Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

Masa Kerajaan
Mulai terbangunnya watak opurtunisme bangsa, contohnya adalah posisi orang
suruhan dalam kerajaan “abdi dalem” yang cenderung selalu bersikap manis
untuk menarik simpati raja. Hal tersebut menjadi awal lahirnya kalangan
opurtunis yang akhirnya juga memiliki potensi jiwa yang korupsi.

Kerajaan Singosari

Terjadinya perebutan kekuasaan yang di latar belakangi kekuasaan dan


ekonomi, pertikaian antara Sultan Haji yang merebut kekuasaan atau tahta
dari ayahnya sendiri, Sultan Ageng Tirtayasa. Isu-isu mengenai korupsi ini
yang kebanyakan menjatuhkan rezim pemerintahan yang berkuasa saat itu.

Kerajaan Majapahit

Majapahit terpecah menjadi dua kubu kekuasaan. Dua kubu ini sama-sama
mengirimkan wakil ke Ming untuk memberikan hadiah dan diakui kedaulatannya.
Praktik korupsi ini dilakukan dengan suap. Pihak dari Bhre Wengker kepada
pedagang dari Tionghoa. Suap ini diberikan kepada mereka agar Ming mau
mengakui keberadaan kerajaan tandingan ini.

Kerajaan Demak

Kerajaan Demak yang memperlihatkan persaingan antara Joko Tingkir


dengan Haryo Penangsang, ada juga Kerajaan Banten yang memicu
Sultan Haji merebut tahta dan kekuasaan dengan ayahnya sendiri, yaitu
Sultan Ageng Tirtoyoso.
Masa Kolonial Belanda
Selama 350 tahun. Budaya korupsi ini berkembang dikalangan tokoh-tokoh lokal yang
sengaja dijadikan badut politik oleh penjajah, untuk menjalankan daerah adiministratif
tertentu. Mereka yang diangkat dan dipekerjakan oleh Belanda untuk memanen upeti
atau pajak dari rakyat, digunakan oleh penjajah Belanda untuk memperkaya diri
dengan menghisap hak dan kehidupan rakyat Indonesia. Para cukong suruhan penjajah
Belanda “Kompeni” tersebut, dengan tanpa mengenal saudara serumpun sendiri, telah
menghisap dan menindas bangsa sendiri.

Pasca Kemerdekaan
Orde Lama

Paran dibentuk tahun 1957-1960 dipimpin oleh A.H Nasution dan dibantu oleh
Prof. M. Yamin dan Roeslan Abdulgani. Paran dibubarkan dan diganti nama
menjadi “operasi budhi lalu soebandrio mengumumkan paran/operasi budhi
diganti menjadi KOTRAR pada tahun 1960-1971

Orde Baru

Dibentuknya tim pemberantasan korupsi (tpk) diketuai jaksa


agung
Dibentuk komite empat
Dibentuknya operasi tertib (opstib )

Reformasi

Tim gabungan pemberantasan tindak pidana korupsi (tgptpk)

Undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara


yang bersih dan bebas dari kkn dibentuklah berbagai komisi seperti kpkpn,
kppu, atau Lembaga ombudsman

Pada tahun 2003 melalui UU 30 Tahun 2002 Dibentuk kpk


(komisi pemberantasan korupsi) dan masih aktif sampai
sekarang.

Anda mungkin juga menyukai