Anda di halaman 1dari 2

Nama: Ragina Gita Amelia

Kelas: IX.E
Judul: Mutiara Kasih Mamah

Pagi telah tiba, suara teriakan yang selalu terdengar “bangun…..bangun….sudah


siang, waktunya shalat subuh, mandi terus siap-siap berangkat sekolah”. Tiap pagi hari
teriakan itu selalu keluar dan terdengar. Seolah-seolah itu adalah suara sarapan rutin.
Ya!!! tu suara triakan mamahku yang cerewet tapi sangat saying dengan kami. Aku anak
nomor dua dari lima bersaudara, kakak perempuanku sekarang sudah di perguruan
tinggi, adikku satu laki-laki dan dua perempuan. Kami tinggal dan dibesarkan oleh
nenek dan mamahku.
Ingin sedikit mengumpulkan tenaga ku kucek mataku yang terasa masih
ngantuk. Jujur rasanya mata ini berat sekali untuk dibuka…. Langsung aku bangun
menuju kamar mandi, dan kegiatan pagi rutin pun aku kerjakan. Jujur aku sangat saying
pada mamahku, dia wanita tegar, wanita yang sangat kuat dimata kami anak-anaknya,
mamahku setiap hari kerja dan kerja untuk bias menafkahi kami kelima anaknya. Mama
terkadang kasar kepada kami, apalagi bila salah satu dari kami berbuat kesalahan. Tapi
kadang kala dia lembut kepada kami,.
mama sungguh sebuah kata sebutan yang sangat keramat. Mamahku sangat suka
bila kami selalu mengeluh, kata mamah mengeluh bukan watak seorang yang berfikir
maju walaupun kami dibesarkan hanya dengan mamah, tapi kami selalu bahagia. Mama
selalu membuatku dan sudara-saudaraku bahagia.
Dan “mamah” tidak pernah merasa lelah dalam mencari nafkah untuk kami.
Sungguh kebahagiaan dan rasa syukur serta bangga yang aku rasa mempunyai mamah
seperti mamahku, kadang kala aku merasa kasihan, merasa sedih begitu bersatnya
beban mamahku. Dia harus bias menjadi sosok bapak sekaligus ibu bagi aku dan
saudara-saudaraku.
Mamah tidak pernah membedakan kasih sayangnya, mamah selalu penuh
dengan ketulusan, dari pagi hari mama pergi bekerja mencari nafkah. Pekerjaan rutin
dia lakukan, kadang kala ia harus mencari pekerjaan tambahan agar aku dan saudaraku
bias tetap terpenuhi kebutuhannya, semua mamah lakukan dengan keikhlasannya,
“Allah lindungilah, sayangilah mamahku dimanapun ia berada”.
Saat matahari telah ada di ufuk barat, saat semua sudah berkumpul di rumah
tapi mamahku belum juga pulang dari tempatnya mencari nafkah. Sungguh mamah
begitu lelahnya engkau, dari pagi hingga petang bahkan sampai malam gelappun tiba.
Terdengar pintu rumah di ketuk “tok…tok…tok” dan suara yang khas dari luar
terdengar menggema di ruangan rumah “assalamu’alaikum!!!” kemudian kami
serempak menjawab suara tersebut “wa’alaikum salam” kami yang sudah sangat
mengenal suara tersebut dengan baik langsung menuju ke pintu dan membukakan
pintu untuk mama, adikku sangat kegirangan sambil menyebut nama mama berkali-kali
“mama….mama…mama” lalu ku peluk mamahku dengan erat, aku menangis terharu dan
bangga.
Saat ini sedang hujan lebat ku rasakan dinginnya pakaian mama yang basah
kuyup saat ada dalam pelukanku, dan bajukupun ikut basah. Aku menangis dalam
pelukan mamah tanpa bersuara, ku pererat pelukanku agar mama tidak bias
mendengar rintih tangisku di suasana hujan ini. Lalu mungkin mama merasa ada
sesuatu hal yang aneh denganku, lalu ia bertanya, “ada apa sayang?” tapi aku tidak
menjawab, tidak mampu ku berkata ku hanya isa mengutarakan satu kalimat indah
kepada mama “mamah aku sayang mamah”.
Tapi lagi-lagi mamah selalu menyembunyikan kesedihannya dengan sifat
tegasnya dan mama berkata dengan tegas “udah…udah mama mau masuk” kuambilkan
handuk ku tatap mamah sambil ku menikkan air mata, membayangkan mamah kerja,
kehujanan, hanya untuk menafkahi kami anak-anaknya. Ku buatkan teh manis hangat
untuk mamahku….terus kami makan malam bersama. Sungguh nikmat. Bersyukur atas
nikmatmu ya allah…. Begitu besar nikmatmu walaupun semakin larut aku tertidur…..
sebelumnya aku mendekati mamahku yang tertidut pulas kecapean. Sambil ku selimuti
mamah,air mataku menetes,penuh bahagia sambil berkata dalam hati “alangkah
bahagianya aku mempunyai mamah seperti mamahku yang aku sayang “
Aku rebahkan badanku beristirahat sambil ku bayangkan muka mamahku,
semangat mamahku “YA ALLAH AMPUNILAH DOSA IBU DAN BAPAK KU, DAN
SAYANGILAH MEREKA SEBAGAIMANA MENYAYANGIKU”…..Mataku merasa berat !
berat! seperti lampu 5 watt terus berat!tambah berat dan terpejam!!!.

Perpustakaan, 20oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai