Anda di halaman 1dari 5

KATA SULIT

- Waham :
 gangguan isi pikir berupa keyakinan yang salah, tidak realistis, tidak bisa
dikoreksi/digoyahkan, sangat diyakini pasien, dan tidak sesuai dengan budaya.
 Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang tidak sesuai dengan kenyataan, yang
tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran yang tidak terkontrol.
- Derealisasi :
Gangguan depersonalisasi atau derealisasi merupakan suatu fenomena di mana seseorang
merasa terpisah dari pikiran, perasaan, dan tubuhnya sendiri, atau merasa terputus dengan
lingkungan sekitarnya.
- Halusinasi :
gangguan persepsi yang membuat seseorang mendengar, merasa, mencium aroma, dan melihat
sesuatu yang kenyataannya tidak ada. Pada keadaan tertentu, halusinasi dapat mengakibatkan
ancaman pada diri sendiri dan orang lain

JUMP 2 : SOAL

1. apa itu mental health?

2.apa yang mendasari keluhan utamaa?

3.Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan utama


4. apa yang mendasari onset keluhan pasien?hubungan dgn keluhan utama ?

5. mengapa pasien bisa berpikiran buruk mengenai keluarganya?penyebabnya?

6. apa hubungan kemampuan merawat diri dgn keluhan utama

7.apa sj hal2 yg mendasari stress ???

8. apa saj hal2 yg mendasari waham?hubungan dengan skenario ini?

9. apa sj hal2 yg mendasari halusinasi dan derealisasi? hubungan dgn skenario ini?

10. mengapa dokter menyarankan pasien untuk dirawat beberapa hari di RS dan kontrol rutin?

11. kira2 bagaimana ga,baran penanganan dokter tersebbut dan apa saja yang discreening dr tersebut
ketika pasien kontrol?

JUMP 2

1. apa itu mental health?


Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah keadaan sejahtera di mana
setiap individu bisa mewujudkan potensi mereka sendiri. Artinya, mereka dapat mengatasi tekanan
kehidupan yang normal, dapat berfungsi secara produktif dan bermanfaat, dan mampu memberikan
kontribusi kepada komunitas mereka.

2. apa yang mendasari keluhan utama?

3.Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan utama

the incidence of visual hallucinations was slightly higher in males (about 20 per 1000 per year) than
females (about 13 per 1000 per year) across the age span from 18 to 80 years old, with a subsequent
increase in the rate for females (up to about 40 per 1000 per year) after age 80. For auditory
hallucinations there was an age 25–30 peak in males with a trough for females, and a later age 40–50
peak for females. overall, there were substantial gender differences, and the effect of aging to increase
the incidence of hatlucinations was the most consistent and prominent. The Sidgewick study showed a
much higher proportion of visual hallucinations than the ECA program. This might be due to factors
affecting brain function as well as social and psychological changes over time, although methodological
weaknesses in both studies might also be responable

hallucinatory experiences in healthy older adults may provide a particularly valuable window on the
underlying mechanisms involved. Despite this, later-onset hallucinations have mostly been examined
in the context of Lewy Body disorders and dementia (Collerton et al., 2012; El Haj et al., 2015). In
contrast, the diversity and significance of hallucinations in healthy older adults have received much
less attention (Tien, 1991). However, new epidemiological data indicate that nearly a quarter of f

However, new epidemiological data indicate that nearly a quarter of first onsets of hallucinations occur
after the age of 40 years (McGrath et al., 2016). Such findings suggest that hallucinatory experiences in
later life (i.e., in the absence of mental disease or disorder) warrant considerably more attention. The
reported prevalence rates were 19.1% for depersonalization, 14.4% for derealization, and 23.4% for
either dissociative experience. Logistic regression showed that women reported a significantly higher
rate of dissociative experiences (26.5%) than men (19.5%), (Odds Ratio = 1.93, 95% CI = 1.37-2.74),
particularly African-American women (29.9%).

Experiencing chronic pain (OR = 2.96, 95% CI = 2.05-4.28) and irregular church attendance (OR = 1.18,
95% CI = 1.07-1.31) were also associated with increased frequency of dissociation. Increasing age (OR =
0.73, 95% CI = 0.65-0.81) and being employed (OR = 0.58, 95% CI = 0.39-0.86) were associated with
reduced frequency of dissociation.
Pain, gender, and age were related to both depersonalization and derealization experiences.
Employment and church attendance were related to depersonalization experiences, while ethnic
minorities experienced more derealization.

4. apa yang mendasari onset keluhan pasien?hubungan dgn keluhan utama ?

Ketika ditemukan gejala psikotik di bawah 4 minggu akan mendukung pada diagnosis gangguan
psikotik akut, apabila telah lebih dari 4 minggu dengan memenuhi criteria diagnosis yang lain dapat
ditegakkan sebagai scizopfren.
5. mengapa pasien bisa berpikiran buruk mengenai keluarganya?penyebabnya?’

Pada gangguan jiwa, kita dapat menemui gejala psikotik, salah satunya adalah waham. Pada pasien
ini dimungkinkan adannya waham curiga, dan gejala psikotik bisa timbul akibat adanya kelainan
organik, akibat penggunaan obat psikotik, ataupun tanpa ada sebab yang jelas.

6. apa hubungan kemampuan merawat diri dgn keluhan utama

7.apa sj hal2 yg mendasari stress ???

Feelings of stress are normally triggered by things happening in your life which involve:

- being under lots of pressure


- facing big changes
- worrying about something
- not having much or any control over the outcome of a situation
- having responsibilities that you're finding overwhelming
- not having enough work, activities or change in your life times of uncertainty.

There might be one big thing causing you stress, but stress can also be caused by a build-up of small
pressures. This might make it harder for you to identify what's making you feel stressed, or to explain
it to other people.

8. apa saj hal2 yg mendasari waham?hubungan dengan skenario ini?

Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang tidak sesuai dengan kenyataan, yang tetap
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran
yang tidak terkontrol.
Dalam ilmu kedokteran jiwa, dikatakan bahwa waham sering dijumpai pada penderita gangguan mental
yang merupakan salah satu dari gejala gangguan isi pikir. Waham merupakan keyakinan palsu yang
timbul tanpa stimulus luar yang cukup dan mempunyai ciri-ciri :

- Tidak realistic
- Tidak logis
- Menetap
- Egosentris
- Diyakini kebenarannya oleh penderita
- Tidak dapat dikoreksi
- Dihayat oleh penderita sebagai hal yangnyata
- Keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosio kultural setempat.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham:

- Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat


- Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian
- Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain
- Perpisahan dengan orang yang dicintai
- Kegagalan yang sering dialami
- Keturunan, paling sering pada kembar satu telur
- Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat

Proses terjadinya masalah

1. Penyebab

Penyebab secara umum dari waham adalah ganguan konsep diri : harga diri rendah. Harga diri
rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk
hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.

2. Akibat

Akibat dari waham, penderita dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai
dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

9. apa sj hal2 yg mendasari halusinasi dan derealisasi? hubungan dgn skenario ini?

 Halusinasi dapat disebabkan oleh sejumlah gangguan mental di bawah ini:

- Skizofrenia
- Psikosis
- Gangguan bipolar
- Depresi dengan gangguan psikotik Delirium atau demensia Borderline personality disorder
Post-traumatic stress disorder
Penyakit fisik Beberapa jenis penyakit di bawah ini bisa menyebabkan halusinasi:
- Demam tinggi (terutama pada anak dan lansia)
- Penyakit Parkinson
- Penyakit Alzheimer
- Tumor otak
- Migrain
- Epilepsi
- Stroke
- Sindrom Charles Bonnet Kondisi lainnya Halusinasi juga
 PENYEBAB DEREALISASI : Trauma antarpribadi masa kanak-kanak khususnya pelecehan
emosional yang merupakan prediktor signifikan dari diagnosis. Penyebab langsung yang
paling umum dari gangguan ini adalah stres berat, gangguan depresi mayor dan akut, dan
konsumsi halusinogen. Orang-orang yang hidup dalam budaya yang sangat individualistis
kemungkinan besar lebih rentan terhadap derealisasii, karena ancaman hipersensitif dan
lokus kontrol eksternal.
10. mengapa dokter menyarankan pasien untuk dirawat beberapa hari di RS dan kontrol rutin?

11. kira2 bagaimana ga,baran penanganan dokter tersebbut dan apa saja yang discreening dr tersebut
ketika pasien kontrol?

Anda mungkin juga menyukai