BAB II
KETERKAITAN HUKUM DAN EKONOMI
Secara khusus, beberapa hal yang dapat dijadikan perbandingan dalam pengkajian Hukum
Ekonomi, yaitu :
1. Eksitensi Hukum Ekonomi dalam perkembangan sekarang lebih mudah dipahami dinegara
dengan system hukum anglo saxon. Di Negara ini, system hukumnya berdasarkan pada hukum
kebiasaan ( common law ). Dengan system ini, penyesuaian hukum dengan perkembangan
kebiasaan lebih mudah diselenggarakan dan munculnya Hukum Ekonomi tidak dapat menjadi
persoalan, melainkan secara evolusi tumbuh bersama perkembangan kebiasaan itu.
2. Di Negara dengan sistem hukum continental, eksitensi hukum yang baru harus dapat
meyakinkan baik secara mikro maupun makro, dapat menujukkan justifikasi eksistensinya serta
hubungannya dengan perangkat hukum lainnya. Disini pertimbangan hukum yang telah ada dan
pembagian kerja atau ruang lingkup pengaturan dari masing – masing bidang hukum dengan
bidang hukum ekonomi perlu dibakukan.
3. Atas dasar itu banyak kalangan yang masih belum secara yakin menyebutkan eksistensi hukum
ekonomi dan dengan secara hati – hati dan menghindarkan tabrakan dengan ruang lingkup
bidang hukum yang lain. Penyebutan hukum ekonomi pembangunan, hukum ekonomi sosial,
hukum eknomi internasioanal, hukum ekonomi dan pembangunan, dan sebagainya merupakan
manifestasi dari kekurang yakinan tersebut. Di luar negeri juga dialami hal yang sama, sehingga
ditemui istilah seperti : Economic Law, Social Economish Recht, dan sebagainya.
4. Negeri Belanda yang system hukumnya menjadi pola sistem hukum Indonesia, ternyata telah
mengalami proses pengembangan Hukum Ekonomi yang tidak sederhana, sehingga apa yang
dialami di Indonesia sekarang ini memang wajar dan dapat dipahami. Namun, orientasi
penyerasian interaksi pembangunan hukum dan pembangunan ekonomi mendorong kegiatan
pengkajian untuk memproses eksistensi Hukum Ekonomi secara lebih lanjut.
BAB III
PERISTIWA HUKUM DAN EKONOMI
Hukum Dalam Perusahaan :
Pada hari rabu tanggal 12 juni 2013 ratusa buruh yang tergabung dalam federasi serikat pekerja
Metal Indonesia (FSPMI) melakukan aksi unjuk rasa dikantor pusat PLN di jalan Trunojoyo,
Jakarta Selatan. Para buruh yang mayoritas karyawan outsourcing ini menuntut agar dirinya
dijadikan sebagai karyawan tetap. Menurut Chappy Mustofa, selaku ketua FSPMI Jawa Barat
mengatakan bahwa dengan masa pengabdian mereka yang telah lama, sudah sewajarnya mereka
menuntut adanya kenaikan status.
BAB IV
ANALISIS
A. Hukum dalam perusahaan
Dalam dunia bisnis, outsorcing atau alih daya dapat diartikan sebagai penyerahan sebagian
pelaksanaa pekerjaan yang sifatnya non-core atau penunjang oleh suatu perusahaan kepada
perusahaan lain melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh.
Semakin banyaknya perusahaan yang menerapkan system outsorcing. Pertama, upah rendah
yang diterima oleh karyawan outsorcing. Dalam paparannya saat rapat bersama komisi IX DPR,
Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebutkan, masing-masing perusahaan outsorcing banting
harga. Siapa paling murah akan menang. Upah tenaga kerjapun dikorbankan. Masalah kedua
adalah rasa keidak adilan. Menurut Dahlan Iskan ada pegawai outsorcing yang bekerja lebih
keras disbanding pegawai tetap. Padahal jika dilihat dari sisi gaji, pegawai tetap mandapatkan
gaji lebih besar dibandingkan outsorcing. Hal inilah yang seharusnya diperbaiki,
yakninmeningkatkan kinerja pegwai tetap. Masalah yang terakhir adalah masa depan
kelangsungan kerja. Pegawai outsorcing selalu dihantui masalah pekerjaanya karena jika tender
perusahaan outsorcing berakhir maka berakhir pula nasib pegawainya. Belakangan ini terdengar
issue bahwa pemerintah akan membentuk anak perusahaan outsorcing yang diharapkan agar para
karyawan outsorcing mendapat tempat yang layak untuk bekerja dan mendapat karir yang sesuai
dengan pekerjaannya.
B. Hukum Dalam Negara Indonesia
Kenaikan BBM akan selalu membawa keresahan bagi masyarakat, khususnya masyarakat kelas
menengah kebawah.
Dengan naiknya harga BBM akan menyebabkan kenaikan semua harga barang di pasar.
Kenaikan BBM ini tentu bukan keputusan yang mudah. Pemerintah memulai proses pembatasan
subsidi BBM dengan mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 tahun 2012 tentang
harga jual dan konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu yang ditandatangani
pada 7 Februari 2012.
Dengan kebijakan ini diharapkan dana Fiska dan APBN menjadi lebih sehat. Selain itu
ketahanan ekonomi akan lebih aman dan terjaga, hal ini tentunya terkait dengan kondisi yang
terjadi di masyarakat karena dana subsidi BBM dapat dialihkan ke sector lainnya. Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat, yakni APBN dapat lebih diprioritaskan pada pembangunan infrastuktur
yang bermanfaat bagi rakyat dan tentunya membuka lapangan pekerjaan. Yang terpenting
subsidi lebih adil dan tepat sasaran., karena selama ini banyak masyarakat yang kurang mampu
justru tidak menikmati subsidi BBM tertentu. Dengan adanya rasionalisasi harga jenis BBM
tertentu ini, harapannya masyarakat kurang mampu dapat menerima hak yang diberikan oleh
Negara secara tepat dan adil melalui program bantuan langsung masyarakat, beasiswa
masyarakat miskin, dan lain-lain.
BAB V
KESIMPULAN
Hukum ekonomi adalah suatu hubungan sebab akibat atau pertalian peristiwa ekonomi yang
saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kehidupan ekonomi sehari-hari dalam
masyarakat. Kaitannya yakni hukum sebagai pengontrol perkembangan ekonomi dengan
peraturannya, sedangkan ekonomi sebagai objek bekerjanya hukum itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Adolf. Huala, Hukum Ekonomi Internasional Suatu Pengantar, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005