Anda di halaman 1dari 6

SOSIALISASI KAWASAN TANPA ROKOK

PADA FASILITAS OLAHRAGA


DI BUMI TAMALANREA PERMAI
MAHASISWA PASCASARJANA FKM UMI

Dipermaklumkan dengan hormat, bahwa dalam rangka kegiatan pemberdayaan


masyarakat terkait penerapan Kawasan Tanpa Rokok pada fasilitas olahraga di lingkungan
Kelurahan Buntusu Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar, maka kegiatan tersebut sangat
membutuhkan peran serta aktif maupun dukungan dari seluruh elemen masyarakat dan
pemerintahan. Sehubungan dengan maksud tersebut, kami yang tergabung dalam
Mahasiswa Pascasarjana FKM UMI, mohon kiranya Bapak Camat Tamalanrea berkenan
memberikan bantuan untuk melancarkan kegiatan yang sedang kami upayakan agar dapat
terealisasi sesuai dengan program yang direncanakan. Demikian permohonan ini kami
sampaikan, semoga Bapak Camat Tamalanrea dapat mengabulkan pengajuan proposal ini,
atas perhatian, dukungan serta kebijaksanaannya kami ucapkan terima kasih.

Makassar, 20 Oktober 2021


Kordinator Mahasiswa Pascasarjana FKM UMI

Andi Chaerul S.K.M


PROPOSAL KEGIATAN SOSIALISASI KAWASAN TANPA ROKOK PADA
FASILITAS OLAHRAGA DI BUMI TAMALANREA PERMAI

A. LATAR BELAKANG
Rokok adalah silinder berisi tembakau dengan ukuran bervariasi antara 70 – 120
mm dengan diameter sekitar 10 mm. Menurut Centre for Addiction and Mental Health
(2006) tembakau merupakan tanaman yang mengandung nikotin, dan dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan dan telah digunakan selama ratusan tahun diberbagai belahan
dunia. Tembakau merupakan tanaman yang ditanam untuk daunnya, yang dikeringkan dan
difermentasikan sebelum menjadi produk tembakau. Tembakau mengandung nikotin dan
bahan-bahan lain yang dapat menyebabkan ketagihan. Hal ini menyebabkan orang yang
terbiasa mengkonsumsi tembakau menjadi sulit untuk berhenti (NIH, 2017)

Berhubung luasnya penggunaan tembakau dalam bentuk rokok, maka tembakau


dikategorikan sebagai zat yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dimasyarakat, akan
tetapi pengaruh buruknya relatif lebih sedikit dan membutuhkan jumlah besar dan waktu
lama maka walaupun menimbulkan ketergantungan, zat ini menjadi kurang menarik
perhatian (Semiun, 2006). Nikotin yang terhirup akan memasuki peredaran darah,
sesampainya di peredaran darah manusia, nikotin akan menstimulasi kelenjar adrenal untuk
mengeluarkan epinefrin (adrenalin). Epinefrine menstimulasi sistem saraf pusat dan
meningkatkan tekanan darah, frekuensi pernapasan dan denyut jantung, dan bekerja seperti
kokain, dan heroin, nikotin meningkatkan dopamine dalam tubuh, dimana memberikan efek
pada bagian otak yang mengatur untuk motivasi dan kesenangan dan menyebabkan
perokok menjadi kecanduan (WHO, 2006).

Tembakau merupakan penyebab terbesar kematian yang dapat dicegah di dunia,


yang merupakan faktor resiko 6 dari 8 penyakit penyebab kematian terbesar. Rokok
merupakan penyebab kematian dari 5,4 juta orang setiap tahunnya, jumlah ini diperkirakan
meningkat hingga 2030 sebanyak 8 juta orang setahun (WHO, 2009).
Penyakit yang banyak disebabkan oleh rokok antara lain kanker, penyakit jantung,
penyakit saluran nafas, stroke serta gangguan kehamilan (WHO, 2009).

Menurut WHO (2008) perokok adalah seseorang yang menghisap produk tembakau,
baik perokok harian maupun sesekali. Perokok harian adalah seorang yang menghisap
rokok sedikitnya satu kali sehari. Sedangkan perokok occasional adalah seorang yang
merokok tidak setiap hari. Pengguna tembakau adalah orang yang menggunakan produk
hasil olahan tembakau, seperti merokok, menghisap, mengunyah produk tembakau apapun.

Produk tembakau adalah produk yang terbuat dari daun tembakau sebagai bahan
baku yang digunakan untuk dihisap, dikunyah, maupun dibakar (WHO FCTC). Menurut
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tembakau termasuk kedalam zat
aditif dimana penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya dana tau
masyarakat sekelilingnya yang produksi, peredaran, dan penggunaannya harus memenuhi
standard an atau persyaratan yang ditetapkan.

Perokok pasif adalah orang-orang yang berada di sekitar perokok dan ‘terpaksa’
menghirup asap rokok orang-orang (AROL) tersebut, termasuk diantaranya bayi dan anak-
anak, ibu dan wanita, pegawai yang tidak merokok dikantor, remaja yang naik bis atau
kendaraan umum (Unit Tobacco Indonesia, 2015).

Menurut Dinas Kesehatan (2006) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan
atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi,
menjual, mengiklankan dan/atau mempromosikan produk tembakau. Oleh karena itu semua
tempat yang telah ditetapkan sebagai KTR harus bebas dari asap rokok, penjualan,
produksi, promosi dan sponsor rokok.

Menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 telah mewajibkan setiap daerah


untuk menetapkan KTR diwilayahnya masing-masing, KTR ini meliputi: fasilitas
pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah,
angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.
Rokok mengandung lebih dari 7000 zat berbahaya dan sebagian diantaranya telah
diketahui berperan dalam proses terjadinya penyakit kanker dan penyakit lain, semua orang
berhak untuk menghirup udara bersih yang bebas asap rokok, hal ini sejalan dengan tujuan
pemerintah kulonprogo untuk mendukung Kawasan Tanpa Rokok yang diatur dalam
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 42 tahun 2009 yang diatur dalam
Peraturan Bupati Kulon Progo nomor 61 tahun 2009 tentang kawasan tanpa asap rokok,
untuk melindungi warga yang tidak merokok.

B. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Tujuan:
Untuk memperkenalkan, mengajarkan, dan menanamkan bahaya dari asap rokok bagi
kehidupannya sehari-hari dan bagi lingkungan.

2. Manfaat:
Agar perokok aktif tidak merugikan perokok pasif dengan asap yang mereka hasilkan.

3. Indikator:
Melihat apakah masih ada pengunjung yang merokok setelah sosialisasi.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Hari/tanggal : Kamis, 04 November 2021

Waktu : 16.00-17.30 WITA

Tempat : LAPANGAN OLAHRAGA BTP


D. RENCANA ANGGARAN
No Keterangan Anggaran
1. Pembuatan/pemasangan tanda larangan merokok Rp. 10.000.000

pada Kawasan fasilitas olahraga

2. Konsumsi seluruh peserta kegiatan Rp. 500.000

Total Rp. 10.500.000

E. SUMBER DANA : PEMERINTAH KECAMATAN


F. PENANGGUNG JAWAB PROGRAM : ANDI CHAERUL

G. Indikator
1. Tingkat keikutsertaan 25 peserta
2. Keterlibatan mahasiswa pascasarjana, anak-anak, pemuda setempat
3. Kesadaran pengunjung agar tidak merokok di lingkungan fasilitas olahraga

H. Verifikasi
1. Dokumentasi kegiatan
2. Daftar hadir

Penutup
Demikian proposal kegiatan ini kami buat dengan harapan supaya seluruh pihak
memiliki kesediaan untuk ikut mendukung serta berpartisipasi dengan agenda
kami. Harapan kami sangat besar untuk kesuksesan kegiatan ini. Atas perhatian
dan kerja samanya kami sampaikan banyak terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai