DISUSUN OLEH:
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini mengenai
semua umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang
inflamasi akut pada kuadran bawah kanan dari rongga abdomen dan
pada umbai apendiks dan merupakan penyakit bedah abdomen yang paling
sering terjadi.
1. Apendisitis akut.
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh
jam nyeri akan berpindah ketitik mcBurney. Disini nyeri dirasakan lebih
tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatik setempat
2. Apendisitis kronik.
adanya : riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang
parut dan ulkus lama dimukosa , dan adanya sel inflamasi kronik. Insiden
B. Anatomi
meter, adalah sambungan dari usus halus dan mulai di katup ileokolik atau
ileoseka, yaitu tempat sisa makanan lewat, dimana normalnya katup ini
tersusun dalam tiga jalur yang memberi rupa berkerut-kerut dan berlubang-
lubang. Dinding mukosa lebih halus dari yang ada pada usus halus dan
dalam usus dan dilapisi oleh epitelium silinder yang memuat sela cangkir.
1. Sekum
2. Kolon
Kolon adalah bagian usus besar, mulia dari sekum sampai rektum. Kolon
a. Kolon asenden
flkesura splenik.
c. Kolon desenden
3. Rektum
eksterior di anus.
ANATOMI APPENDIKS
10 cm (4 inci), lebar 0,3 - 0,7 cm dan isi 0,1 cc melekat pada sekum tepat
cabang nervus vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri
umbilikus.
2. Fisiologi Apendiks
limfe, fekalit, tumor apendiks dan cacing askaris dapat pula menyebabkan
D. Patofisiologi
hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat
saat inilah terjadi apendisitis akut lokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal
tersebut akan menyebkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan
Keadaan ini disebut apendisitis supuratif akut. Bila kemudian aliran arteri
terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangren.
Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah
Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang
berdekatan akan bergerak kearah apendiks hingga timbul suatu massa lokal
pendek dan apendiks lebih panjang, maka dinding apendiks lebih tipis.
Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang
(Mansjoer, 2000).
E. Manifestasi Klinik
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala yang khas yang didasari
oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat. nyeri
kuadran bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam ringan, mual, muntah
dan hilangnya nafsu makan. Pada apendiks yang terinflamasi, nyeri tekan
dapat dirasakan pada kuadran kanan bawah pada titik Mc.Burney yang berada
antara umbilikus dan spinalis iliaka superior anterior. Derajat nyeri tekan,
spasme otot dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada
sekum, nyeri dan nyeri tekan terasa didaerah lumbal. Bila ujungnya ada pada
pelvis, tanda-tanda ini dapat diketahui hanya pada pemeriksaan rektal. nyeri
pada defekasi menunjukkan ujung apendiks berada dekat rektum. nyeri pada
kemih atau ureter. Adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektus kanan
dapat terjadi. Tanda rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran
bawah kiri yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa dikuadran
Distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitik dan kondisi pasien memburuk.
Pada pasien lansia, tanda dan gejala apendisitis dapat sangat bervariasi.
atau proses penyakit lainnya. Pasien mungkin tidak mengalami gejala sampai
mengalami ruptur apendiks. Insidens perforasi pada apendiks lebih tinggi
pada lansia karena banyak dari pasien-pasien ini mencari bantuan perawatan
2002).
F. Penatalaksanaan
sampai 32%. Insidens lebih tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi secara
umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup demam dengan
suhu 37,70C atau lebih tinggi, penampilan toksik, dan nyeri atau nyeri tekan
Pengkajian Fokus
utama dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk
1. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/ bangsa,
2. Lingkungan
Dengan adanya lingkungan yang bersih, maka daya tahan tubuh penderita akan lebih baik
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
4. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
abdomen.
b. Palpasi
Pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri. Dan
bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. nyeri tekan perut kanan
perut kiri bawah akan dirasakan nyeri pada perut kanan bawah, ini
disebut tanda Rovsing (Rovsing sign). Dan apabila tekanan pada perut
kiri dilepas maka juga akan terasa sakit di perut kanan bawah, ini
pemeriksaan
ini terasa nyeri, maka kemungkinan apendiks yang meradang di daerah
Data yang diperoleh dalam kasus apendisitis menurut Doenges (2000) adalah
sebagai berikut :
a. Aktivitas /
istirahat
Gejala :
Malaise.
b. Sirkulasi
Tanda : Takikardi.
c. Eliminasi
Diare (kadang-kadang).
d. Makanan / cairan
Gejala :
Anoreksia.
: Mual/muntah.
e. Nyeri / kenyamanan
apendiks).
ureter).
tegak.
: Nyeri lepas pada sisi kiri diduga inflamasi peritoneal.
f. Pernapasan
g. Keamanan
6. Pemeriksaan Diagnostik
Appendisitis
Nyeri Akut
Operasi
Luka Insisi
Anestesi local/spinal
Defisit pengetahuan
Kerusakan Jaringan Pintu masuk pasca operasi
mikroorganisme
Pelepasan
Prostagladin
Nyeri Akut
Spinal cord
Distensi abdomen
Resiko Hipovolemia
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Data demografi
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
tinggi
>110/70mmHg; hipertermi.
ada tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak
perjalanan penyakit.
pucat.
distensi abdomen.
kembali normal.
3) Pola Eliminasi.
kemih, rasa nyeri atau karena tidak biasa BAK ditempat tidur akan
4) Pola aktifitas.
Aktifitas dipengaruhi oleh keadaan dan malas bergerak karena rasa nyeri,
setelah pembedahan.
5) Pola sensorik dan kognitif.
8) Pola hubungan.
9) Pemeriksaan diagnostic.
kelainan non spesifik seperti fekalit dan pola gas dan cairan
pembedahan.
d) Pemeriksaan Laboratorium.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon
appendicitis).(D.0077)
(D.0077)
appendicitis). (D.0130)
(muntah). (D.0034)
3. Perencanaan Keperawatan
jika perlu
2 Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia (I.15506).
Observasi :
keperawatan diharapkan
berhubungan dengan 2.1 Identifikasi penyebab
termoregulasi (L.14134)
hipertermia.
proses penyakit (Infeksi
membaik dengan
2.2 Monitor suhu tubuh.
pada appendicitis). Kriteria Hasil :
2.3 Monitor haluaran urine.
1. Menggigil menurun.
(D.0130) Terapeutik :
2. Takikardi menurun.
2.4 Sediakan lingkungan yang
3. Suhu tubuh
dingin.
membaik.
2.5 Longgarkan atau lepaskan
4. Suhu kulit membaik pakaian.
2.6 Berikan cairan oral
Edukasi :
2.7 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
2.8 Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu.
3 Risiko Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen hypovolemia (I.03116).
Observasi :
tindakan keperawatan Status
berhubungan dengan
3.1 Periksa tanda dan gejala
cairan (L.0328) membaik
kehilangan cairan secara hipovolemia.
dengan
3.2 Monitor intake dan output cairan.
aktif (muntah). (D.0034) Kriteria Hasil :
Terapeutik :
1 Kekuatan nadi
3.3 Berikan asupan cairan oral
meningkat.
Edukasi :
2 Membrane mukosa
3.4 Anjurkan memperbanyak
lembap.
asupan cairan oral.
3 Frekuensi nadi
3.5 Anjurkan menghindari
membaik.
perubahan posisi mendadak.
4 Tekanan darah
Kolaborasi :
membaik. 3.6 Kolaborasi peberian cairan IV
5 Turgor kulit
membaik.
4 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas (I.09314).
Observasi :
keperawatan tingkat ansietas
dengan kurang terpapar 4.1 Identivikasi saat tingkat ansietas
(L.01006) menurun dengan
berubah.
informasi (D.0080)
Kriteria Hasil :
4.2 Monitor tanda tanda ansietas
1. Verbalisasi
verbal non verbal.
kebingungan
4.3 Temani klien untuk mengurangi
menurun.
kecemasan jika perlu.
2. Verbalisasi khawatir
4.4 Dengarkan dengan penuh
akibat menurun.
perhatian.
3. Prilaku gelisah menurun.
4.5 Gunakan pendekatan yang tenang
4. Prilaku tegang menurun.
dan meyakinkan.
4.6 Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami.
4.7 Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama klien, jika perlu.
4.8 Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi.
4.9 Latih teknik relaksasi.
Kolaborasi
5.0 pemberian obat antiansietas jika
perlu.
1. Pelaksanaan Tindakan keperawatan
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk
perawatan klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif
keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
1) S (subjektif) : Data subjektif dari hasil keluhan klien, kecuali pada klien
yang afasia.
perawat.
menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Ada
2) Tujuan tercapai sebagian atau masalah teratasi sebagian atau klien masih
3) Tujuan tidak tercapai atau masih belum teratasi jika klien hanya