Anda di halaman 1dari 7

KONSELING DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT

“INTERAKSI OBAT”

Disusun Oleh :

Ani Nurchayati (1820363993)

Brelian Odra Faulinda (1820364002)

Dinny Fitriani (1820364014)

Irene Nanda Oktaviani (1820364022)

Lia Dwi Hastawati (1820364030)

Muhammad Firdaus (1820364038)

PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan kesehatan yang mempunyai peran


penting dalam mewujudkan kesehatan bermutu, dimana apoteker sebagai bagian dari tenaga
kesehatan mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mewujudkan pelayanan kefarmasian
yang berkualitas. Layanan kefarmasian selain menjadi tuntutan profesionalisme juga dapat
dilihat sebagai faktor yang menarik minat konsumen terhadap pembelian obat di apotek.
Pelayanan kefarmasian meliputi penampilan apotek, keramahan petugas, pelayanan
informasi obat, ketersediaan obat, dan kecepatan pelayanan. Kepuasan pasien menggunakan
jasa apotek merupakan cerminan hasil dari mutu pelayanan kesehatan yang diberikan di
apotek. Pelayanan tersebut dapat berupa interaksi dengan pelayanan medis, pasien, atau
sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan baik itu dari administrasi, keuangan, serta
tenaga kesehatan. Pemerintah juga melindungi masyarakat terhadap bentuk layanan publik
yang diterimanya dengan membentuk, mengesahkan undang-undang perlindungan konsumen
dan perlindungan hak asasi.
Pada dasarnya Pelayanan Informasi Obat merupankan salah satu bagian, cabang dari
Pelayanan Farmasi Klinis. Pelayanan informasi obat dan pelayanan farmasi klinis
menanggapi keprihatinan terhadap masyarakat akan mortalitas dan morbiditas yang terkait
dengan pengunaan obat, kerasionalan pengunaan obat, semakin meningkatnya biaya
perawatan pasien dikarenakan makin meningkatnya biaya obat dan makin tingginya harapan
masyarakat, ledakan medis serta ilmiah.
Pelayan farmasi klinis merupan kerja tim, apoteker dengan profesi kesehatan lain
untuk memecahkan kasus perawatan pasien untuk menghasilkan outcome, hasil yang
maksimal untuk pasien. Pelayanan Farmasi Klinis memerlukan pengetahuan terapi tinggi
bagi apotekernya, kemampuan komonikasi, monitoring respon obat ke pasien, pelayanan
informasi obat.
Interaksi obat merupakan salah satu Drug Related Problem (DRP) yang dapat
mempengaruhi outcome terapi pasien. Suatu interaksi obat dapat digambarkan sebagai suatu
interaksi antar suatu obat dan unsur lain yang dapat mengubah kerja salah satu atau
keduanya, atau kerja obat menjadi lebih atau kurang aktif, kadang-kadang menimbulkan efek
samping yang tak diduga.
BAB II
ISI
1. Kasus
Seorang ibu datang ke apotek berniat untuk menebus obat dari resep yang didapat
sebagai berikut:
Dr. M. Firdaus
Jl. Tegal Mulyo No.11, Solo
SIP: 1245367 Telp. (0271) 895648

R/ Amiodarone 100 mg, No XXX


       2 dd 1

R/ Warfarin 3 mg, No XV
       1 dd 1

R/ Captopril 25 mg, No XXX


       1-0-0

R/ Furosemid No X
       1 dd 1 pagi

Pro : Ny. Brelian


Umur : 44 tahun

2. Masalah
a. Amiodarone + Warfarin: Amiodarone meningkatkan metabolisme warfarin.
Penggunaan bersama obat ini dapat menimbulkan interaksi serius.
b. Captopril + Furosemide: Penggunaan Bersama captopril dan furosemide dapat
menyebabkan efek sinergisme. Namun dapat dilakukan monitoring.
c. Amiodarone + Captopril: Meningkatkan efek satu sama lain obat. Namun dapat
dilakukan dengan monitoring tekanan darah.
3. Jalan Keluar
a. Amiodarone + Warfarin: Amiodarone meningkatkan metabolism warfarin.
Penggunaan bersama obat ini dapat menimbulkan interaksi serius. Sehingga perlu
diturunakan dosis warfarin.
b. Captopril + Furosemide: Penggunaan Bersama captopril dan furosemide dapat
menyebabkan efek sinergisme. Namun dapat dicegah dengan melakukan monitoring
tekanan darah untuk mencegah hipotensi.
c. Amiodarone + Captopril: Meningkatkan efek satu sama lain obat. Namun dapat
dilakukan dengan monitoring tekanan darah.
4. Literatur
BAB III
PENUTUP
1. Subyektif
Pasien Ny. Brelian, berusia 44 tahun, masuk rumah sakit sejak tanggal
17 Agustus 2012, dengan keluhan utama tiba-tiba jatuh, nyeri kepala
mual-mual. Pada hari pertama masuk rumah sakit, berat badan
65 kg, tekanan darah pasien 140/100 mmHg dan suhu tubuh 37◦C.
2. Obyektif
Tanda Vital Normal Pasien Keterangan
Tekanan Darah 120/80 mmHg 140/ 90 mmHg Hipertensi derajat
1
Suhu Tubuh 37,5◦C 37,5 C Normal
Berat Badan - 55 kg -
CT Scan - ICS Stroke
HR 88-100/menit 122/ menit Takikardi
GDS 85-110 mg/dL 100 mg/dL Normal
3. Assesment
Problem Subyektif Obyektif Terapi DRP
Medik
Takikardi HR Amidarone Tepat obat
122/menit 2x1 sehari
Hipertensi 140/90 Captopril 1x1 Obat tidak
mmHg sehari tepat
Furosemide
1x1 sehari
Stroke tiba-tiba Warfarin 1x1
Iskemik jatuh, nyeri sehari
kepala mual-
mual

4. Plan
Plan A: Dilakukan penurunan dosis warfarin 10-50% bila tetap digunakan
bersaaman dengan amiodarone.
Plan B: Melakukan monitoring tekanan darah secara berkala untuk mencegah
terjadinya hipotensi karena menggunakan 2 obat anti hipertensi.
Plan C: Mengganti furosemide dengan anti hipertensi golongan diuretik tiazid,
dan dapat dipertimbangkan penggunaan tunggal ACEI, BB, CCBatau
kombinasi.

 Percakapan
(Pada suatu siang, ada resep datang di Apotek Sumberwaras Apoteker menelfon
Dokter untuk menanyakan resep tersebut)

Dialog Pasien-TTK
TTK : Selamat siang bu, ada yang bisa saya bantu?
Pasien : Saya mau menebus resep saya mbak
TTK : Bisa saya lihat resepnya bu
Pasien : Ini mbk
TTK : Tunggu sebentar ya bu, silahkan duduk dulu..
Pasien : iya mbak
,
(Resep kemudian diskrining oleh apoteker, dan apoteker merasa ada yang salah pada
resep)

Apoteker : selamat siang Bu, perkenalkan saya Irene apoteker di apotek ini,
sebelumnya ini benar dengan Ibu Brelian? (sambil mengkonfirmasi data pasien)
Pasien : Benar mbak,
Apoteker : Maaf Ibu, mohon di tunggu sebentar, saya akan mengkonfirmasi dulu
ke dr. Daus terkait resep ini
Pasien : oh, iya mbak
(Apoteker menghubungi dr. Daus)
Apoteker : Selamat siang, saya Irene selaku apoteker dari apotek Sumberwaras.
Maaf mbak bisa bicara dengan dr. Daus?
Perawat : Siang, iya mohon tunggu sebentar saya sambungkan dengan dr. Daus
Apoteker : Iya mbak terimakasih
(Selang beberapa detik)
Apoteker : Halo selamat siang dok, Maaf menganggu waktunya dok. Ini saya
Irene selaku apoteker dari apotek Sumberwaras mau menanyakan resep atas nama
Ny. Brelian dengan resep Amiodarone, Warfarin, Captopril, Furosemid
Dokter : Sebentar saya cek dulu, (berselang beberapa detik)
Dokter : iya mbak, ada masalah?
Apoteker : dari keempat obat itu berdasarkan literatur ada interaksi antara
amiodarone dan warfarin yaitu amiodarone bisa meningkatkan efek warfarin dengan
mengurangi metabolisme, dok?
Dokter : masa mbak?
Apoteker : iya dok,
Dokter : kok bisa mbak, orang itu obat-obat yang biasa diresepkan.
Apoteker : iya dok tetapi ini berdasarkan literature ternyata ada interaksi pada
beberapa obat tersebut.
Dokter : lho, menurut mbak saya gak tau tujuan pemberian pengobatan itu?
apa salahnya obatnya
Apoteker : bukan begitu dok, saya hanya ingin mengkonfirmasi pada dokter.
Dokter : la trus gimana ? biasanya saya pakai itu juga gak papa.
Apoteker : bukan seperti itu dok, saya hanya ingin mendiskusikan apakah tidak
lebih baik jika diganti atau diturunkan saja dosis warfarinnya..karena ini
juga demi kesembuhan pasien
Dokter : yasudah kalo gitu, turunkan saja !
Apoteker : untuk Ibu Brelian umur 44 tahun (memanggil pasien)
Pasien : iya mbak..
Apoteker : jadi ini resepnya ya bu.. apakah tadi sudah dijelaskan sama dokter
untuk cara pakainya?
Pasien : sudah mbak Amiodarone 2 x sehari ,Warfarin 1x sehari, Captopril 1x
sehari, Furosemid 1x sehari pagi hari.
Apoteker : iya ibu, benar sekali.
Apoteker : nanti untuk efek samping dari obat ini adalah mengantuk, diare, mual,
muntah, dan pusing. Oiya biar cepet sembuh sebaiknya istirahat yang cukup, minum
air putih yang cukup sama kurangin jajan es sama chiki.
Pasien : oh baik kalo begitu mbak terimakasih banyak ya..
Apoteker : sama sama ibu, apakah cara pemakaian obatnya sudah jelas? Bisa
minta tolong diulangi?
pasien:
Apoteker : iya bu benar seperti itu, ini obatnya ditebus didepan nggih bu.
Pasien : ya sudah kalo begitu mbak saya mau pamit
Apoteker : iya bu, semoga lekas sembuh
Pasien : makasih mbak

Anda mungkin juga menyukai