung klien
f) Pastikan O2 yang diberikan bisa masuk ke dalam saluran pernapasan klien

4. Analisa tindakan keperawatan


Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan kosentrasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan oksigen atmoser. Kosentrasi oksigen dalam udara rungan adalah
21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan transport oksigen yang adekuat dalam
darah sambil menurunkan upaya bernapas. (Brunner & Suddart, 2011)
Pemberian O2 pada dysnae bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi yang adekuat.
Dengan O2 yang adekuat maka dapat mengurangi kelelahan pada klien. Sehingga
kondisi breathing klien tertangani dan kebutuhan O2 klien tercukupi.

5. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibaat tindakan tersebut dan cara


pencegahannya:
Bahaya yang dapat terjadi untuk pemberian O2 yang berlebihan adalah
timbulnya kondisi Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah yang terlalu tinggi.
Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori diantaranya adalah
untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar penularan penyakit,
penggunaan nasal kanul yang tidak steril juga memperbesar penularan penyakit
melalui secret dari satu pasien ke pasien lain. Penggunaan cairan humidifier yang
tidak steril meningkatkan kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air
akan terhirup oleh klien

6. Hasil yang didapat dan maknanya


S :
 Klien mengatakan lebih nyaman sesak nafas berkurang
O:
 RR 28x/menit
 Nadi 98x/menit
 TD = 130/80 mmHg
 Spo2 95%
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Pantau TTV
 Observasi respon klien dan KU klien
 Lanjutkan pemberian O2 sesuai advise dokter

7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di


atas:
a. Mandiri:
1) Observasi tanda-tanda vital
2) Pertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
3) Pantau saturasi oksigen
b. Kolaboratif:
1) Pemeriksaan EKG
2) Pemeriksaan BGA

8. Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah pemasangan
oksigen juga sudah dikaji respon klien
Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8,  2011,  EGC,
Jakarta.
Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2010, EGC, Jakarta.
Kusyati, E. et al. Keterampilan dan prosedur Keperawatan Dasar. Semarang: Kilat
Press. 2009.

Anda mungkin juga menyukai