Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU PENENTUAN CORE ISU DAN DAMPAK ISU

Di Susun Oleh : Putri Lutiana, S.Pd


NIP. 199607282020122001

A. Identifikasi Isu
Identifikasi isu adalah langkah yang dilakukan untuk merumuskan apa saja yang
menjadi masalah yang harus segera diselesaikan dalam sebuah instansi. Isu aktual tentang
yang terdapat di SMPN 22 BENGKULU UTARA adalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pencatatan kasus sebagai bukti administrasi BK di SMPN 22
Bengkulu Utara.
2. Belum efektifnya pemberian layanan selama masa pandemi di SMPN 22 Bengkulu
Utara
3. Belum optimalnya assessment diri dan himpunan data siswa di SMPN 22 Bengkulu
Utara
4. Rendahnya minat siswa untuk berkonsultasi kepada guru BK di SMPN 22 Bengkulu
Utara
5. Rendahnya pemahaman siswa-siswi SMPN 22 Bengkulu utara akan pemahaman karir

B. Penetapan Core Isu


Untuk mengetahui keakuratan isu yang ditampilkan dengan tingkat kepentingan yang
ada, maka di lakukan analisi dengan menggunakan pendekatan APKL, berikut tabel metrik
penilaian kualitas isu Pelayanan Publik di Instansi.

Tabel 1
Matriks Analisis Isu dengan APKL
No Isu A P K L Total
a. Belum optimalnya pencatatan kasus sebagai 4 5 4 5 18
bukti administrasi BK di SMPN 22 Bengkulu
Utara.
b. Belum efektifnya pemberian layanan selama 4 5 5 5 19
masa pandemi di SMPN 22 Bengkulu Utara
c. Belum optimalnya assessment diri dan himpunan 4 4 4 4 16
data siswa di SMPN 22 Bengkulu Utara

1
d. Rendahnya minat siswa untuk berkonsultasi 4 5 4 4 17
kepada guru BK di SMPN 22 Bengkulu Utara
e. Rendahnya pemahaman siswa-siswi SMPN 22 4 4 4 4 16
Bengkulu utara akan pemahaman karir

Setelah mendapatkan 3 isu yang terakurat, maka hal yang selanjutnya adalah
melakukan analisis isu kembali dengan menggunakan teknik USG. Teknik ini digunakan
untuk mendapatkan permasalahan yang paling urgent untuk dibahas terkait isu di instansi.
Berikut metriks analisisnya :
Tabel 2
Matriks Analisis Isu dengan USG

No Isu U S G Total
a. Belum optimalnya pencatatan kasus sebagai bukti 4 4 4 12
administrasi BK di SMPN 22 Bengkulu Utara.
b. Belum efektifnya pemberian layanan selama masa 5 5 5 15
pandemi di SMPN 22 Bengkulu Utara
c. Rendahnya minat siswa untuk berkonsultasi kepada 3 3 4 10
guru BK di SMPN 22 Bengkulu Utara

Berdasarkan Tabel 2 matriks penilaian kualitas isu di atas maka dapat di tentukan isu
yang dapat di bahas oleh penulis yaitu isu tentang “Belum efektifnya pemberian layanan
selama masa pandemi di SMPN 22 Bengkulu Utara”.

C. Identifikasi dan Deskripsi Isu Belum Efektifnya Pelayanan Bimbingan dan


Konseling di Sekolah di SMPN 22 Bengkulu Utara

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah termasuk madrasah tidak akan berhasil secara baik
apabila tidak didukung oleh penyelenggaraan bimbingan yang baik. Bimbingan merupakan
bagian integral dari proses pendidikan dan memiliki kontribusi terhadap keberhasilan
proses pendidikan di sekolah. Sekolah yang baik adalah adanya kolaborasi yang baik antara
kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, tata usaha, peserta didik dan orang tua

2
siswa dengan guru bimbingan konseling. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk
pengoptimalan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Namun, saat ini yang terjadi di SMPN 22 Bengkulu Utara bahwa belum efektifnya
layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Jika hal ini terus berlanjut nantinya akan
menyebabkan berbagai dampak yang tidak diinginkan, terutama bagi kebutuhan peserta
didik. Sehingga nanti dapat menghambat proses belajar dari peserta didik. Hal ini tentu
menjadi masalah yang urgent dan perlu di bahas. Melihat dari analisis USG diatas,
menunjukkan bahwa isu tentang belum efektifnya pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah menjadi yang paling penting untuk di bahas dan perlu di cari penyelesaiannya.

D. Dampak Bila Isu Tidak di Selesaikan


Apabila situasi ini dibiarkan terus menerus dan tanpa penanganan maka dampaknya
sebagai berikut:
a) Tidak terpecahkannya masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan pribadi,
sosial, belajar, dan karir peserta didik
b) Terhambatnya proses bimbingan siswa
c) Tidak meratanya pemberian layanan bagi siswa
d) Identifikasi dan penyelesaian masalah siswa yang tidak maksimal
e) Guru tidak bisa memahami potensi yang dimiliki peserta didik
f) Peserta didik cenderung memendam permasalahan yang mereka miliki yang bisa
menyebabkan stress atau depresi
g) Sekolah tidak mampu untuk menumbangkan faktor-faktor yang mengakibatkan
terganggunya kejiwaan peserta didik
h) Terhambatnya akreditasi sekolah

Anda mungkin juga menyukai