Anda di halaman 1dari 70

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG


PENGETAHUAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS TERHA
DAP MOTIVASI DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA
DI WILAYAH PUSKESMAS KELURAHAN TIGARAKSA

Disusun Oleh :

PUTRI DEWI SAGITA

NIM. 200603230

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANN ABDI


NUSANTARA

2021
SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG


PENGETAHUAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS TERHA
DAP MOTIVASI DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA
DI WILAYAH PUSKESMAS KELURAHAN TIGARAKSA

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan

Disusun Oleh :

PUTRI DEWI SAGITA

NIM. 20060320

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA


JAKARTA, 2021
MOTTO
“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan “
(QS. Al Insyirah : 5)

“ ilmu itu lebih baik dari kekayaan, karena kekayaan itu harus dijaga, sedangkan
ilmu menjaga kamu “
(Ali Bin Abi Thalib)

“ Build your own dreams, or someone else will hire you to build theirs “
(Farrah Gray)

“ Orang lain tidak pernah menilai apa yang kamu mulai, tapi orang selalu menilai
apa yang kamu selesaikan”
(Tedy Setiawan)

i
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pengetahuan
Deteksi Dini Kanker Serviks Terhadap Motivasi Dalam Melakukan
Pemeriksaan IVA Test Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tigaraksa

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan Tim Pengujui
Skripsi Program Studi Sarjana Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara

Mengetahui, Jakarta, 2022


Ketua Program Studi Pembimbing

Lia Idealistiani, SKM, SST, MARS Mariyani, M.Keb


NIDN : 0309067403 NIDN : 0027047509

ii
LEMBAR PENGESAHAN
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN STIKES ABDI NUSANTARA
Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Deteksi Dini Kanker
Serviks Terhadap Motivadi dalam Melakukan Pemeriksaan IVA
Test Di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tigaraksa
Nama : Putri Dewi Sagita
NIM : 200603230

Jakarta, 2022

Ketua / Penguji I

………….
NIDN :

Anggota Penguji Anggota Penguji

…………………………….. ……………………………

iii
PERNYATAAN ORSINALITAS
Saya menyatakan yang sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan
saya, di dalam naskah skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Pengetahuan Deteksi Dini Kanker Serviks Terhadap Motivasi WUS
dalam Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tigaraksa” tidak
terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh pihak lain untuk mendapatkan
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebut dalam sumber kutipan
dan daftar Pustaka.

Apabila di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-usnur


jiplakan, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya
peroleh (S1) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Undang-undang No 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan
Pasal 70).

Jakarta, 24 Juni 2022

Yang membuat pernyataan

Putri Dewi Sagita


NIM. 200603230

iv
ABSTRAK
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENGETAHUAN
DETEKSI DINI KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI DALAM M
ELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI WILAYAH PUSKESMAS
KELURAHAN TIGARAKSA

Oleh
Putri Dewi Sagita

Latar Belakang: Kanker Serviks menjadi kanker kedua yang paling umum
dialami oleh perempuan lebih dari 1,4 juta di dunia. Kanker serviks bisa dicegah
dengan cara melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan IVA minimal 6 bulan
sekali. Namun capaian target tersebut sulit untuk terpenuhi karena kurangnya
pengetahuan deteksi dini kanker serviks, sehingga tidak adanya motivasi dalam
melakukan pemeriksaan IVA. Tujuan: Untuk mengetahui ada adakah pengaruh
pendidikan kesehatan tentang pengethuan deteksi dini kanker serviks terhadap
motivasi dalam melakukan pemeriksaan IVA di Wilayah Kelurahan Tigaraksa.
Metode: penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental dengan
pendekatan menggunakan teknik one group pre test dan post test design, yang
dilakukan di puskesmas kelurahan tigaraksa pada bulan April 2022. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur di puskesmas tigaraksa,
sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 responden dengan menggunakan
purposive sampling. Dan di analisis menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test.
Hasil: didapatkan sebelum diberikan pendidikan kesehatan, mayoritas responden
memiliki pengetahuan kurang sebesar 29 responden (40%) dan motivasi lemah
sebesar 26 responden (65%). Sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan,
mayoritas responden memiliki pengetahuan baik sebesar 32 responden (80%) dan
motivasi kuat sebesar 30 responden (75%) dengan nilai p=0,001 atau (p<0,05).
Kesimpulan : Ada pengaruh terhadap pemberian kesehatan tentang pengetahuan
deteksi dini kanker serviks terhadap motivasi WUS dalam melakukan
Pemeriksaan IVA Test.
Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Deteksi Dini, Kanker
Serviks, Motivasi, IVA

v
ABSTRACT
EFFECT OF HEALTH EDUCATION ABOUT KNOWLEDGE ON
CERVICAL CANCER OF EARLY DETECTION ON IVA
EXAMINATION IN TIGARAKSA HEALTH CENTER WORKING
AREA
By
Putri Dewi Sagita

Background: Cervical cancer is the second most common cancer experienced by


more than 1.4 million women in the world. Cervical cancer can be prevented by
doing early detection through VIA examination at least every 6 months. However,
achieving this target is difficult to fulfill due to lack of knowledge of early
detection of cervical cancer, so there is no motivation in conducting VIA
examinations. Purpose: To find out whether there is any effect of health education
on knowledge of early detection of cervical cancer on motivation in conducting
VIA examinations in the Tigaraksa Village area. Methods: This study used a
quasi-experimental design with an approach using one group pre-test and post-
test design techniques, which was carried out at the Tigaraksa sub-district health
center in April 2022. The population in this study were all women of childbearing
age at the Tigaraksa Public Health Center, the sample in this study was 40
respondents using purposive sampling. And analyzed using the Wilcoxon Signed
Ranks Test. Results: obtained before being given health education, the majority of
respondents have less knowledge of 29 respondents (40%) and weak motivation of
26 respondents (65%). Meanwhile, after being given health education, the
majority of respondents had good knowledge of 32 respondents (80%) and 30
respondents (75%) strong motivation with a value of p = 0.001 or (p <0.05).
Conclusion: There is an effect on the provision of health regarding knowledge of
early detection of cervical cancer on the motivation of WUS in conducting the IVA
Test.
Keywords: Health Education, Knowledge, Early Detection, Cervical Cancer,
Motivation, IVA

vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahk
an rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang b
erjudul. “ Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pengetahuan Deteksi Dini Ka
nker Serviks Terhadap Motivasi Dalam Melakukan Pemeriksaan IVA di Wilayah
Posyandu Puskesmas Kelurahan Tigaraksa”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Kebidanan Pada Program Studi S1 Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara.

Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian ini tidak


akan terselesaikan tanpa adanya dukungan bantuan dari berbagai pihak. Oleh kare
na itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
yang terhormat :

1. Bapak Khairil Walid Nasution, SKM, M.Pd, Ketua Yayasan Abdi


Nusantara.
2. Ibu Lia Idealistiani, SKM, SST, MARS, Ketua Stikes Abdi Nusantara.
3. Ibu Mariyani, M.Keb. Kaprodi S1 Kebidanan Stikes Abdi Nusantara
dan selaku dosen pembimbing yang selalu bersedia meluangkan waktu
untuk membimbing dengan penuh perhatian, ketelitian, dan
mengawasi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Kepala Puskesmas
5. Bidan Koordinator
6. Ketua Program
7. Bidan Desa
Demi kesempurnaan Skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

vii
DAFTAR ISI

MOTTO.............................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................iii
PERNYATAAN ORSINALITAS...................................................................................iv
ABSTRAK........................................................................................................................v
ABSTRACT......................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR....................................................................................................vii
DAFTAR ISI..................................................................................................................viii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................................5
1.4.1. Bagi Puskesmas..........................................................................................5
1.4.2. Bagi Masyarakat.........................................................................................5
1.4.3. Bagi Peneliti...............................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................7
2.1. Kanker Serviks.................................................................................................7
2.1.1. Pengertian Kanker Serviks.........................................................................7
2.1.2. Etiologi.......................................................................................................7
2.1.3. Manifestasi Klinis.......................................................................................8
2.1.4. Faktor risiko...............................................................................................8
2.1.5. Gejala dan Tanda Kanker Serviks............................................................10
2.1.6. Tahapan Kanker Serviks...........................................................................11
2.1.7. Pencegahan...............................................................................................11
2.2. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)...............................................................12
2.2.1. Definisi Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)............................................12
2.2.2. Tujuan dan manfaat pemeriksaan IVA.....................................................13

viii
2.2.3. Kelebihan Metode Skrining IVA Test......................................................13
2.4.1 Jadwal pemeriksaan IVA..........................................................................14
2.4.2 Sasaran IVA.............................................................................................14
2.4.3 Prosedur pemeriksaan IVA.......................................................................15
2.4.4 Syarat Melakukan Pemeriksaan IVA........................................................16
2.4.5 Kategori Pemeriksaan IVA.......................................................................16
2.3. Pendidikan Kesehatan...................................................................................17
2.3.1. Pengertian.....................................................................................................17
2.3.2. Tujuan Pendidikan Kesehatan..................................................................17
2.4. Motivasi...........................................................................................................17
2.4.1 Pengertian Motivasi..................................................................................17
2.4.2. Tujuan motivasi........................................................................................18
2.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi.............................................18
2.5. Pengetahuan....................................................................................................22
2.5.1. Pengertian.................................................................................................22
2.5.2. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan.................................................23
2.5.3. Cara Pengukuran Pengetahuan.................................................................24
2.6. Kerangka Teori..............................................................................................25
BAB III...........................................................................................................................27
KERANGKA KONSEP.................................................................................................27
3.1. Kerangka Konsep.............................................................................................27
3.2. Definisi Operasional.........................................................................................29
BAB IV............................................................................................................................31
METODE PENELITIAN..............................................................................................31
4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................................31
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................................31
4.2.1. Lokasi.......................................................................................................31
4.2.2. Waktu penelitian.......................................................................................31
4.3. Populasi dan Sampel........................................................................................32
4.3.2. Sampel......................................................................................................32
4.3.3. Kriteria Inklusi.........................................................................................33
4.4.2. Pengumpulan data....................................................................................34
4.5. Alat Ukur / Instrument dan Bahan Penelitian...................................................35
4.6. Uji Valditas dan Releabilitas............................................................................36

ix
4.7. Prosedur Penelitian...........................................................................................37
4.8. Pengolahan dan Analisis Data..........................................................................37
4.9. Analisis Data....................................................................................................38
4.10. Etika Penelitian............................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................53

x
xi
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher Ra
him atau serviks yaitu kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daera
h pada organ reproduksi Wanita yang merupakan pintu masuk ke Rahim y
ang terletak antara uterus dengan liang senggama (vagina) (Zuliyanti,201
5). Kanker serviks atau yang dikenal istilah kanker leher Rahim yaitu
kanker yang terjadi pada daerah leher Rahim yang merupakan pintu masuk
kearah Rahim (Kemenkes RI, 2019). Kanker ini adalah kanker kedua yan
g paling umum pada perempuan yang dialami oleh lebih dari 1,4 juga pere
mpuan diseluruh dunia (Hartati, 2014).
Dari data International Agency for Research on Cancer (IARC), 85
% dari kasus kanker di dunia yang berjumlah sekitar 493.000 dengan juml
ah 273.000 kasus kematian, terjadi di Negara-Negara berkembang. Indone
sia sendiri tercatat sebagai salah satu Negara berkembang. Dan memang be
nar, pengidap kanker serviks di Indonesia adalah Pengidap terbesar nomor
dua setelah Cina (Lestari,2015).
Prevalensi kanker serviks pada tahun 2012 di Indonesia sebesar 16
per 100.000 penduduk. Kanker serviks ini mengalami peningkatan pada ta
hun 2013, meningkat menjadi 17 per 100.000 (Primadi,2015). Setiap harin
ya terdapat 40 kasus baru kanker serviks dan 20 diantaranya meninggal du
nia.
Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Rikerdas) t
ahun 2013, pravelensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 pend
uduk. Pravelensi kanker tertinggi terdapat di Yogyakarta (4,1%), diikuti Ja
wa Tengah (2,1%), Bali (2%), Bengkulu, dan Dki Jakarta masing-masing
1,9 per mill. Di dunia Wanita telah di diagnose kanker serviks meninggal
2 menit sekali (Dinarum dan Fitriana,2016).
Menurut data Kemenkes RI (2018) tentang data rekapitulasi
deteksi dini kanker serviks dengan IVA Test dari jumlah sasaran

1
37.415.483 hingga tahun 2017 jumlah pemeriksaan yaitu 2,978%
( Andarwati, Dwi 2020).
Tingginya angka kematian penderita kanker serviks di Indonesia te
rutama disebabkan karena keterlambatan untuk melakukan deteksi dini, Se
bagian besar penderita datang untuk berobat Ketika keadaan kesehatannya
telah kritis atau sudah pada stadium lanjut. Kasus kanker serviks yang dite
muka pada stadium awal hanya sekitar 5% (Nadji,2016). Keterlambatan di
agnosis, keterbatasan sumberdaya, keterbatasan sarana dan prasarana, jenis
histopatologi dan derajat Pendidikan ikut serta dalam menentukan prognos
is dari penderita (Dinarum dan Fitriana, 2016).
Dan menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), salah satu
penyebab tingginya kasus kanker di Indonesia adalah kondisi lingkungan
yang terus menghasilkan bahan karsinogen, seperti rokok, daging olahan
dan sebagainya. Penyebab lain juga mempengaruhi seperti kebiasaan
begadangm kurang olahragam dan makan terlalu banyak.
Insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan dengan melakuka
n upaya pencegahan primer seperti meningkatkan kegiatan penyuluhan ke
pada masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat, menghindari resiko
terkena kanker, melakukan imunisasi dengan vaksin HPV dan diikuti deng
an deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan IVA (Inpeksi Visual A
sam Asetat). Dimana metode ini sangat cocok diaplikasi di Negara-Negara
berkembang karena selain murah, mudah,efektif, sensitivitas dan spesifitas
nya baik, dapat dilakukan langsung oleh bidan atau petugas puskesmas ser
ta hasilnya bisa langsung diketahui. Jadi kanker serviks dapat dikenali pad
a tahap pra kanker, yaitu dengan cara melakukan screening/pemeriksaan m
inimal 6 bulan sekali bagi Wanita yang telah aktif melakukan hubungan se
ksual atau Wanita yang memiliki resiko terkena kanker serviks tanpa menu
nggu keluhan (Astrid, 2015).
Strategi yang ditempuh untuk mengevaluasi keberhasilan program
deteksi tersebut adalah menilai capaian target cakupan. Cakupan deteksi di
ni dengan IVA minimal 85% selama lima tahun, dapat menurunkan inside
n kanker leher Rahim secara signifikan hingga 83,6%. Saat ini cakupa scre

2
ening deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Indonesia sampai
2017 terbilang rendah (2,97%). Target program minimal yang diharapkan t
ercapai dalam lima tahun terhitung 2015-2019 adalah minimal 50%. Tingg
inya temuan lesi pra kanker serviks bahkan kanker serviks itu sendiri di set
iap provinsi, akan berbanding lurus dengan tingginya cakupa deteksi dini y
ang dilakukan.
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) merupakan sebuah metode unt
uk mengidentifikasi lesi pra-kanker yaitu dengan mengusapkan atau meng
oleskan pada bagian leher Rahim asam asetat 3-5% dan larutan iodium lug
ol dengan bantuan lidi wotten. Cara ini dilakukan untuk melihat perubahan
warna yang terjadi pasca dilakukan olesan. Perubahan warna bisa langsung
diamati setelah 1-2 menit pasca pengolesan dan bisa dilihat dengan mata te
lanjang (Savitri, 2015).
Program deteksi dini kanker servik dengan metode IVA sudah
terlaksana tetapi belum maksimal, Tingkat pengetahuan tentang kanker
servik yang rendah, rasa malu, takut dan khawatir dari Wanita usia subur
sebagai sasaran IVA merupakan kendala yang masih di jumpai. Lebih dari
3.700 Puskesmas di seluruh Indonesia telah dilatih dalam pelayanan
deteksi dini penyakit kanker payudara dan leher Rahim. Sedangkan untuk
pengobatan segera dilakukan di rumah sakit kabupaten/kota secara
berjenjang untuk rujukan kasus kanker.
Pendidikan Kesehatan adalah aplikasi atau penerapan Pendidikan d
alam bidan Kesehatan. Secara operasional Pendidikan Kesehatan adalah se
mua kegiatan untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan, sikap, d
an praktek baik individu, kelompok atau masyarakat dalam memelihara da
n meningkatkan Kesehatan sendiri (Notoatmodjo, 2012).
Tujuan dari Pendidikan Kesehatan adalah untuk mengubah perilak
u masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat.
Pendidikan Kesehatan tentang pencegahan kanker serviks bertujua
n untuk memberikan informasi kepada Wanita tenga pengertian. Pengertia
n kanker serviks, tanda dan gejala kanker serviks, cara-cara pencegahan ka
nker serviks, dan lain-lain.

3
Pengetahuan dapat memberikan informasi atau fakta yang benar m
engenai perilaku seseorang. Semakin tinggi pengetahuan seseorang memg
enai pemeriksaan IVA maka akan semakin termotivasi seseorang tersebut
untuk melakukan pemeriksaan IVA. Semakin luasnya pengetahuan dan wa
wasan berpikir seseorang Wanita mengenai IVA, maka diharapkan dapat b
erpikir lebih baik dan lebih banyak kemungkinan yang dapat dijadikan pert
imbangan untuk memotivasinya melakukan pemeriksaan IVA
Motivasi merupakan kekuatan,dorongan,kebutuhan,tekanan,dan m
ekanisme psikologi yang dimaksudkan merupakan akumulasi faktor-faktor
internal dan eksternal. Faktor internal bersumber dari dalam diri individu it
u sendiri, seperti kepribadian, intelegensi, kebiasaan, kesadaran, minat bak
at, spirit, antusiasme, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal bersumb
er dari luar individu, seperti lingkungan fisik, sosial tekanan dan rugalsi ke
organisasian (Lestari, 2015).
Keberhasilan pemeriksaan IVA ini dapat dipengaruhi oleh motivasi
Wanita usia subur dalam melakukan pemeriksaan IVA. Motivasi merupak
an bagian penting dalam upaya penanggulangan penyakit kanker serviks.
Berdasarkan penelitian dibeberapa negara masih menunjukkan kurangnya
motivasi Wanita untuk mengikuti program skrinning. Rendahnya motivasi
Wanita usia subur dalam melakukan pendeteksian kanker serviks secara di
ni disebabkan kurangnya informasi oleh pusat pelayanan dan masyarakat y
ang kurang terpapar informasi tentang deteksi dini kanker serviks sehingga
kemauan untuk peduli akan Kesehatan kurang dan keterjangkauan sarana y
ang sangat jaun (Rachmadaniar, 2013).
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas maka penulis terta
rik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Pengetahuan Deteksi Dini Kanker Serviks Terhadap Motivasi dal
am Melakukan Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tigara
ksa ”
1.2. Rumusan Masalah

4
Apakah ada pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Pengetahuan
deteksi dini kanker serviks terhadap motivasi dalam melakukan pemeriksa
an IVA di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tigaraksa .
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui adaka
h pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Pengetahuan deteksi dini
kanker serviks terhadap motivasi dalam melakukan pemeriksaan IV
A di Wilayah Kelurahan Tigaraksa.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Pendidikan Kesehatan
tentang Pengetahuan deteksi dini kanker serviks terhadap motiva
si dalam melakukan pemeriksaan IVA.
2. Untuk mengetahui motivasi WUS terhadap pemeriksaan IVA un
tuk mencegah kanker serviks.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan atau informasi khususnya kepada
pengambil kebijakan terutama dalam meningkatkan promosi Keseh
atan atau Pendidikan Kesehatan tentang pemeriksaan IVA untuk D
eteksi Dini Kanker Serviks.
1.4.2.Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat membuat masyarakat lebih t
ermotivasi untuk mengetahui dan melakukan deteksi dini kanker se
rviks dengan pemeriksaan IVA, serta menambah ilmu pengetahuan
masyarakat mengenai kanker serviks dan cara mencegah terjadinya
kanker serviks yaitu dengan cara melakukan pemeriksaan IVA di P
uskesmas Tigaraksa.
1.4.3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti terutama ten
tang pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asama Asetat) untuk detek

5
si dini kanker serviks, serta mengaplikasikannya setelah bekerja se
bagai seorang bidan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kanker Serviks
2.1.1. Pengertian Kanker Serviks

6
Kanker leher Rahim adalah jenis tumor ganas yang mengenai lapis
an permukaan (epitel) dari leher Rahim atau mulut Rahim. Kanker ini
dapat terjadi karena sel-sel permukaan tersebut mengalami penggandaa
n dan berubah sifat tidak seperti sel yang normal (Savitri,2015).
Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu kank
er yang paling sering menyerang Wanita dan menjadi ancaman berbah
aya bagi para Wanita diseluruh dunia. Angka kejadian dan tingkat kem
atian perempuan akibat kanker serviks cukup tinggi dan diperkirakan a
kan terus meningkat. Kanker ini terjadi pada Wanita usia reproduktif a
ntara 20-36 tahun (Savitri,2015).
Penyakit kanker serviks (cervical cancer) merupakan kanker yang t
erjadi pada uterus, suatu daerah pada organ reproduksi Wanita yang m
erupakan pintu masuk kea rah rahim yang terletak antara rahim (uteru
s) dengan liang senggama (vagina) (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
Kanker leher rahim atau yang disebut juga sebagai kanker serviks
merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh HPV atau Human Pa
pilloma Virus onkogenik, mempunyai presentase yang cukup tinggi dal
am menyebabkan kanker serviks, yaitu sekitar 99,7% ( Tilong,2012).
2.1.2. Etiologi
Penyebab utama kanker serviks adalag Human Papilloma Virus (H
PV). Lebih dari 90% kanker rahim adalah jenis skuamosa yang menga
ndung DNA virus Human Papilloma Virus (HPV) dan 50% kanker ser
viks berhubungan dengan Human Papilloma Virus tipe 16. Virus HPV
dapat menyebar melalui hubungan seksual terutama pada hubungan se
ksual yang tidak aman. Virus HPV menyerang selaput pada mulut dan
kerongkongan serta anus dan akan menyebabkan terbentuknya sel-sel
pra-kanker dalam jangka waktu yang Panjang (Ridayani,2016).
Virus HPV menempel pada reseptor permukaan sel dengan peranta
ra virus attachment yang tersebar pada permukaan virus. HPV yang me
nempel pada reseptor permukaan sel akan melakukan penetrasim adan
ya luka mempermudah memasuki sel. Virus masuk dan mengeluarkan
genom setelah itu kapsid dihancurkan. Setelah virus masuk ke dalam i

7
nti sel, virus melakukan transkripsi dengan DNA-nya berubah menjadi
MRNA (Yanti,2013).
2.1.3. Manifestasi Klinis
Pada tahap awal dan pra kanker biasanya tidak akan mengalami gejala.
Gejala akan muncul setelah kanker menjadi kanker invasive. Secara u
mum gejala kanker serviks yang sering timbul (Malehere,2019) :
1. Perdarahan pervagina abnormal
Perdarahan dapat terjadi setelah berhubungan seks, perdara
han setelah menopause, perdarahan dan bercak diantara menstruasi,
dan periode menstruasi yang lebih lama atau lebih banyak dari bia
sanya serta perdarahan setelah douching atau setelah pemeriksaan
panggul.
2. Keputihan
Cairan yang keluar mungkin mengandung darah, berbau bu
suk dan mungkin terjadi antara periode menstruasi atau setelah me
nopause.
3. Nyeri panggul
Nyeri panggul saat berhubungan seks atau saat pemeriksaan
panggul.
4. Trias
Berupa back pain, oedema tungkai dan gagal ginjal merupa
kan tanda kanker serviks tahap lanjut dengan keterlibatan dinding p
anggul yang luas.
2.1.4. Faktor risiko
Predisposisi adalah kondisi yang memicu munculnya kanker. Fakto
r-faktor yang bisa memicu terjadinya kanker serviks antara lain :
2.1.4.1. Perilaku seksual
Risiko terkena kanker serviks akan meningkat apabi
la seorang perempuan memiliki mitra seksual multiple atau
sama saja Ketika pasangannya memiliki mitra seksual multi
ple. Selain itu akan sangat berisiko apabila pasangan mengi
dap kondiloma akuminata (Kurniawati, 2018).

8
2.1.4.2. Aktivitas seksual dini
Umur pertama kali hubungan seksual merupakan sal
ah satu yang cukup penting. Perempuan yang melakukan hu
bungan seksual sebelum usia 16 tahun mempunyai risiko le
bih tinggi karena pada usia itu epitel atau lapisan dinding va
gina dan serviks belum terbentuk sempurna jika melakukan
hubungan seksual pada usia tersebut maka akan sangat mud
ah terjadi lesi atau luka mikro yang akan menyebabkan terja
di infeksi salah satunya oleh virus HPV yang merupakan pe
nyebab kanker serviks (Meihartati, 2017).
2.1.4.3. Smegma
Smegma adalah substansi berlemak. Smegma biasan
ya terdapat pada lekukan kepala kemaluan laki-laki yang tid
ak sunat. Sebenarnya smegma adalah secret alami yang diha
silkan kelenjar sabeceous pada kulit penis. Namun ternyata
hal ini berkaitan dengan meningkatknya resiko seorang laki-
laki sebagai pembawa dan penular virus HPV (Kurniawati,
2018).
2.1.4.4. Perempuan yang merokok
Rokok terbuat dari tembakau dan seperti yang kita k
etahui bahwa didalam tembakau terdapat zat-zat yang bersif
at sebagai pemicu kanker baik yang dihisap maupun dikuny
ah. Asap rokok menghasilkan Polycylic aromatic hydrocarb
ons heterocyclic amine yang mutagen dan sangat karsinoge
n, sedangkan jika dikunyah menghasilkan nitrosamine. Bah
an karsinogenik spesifik dari tembakau dijumpai dalam lend
ir serviks Wanita perokok. Bahan ini dapat merusak DNA s
el epitel skuamosa dan bersama dengan infeksi HPV mencet
uskan transformasi maligna (Meihartati, 2017).
2.1.4.5. Paritas
Perempuan dengan paritas yang tinggi memiliki resi
ko terkena kanker serviks lebih tinggi. Hal ini terjadi karena

9
ibu dengan paritas tinggi akan mengalami lebih banyak resi
ko morbiditas dan mortalitas. Hal ini dipengaruhi oleh menu
runnya fungsi organ-organ reproduksi yang memudahkan ti
mbulnya komplikasi (Handayani dan Mayrita, 2018).
2.1.4.6. Tingkat sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi yang rendah berkaitan denga
n asupan gizi serta status imunitas (Kurniawati, 2018).
2.1.4.7. Riwayat terpapar infeksi menular seksual (IMS)
Human Papilloma Virus (HPV) bisa ikut tertularkan
bersamaan dengan penyebab kelamin lainnya saat terjadi hu
bungan kelamin (Kurniawati, 2018).
2.1.4.8. Penggunaan kontrasepsi hormonal ‘
Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu ya
ng Panjang (5 tahun atau lebih) akan meningkatkan risiko te
rjadinya kanker serviks pada perempuan yang terinfeksi HP
V, jika penggunaan obat oral kontrasepsi dihentikan maka ri
siko akan turun pula (Yanti,2013).
2.1.5. Gejala dan Tanda Kanker Serviks
Pada tahap awal biasanya kanker serviks tidak menunjukka
n tanda dan gejala. Hal inilah yang menyebabkan mengapa pemerik
saan menjadi penting. Tanda dan gejala kanker serviks tahap lanjut
antara lain :
1. Perdarahan pada vagina Ketika berhubungan seksual, saat tidak
dalam periode datang bulan atau setelah menopause.
2. Basah atau keluar darah pada vagina yang kental dan berbau.
3. Sakit pada pinggul atau nyeri Ketika berhubungan.
2.1.6. Tahapan Kanker Serviks
1. Stadium 0
Karsinoma In Situ (KIS) atau carcinoma intraepithelial, bagia
n membrane basalis masih utus.
2. Stadium 1

10
Proses masih terbatas pada serviks uteri walaupun ada perluasa
n ke corpus uteri. Terbagai menjadi 4 stadium yaitu :
IA 1, IA 2, IB 1, IB 2.
3. Stadium 2
Sel kanker telah melalui serviks dan menginvasi bagian atas va
gina. Namun sel kanker belum menyebar ke dinding pelvic (se
perti bagian bawah vagina). Terbagi menjadi 2 stadium yaitu :
IIA dan IIB.
4. Stadium 3
Sel kanker telah menyerang bagian pelvic atau bagian bawah v
agina. Selain itu kanker serviks telah menyebar kesimpul-simp
ul getah bening yang berdekatan. Terbagi menjadi 2 stadium y
aitu : IIIA dan IIIB.
5. Stadium 4
Sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain. Terbagi menja
di 2 stadium yaitu : IV A dan IV B.
2.1.7. Pencegahan
Kanker serviks 100% dapat dicegah dengan vaksinasi HPV,
menggunakan kondom, menghindari konsumsi tembakau, serta det
eksi dini dan pengobatan lesi pra kanker (Malahere, 2019). Upaya p
encegahan kanker serviks dibagi atas pencegahan primer, sekunder
dan tersier yang meliputi :
2.1.7.1. Pencegahan pimer
Pencegahan primer yang dilakukan melalui vaksinas
i Human Papilloma Virus (HPV) untuk mencegah infeksi H
PV dan pengendalian faktor resiko. Pengendalian faktor resi
ko dengan menghindari rokok, tidak melakukan hubungan s
eks dengan berganti-berganti pasangan, tidak menggunakan
kontrasepsi oral jangka Panjang >5 tahun, serta menjalani di
et sehat (Malahere, 2019).
2.1.7.2. Pencegahan sekunder

11
Pencegahan sekunder melalui deteksi dini prekusor
kanker serviks dengan tujuan memperlambat atau menghent
ikan kanker pada stadium awal (Kemenkes, 2016). Pencega
han sekunder dapat dilakukan dengan tes DNA HPV, Inpeks
i Visual Asam Asetat (IVA), tes pap smear, pemeriksaan sit
ology, colposcopy dan biopsy. Pemeriksaan IVA direkomen
dasikan untuk daerah dengan sumber daya rendah dan diiku
ti dengan cryotherapy untuk hasil IVA positif (Maleher, 201
9).
2.1.7.3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dilakukan melalui perawatan pal
iatif dan rehabilitative di unti pelayanan Kesehatan yang me
nangani kanker serta pembentukan kelompok survival kank
er di masyarakat (Kemenkes, 2016).
2.2. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
2.2.1. Definisi Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
adalah sebuah tes visual yang dilakukan menggunakan larut
an asam cuka (asam asetat 3-5%) dan larutan iodoium lugol pada se
rviks dan melihat perubahan warna putih yang terjadi setelah olesa
n (Septianingrum, 2017). Menurut Primawasti (2015) Inspeksi Visu
al Asam Asetat adalag screening kanker serviks dengan melihat sec
ara langsung perubahan pada serviks yang dipulas dengan asam ase
tat 3-5%.
Pengolesan asam asetat 3-5% pada serviks pada epitel abno
rmal akan memberikan gambaran bercak putih yang disebut acetow
hite. Gambaran ini muncul oleh karena tingginya tingkat kepadatan
inti dan konsentrasi protein. Wanita dengan lesi acetowhite yang jel
as dan berbeda disebut sebagai IVA positif (memiliki tanda-tanda l
esi pra-kanker serviks) dan mereka yang tidak memiliki lesi acetow
hite sebagai IVA negative (Katanga dkk, 2019).

12
Berdasarkan pemaparan tersebut IVA adalah sebuah metod
e deteksi dini (Screening) kanker serviks dengan menggunakan lart
an asam asetat 3-5%.
2.2.2. Tujuan dan manfaat pemeriksaan IVA
a. Mendeteksi lesi (kerusakan jaringan tubuh) sejak dini
b. Jika terdapat kanker rahim dapat ditemukan dan diobati pada s
tadium dini
c. Kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim dapat dihind
ari (Crystianty, 2018).
2.2.3. Kelebihan Metode Skrining IVA Test
Beberapa kelebihan dari metode IVA yaitu :
1. Mudah, praktis dan sangat mampu laksana
2. Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah
3. Sensitivitas dan spesifikasitas cukup tinggi
4. Dapat dilakukan oleh bidan di setiap tempat pemeriksaan
Kesehatan ibu atau dilakukan oleh semua tenaga medis
terlatih
5. Alat-alat yang dibutuhkan dan Teknik pemeriksan sangat
sederhana (Marliana, Yunita 2014).

Gambar penampakan hasil pemeriksaan IVA

13
2.4.1 Jadwal pemeriksaan IVA
WHO merekomendasikan pemeriksaan dilakukan setiap (Sep
tianingrim, 2017) :
1. Bila skrining hanyak dilakukan 1 kali seumur hi
dup maka sebaiknya dilakukan pada perempuan
usia 35-45 tahun.
2. Usia perempuan sia 25-45 tahun, bila sumber da
ya memungkinkan, skrining hendaknya dilakuka
n tiap 3 tahun sekali.
3. Untuk usia diatas 50 tahun, cukup dilakukan 5 ta
hun sekali. Bila 2 kali berturut-turut hasil skrinin
g sebelumnya negative, perempuan usia diatas 6
5 tahun, tidak perlu menjalani skrining.
2.4.2 Sasaran IVA
Deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara dilaku
kan kelompok sasaran perempuan 20 tahun ke atas, namun prioritas
program deteksi dini di Indonesia pada perempuan usia 30-50 tahu
n dengan target 50% perempuan sampai tahun 2019.

14
WHO mengindikasikan skrining deteki dini kanker leher rahim dila
kukan pada kelompok berikut :
a) Setiap perempuan yang berusia antara 25-35 tahun, yang belum
pernah menjalani tes sebelumnya atau lebih.
b) Perempuan yang ditemuka lesi abnormal pada pemeriksaan tes
sebelumnya.
c) Perempuan yang mengalami perdarahan abnormal pervaginam,
perdarahan pasca senggama atau perdarahan pasca menopause
atau mengalami tanda dan gejala abnormal lainnya.
d) Perempuan yang ditemukan ketidak normalan pada rahimnya.
2.4.3 Prosedur pemeriksaan IVA
Dalam melaksanakan deteksi dini kanker serviks dengan meto
de IVA diperlukan peralatan sebagai berikut :
2.2.3.1. Alat dan Bahan
1.) Ruangan harus tertutup karena pasien diperiksa dengan p
osisi litotomi
2.) Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien
berada pada posisi litotomi
3.) Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
4.) Speculum vagina
5.) Asam asetat (3-5%)
6.) Suab-lidi berkapas
7.) APD
8.) Larutan Klorin 0,5%
9.) Tempat sampah
2.2.3.2. Prosedur pemeriksaan
1.) Atur pencahayaan
2.) Gunakan lidi kapas untuk membersihkan darah, mucus,
dan kotoran lain pada serviks.
3.) Indentifikasi daerah sambungan skoumosa-kolumna
r (zona transformasi) dan area disekitarnya.

15
4.) Oleskan laruatan asam cuka atau lugol, tunggu 1-2
menit untuk terjadinya perubahan warna. Amati setiap
perubahan warna serviks, perhatikan dengan cermat dae
rah disekitar zona transformasi.
5.) Lihat dengan cermat Scuama Collumnar Junction (S
CJ) dan yakinkan arena ini dapat semuanya terlihat. Cat
at apabila serviks mudah berdarah. Lihat adanya plak p
utih dan tebal epitel acetowhite bila menggunakan larut
an asam asetat atau warna kekuningan bila menggunaka
n larutan lugol. Bersihkan segala darah dan debris pada
saat pemeriksaan.
6.) Bersihkan sisa larutan asam asetat dengan lidi kapas
atau kassa bersih, lepaskan speculum dengan hati-hati.
7.) Catat hasil temuan dan gambar denah temuan.
8.) Bersihkan peralatan dengan larutan klorin.
2.4.4 Syarat Melakukan Pemeriksaan IVA
a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
b. Tidak sedang datang bulan/haid.
c. Tidak sedang hamil
d. Tidak melakukan hubungan seksual 24 jam sebelumnya.
2.4.5 Kategori Pemeriksaan IVA
2.4.5.1. IVA negative
Tidak ada tanda atau gejala kanker serviks atau serv
iks normal berbentuk licin, merah muda, bentuk porsio nor
mal.
2.4.5.2. IVA radang
Serviks dengan radang (servisitis0, atau kelainan jin
ak lainnya seperti polip serviks.
2.4.5.3. IVA positif
Ditemukan bercak putih (aceto white epithelium).
2.4.5.4. IVA kanker serviks

16
Pertumbuhan seperti bunga kol, dan pertumbuhan m
udah berdarah. Ini masih memberikan harapan hidup bag
i penderitanyaa jika masih stadium invasive dini (Stadiu
m IB-IIA). (Sukaca, 2015).
2.3. Pendidikan Kesehatan
2.3.1. Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2010) dalam Rosymida, Ida, dkk (2
018) Pendidikan Kesehatan adalah upaya persuasi atau pembelajar
an kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-ti
ndakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf kesehatannya. J
adi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kesehatan adalah suatu b
entuk kegiatan dengan menyampaikan materi tentang Kesehatan ya
ng bertujuan mengubah perilaku sasaran.
2.3.2. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuannya adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pem
ahaman pentingnya Kesehatan untuk tercapainya perilaku Kesehata
n sehingga dapat meningkatkan derajat Kesehatan fisik, mental dan
sosial, sehingga produktif secara ekonomi dan sosial (Joesafira, 201
2).
2.4. Motivasi
2.4.1 Pengertian Motivasi
Menurut Notoadmojo (2010) dalam Christianty (2018) moti
vasi merupakan suatu tindakan yang timbul dari adanya dorongan a
tau penggerak, sebagai suatu usaha perangsang dari dalam, suatu ge
rak hati yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. Motivasi
merupakan suatu tenaga penggerak dan kadang-kadang dilakukan d
engan tidak mempertimbangkan hal-hal yang dianggap kurang ber
manfaat dalam mencapai tujuan. Motivasi akan menyebabkan man
usia lebih cepat dan bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiata
n. Suatu motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari a
kan pentingnya suatu perilaku dan dirasakan sebagai suatu kebutuh
an.

17
2.4.2. Tujuan motivasi
Secara umum motivasi bertujuan untuk menggerakan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untu
k melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan t
ertentu (Lestari, 2015).
Adapun tujuan-tujuan motivasi sebagai berikut :
1. Meningkatkan moral dan kepuasaan
2. Meningkatkan produktivitas
3. Meningkatkan kedisiplinan
4. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
5. Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas
nya
2.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Ada dua factor yang mempengaruhi motivasi yaitu factor
internal dan eksternal
2.4.3.1. Faktor Internal
a) Faktor fisik
Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan kondisi fisik missal status Kesehatan
pasien. Fisik yang kurang sehat dan cacat yang
tidak dapat disembuhkan berbahaya bagi
penyesuaian pribadi dan social. Pasien yang
mempunyai hambatan fisik karena Kesehatannya
buruk sebagai akibat mereka selalu frustasi
terhadap kesehatannya.
b) Faktor proses mental
Motivasi merupakan suatu proses yang tidak
terjadi begitu saja, tapia da kebutuhan yang
mendasari munculnmya motivasi tersebut. Pasien
dengan fungsi mental yang normal akan
menyebabkan bias yang positif terhadap diri.
Seperti halnya adanya kemampuan untuk

18
mengontrol kejadian-kejadian dalam hidup yang
harus dihadapi, keadaan pemikiran dan
pandangan hidup yang positif dari diri pasien
dalam reaksi terhadap perawatan akan
meningkatkan penerimaaan diri serta keyakinan
diri sehingga mampu mengatasi kecemasan dan
selalu berfikir optimis untuk kesembuhannya.
c) Keinginan dalam diri sendiri
Misalnya keinginan untuk lepas dari keadaan
sakit yang mengganggu aktivitasnya sehari-hari,
masih ingin menikmati prestasi yang masih
dipuncak karir, merasa belum sepenuhnya
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki.
d) usia
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan ke
kuatan seseorang akan lebih matang berpikir logis
dan bekerja sehingga motivasi seseorang kuat dal
am melakukan sesuatu hal (Lestari, 2015).
2.4.3.2. Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor motivasi yang
berasal dari luar diri seseorang yang merupakan
pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Faktor
eksternal ini meliputi :
a) Faktor lingkungan
Lingkungan adalah suatu yang berada disekitar
pasien baik fisik, psikologi, mauoun social.
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap
motivasi pasien.
b) Dukungan social
Dukungan social dalam bentuk dukungan
emosional dari anggota keluarga yang lain,
teman, waktu dan uang merupakan faktor-faktor

19
penting dalam kepatuhan terhadap program
medis.
c) Fasilitas (saran dan prasarana)
Ketersedian fasilitas yang menunjang
kesembuhan pasien tersedia, mudah terjangkau
menjadi motivasi pasien.
d) Media
Media merupakan sarana untuk menyampaikan
pesan atau info Kesehatan. Dengan adanya media
pasien akan menjadi lebih tahu dan akan menjadi
motivasi.
2.4.4. Pengukuran Motivasi
Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus
diukur. Pada umumnya, yang banyak di ukur adalah motivasi sosial
dan motivasi biologis. Ada beberapa cara untuk mengukur motivasi
dengan tes proyektif , kuesioner, dan perilaku (Notoadmodjo, 201
0).
2.4.4.1.Tes pryoketif
Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari ap
a yang ada dalam diri kita. Dengan demikian untuk mema
hami apa yang dipikirkan orang, maka kita beri stimulus y
ang harus di interpretasikan. Salah satunya tehnik proyekti
f yang banyak dikenal adalah Thematic Apperception Test
(TAT). Dalam test tersebut klien diberikan gambar dan kli
en diminta untuk membuat cerita dari gambar tersebut. Da
lam teori Mc Leland dikatakan, bahwa manusia memiliki t
iga kebutuhan yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n-ach), k
ebutuhan untuk power (n-power), kebutuhan untuk berafili
asi (n-aff). Dari isi cerita tersebut kita dapat menelaah moti
vasi yang mendasari drii klien berdasarkan konsep kebutu
han diatas. (Notoatmodjo, 2010)
2.4.4.2.Kuesioner

20
Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui ku
esioner adalah dengan meminta klien untuk mengisi kuesi
oner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat meman
cing motivasi klien. Sebagai contoh adalah EPPS (Edwar
d’s Personal Prefence Schedule). Kuesioner tersebut terdir
i dari 210 nomer dimana pada masing-masing nomer terdir
i dari dua pertanyaan. Klien diminta memilih salah satu da
ri dua pertanyaan tersebut yang lebih mencerminkan dirin
ya. Dari pengisian kuesioner tersebut kita dapat melihat da
ri ke-15 jenis kebutuhan yang dalam tes tersebut. (Notoat
modjo, 2010).
2.4.4.3.Observasi Perilaku
Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan
membuat situasi sehingga klien dapat memunculkan perila
ku yang mencerminkan motivasinya. Misalnya, untuk men
gukur keinginan untuk berprestasi, klien dimana untuk me
mproduksi origami dalam batas waktu tertentu. (Notoatmo
djo,2010).
Pengukuran motivasi menggunakan kuesioner deng
an skala Likert yang berisi pernyataan-pernyataan terpilih
dan telah diuji validitas dan reabilitas.
1.) Pertanyaan positif (Favorable)
a. Sangat setuju (SS) jika responden sangat setuju deng
an penyataan kuesioner yang diberikan melalui jawa
ban kuesioner diskor 4.
b. Setuju (S) jika responden setuju dengan pernyataan
kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner
diskor 4.
c. Tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan
pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaba
n kuesioner diskor 2.

21
d. Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tida
k setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberika
n melalui jawaban kuesioner diskor
2.) Pernyataan negative (Unfavorable)
a. Sangat setuju (SS) jika responden sangat setuju denga
n pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaba
n kuesioner diskor 1.
b. Setuju (S) jika responden setuju dengan pernyataan ku
esioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner dis
kor 2.
c. Tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan
pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban
kuesioner diskor 3.
d. Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak
setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan m
elalui jawaban kuesioner diskor 4.
Kriteria Motivasi dikategorikan menjadi :
1. Motivasi Kuat : 67 – 100%
2. Motivasi Sedang : 34 – 66%
3. Motivasi Lemah : 0 – 33 %
2.5. Pengetahuan
2.5.1. Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan merupakan hasil
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2014), pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui
berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini
dipengaruhi beberapa factor dari dalam, seperti motivasi dan
factor luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan
social budaya.
2.5.2. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

22
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Yaitu :
2.5.2.1. Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan sikap
dan perilaku seseorang atau kelompok dan
merupakan usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Budiman
& Riyanto, 2013). Semakin tinggi Pendidikan
seseorang maka semakin cepat menerima dan
memahami suatu informasi sehingga pengetahuan
yang dimiliki juga semakin tinggi (Sriningsih,
20110. Semakin banyak informasi yang masuk
maka semakin banyak pula pengetahuan yang
didapat mengenai Kesehatan (Agus, 2013).
b) Pekerjaan
Seseorang yang bekerja di sector formal
memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai
informasi, termasuk Kesehatan (Agus, 2013).
c) Umur
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola
piker seseorang. Semakin bertambahnya usia
maka akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan
yang diperoleh juga akan semakin membaik dan
bertambah.
2.5.2.2. Faktor Eksternal
a) Informasi
Informasi adalah suatu Teknik untuk
mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan
menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.

23
Informasi diperoleh dari Pendidikan formal
maupun non for mal dapat memberikan
pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan
perubahan dan peningkatan pengetahuan.
b) Sosial, Budaya dan Ekonomi
Tradisi atau budaya seseorang yang akan
dilakukan tanpa penalaran apakah yang akan
dilakukan baik atau buruk akan menambah
pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
Status ekonomi juga akan menentukan
tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk
kegiatan tertentu sehingga status ekonomi akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Seseorang
yang mempunyai social budaya yang baik maka
pengetahuannya akan baik tapi jika social
budayanya kurang baik maka pengetahuanya akan
kurang baik.
c) Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi proses
masuknya pengetahuan kedalam individu karena
adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang
akan direspon sebagai pengetahuan oleh individu.
Lingkungan yang baik akan pengetahuan yang
didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang
baik maka pengetahuan yang didapay juga akan
kurang baik.
2.5.3. Cara Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo,
2014).

24
Menurut Nurhasim (2013) pengukurang pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang ingin diketahui atau
diukur dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan responden
yang meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Adapaun pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk
pengukuran pengetahiam secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu subjektif, misalnya jenis pertanyaan essay
dan pertanyaan objektif, misalnya pilihan ganda, (multiple choice),
betul-salah dan pertanyaan menjodohkan. Cara mengukur
pengetahuan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan,
kemudian dilakukan penilaian 1 untuk jawaban benar dan nilai 0
untuk jawaban salah. Penilaian dilakukan dengan cara
membandingkan jumlah skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian
dikalikan 100% dan hasilnya presentase kemudian digolongkan
menjadi 3 kategori yaitu :
 Kategori baik (76-100%)
 Kategori sedang atau cukup (56-75%)
 Kategoru kurang (<55%) ( Arikunto, 2013).

2.6. Kerangka Teori


Kerangka teoritis adalah dukungan dasar teoritis sebagai dasar
pemikiran dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi peneliti.
Kerangka teoritis adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan
variable pokok, subvariabel atau pokok masalah yang ada dalam
penelitian (Sugiyono, 2012).

Kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan bagan berikut


ini :

Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan


1. Internal
- Pendidikan
Pengetahuan tentang Deteksi
- Pekerjaan
Dini Kanker Serviks
- Umur
2. Faktoe Eskternal 25
- Informasi
- Social budaya
- Lingkungan
Motivasi Dalam Melakukan
Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Pemeriksaan IVA Test
1. Faktor Internal
- Fisik
- Proses mental
- Keinginan dalam diri
- Usia
2. Faktor Eksternal
- Lingkungan
- Dukungan social
- Fasilitas ( Sarana & Prasarana )
- Media

BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka Konsep Penelitian merupakan abstraksi dari suat
u realitas sehingga dapat dikomunikasikan dan membentuk teori yang

26
menjelaskan keterkaitan antara variable yang diteliti (Nursalam, 201
7).
Menurut ( Notoatmodjo, 2018) kerangka konsep penelitian adalah
suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu t
erhadap konsep yang lainnya, atau variable yang satu dengan variable
yang lain dari masalah yang ingin di teliti.

Pendidikan Kesehatan

Pengetahuan Tentang detek Motivasi dalam melakukan pe


si dini kanker serviks meriksaan IVA Test

27
3.2. Definisi Operasional

Variable Definisi Operasion Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
al
Pengetahuan Sebuah pemahama Kuesioner Dengan menggunakan K Baik, jika skor Ordinal
n yang dimiliki res uesioner diberi Nilai 1 un > 76%-100%
ponden tentang tuk jawaban benar dan di Cukup, jika sk
deteksi kanker serv beri nilai 0 untuk jawaba or 56%-75% k
iks sebelum dan ses n yang salah urang,
udah diberikan Pen Jika skor < 56
didikan Kesehatan %
oleh peneliti
Motivasi Suatu dorongan ata Kuesioner Dengan menggunakan ku Motivasi kuat : Ordinal
u dukungan yang di esioner dengan skala Lik 67 – 100%
berikan kepada res ert yang berisi pernyataa Motivasi sedan
ponden mengetahui n-pernyataan terpilih dan g : 34 – 66 %
tentang deteksi dini telah diuji validitas dan r Motivasi lema
kanker serviks den eabilitas h : 0 – 33 %
gan pemeriksaan I 1. Pernyataan positif
VA. (Favorable)
a. Sangat setuju
(SS) diberi sk
or 4
b. Setuju (S) dib
eri skor 3
c. Tidak setuju
(TS) diberi sk
or 2
d. Sangat tidak s
etuju (STS) di
beri skor 1
2. Pernyataan Negat

28
if (Unfavorable)
a. Sangat setuju
(SS) diberi sk
or 1
b. Setuju (S) dbe
ri skor 2
c. Tidak setuju
(TS) diberi sk
or 3
d. Sangat tidak s
etuju (STS) di
beri skor 4

3.3. Hipotesis Penelitian


Hipotesis merupakan pernyataan singkat sebagai jawaban atas
pertanyaan yang di dapatkan di dalam rumusan masalah.
Ada pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang deteksi dini kanker
serviks terhadap motivasi WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA
di Wilayah Puskesmas Tigaraksa.

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

29
Jenis penelitian yang dilakukan digunakan pada penelitian i
ni adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasi expe
rimental design. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini aa
lah dengan menggunakan Teknik one group pre test and post test d
esign.
Pada penelitian ini peneliti melakukan intervensi yaitu Pend
idikan Kesehatan kepada WUS. Sebelum diberikan intervensi dilak
ukan pengukuran pengetahuan dan motivasi WUS dengan menggu
nakan kuesioner (pretest), kemudian dilakukan intervensi berupaa
Pendidikan Kesehatan deteksi dini kanker serviks dan setelah itu di
nilai pengaruhnya pada tahap pengujian yang kedua (posttest).
O1 …………………………X………………………O2

Pretest Intervensi Posttest

Keterangan :
O1 ; mengukur tingkat pengetahuan dan motivasi responden denga
n mengisi kuesioner
X : memberikan intervensi berupa Pendidikan Kesehatan
O2: mengukur tingkat pengetahuan dan motivasi responden setelah
diberikan intervensi dengan mengisi Kembali kuesioner
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat seperti
posyandu di bagian kelurahan Tigaraksa
4.2.2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan

4.3. Populasi dan Sampel


4.3.1. Populasi

30
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri ata
s obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristi
k tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian
ini adalah Wanita usia subur usia 20-45 tahun yang sudah m
enikah atau yang sudah pernah menikah di Wilayah
Kelurahan Puskesmas Tigaraksa. Jumlah populasi WUS yan
g telah menikah atau pernah menikah 1.509.
4.3.2. Sampel
Menurut Sugiyano (2015) sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang diambil oleh populasi tersebu
t. Dalam pengambilan sampel penelitian ini digunakan cara
atau Teknik-teknik sampling, dalam penelitian ini menggun
akan jenis Purposive Sampling.
Menurut Sugiyono (2016) Purposive sampling adalah T
eknik pengambil sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu.
Dalam pengambil sampel dalam penelitian menggunakan ru
mus slovin :

Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
E = tingkat kesalahan yang ditolerir (0,5)
Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung sebesar sampel
berikut ini :

31
n= 1.509
1+1.509 (0,5)²
n= 1.509
377,5
n = 3,99 40
jadi jumlah sampel yang diperlukan adalah sebanyak 40
responden.
4.3.3. Kriteria Inklusi
1. Wanita usia subur yang telah menikah
2. Tidak sedang dalam kondisi hamil.
3. Bersedia menjadi responden
4.4. Jenis dan Pengumpulan data.
4.4.1. Jenis Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri at
as 2 (dua) jenis yaitu :
a. Data sekunder
Sumber/responden yang secara tidak langsun
g memberikan data kepada pengumpul data (peneliti)
(Sugiyono,2017).
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catat
an rekam medik atau dokumen dari Puskesmas Tigara
ksa.
b. Data primer
Data primer adalah sumber data/ responden
yang memberikan data secara langsung kepada pengu
mpul data (peneliti) (Sugiyono,2017).
Data primer dalam penelitian ini adalah data
yang diperoleh langsung dari Wanita usia subur yang
menjadi responden dalam penelitian ini. Data ini diper
oleh dengan melakukan wawancara kepada responden
Subjek yang memenuhi kriteria diberi penjelasan me
ngenai maksud dan tujuan dari penelitian. Kemudia su

32
bjek bersedia untuk menjadi responden dan bersedia u
ntuk mengisi kuesioner.
4.4.2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti
mendapatkan surat izin pelaksanaan penelitian dari juru
san kebidanan STikes Abdi Nusantara. Setelah mendap
atkan surat izin pelaksanaan dari pihak kampus, peneliti
mengantarkan surat rersebut ke kantor Dinas Kesehatan
agar dapat memenuhi syarat untuk melakukan penelitia
n di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tigaraksa. Setelah
surat izin penelitian keluar peneliti pun mengantarkan s
urat tersebut ke Puskesmas Tigaraksa agar peneliti dapa
t melakukan penelitian di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Tigaraksa.
Pengumpulan data dilakukan dengan mengu
mpulkan WUS yang memiliki kriteria inklusi dan berad
a di Wilayah Posyandu Puskesmas Kelurahan Tigaraks
a. Setelah peneliti mengumpulkan WUS selanjutnya pe
neliti mulai menjelaskan tentang penelitian yang akan d
ilakukan.
Pada awal pertemuan, peneliti terlebih dahul
u memperkenalkan diri, setelah ituu memberitahukan m
aksud dan tujuan peneliti dalam mengumpulkan WUS y
aitu untuk memberikan motivasi kepada Wanita usia su
bur dalam melakukan deteksi dni kanker serviks denga
n pemeriksaan IVA setelah itu peneliti akan memberika
n informed consent kepada responden sebagai bukti bah
wa ibu bersedia menjadi responden.
Kemudian peneliti mulai membagikan kuesi
oner kepada Wanita usia subur untuk diisi dan dijawab.
Setelah responden selesai mengisi kuesioner maka pene
liti mengumpulkan kuesioner Kembali. Setelah itu pene

33
liti mulai memberikan Pendidikan Kesehatan tentang de
teksi dini kanker serviks. Setelah peneliti selesai menjel
askan tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks de
ngan pemeriksaan IVA, setelah diberikan Pendidikan K
esehatan maka peneliti membagikan kuesioner Kembali
untuk mengetahui pengaruh pemberian Pendidikan Kes
ehatan terhadap pengetahuan dan motivasi WUS dalam
pemeriksaan IVA. Setelah selesai peneliti dapat menghi
tung berapa hasil dari kuesioner dari setiap responden d
an ini yang akan menjadi hasil akhir.
4.5. Alat Ukur / Instrument dan Bahan Penelitian
Instrument yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kue
sioner yang disusun secara tertutup serta berisikan pertanyaan yan
g harus dijawab responden. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari
kuesioner pengetahuan, dan motivasi dalam melakukan deteksi di
ni kanker serviks dengan pemeriksaan IVA.
1. Kuesioner Pengetahuan dengan menggunakan Kuesioner diber
i Nilai 1 untuk jawaban benar dan diberi nilai 0 untuk jawaban
yang salah
2. Kuesioner motivasi dengan skala Likert yang berisi pernyataa
n-pernyataan terpilih dan telah diuji validitas dan reabilitas.

Sebelum kuesinoer dibagikan kepada responden, peneliti menj


elaskan cara pengisian kuesioner terlebih dahulu. Kemudian kuesi
oner dibagikan setelah selesai, kuesioner dikumpulkan Kembali ol
eh peneliti.

4.6. Uji Valditas dan Releabilitas


4.6.1. Uji validitas
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk meng
etahui tingkat keandalan dan Kesahihan alat ukur yang digu
nakan. Instrument di katakana valid berarti menunjukkan al
at ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang seharusn
ya diukur.

34
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh ma
na suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehan
daian atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur
korelasi antara variable atau item dengan skor total variable
menggunakan rumus Person Product Momen Correlation C
oefficient (r) dengan ketentuan jika nilai ⸀hitung > ⸀tabel ma
ka dinyatakan valid atau sebaliknya.
4.6.2. Uji reliabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diand
alkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil peng
ukuran itu tetap konsisten bila dilakukan dua kaki atau lebi
h terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat uk
ur yang sama (Notoatmodjo, 2016). Pernyataan-pernyataa
n dikatakan reliabel, jika jawaban responden terhadap pert
anyaan (kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu. Realibiltas data merupakan indeks yang menunj
ukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukka
n ketepatan dan dipercayai dengan menggunakan metode
Cronbach’s Alpha yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur
dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai ⸀
(α)> ⸀ (tabel), maka dinyatakan reliabel (Riyanto, 2017). D
an berguna untuk menetapkan apakah instrument yang dal
am hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali,
paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan
data konsisten.
4.7. Prosedur Penelitian
Adapun Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berik
ut :
1. Meminta surat izin dari program studi Sarjana Kebidanan STik
es Abdi Nusantara Jakarta tentang rekomendasi data penelitian,

35
mengajukan izin ke Kaprodi S1 Kebidanan untuk meminta dat
a (Survey awal di Wilayah Puskesmas Tigaraksa.
2. Meminta surat izin dari program studi S1 Kebidanan STikes A
bdi Nusanatara Jakarta untuk melakukan penelitian di Wilayah
Puskesmas Tigaraksa.
3. Melampirkan surat izin penelitian dari program studi S1 Kebid
anan STikes Abdi Nusantara Jakarta ke Dinas Kesehatan Kab.
Tangerang sebagai syarat untuk dapat meneliti di Wilayah Pus
kesmas Tigaraksa.
4. Setelah mendapatkan surat izin melakukan penelitian dari Dina
s Kesehatan Kabupaten Tangerang, kepala puskesmas Tigaraks
a memberi izin peneliti untuk melakukan penelitian di Wilayah
Puskesmas Tigaraksa.
5. Memberikan lembar persetujuan untuk menjadi subjek bersedi
a menjadi responden, kemudian subjek diminta untuk mendata
ngani persetujuan untuk menjadi responden.
6. Pengumpulan data oleh peneliti sendiri dengan metode penyeb
aran kuesioner yang diberikan kepada setiap responden WUS,
dan melakukan intervensi Pendidikan Kesehatan tentang detek
sidini kanker serviks dengan pemeriksaan IVA.
4.8. Pengolahan dan Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, data diolah dengan cara manual den
gan lagkah-langkah berikut :
a. Editing (Pengeditan), yaitu memeriksa kelengkaoan data-data ya
ng telah terkumpul, berdasarkan hasil pengecekan seluruh kuesi
oner telah dijawab responden dengan lengkap sehingga tidak dil
akukan pengambilan data ulang.
b. Coding (Pengkodean), yaitu proses pemberian kode pada setiap
variab;e yang telah dikumpulkan atau mengubah jawaban respon
den dengan kode untuk memudahkan dalam pengolahan lebih la
njutn.

36
c. Enthering (Pemasukan data), yaitu pemasukan data merupakan
proses memasukkan data ke dalam program pengolahan data unt
uk dilakukan analisis menggunakan program statistic dengan co
mputer. Setelah dilakukan pengkodean, peneliti memasukkan da
ta untuk dilakukan proses pengolahan data.
d. Cleaning (Pembersihan). Merupakan pembersihan seluruh data s
upaya terhindar dari kesalahan sebelum dilakukan proses analisi
s data. Peneliti memeriksa Kembali seluruh proses mulai dari pe
ngkodean serta memastikan bahwa data yang diinput tidak terda
pat kesalahan sehingga analisis dapat dilakukan dengan benar. P
roses cleaning dapat dilakukan dengan bantuan program analisis
statistic-computer.
4.9. Analisis Data
4.9.1. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini adalah : untuk me
ndapatkan distribusi frekuensi atau besarnya proporsi dari v
ariable pengetahuan dan motivasi.
4.9.2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variable bebas dengan variable
terikat dengan menggunakan uji statistic. Analisis ini digun
akan untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan ten
tang deteksi dini kanker serviks Terhadap Motivasi WUS da
lam melakukan pemeriksaan IVA. Menggunakan uji kompa
ratif berpasangan dengan membandingkan perubahan signifi
kan pada WUS, sebelum dan sesudah diberikan intervensi,
dengan menggunakan uji signifikan Uji Wilcoxon Mart Pair
s Test.
4.10. Etika Penelitian
1. Informed Consent

37
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara pene
liti dengan responden. Informed consent diberikan sebelum pene
liti melakukan penelitian terhadap responden.
2. Anomity (Tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasian identitas responden, responden ti
dak diharuskan untuk mencantumkan nama pada lembar kuesion
er atau nama dicantumkan dalam insial huruf. Kemudian lembar
tersebut hanya deiberi nomer kode tertentu.
3. Kerahasian (Confidentaly)
Masalah ini merupakan masalah etik dengan memberikan ja
minan hasil kerahasiaan penelitian, baik informasi maupun masa
lah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1. Hasil Penelitian
hasil penelitian ini di dapat dari pengambilan data
yang dilakukan di bulan Mei dengan jumlah responden
sebanyak 40 orang. Penyajian Analisa data dalam penelitian

38
ini di uraikan berdasarkan karakteristik responden dan data
Pengetahuan WUS dan Motivasi WUS di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Tigaraksa.
5.1.1. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini responden adalah Wanita usia
subur yang sudah menikah di wilayah puskesmas
kelurahan tigaraksa dengan karakteristik seperti ini
disajikan pada berikut ini :
Tabel 5.1.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia dan
Pendidikan Pada WUS di Puskesmas Kelurahan
Tigaraksa n (40)

Distribusi Frekuensi Responden Jumlah (n) Persentase (%)


1. Usia
20-35 Tahun 29 72,5%
> 35 Tahun 11 27,5%
Total 40 100%
2. Pendidikan
SD 6 15%
SMP 12 30%
SMA 19 47,5%
PT 3 7,5%
Total 40 100%

Berdasarkan table 5.1 menunjukkan distribusi


frekuensi berdasakan karakteristik responden dari 40
responden berdasarlan umur dan Pendidikan. Jika dilihat
dari umur, terdapat responden yang ber umur 20-35 tahun
berjumlah 29 orang (72,5%) dan responden yang ber umur
> 35 tahun berjumlah 11 orang ( 27,5%). Sedangkan jika
dilihat dari tingkat Pendidikan dari SD terdapat 6 orang
(15%), Adapun dari Pendidikan SMP terdapat 12 orang
(30%), dari Pendidikan SMA/SMK sebanyak 19 orang
(47,5%), dan dari Pendidikan Perguruan Tinggi terdapat 3
orang (7,5%).

39
5.2. Hasil Univariat
Hasil univariat pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui deskripsi tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan
sebelum dan sesudah tentang pengetahuan deteksi dini kanker
serviks terhadap motivasi pemeriksaan IVA di wilayah Puskesmas
Kelurahan Tigaraksa
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Pengetahuan
Sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan

Pengetahuan Sebelum Pendidikan Presentase (%)


Kesehatan (n)

Baik 3 7,5%

Cukup 8 20,0%

Kurang 29 72,5%

TOTAL 40 100%

Berdasarkan tabel 5.2 di dapatkan hasil pengetahuan


Wanita usia subur sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan bahwa
Sebagian besar responden yaitu sebanyak 29 orang dengan
presentase 72,5% yang berpengetahuan kurang, untuk yang
berpengetahuan cukup sebanyak 8 orang (20,0%) dan yang
berpengetahuan baik berjumlah 3 orang (7,5%).

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Pengetahuan
WUS Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan
Pengetahuan
Pengetahuan Sesudah diberikan Presentase (%)
Pendidikan Kesehatan

40
(n)
Baik 32 80,0%
Cukup 6 15,0%
Kurang 2 5,0%
Total 40 100%
Sumber : SPSS
Berdsarkan tabel 5.3 diatas bahwa dapat disimpulkan
karakteristik responden sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan
yang ber pengetahuan baik sebanyak 32 orang (80,0%), untuk
yang berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (15,0%),
sedangkan responden yang berpengetahuan kurang berjumlah 2
(5,0%).
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Motivasi WUS
dalam Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Pemeriksaan IVA
Test di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tigaraksa Sebelum
diberikan Pendidikan Kesehatan
Motivasi Sebelum diberikan Presentase (%)
Pendidikan Kesehatan (n)
Kuat 4 10,0%
Sedang 10 25,0%
Lemah 26 65,0%
Total 40 100%
Sumber : SPSS
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan hasil Motivasi WUS sebelum
diberikan Pendidikan Kesehatan Sebagian responden yaitu
sebanyak 26 orang (65,0%) memiliki motivasi lemah terhadap
deteksi dini kanker serviks dengan IVA Test, dan responden
berjumlah 10 orang (25,0%) memiliki motivasi sedang,
sedangkan responden dengan motivasi kuat berjumlah 4 orang
(10,0%).
Tabel 5.4

41
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Motivasi WUS
dalam Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Pemeriksaan IVA
Test di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tigaraksa Sesudah
diberikan Pendidikan Kesehatan
Motivasi Sesudah diberikan Pendidikan Presentase (%)
Kesehatan (n)

Kuat 30 75,0%
Sedang 8 20,0%
Lemah 2 5,0%
Total 40 100,0%
Sumber : SPSS
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan hasil motivasi WUS
sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan Sebagian responden
yang memiliki motivasi kuat sebanyak 30 orang (75,0%), dan
dengan motivasi sedang berjumlah 8 orang (20,0%), dan untuk
responden yang memiliki motivasi lemah berjumlah 2 orang
(5,0%).

5.3. Hasil Bivariat


Analisis bivariat ini digunakan untuk mengetahui Pengaruh
Pendidikan Kesehatan tentang Pengetahuan deteksi dini kanker ser
viks Terhadap Motivasi WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA
sebelum dan sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan. dengan Me
nggunakan uji komparatif berpasangan dengan membandingkan pe
rubahan signifikan pada WUS, sebelum dan sesudah diberikan inte
rvensi, dengan menggunakan uji signifikan Uji Wilcoxon Mart Pai
rs Test.
Tabel 5.3
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pengetahuan
Deteksi Dini Kanker Serviks Terhadap Motivasi dalam
Pemeriksaan IVA Test di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Tigaraksa

42
Pendidikan Kesehatan
Pengetahuan Asymp.sig.(2-tailed)
Sebelum Sesudah
F % F %
Baik 3 7,5% 32 80,0%
Cukup 8 20,0% 6 15,0% ˂, 001
Kurang 29 72,5% 2 5,0%
Total 40 100,0% 40 100,0%
Sumber : Lampiran SPSS
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan p value dari uji
Wilcoxon Signed Rank Test adalah 0,001 yang dimana pada
penelitian ini nilai uji signifikasi p value < α 0,05, maka Ho
ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan terhadap pengetahuan WUS di Wilayah Puskesmas
Kelurahan Tigaraksa tentang deteksi dini kanker serviks sebelum
dan sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan.
Tabel 5.4
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pengetahuan
Deteksi Dini Kanker Serviks Terhadap Motivasi dalam
Pemeriksaan IVA Test di Wilayah Puskesmas Kelurahan
Tigaraksa

Pendidikan Kesehatan
Motivasi Asymp.sig.(2-tailed)
Sebelum Sesudah
F % F %
Kuat 4 10,0% 30 75,0%
Sedang 10 25,0% 8 20,0% ˂, 001
Lemah 26 65,0% 2 5,0%
Total 40 100,0% 40 100,0%
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan p value dari uji
Wilcoxon Signed Rank Test adalah 0,001 yang dimana pada
penelitian ini nilai uji signifikasi p value < α 0,05, maka Ho
ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan terhadap Motivasi WUS dalam Pemeriksaan IVA Test di
Wilayah Puskesmas Kelurahan Tigaraksa sebelum dan sesudah
diberikan Pendidikan Kesehatan, yang berarti ada pengaruh

43
terhadap pemberian Pendidikan Kesehatan tentang pengetahuan
deteksi dini kanker serviks terhadap motivasi WUS dalam
melakukan pemeriksaan IVA Test.

BAB VI
PEMBAHASAN
6.1. Karakteristik Responden
a) Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan tabel 5.1. didapatkan hasil umur responden
paling banyak yang berumur 20-35 tahun berjumlah 29

44
(72,5%) sedangkan responden yang ber umur > 35 tahun
berjumlah 11 (27,5%).
Dalam penelitian (Fitryani, Ginanjar 2021) mengatakan
bahwa sebaiknya deteksi dini kanker serviks dilakukan sedini
mungkin untuk mencegah kanker serviks. WHO dan
American Cancer Society merekomendasikan perempuan usia
30-35 tahun untuk melakukan skrinning deteksi dini kanker
serviks 1 kali seumur hidup.
Usia dapat menentukan tingkat kematangan dalam berpikir
dan bekerja, hal ini berkaitan dengan pengetahuan dan
pengalaman seseorang yang diperoleh selama hidup dan dapat
mempengaruhi perilaku seseorang.
b) Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan hasil Pendidikan
responden paling banyak adalah berpendidikan SMA
berjumlah 19 orang (47,5%) dan yang berpendidikan PT
(perguruan tinggi) berjumlah 3 (7,5%).
Tingkat Pendidikan mempengaruhi tingkat pemahan
seseorang terhadap sesuatu. Tingkat pengetahuan juga
menentukan sikap ibu dalam melakukan perubahan
perilaku.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni
Komang Puspita Dewi, Ni Nyoman Sumiasih, dkk (2018)
mengatakan bahwa responden yang berlatar Pendidikan
SMA dan perguruan tinggi lebih baik pengetahuannya dari
pada kelompok Pendidikan lain, hal ini menunjukkan
Pendidikan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Menurut peneliti bahwa semakin tingkat Pendidikan
tinggi maka semakin pula seseorang memiliki pengetahuan
yang baik, dan berdasarkan hasil penelitian didapatkan
Sebagian besar responden berpendidikan SMA.

45
c) Pengetahuan WUS tentang Deteksi dini Kanker Serviks
sebelum dan sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan
Berdasarkan tabel 5.2 di dapatkan hasil pengetahuan
Wanita usia subur sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan
bahwa Sebagian besar responden yaitu sebanyak 29 orang
dengan presentase (72,5%) yang berpengetahuan kurang,
untuk yang berpengetahuan cukup sebanyak 8 orang
(20,0%) dan yang berpengetahuan baik hanya berjumlah 3
orang (7,5%). hal ini disebabkan karena sebagian besar
responden belum pernah diberikan pendidikan kesehatan
tentang deteksi dini kanker serviks. Kemudian setelah
diberikan Pendidikan Kesehatan tentang pengetahuan
deteksi dini kanker serviks Sebagian besar responden
sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan yang ber
pengetahuan baik sebanyak 32 orang (80,0%), untuk yang
berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (15,0%),
sedangkan responden yang berpengetahuan kurang
berjumlah 2 (5,0%).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Husna,
Nikmatul. Asfeni. Vella Yovinna Tobing (2020)
mengatakan bahwa ada pengaruh Pendidikan Kesehatan
terhadap sikap Wanita usia subur yang sudah menikah
dalam upaya melakukan deteksi dini kanker serviks.
Sejalan dengan penelitian menurut Barus, Ernawati.
Ruth Donda E Panggabean ( 2020), mengatakan bahwa ada
pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang deteksi dini kanker
serviks terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang
deteksi dini kanker serviks di klinik Hj. Hamidah Medan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Nita, Vio.
Novi, Indrayani (2021) hasil penelitian yang dilakukan
sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan diperoleh hasil
rata-rata 10,10 dengan standard deviasi 1,300. Pengetahuan

46
paling banyak didapatkan melalui indera pendengaran dan
penglihatan, dimana Ketika Wanita memperoleh informasi
tentang kanker leher lahir dan pencegahannya secara baik
melalui beberapa informasi yang akurat maka dapat
meningkatkan pengetahuan mereka pula.
d) Motivasi WUS Sebelum dan Sesudah diberikan
Pendidikan Kesehatan
Hasil penelitian ini sebelum diberikan Pendidikan
Kesehatan sebanyak 26 orang (65,0%) memiliki motivasi
lemah terhadap deteksi dini kanker serviks dengan IVA test
sedangkan responden dengan motivasi kuat hanya
berjumlah 4 orang (25,0%), setelah diberikan Pendidikan
Kesehatan hasil motivasi Wanita usia subur yang memiliki
motivasi kuat berjumlah 30 orang (75,0%), dengan p value
dari uji Wilcoxon Signed Rank Test adalah 0,001 yang
dimana pada penelitian ini nilai uji signifikasi p value < α
0,05, maka Ho ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan terhadap Motivasi WUS
dalam Pemeriksaan IVA Test, maka dapat dikatakan ada
pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang
pengetahuan deteksi dini kanker serviks terhadap motivasi
WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA Test.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nita, Vio.
Novi Indriyani (2021) mengatakan bahwa motivasi Wanita
usia subur sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan adalah
36,63 dengan standar devisiasi 9,81 hasil sesudah diberikan
Pendidikan Kesehatan mencapai 46,90 dengan standar
devisiasi 9,2 dengan hasil p value 0,000 < 0,05 yang berarti
ada pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap motivasi
Wanita usia subur untuk melakukan deteksi dini kanker
serviks.

47
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Sukmawati, Ellyzabeth (2018) dengan hasil penelitiannya
menujukkan bahwa jumlah ibu yang memiliki motivasi
naik, antara pretest dan post test mengalami peningkatan,
yaitu dari jumlah 38 orang (54,3%) menjadi 66 orangf
(94,3%) dengan hasil Wilcoxon signed rank test
menunjukkan nilai probabilitas (probabilitas value) sebesar
0,000, maka dapat katakana bahwa Pendidikan Kesehatan
tentang kanker serviks secara statistic terbukti memiliki
pengaruh terhadap peningkatan motivasi untuk mencegah
kanker serviks.

BAB VII
PENUTUP

48
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang
pengetahuan deteksi dini kanker serviks terhadap motivasi dalam
melakukan pemeriksaan IVA di wilayah Puskesmas Kelurahan
Tigaraksa sebagai berikut :
a. Hasil karakteristik responden
hasil karakteristik responden ( usia, dan Pendidikan )
terdapat dari 40 responden berdasakan umur dan Pendidikan.
Jika dilihat dari umur, terdapat responden yang ber umur 20-35
tahun berjumlah 29 orang (72,5%) dan responden yang ber
umur > 35 tahun berjumlah 11 orang ( 27,5%). Sedangkan jika
dilihat dari tingkat Pendidikan dari SD terdapat 6 orang (15%),
Adapun dari Pendidikan SMP terdapat 12 orang (30%), dari
Pendidikan SMA/SMK sebanyak 19 orang (47,5%), dan dari
Pendidikan Perguruan Tinggi terdapat 3 orang (7,5%).
b. Hasil Univariat
Sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan didapatkan hasil
pengetahuan Wanita usia subur Sebagian besar responden yaitu
sebanyak 29 orang dengan presentase 72,5% yang
berpengetahuan kurang, untuk yang berpengetahuan cukup
sebanyak 8 orang (20,0%) dan yang berpengetahuan baik
berjumlah 3 orang (7,5%).
setelah diberikan Pendidikan Kesehatan karakteristik
responden yang ber pengetahuan baik sebanyak 32 orang
(80,0%) dimana dilihat dari hasil sebelum nya yang berarti
pengetahuan wus tentang deteksi dini kanker serviks
mengalami peningkatan sedangkan untuk yang berpengetahuan
cukup sebanyak 6 orang (15,0%), sedangkan responden yang
berpengetahuan kurang berjumlah 2 (5,0%).
Sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan didapatkan hasil
Motivasi WUS Sebagian responden yaitu sebanyak 26 orang

49
(65,0%) memiliki motivasi lemah terhadap deteksi dini kanker
serviks dengan IVA Test, dan responden berjumlah 10 orang
(25,0%) memiliki motivasi sedang, sedangkan responden
dengan motivasi kuat berjumlah 4 orang (10,0%).
Sesudah diberikan pendidkan Kesehatan hasil motivasi
WUS mengalami peningkatan dimana Sebagian responden
yang memiliki motivasi kuat sebanyak 30 orang (75,0%), dan
dengan motivasi sedang berjumlah 8 orang (20,0%), dan untuk
responden yang memiliki motivasi lemah mengalami
penurunan yaitu berjumlah 2 orang (5,0%).
c. Hasi Bivariat
Pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan Pendidikan
Kesehatan menunjukkan p value dari uji Wilcoxon Signed Rank
Test adalah 0,001 yang dimana pada penelitian ini nilai uji
signifikasi p value < α 0,05, maka Ho ditolak, dan dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh Pendidikan Kesehatan
tentang deteksi dini kanker serviks terhadap pengetahuan WUS
di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tigaraksa.
Sedangkan untuk hasil motivasi sebelum dan sesudah
menunjukkan p value dari uji Wilcoxon Signed Rank Test
adalah 0,001 yang dimana pada penelitian ini nilai uji
signifikasi p value < α 0,05, maka Ho ditolak, dan dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan terhadap
Motivasi WUS dalam Pemeriksaan IVA Test di Wilayah
Puskesmas Kelurahan Tigaraksa sebelum dan sesudah
diberikan Pendidikan Kesehatan, yang berarti ada pengaruh
terhadap pemberian Pendidikan Kesehatan tentang
pengetahuan deteksi dini kanker serviks terhadap motivasi
WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA Test.
7.2. Saran
a. Bagi Responden

50
Diharapkan dapat menerapkan dan menyebarluaskan
informasi mengenai Deteksi Dini Kanker Serviks melalui
Metode Pemeriksaan IVA Test yang telah diberikan, serta
lebih termotivasi untuk melakukan deteksi dini kanker
serviks dengan metode IVA Test.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat memperbanyak sumber-sumber
kepustakaan lebih banyak dan terbaru yang dapat
digunakan untuk peneliti lainnya dalam menambah
wawasan atau menjadikannya sebuah referensi untuk
penelitian selanjutnya.
c. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan bagi pelayanan Kesehatan khususnya
Puskesmas sebagai pelayanan Kesehatan tingkat pertama
agar lebih meningkatkan program promosi Kesehatan
khususnya mengenai deteksi dini kanker serviks dan
melaksanakan program pemeriksaan IVA Test.
d. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai
sumber referensi sehingga penelitian selanjutnya lebih baik
dan dapat menambahkan variable dan metode penelitian
yang berbeda.

51
DAFTAR PUSTAKA
Andarwati,Dwi. Indriani. Sulistyaningsih. 2020. Deteksi Dini Kanker Serviks
Pada Wanita Usia Subur. Jurnal Keperawatan Volume 12 No2, Hal 301-
306. Diaskes pada tanggal 23/01/2022 jam 15:40 WIB.
Barus, Ernawati. Ruth Donda E Panggabean. 2020. Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Ibu Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks. Universitas Sari
Mutiara Indonesia.

Dinarum, R. Fajarsari, D. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu


Mengikuti Deteksi Dini Kanker Serviks Melalui Metode Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA).

Elise, dkk. 2019. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Deteksi Dini Kanker S
erviks Terhadap Motivasi Dalam Melakukan Pemeriksaan IVA di Puskesmas
PAL III Pontianak Tahun 2019. Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak.

Fitriyani, Ginanjar. 2021. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Deteksi Dini Kanker


Serviks Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Deteksi Dini Kanker
Serviks Pada Masa Pandemi Covid-19. Keperawatan/Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

IARC. (2010). GLOBOCAN 2008. Retrieved November 21, 2012., from Internatio
n Agency For Reasearch on Cancer.

Indrayani, Novi & Nita,Vio. 2021. Efektivitas Pendidikan Kesehatan Terhadap


Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Wanita Usia Subur. Departemen Gizi
Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.

Hartati, N. Runiari, N. Parwati, A. 2014. Motivasi Wanita Usia Subur untuk Mela
kukan Pemeriksaan IVA.

52
Husna, Nikmatul dkk. 2020. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Sikap
Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks. Program Studi Keperawatan Stikes
Hang Tuah Pekan Baru.

Indrayani, Novi & Nita,Vio. 2021. Efektivitas Pendidikan Kesehatan Terhadap


Motivasi Deteksi Dini Kanker Serviks Wanita Usia Subur. Departemen Gizi
Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.

Kemenkes RI. 2019. Pusat Data dan Informasi. Jakarta Selatan.

Lestari, T. 2015. Kumpulan Teori untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Nu


ha Medika. Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. 2016. Ilmu Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Purnamasari, Ayu, dkk. 2019. Perbedaan Motivasi Wanita Usia Subur (WUS) Dal
am Melakukan Pemeriksaan Test Inspeksi Visual Asam Asetat Sebelum dan S
esudah Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Diskusi Kelompok Tentang K
anker Serviks di Kelurahan Giling Puskesmas Pabelan. Universitas Ngudi W
aluyo.

Riyanto, A. 2017. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika. Yogy


akarta.

Saryano. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Mitra Cendika. Yogyakarta.

Savitri, A. Larasati, A. Utami, R. 2015. Kupas Tuntang Kanker Payudara,Leher R


ahim. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Sukmawati, Ellyzabeth. 2018. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker


Serviks Terhadap Peningkatan Motivasi Untuk Mencegah Kanker Serviks.
Prodi D III Kebidanan STIKes Paguwarmas Cilacap.

Zuliyanti.2015. Kenali Kanker Sejak Dini. Yogyakarta : Gava Medika.

53
DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Kuesioner

KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG DETEKSI DINI KANKER SE


RVIKS
Nama :
Usia :
Usia Menikah :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
Petunjuk pengisian :

1. Bacalah Pernyataan dengan teliti


2. Pilih salah satu jawaban yang Ibu anggap paling sesuai dengan pendapat I
bu dengan pilihan jawaban :
B : Benar
S : Salah
3. Berilah tanda silang (√) pada salah satu pilihan jawaban yang tertera di bel
akang pernyataan untuk menujukkan jawaban yang Ibu pilih.
NO PERNYATAAN B S
1 Kanker leher rahim merupakan kanker yang terjadi
pada serviks atau leher rahim, suatu organ reprodu
ksi Wanita yang merupakan pintu masuk kea rah ra
him
2 Usia > 35 tahun tidak memiliki resiko terhadap kan
ker leher rahim
3 Keputihan yang banyak berbau busuk, dan gatal sal
ah satu tanda kanker serviks
4 Deteksi dini merupakan cara penanggulangan kank
er leher rahim
5 Pemeriksaan IVA merupakan cara sederhana dala
m deteksi kanker leher rahim
6 Pemeriksaan IVA cara mudah yang dapat dilihat la
ngsung dan langsung terlihat hasilnya
7 Pemeriksaan IVA dilakukan dengan cara melihat s
erviks yang telah diberi asam asetat 3-5% secara in
spekulo
8 Syarat mengikuti pemeriksaan IVA adalah Wanita

54
yang sudah pernah melakukan hubungan seksual
9 Skrining pada setiap Wanita dilakukan minimal 1x
pada usia 35-40 th
10 Pemeriksaan IVA bisa dilakukan di puskesmas ata
u rumah sakit
11 Petugas Kesehatan yang hanya bisa melakukan pe
meriksaan IVA adalah dokter spesialis kandungan
12 Skrining IVA memberikan hasil segera hanya men
unggu sekitar dua menit untuk mengetahui hasilny
a
13 Suami perlu dilibatkan dalam pemeriksaan IVA
14 Tujuan pemeriksaan IVA untuk deteksi dini adany
a kanker serviks (leher rahim)
15 Untuk melakukan skrining tes IVA ini 24 jam sebe
lumnya tidak melakukan hubungan seksual

KUESIONER MOTIVASI DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAA


N IVA TEST
Nama :
Usia :
Usia Menikah :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :

Petunjuk Pengisian :
Berilah tanda (√ ) pada kotak sebelah kanan dari pernyataan
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

N PERNYATAAN SS S TS STS
O
1 Saya mengganggap pemeriksaan IVA itu
penting untuk deteksi dini kanker serviks
2 Setiap ibu-ibu yang sudah menikah perlu
melakukan pemeriksaan IVA

55
3 Anda diberi kebebasan oleh suami untuk
datang ke puskesmas untuk melakukan pe
meriksaan IVA
4 Semua keluarga terutama suami menduku
ng anda dalam melakukan pemeriksaan I
VA untuk deteksi dini kanker serviks
5 Setiap ibu-ibu Wanita usia subur perlu me
ndapatkan sosialisasi tentang pemeriksaa
n IVA
6 Anda tidak pernah tahu tentang informasi
pemeriksaan IVA
7 Anda telah mengetahui program tentang t
es IVA untuk deteksi dini kanker serviks
8 Tenaga Kesehatan memberikan informasi
tentang deteksi dini kanker serviks
9 Saya melakukan pemeriksaan IVA tanpa
adanya paksaan keinginan sendiri
10 Saya mendaptkan informasi tentang peme
riksaan IVA melalui media elektronik (tel
evisi, majalah)
11 Suami mendukung dengan mengantarkan
ibu melakukan pemeriksaan IVA
12 Menurut saya deteksi dini adanya kanker
serviks sejak awal dengan pemeriksaan I
VA sangatlah penting untuk meningkatka
n derajat Kesehatan individu
13 Setiap Wanita usia subur tidak perlu mela
kukan pemeriksaan IVA untuk deteksi di
ni kanker serviks
14 Menurut saya tidak akan merasa rugi jika
melakukan pemeriksaan IVA dalam mela
kukan deteksi dini kanker serviks
15 Saya akan melakukan pemeriksaan IVA k
arena saya takut dan tidak ingin sampai te
rkena penyakit kanker serviks

56
2. Lampiran : Foto Lapangan

57

Anda mungkin juga menyukai