e-codes ini banyak yang tertulis pada bahan makanan, minuman, maupun kosmetik.
E-code ini harus dilacak.
Untuk lebih lengkap bisa dilihat buku suci makanan yang dikeluarkan oleh fda/who.
E-code ada yang meragukan ada yang haram. Untuk yang meragukan itu disebabkan
sumbernya subhat. Untuk sumber yang haram digolongkan haram dan jika
sumbernya tidak diketahui maka digolongkan sebagai mashbooh, contohnya yaitu:
Jika sumber yang abu-abu atau tidak jelas >50%, maka pengajuan halal akan ditolak
atau diberikan bersyarat. University Putera Malaysia (UPM) memiliki alat yang
canggih dan lengkap di lab-nya.
- FTIR : untuk mendeteksi gelatin yang mengandung protein, asam amino, dan
lemak serta sudah tidak memiliki DNA
- Electronic nose (E-nose) Technologi, membaca dari bau dan kemudian keluar
kromatogram: aroma yang dihasilkan oleh hewan bisa dikenali. Prinsip
kerjanya hanya dengan sedikit pemanasan. Detektor diletakkan diatas
makanan tsb untuk menangkap baunya
- Differential scanning calorimetry (DSC), untuk menentukan perubahan kalor
atau energi yang dihasilkan
- Molecular biology techniques, bisa menggunakan PCR
FTIR SPEKTROSKOPI
Sampel makanan berupa coklat, kue, biskuit. FTIR memiliki variasi sensitifitas
tergantung dari merek. Yang biasa bisa mendeteksi sampel dengan kadar 3%. Contoh
kromatogram FTIR:
E-NOSE TECHNOLOGI
Nose = hidung
Instrumen yang mendeteksi sampel melalui bau yang kemudian akan mengeluarkan
kromatogram. Semua bahan yang mengeluarkan bau bisa diidentifikasi dengan
e-nose. Jadi prinsipnya adalah bahan dipanaskan untuk menghasilkan bau. Contoh
sampel yang berbau:
- Sayur
- Beras
- Sukrosa
- Daging
Contoh kromatogram:
DSC