Oleh:
YEVI DIAN PRATIWI
NPM. 12.2.05.01.0044
PRGRAM
GRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2015
12.2.05.01.0044
YEVIDIANPRATIWI@YAHOO.CO.ID
I. LATAR BELAKANG
Cerebro Vascular Accident (CVA) adalah penyakit neruologis yang sering di jumpai
dan harus di tangani secara cepat dan tepat. CVA merupakan kelainan fungsi otak
yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya peredaran darah otak dan
bisa terjadi pada
da siapa saja dan kapan saja. (Muttaqin, 2008). CVA banyak di
temukan di kalangan remaja dan orang dewasa muda. CVA banyak ditemukan di
kalangan remaja dan orang muda dewasa.Dalam satu peningkatan ini di duga karena
meningkatnya sebagian jumlah orang muda yang memiliki penyakit seperti tekanan
darah tinggi dan diabetes melitustipeII,
tipeII, kebiasaan suka marah-
marah marah, minum-
minuman keras dan gaya hidup yang kurang sehat. Penyakit yang sebenarnya
berhubungan dengan orang dewasa yang lebih tua.(yayasan stroke indonesia,
indo 2012).
Menurut World Health Organitation (WHO) tahun 2012 angka CVA di dunia
mencapai 15 juta jiwa.
jiwa Menurut data tahun2010
2010 diperkirakan ada 1.000.000 orang
penderita CVA di Indonesia, sekitar 655.000 di antaranya meninggal atau cacat
seumur hidup. Sedangkan jumlah penderita CVA di jawa timur mencapai 7,7% atau
sekitar 77.000 dari penderita CVA di Indonesia tahun 2010, (dinkes jatim 2011).
Berdasarkan laporan data dari dinas kesehatan kota kediri penderita CVA di 9
puskesmas kota kediri mencapai 501 penderita pada tahun 2014.
2014 Dan diantara 9
puskesmas tersebut data menunjukkan penderita CVA terbanyak berada di
puskesmas sukorame kota kediri dengan jumlah penderita 139 orang di tahun 2014.
(Rekam Medis Dinas Kesehatan Kota Kediri).
Kediri)
Penyebab CVA antara lain hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), gangguan
jantung, diabetes, riwayat CVA dalam keluarga, migrain. Faktor resiko perilaku,
antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junk
junk food,
food fast food),
Alkohol, Kurang olahraga, Kontrasepsi
Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas. 80% pemicu CVA
adalah hipertensi.
hipertensi Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada
hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi. CVA mengakibatkan berbagai
defisit neurologik bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang
tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan
dan jumlah aliran darah
kolateral (sekunder atau aksesori). Dampak CVA tergantung pada lokasi
penyerangan CVA berada pada bagian mana di otak. Tetapi memang pasti ada
perubahan - perubahan yang terjadi setelah seseorang mengalami CVA. Beberapa
Dari hasil pengkajian data yang diperoleh yaitu data yang berhubungan dengan
keluarga dan anggota keluarga yang mengalami CVA, Ny. K mengatakan belum
mengerti tentang pengertian dan penyebab Cardio Vascullar Accident secara umum,
belum mengerti tentang tanda
tanda dan gejala Cerebro Vascular Accident, cara mencegah
Cerebro Vascular Accident, pasien terlihat bingung.
Menurut teori faktor-faktor
faktor faktor yang terkait dengan kurangnya pengetahuan
(Deficient Knowledge) terdiri dari: kurang terpapar informasi, kurang daya ingat/
hapalan, salah menafsirkan informasi, keterbatasan kognitif, kurang minat untuk belajar
dan tidak familiar terhadap sumber informasi (Nanda, 2005). Dari hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan atau knowledge seseorang ditentukan oleh faktor-faktor
f
sebagai berikut: Keterpaparan terhadap informasi, Daya ingat, Interpretasi informasi,
Kognitif, Minat belajar dan Kefamiliaran terhadap sumber informasi
Penulis berpendapat antara pengkajian dilapangan dan teori tidak terdapat
kesenjangan kerena
na Pengetahuan seseorang ditentukan oleh faktor-faktor
faktor faktor sebagai berikut:
Keterpaparan terhadap informasi, Daya ingat, Interpretasi informasi, Kognitif, Minat
5. Evaluasi
KESIMPULAN:
1. Pengkajian
Dalam pengkajian pada pasien dengan kasus Cardio Vascullar Accident,
Accident
didapatkan data Ny. K belum mengerti tentang pengertian, penyebab, belum mengerti
tentang tanda
anda dan gejala,
gejala cara mencegah Cardio Vascullar Accident, pasien terlihat
bingung.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
Dalam perencanaan yang disusun yaitu kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang
CVA, beri penyuluhan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta cara
memncegah CVA.
4. Penatalaksanaan
Dalam pelaksanaan sudah dilakukan dengan mengkaji tingkat pengetahuan
keluarga tentang CVA, memberi penyuluhan tentang (pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, serta cara mencegah CVA). Dalam memberikan penyuluhan juga digunakan
bahasa yang mudah di pahami oleh keluarga.
5. Evaluasi
Evaluasi setelah tindakan. Hasil evaluasi yang didapatkan adalah keluarga sudah
mengetahui tentang pengertian, penyebab, dan tanda gejala CVA.
Batticaca, fransisca B. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan.
Jakarta: Salemba Medika.
Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Salemba
medika: jakarta
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: salemba
medika
Potter P. A., Perry A. G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Praktik. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.