TESIS
OLEH:
SRI DEWI KRISTINA HALOHO
206070400111020
Anak dan Suami tersayang Gabriel Doni Stevanos Samosir dan Dedy Nofery
v
RINGKASAN
Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi pada
wanita. Kanker ini merupkan penyebab kematian kedua di dunia, dengan hampir 70%
kematian akibat kanker terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kanker
serviks dapat didiagnosis melalui riwayat medis, pemeriksaan klinik dan tes laboratorium.
Pengobatan kanker serviks dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu pengobatan lesi prakanker
dan pengobatan kanker serviks secara invasif Secara umum, lesi prakanker tidak
menunjukkan gejala. Pada kanker invasif, pendarahan (contact bleeding, pendarahan saat
berhubungan) dan keputihan merupakan gejala yang paling umum. Skrining kanker serviks
dapat dilakukan dengan menggunakan metode IVA, Pap smear, pap net, angiografi
serviks, kolposkopi, dan sitologi cairan. Metode IVA merupakan metode skrining yang
paling sederhana, termudah, termurah dan tercepat untuk mendeteksi kelainan serviks.
Metode IVA menggunakan asam asetat 3-5% secara inspekulo dan dapat diamati secara
langsung. Keikutsertaan dalam skrining kanker serviks dipengaruhi oleh karakteristik sosial
demografi, biaya dan pengetahuan serta sikap perempuan. Selain itu, jarak ke fasilitas
kesehatan terdekat juga mempengaruhi cakupan skrining. Jarak merupakan salah satu
faktor pendukung berdasarkan model precede-preceed. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui keikutsertaan skrining kanker serviks dengan metode IVA tes pada WUS
menurut model precede di Puskesmas Tandun I.
Penelitian dilakukan secara kuantitatif pendekatan desain cross-sectional dengan
pengambilan sampel tehnih simple random sampling yang dilakukan pada bulan April-mei
2022 diPuskesmas Tandun I Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Subyek penelitian ini
adalah WUS yang sesuai dengan kriteria dari umur 15-49 tahun yang berada diwilayah
Puskesmas Tandun I, sehat secara fisik dan mental serta memiliki pasangan hidup.
Jumlah kriteria penelitian ini sebesar 120 responden. Analisa yang digunakan Uji Chi-
square yang dilanjutkan dengan analisis Regresi Logistik Biner dilakukan dengan
menggunakan SPSS versi 25.0 dengan Alpha =0.05.
Hasil analisis bivariat penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan (p =0,011),
pendapatan (p=0,010), pengetahuan (p=0,024 ), sikap (p= 0,025) ada hubungan
keikutsertaan skrining kanker serviks dengan metode IVA tes diPuskesmas Tandun I. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan tidak ada hubungan umur (p=0,576), pekerjaan (p=0,474),
paritas (p=0,497 ), sarana prasana (p= 0,344), biaya (p=0,325) dan jarak (p =0,589)
terhadap keikutsertaan skrining kanker serviks dengan metode IVA tes diPuskesmas
Tandun I.
Model regresi logitik berganda diperoleh dalam penelitian ini adalah I/(1+exp-(-
7,886 +1,203 (pendidikan)+ 1,503 (pendapatan)+ 1,491 (dukungan keluarga)+ 2,195
(dukungan tenaga medis). Hasil ini berfungsi memprediksi probalitas WUS dalam
keikutsertaan skrining kanker serviks berdasarkan tingkat pendidikan, pendapatan,
dukungan keluarga dan dukungan tenaga medis.
Kesimpulan penelitian ini Faktor prediposisi variabel pendidikan, pendapatan
didapatkan hasil berpengaruh signifikan dengan keikutsertaan dalam skring kanker
serviks. Faktor pendukung variabel sarana dan prasarana, biaya, jarak tidak berpengaruh
signifikan terhadap keikutsertaan skrining kanker serviks. Faktor pendorong variabel
dukungan suami dan tenaga kesehatan berpengaruh terhadap keikutsertaan skrining
kanker serviks. Nilai R-Square model 0,371, menunjukan bahwa 37,1% variabel
keikutsertaan skrining mampu dijelaskan oleh variabel pendidikan, pendapatan, dukungan
suami, dukungan tenaga medis dan faktor yang paling berpengaruh terhadap
keikutsertaan skrining kanker serviks di Puskesmas Tandun I adalah dukungan tenaga
medis.
vi
Saran bagi Praktisi Kesehatan khususnya bidan yang bertugas di Puskesmas
Tandun I maupun di Puskesmas Pembantu agar terlatih dalam skill melakukan tes IVA.
Untuk lebih proaktif untuk meningkatkan mutu materi penyuluhan/ promosi kesehatan
tentang kanker serviks, bahaya kanker serviks (bisa menyebabkan kematian), kemudian
untuk Stake Holder dalam pengambilan kebijakan dalam rangka peningkatan program
promosi dan pengenalan tentang skrining kanker serviks pada Wanita usia subur dan
keluarga serta memaksimalkan strategi dalam meningkatkan keikutsertaan skrining IVA
pada Wanita usia subur. Bagi akademis peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan
penelitian dengan desain studi kualitatif dan harapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan serta referensi khususnya tentang program deteksi dini kanker serviks dengan
metode IVA serta mengembangkan penelitian ini dengan melihat pengaruh strategi
promosi kesehatan dari petugas kesehatan terhadap perubahan perilaku wanita dalam
pelaksanaan skrining kanker serviks dengan metode IVA tes.
vii
SUMMARY
Cervical cancer is one of the most common types of cancer in women. This cancer
is the second leading cause of death in the world, with nearly 70% of cancer deaths
occurring in low- and middle-income countries. Cervical cancer can be diagnosed can
diagnose cervical cancer through a medical history, clinical examination, and laboratory
tests. Treatment of cervical cancer can be divided into two types, namely treatment of
precancerous lesions and invasive treatment of cervical cancer. In general, precancerous
lesions do not show symptoms. In invasive cancer, bleeding (contact bleeding, bleeding
during intercourse) and vaginal discharge are the most common symptoms. Cervical
cancer screening can be done using the IVA method, Pap smear, Pap net, cervical
angiography, colposcopy, and fluid cytology. The IVA method is the simplest, easiest,
cheapes,t and fastest screening method to detect cervical abnormalities. The IVA method
uses 3-5% acetic acid inspeculo and can be observed directly. Participation in cervical
cancer screening is influenced by socio-demographic characteristics, costs, and women's
knowledge and attitudes. In addition, the distance to the nearest health facility also affects
screening coverage. Distance is one of the supporting factors based on the precede-
proceed model. The purpose of this study was to determine the participation of cervical
cancer screening with the IVA test method in WUS according to the preceding model at the
Tandon I Health Center.
The study was carried out quantitatively with a cross-sectional design approach
with a simple random sampling technique sampling which was carried out in April-May
2022 at the Tandon I Health Center, Rokan Hulu Regency, Riau Province. The subjects of
this study were women of childbearing age (WUS) who met the criteria from the age of 15-
49 years and were in the area of the Tandon I Public Health Center, physically and mentally
healthy, and had a life partner. The number of criteria for this research is 120 respondents.
The analysis used was the Chi-square test followed by Binary Logistic Regression analysis
using SPSS version 25.0 with Alpha = 0,05.
The results of the bivariate analysis of this study showed that education (p = 0,011),
income (p = 0,010), knowledge (p = 0,024), and attitudes (p = 0.025) had a relationship
with participation in cervical cancer screening with the IVA test method at the Tandon I
Health Center. This also shows that there is no relationship between age (p=0,576),
occupation (p=0,474), parity (p=0,497), infrastructure (p= 0,344), cost (p= 0,325) and
distance (p = 0,589) to participation. cervical cancer screening using the IVA test method
at the Tandun I Health Center.
The multiple logistic regression model obtained in this study is 1/(1+exp-(-7,886
+1,203 (education) +11,503 (income) +1,491 (family support) + 2,195 (medical support).
participation in cervical cancer screening based on education level, income, family support
and medical personnel support.
The conclusion of this study is that the predisposing factors of education, income,
and income have a significant effect on participation in cervical cancer screening. The
supporting factors for the variables of facilities and infrastructure, cost, and distance did not
have a significant effect on participation in cervical cancer screening. The driving factor of
the husband's support variable and health workers has an effect on participation in cervical
cancer screening. The R-Square model value is 0,371, indicating that 37,1% of the
screening participation variables can be explained by the variables of education, income,
husband's support, and medical personnel support, and the most influential factor on
cervical cancer screening participation at the Tandun I Health Center is the support of
medical personnel.
viii
Suggestions for health practitioners, particularly midwives on duty at the Tandun I
Health Center and the Sub Health Center, to be trained in the skills of administering the
IVA test in order to be more proactive in improving the quality of health
education/promotional materials about cervical cancer and the dangers of cervical cancer
(which can cause death), and then for policymakers to improve promotional programs and
introductions about cervical cancer sc. For academics, further researchers are expected to
conduct research with qualitative study designs and hope to add knowledge and insight as
well as references, especially regarding the early detection program for cervical cancer with
the IVA method, and develop this research by looking at the effect of health promotion
strategies from health workers on changes in women's behavior in implementing cervical
cancer screening by the IVA method.
ix
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tulisan tesis yang berjudul
“Keikutsertaan Skrining Kanker Serviks dengan Metode IVA Tes pada WUS
menurut Model Precede-proceed di Puskesmas Tandun I’’ sesuai waktu yang telah
ditentukan.
saran atau masukan serta dukungan dari beberapa pihak sehingga tesis ini dapat
kepada:
1. Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D Med.Sc selaku Rektor Universitas Brawijaya
Universitas Brawijaya.
2. Dr. dr. Wisnu Barlianto, M.Si.Med., Sp.A (K) selaku Dekan Fakultas
3. Dr. dr. Sutrisno, SpOG (K) selaku Ketua Program Studi Magister Kebidanan
4. Dr. Lilik Zuhriyah, SKM., M.Kes selaku ketua komisi pembimbing dan Dr.
x
5. dr. Subandi, SpOG (K) selaku ketua komisi penguji dan Dr. dr. Sutrisno, SpOG
(K) selaku anggota penguji yang telah memberikan arahan dan masukan demi
Direktur RSUD Rokan Hulu serta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan
Hulu yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk
Diana Meriz yang meminta namanya dituliskan pada pengantar tesis ini, di
wilayah Tandun I Kabupaten Rokan Hulu, para wanita usia subur di Tandun I
angkatan 2020 atas dukungan dan dorongan selama penyusunan tesis ini.
keterbatasan sehingga banyak kekurang tepatan dalam penyusunan tesis ini. Oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar tulisan
Penulis
xi
DAFTAR ISI
RINGKASAN ..................................................................................................... vi
xii
2.5 Motivasi ......................................................................................... 29
2.5.1 Sumber Motivasi ................................................................ 31
2.5.2 Pengukuran Motivasi ......................................................... 32
2.6 WUS .............................................................................................. 32
2.7 Kerangka Teori .............................................................................. 33
xiii
6.7 Pengaruh Sikap terhadap Keikutsertaan Skrining Kanker
Serviks dengan Metode IVA tes .................................................... 77
6.8 Pengaruh Sarana dan prasarana terhadap Keikutsertaan
Skrining Kanker Serviks dengan Metode IVA tes........................... 79
6.9 Pengaruh Biaya terhadap Keikutsertaan Skrining Kanker
Serviks dengan Metode IVA tes .................................................... 80
6.10 Pengaruh Jarak terhadap Keikutsertaan Skrining Kanker
Serviks dengan Metode IVA tes .................................................... 81
6.11 Pengaruh Dukungan Suami terhadap Keikutsertaan Skrining
Kanker Serviks dengan Metode IVA tes ........................................ 84
6.12 Pengaruh Dukungan Tenaga Medis terhadap Keikutsertaan
Skrining Kanker Serviks dengan Metode IVA tes........................... 86
6.13 Variabel Paling Berpengaruh dengan Keikutsertaan Skrining
Kanker Serviks dengan Metode IVA tes ........................................ 88
6.14 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 90
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kanker Serviks dari Stadium Awal sampai Stadium Lanjut .......... 10
Gambar 5.1 Peta Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau.. 50
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
DAFTAR SINGKATAN
PROV : Provinsi
PT : Perguruan Tinggi
SD : Sekolah Dasar
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kanker serviks menjadi salah satu kanker yang paling sering terjadi pada
wanita. Penyebab dari kanker serviks berasal dari infeksi Human Papilloma Virus
(HPV), hal ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan ditemukan pada 95%
kasus kanker serviks. Kanker serviks ini merupakan penyebab kematian kedua
merupakan penyebab kanker keempat tersering di dunia pada wanita. Pada 2020
terdapat 604.000 kasus baru dan 342.000 kasus kematian akibat penyakit
serviks pada 2018 sebesar 32.439 kasus dengan angka kematian sebesar 1.234
kasus (Kemenkes RI, 2020) Angka kematian akibat kanker serviks di Indonesia
disebabkan karena 80% pasien datang stadium lanjut dan 94% pasien stadium
akhir meninggal dalam dua tahun (Andriani, 2020). Angka kejadian kanker serviks
menurut profil dinas Kesehatan Provinsi Riau sebesar 47I orang (1,1 %) dari
44.248 jumlah wanita yang melakukan pemeriksaan. Deteksi dini rutin dilakukan
pada usia subuh 30-50 tahun diseluruh wilayah kabupaten atau kota seprovinsi
kanker serviks pada tahun 2030 meliputi: (1) cakupan vaksinasi Human
1
Papillomavirus (HPV) 90% pada anak perempuan yang memenuhi syarat, (2)
cakupan skrining 70% dengan tes kinerja tinggi dan (3) 90% wanita dengan tes
skrining positif atau lesi serviks dikelola dengan tepat (WHO, 2021). Kanker
Pada umumnya, lesi pra kanker belum memberikan gejala. Bila telah menjadi
kanker invasif, gejala yang paling umum adalah perdarahan (contact bleeding,
sistoskopi, rektoskopi, USG, BNO-IVP, foto toraks dan bonei scan, CT scan atau
MRI, PET scan. Terapi kanker serviks dibedakan menjadi dua yaitu terapi lesi
Skrining kanker serviks dapat dilakukan dengan metode IVA, pap smear,
pap net, cervicolography, kolposkopi dan sitologi berbasis cairan (Nasution et al,
2018). Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel di serviks. Setelah itu,
sampel tersebut terdapat sel prakanker atau sel kanker. Berdasarkan penelitian
prakanker hampir 80%. Ketika pemeriksaan Pap smear tidak dapat dilakukan
murah dan cepat dalam mendeteksi kelainan pada serviks. Tes IVA menggunakan
asam asetat 3-5% secara inspekulo dan dilihat dengan pengamatan mata
2017). Akan tetapi metode IVA belum banyak dimanfaatkan oleh sebagian besar
wanita. Jumlah cakupan pengguna IVA di Indonesia hanya berkisar 8.3% saja,
2
sedangkan pada Provinsi Riau total cakupan pengguna IVA mencapai 10.6%
IVA dalam program POSBINDU-PTM ini dilakukan oleh bidan terlatih (Andrijono
IVA sampai dengan tahun 2020 dari hasil ipemeriksaanuIVA telah ditemukan
50.171 IVA positif dan 5.847 curiga kanker serviks (Kemenkes RI, 2020). Kegiatan
deteksi dini dengan pemeriksaan tes IVA telah dilaksanakan di semua layanan
Puskesmas di Kabupaten/ Kota Provinsi Riau sebanyak 49.218 orang (6,5%) dari
753.219 orang perempuan yang berusia 30-50 tahun (Dinkes Prov Riau, 2020).
melalui metode IVA tes di Kabupaten Rokan Hulu tahun 2019 sebesar 2,59% (782
orang dari jumlah sasaran perempuan usia 30-50 tahun sebanyak 30.105) (Dinkes
Prov Riau, 2020). Sedangkan dari studi pendahuluan yang dilakukan di Puskemas
Tandun I jumlah WUS yang melakukan pemeriksaan IVA selama 3 tahun terakhir
model precede-proceed. Jarak yang terlalu jauh dan akses kendaraan yang susah
menjadi faktor yang dapat menghambat WUS untuk melakukan tes IVA (Kholifah
et al., 2016). Pemeriksaan skrining kanker kerviks dapat dilihat atau dipengaruhi
3
oleh pengetahuan. Informasi tentang kanker serviks dan skrining kanker serviks
serviks (Notoatmojo, 2014). Selain pengetahuan, hal penting lainnya adalah biaya.
faktor perilaku. Adapun ketiga faktor utama antara lain: (1) Faktor ipredisposisi
dan lain-lainya. (2) Faktor pendorong (reinforcing factorsi) terbentuk di sikap dan
perilaku petugas kesehatan/ petugas lain yang menjadi kelompok referensi dari
WUS yang melakukan IVA tes maka diperlukan bidan atau dokter sedangkan
4
rendahnya cakupan keikutsertaan skrining kanker serviks dengan metode IVA tes
Kecamatan Tandun I.
IVA tes?
IVA tes?
1.2.4 Apa saja faktor prediposisi yang berpengaruh dengan keikusertaan WUS
1.2.5 Apa saja faktor pendukung yang berpengaruh dengan keikusertaan WUS
1.2.6 Apa saja faktor pendorong yang berpengaruh dengan keikusertaan WUS
5
1.3.1 Untuk mengetahui gambaran faktor prediposisi (tingkat pengetahuan,
IVA tes.
IVA tes.
serviks dengan metode IVA tes pada WUS menurut model precede-proceed
di Puskesmas Tandun I.
I.
6
1.4.2 Manfaat Praktis
Tandun I.
Keikutsertaan skrining kanker serviks dengan metode IVA tes pada WUS
tes.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker serviks atau juga dikenal sebagai Kanker leher rahim adalah tumor
ganas yang mempengaruhi lapisan permukaan rahim atau leher rahim (epitel).
Sel-sel permukaan ini, tidak seperti sel normal, mengalami proliferasi dan
mengikuti pedoman normal dapat menyebabkan tumor, luka, atau borok yang
dapat menyebabkan keluhan atau gejala seperti keputihan yang berbau dan
pendarahan. Ciri lain dari sel-sel ganas ini adalah bahwa mereka dapat menyebar
baik secara fisik ke seluruh panggul dan melalui saluran karet, pembuluh limfatik,
dan pembuluh darah ke organ lain seperti paru-paru, hati, dan tulang (Rasjidi,
2009: 20).
Papilloma Virus, atau HPV (Human Papilloma Virus papilloma). Kehadiran HPV
adalah penyebab utama kanker serviks. HPV menyebabkan kanker serviks dalam
jangka waktu yang lama, antara 10 dan 20 tahun. Infeksi HPV dini, lesi prakanker,
dan kanker serviks stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apapun pada
Banyak orang baru mengetahui bahwa mereka mengidap kanker serviks pada
Infeksi Human Papilloma Virus adalah salah satu penyebab paling umum
dari kanker serviks (HPV). Saat ini ada I38 jenis HPV yang telah didentifikasi,
8
virus HPV memiliki risiko kecil menyebabkan kanker, sedangkan yang lain memiliki
risiko tinggi. Meskipun begitu varietas HPV risiko tinggi dan risiko rendah dapat
menyebabkan perkembangan sel yang abnormal, tetapi hanya jenis HPV risiko
tinggi yang diketahui menyebabkan kanker. Virus HPV berisiko tinggi adalah tipe
16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 69, dan mungkin lebih banyak bentuk
virus HPV risiko tinggi dapat ditransfer selama hubungan seksual (Depkes RI,
2010).
lebih dari 90% keganasan serviks. HPV16 sendiri bertanggung jawab untuk lebih
Pada fase awal infeksi HPV dan kanker serviks, tidak ada gejala. Jika
kanker telah lanjut atau mencapai stadium lanjut, gejala berikut dapat terjadi
(Rasjidi, 2009) :
1) Keputihan: semakin lama bau dan tidak sembuh, semakin buruk; bahkan bisa
5) Anemia
6) Gagal ginjal yang disebabkan oleh infiltrasi sel tumor ke dalam ureter,
menghalangi sepenuhnya.
b) Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih berat dari biasanya.
9
c) Pengalihan setelah hubungan seksual atau inspeksi panggul.
8) Nyeri
a) Nyeri saat berhubungan seksual, kesulitan atau nyeri saat mengintip, dan
b) Jika kanker telah berkembang ke stadium III atau lebih, akan menyebabkan
lainnya.
Gambar 2. 1 Kanker Serviks dari Stadium Awal sampai Stadium Lanjut (WHO
2021)
kanker serta jumlah kanker yang telah menyebar dan menyerang jaringan
sekitarnya. Stadium kanker serviks mengacu pada stadium kanker dan waktu
bedah. Menurut Langhorne, Fulton, dan Otto (2011). The International Federation
10
Of Gynecology And Obstetrics (IFGO) mendefinisikan stadium paling umum dari
kanker serviks. Angka romawi 0 hingga IV mewakili stadium kanker dalam metode
ini, semakin tinggi angkanya, semakin berbahaya dan lanjut kankernya (Kemenkes
bahwa kanker belum menyebar ke bagian lain dari tubuh. Pada tahap ini,
perubahan sel abnormal hanya terlihat pada permukaan serviks. Ini termasuk
penyakit prakanker yang dapat diobati dan memiliki tingkat pemulihan hampir 100
2) Stadium Stadium I
leher rahim, tetapi belum menyebar ke bagian tubuh lainnya. Stadium I saat ini
a) Stadium IA
berkembang menjadi ukuran kurang dari 3 mm, serta lebarnya kurang dari 7
serviks
b) Stadium I B
Kanker telah menyebar ke area yang lebih luas, tetapi belumbergerak di luar
11
3) Stadium II
Pada stadium II kanker serviks sudah mulai menyebar di luar leher Rahim,
namun tidak sampai ke dinding Rahim dan sepertiga bagian bawah vagina dengan
a) Stadium II A
b) Stadium II B
Pada stadium ini kanker sudah mulai menyebar kearea jaringan sekitar
4) Stadium III
Kanker serviks pada stadium ini telah menyebar disekitar jaringan lunak
a) Stadium III A
Kanker telah menyebar di sepertiga bagian bawah dari vagina, tetapi belum
b) Stadium III B
Pada stadium ini penyebaran kanker sudah sampai pada dinding panggul
5) Stadium IV
Penyebaran karker sudah keluar dari area serviks dan rahim dengan tingkatan
sebagai berikut:
a) Kanker stadium IV A
Kanker pada Stadium ini telah menjalar diorgan sekitar serviks yaitu kandung
12
b) Kanker stadium IV B
Kanker telah menyebar di organ-organ yang sangat jauh dari serviks dalam
Kanker serviks sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus HPV risiko
tinggi. Virus ini menyebar melalui kontak kulit saat berhubungan seksual. Secara
umum, gaya hidup yang tidak tepat merupakan salah satu penyebab kanker
serviks, serta cara merawat organ reproduksi wanita yang salah juga menjadi
penyebab terjadinya kanker serviks tanpa melihat batas usia. Selain itu Kanker
5) Defisiensi nutrisi
6) Lemahnya imunitas
keterlibatan HPV dan kanker serviks pada stadium awal. Mendeteksi kanker
sebelum menjadi ganas lebih efektif daripada menunggu sampai menjadi ganas.
Pap smear, pap net, cervicolography, tes IVA (Visual Acid Inspection), tes HPV,
kolposkopi, dan sitologi berbasis cairan (preparat pap smear lapis tipis) adalah
beberapa metode deteksi dini yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya
13
mengidentifikasi perkembangan diagnosis sehingga dapat diperiksa untuk
dan spesifisitas selain untuk mengkonfirmasi atau menyanggah suatu uji skrining
(Aprianti et al., 2018) sebagian besar pada aspek-aspek yang relevan dengan
diagnosis dini kanker serviks. Faktor yang berhubungan dengan deteksi dini
kanker serviks dieksplorasi, Identifikasi dini kanker serviks dengan tes IVA, serta
kesehatan agar tidak sakit, serta upaya penyembuhan jika tidak sehat,
kanker terdiri dari berbagai metode: (1). Papsmear (konvensional atau liquid-base
cytology/LBC, (2). Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), (3). Inspeksi Visual
Lugoliodin (VILI), (4). Test DNA HPV (genotyping / hybrid captur) (Andrijono et al.,
2016)
IVA tes adalah metode inspeksi visual dengan asam asetat, atau dikenal
juga dengan sebutan visual inspection with acetic acid. Seperti namanya, IVA tes
adalah suatu cara mendiagnosis dini kemungkinan adanya kanker serviks dengan
menggunakan asam asetat. Metode deteksi dini kanker serviks yang populer di
Indonesia salah satunya adalah inspeksi asam asetat (IVA), tidak kalah
populernya dengan metode pap smear, jika pap smear dilakukan dengan
mengambil cairan leher rahim, tetapi IVA dilaksanakan dengan mengoles atau
mengusap leher rahim/ serviks dengan asam asetat 3-5% dan larutan iodium lugol
dengan bantuan lidi wotten. Metode ini dilakukan untuk mengamati perubahan
14
warna yang terjadi paska dioleskan selama 1-2 menit. Sehingga hasil dapat dilihat
berubah warna menjadi putih (aceto white epitelum), kemungkinan pasien memiliki
lesi prakanker jika hal tersebut dialami. Dan sebaliknya jika tidak ada perubahan
warna pada serviks, maka dapat dikatakan bahwa serviks dalam kondisi normal.
Namun penerapan metode IVA tidak dapat dilakukan pada wanita yang telah
serviksalis dan tidak tampak dengan pemeriksaan inspekulo (Novitaa & Sagita,
2020).
2) Perempuan yang menjadi klien pada klinik IMS dengan discharge (keluar
cairan) dari vagina yang abnormal atau nyeri pada abdomen bawah (bahkan
3) Perempuan yang tidak hamil (walaupun bukan suatu hal yang rutin, perempuan
yang sedang hamil dapat menjalani skrining dengan aman, tetapi tidak boleh
menjalani pengobatan dengan krioterapi) oleh karena itu IVA belum dapat
bisa dilakukan oleh tenaga medis selain dokter ginekologi tetapi sebelum
melaksanakan tes IVA perlu dipersiapkan Peralatan secara lengkap. Berikut ini
15
1) Sabun dan air untuk cuci tangan
4) Sarung tangan
5) Meja ginokologi
7) Asam asetat 3-5% (Bisa juga asam cukai yang dipakai sehari-hari untuk
asam asetat pada leher rahim pasien. Pasien diperiksa pada kondisi litotomi di
1) Sebelum peemeriksaan dimulai wajib bagi tenaga medis mencuci tangan dan
mengeringkannya.
2) Pasang speculum yang hiegenis dan masukkan kedalam vagina untuk melihat
leher rahim
4) Bersihkan segala kotoran yang ada pada serviks menggunakan lidi wotten
6) Masukkan lidi wotten yang telah diceupkan dengan asam asetat 3-5%
kedalam vagina sampai menyentuh portio, lalu tunggu 1-2 menit, guna melihat
16
7) Amati dengan teliti area transformasi serta catatlah bila terjadi serviks mudah
berdarah dan terdapat plaque putih dan tebal bila menggunakan asam asetat
9) Bersihkan larutan asam asetat dan lugol dengan lidi wotten atau kasa bersih.
adanya area putih dan permukaan meninggi dan memiliki batas yang jelas diarea
(Abdi, 2019).
Keikutsertaan dalam kamus (KBBI, 2021) perihal ikut serta, tindakan ikut
serta. Partisipasi dalam metode yang sama adalah partisipasi dengan cara yang
sekelompok orang atau sekelompok orang dalam aksi bersama yang berkaitan
Partisipasi terjadi sebagai akibat dari interaksi sosial antara orang-orang yang
subur dalam deteksi dini kanker serviks dengan tes IVA dapat dikaitkan dengan
kurangnya pengetahuan WUS, yang mengarah pada sikap negatif terhadap ujian,
17
terdekatnya dalam situasi ini, sikap suami sangat signifikan dalam bertindak pada
tes IVA. Dalam masyarakat patriarki, suami sebagai pemimpin keluarga memiliki
Sebagai hasil, informasi mengenai tes IVA diperlukan tidak hanya untuk
WUS yang menerima konseling IVA, tetapi juga untuk suami mereka sehingga
mereka dapat mendukung istri mereka selama tes. Berdasarkan hasil observasi,
terdapat hubungan yang kuat antara partisipasi WUS dalam tes IVA dengan
value 0,000), dan dukungan suami (p value 0,000). 0,000) (S. A. Dewi, 2019).
terhadap kanker serviks dengan sikap terhadap diagnosis dini IVA, dibuktikan
dengan hasil uji Kendal Tau T = 0,329 dengan signifikansi p = 0,00I (0,05). Ketika
kanker serviks, dan bagaimana mencegah kanker serviks, dia tidak akan
berperilaku seperti yang dianggap biasa untuk kanker serviks. WUS akan
Tandun I merupakan sarana atau sarana bagi ibu-ibu untuk mencapai perilaku
adalah tujuan, yang merupakan motivasi diri guna mencapai suatu tujuan.
18
Perilaku manusia hasil dari sebuah interaksi manusia dan pengalaman yang
terwujud dalam pengetahuan, sikap dan tindakan. Untuk itu perilaku adalah
respon/ reaksi seseorang yang timbul dari luar ataupun dari dirinya sendiri (Irwan,
2017).
faktor-faktor yang merupakan penyebab perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
hal ini terjadi setelah individu atau kelompok pengamatan melalui suatu tertentu.
1. Umur
Berdasarkan (KBBI, 2021) Umur atau usia adalah lama waktu hidup atau
ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Umur saat diagnosa merupakan faktor
prognostik untuk kanker serviks. Umur individu terhitung mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Kanker leher rahim dapat
terjadi pada usia mulai 18 tahun (Huclok, 1998). Penelitian menunjukkan semakin
mendapatkan kanker serviks. Menikah pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu
19
2. Pendidikan
pendidikan tinggi maka ia akan mudah untuk menerima informasi sehingga dapat
untuk merubah sikap mereka terhadap hal-hal baru yang baru diterimanya
(Nursalam, 2020).
3. Pekerjaan
pekerja seperti petani dan buruh (sosial ekonomi rendah), mempunyai risiko 4 kali
4. Status ekonomi
berasal dari dua kata yaitu oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga,
20
pengetahuan yang tersusun menurut cara yang runtut dalam rangka mengatur
rumah tangga. Rumah tangga diartikan secara lebih luas, rumah tangga disini
berkaitan dengan kelompok sosial yang dianggap sebagai rumah tangga sebagai
kesatuan kelompok manusia yang hidup menurut norma dan tata aturan tertentu
Indonesia namun juga di luar negeri status sosial ekonomi seseorang berpengaruh
(Abdulsyani, 2007:91) status (kedudukan) memiliki dua aspek yaitu aspek yang
pertama yaitu aspek struktural, aspek struktural ini bersifat hierarkis yang artinya
aspek ini secara relatif mengandung perbandingan tinggi atau rendahnya terhadap
status-status lain, sedangkan aspek status yang kedua yaitu aspek fungsional
atau peranan sosial yang berkaitan dengan status-status yang dimiliki seseorang.
5. Paritas
Wanita yang memiliki jumlah paritas >3 memiliki risiko 5,5 lebih besar untuk
(Aballéa et al., 2020). Paritas yang berbahaya adalah dengan memiliki jumlah anak
lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat. Sebab dapat
6. Pengetahuan
merasakan suatu hal tertentu pada suatu objek melalui panca indra yaitu Indra
21
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan sentuhan manusia digunakan
a. Tingkat Pengetahuan
1) Mengetahui (know)
jelaskan, definisikan, nyatakan, dan kata kerja lainnya adalah contoh kata kerja
yang dipelajari untuk mengukur bahwa individu menyadari apa yang mereka
pelajari.
2) Memahami
dengan tepat.
3) Aplikasi
4) Analisis
sambil tetap berada di dalam struktur dan memiliki hubungan satu sama lain.
22
5) Sintesis
berbeda untuk membentuk satu kesatuan yang baru atau buat formula baru dan
saat ini.
atau item.
diharapkan tidak akan terjadi sampai seseorang menerima dorongan kuat dari
kanker serviks dan deteksi dini kanker serviks menggunakan metode IVA harus
diberikan kepada WUS dan masyarakat. Dengan p-value 0,05 maka dapat
keterlibatan WUS dalam diagnosis dini kanker serviks menggunakan metode IVA.
Hal ini bisa jadi karena tingkat pengetahuan seseorang merupakan faktor
seseorang yaitu keikutsertaan dalam deteksi dini serviks (Aprianti et al., 2018).
23
a) Tingkat pendidikan, yaitu upaya untuk menanamkan pengetahuan dalam
pengetahuannya.
c. Sumber Pengetahuan
berikut:
dengan bertanya kepada orang lain yang memiliki otoritas atau yang dianggap
dalam situasi ini, hasil publikasi resmi kesaksian otoritas, seperti buku atau
2) Indra
Manusia menggunakan Indra sebagai alat untuk mengakses salah satu sumber
24
3) Akal
dengan pasti dan mandiri karena indera yang prospektif (Imas Masturoh &
Anggita, 2018).
7. Sikap
diikuti dengan sikap yang rasional. Charles Abraham alih dari bahasa Leony sally
penyesuailan diri dengan orang lain yang diharuskan melalui dalam berperilaku
yang diekspresikan. Ada dua jenis sikap menurut Purba, (2009) yaitu:
1. Positif yaitu bila seseorang bersikap baik untuk terhadap suatu objek dengan
Semua karakter lingkungan dan semua sumber daya atau fasilitas yang
kemampuan dan potensi yang diperlukan agar terwujudnya suatu perilaku yang
baik. Faktor ini dapat dilihat dari lingkungan fisik, dengan tersedia atau tidak
Sarana adalah segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi oleh
mata maupun teraba oleh panca-indera dan dengan mudah dapat dikenali
oleh pasien dan (umumnya) merupakan bagian dari suatu bangunan gedung
25
ataupun bangunan gedung itu sendiri (Pelatihan et al., 2016) sedangkan
menurut Moenir (2006) sarana adalah segala jenis peralatan yang berfungsi
sebagai alat utama/ alat langsung untuk mencapai tujuan. Misalnya tempat tidur,
seperangkat alat yang berfungsi secara tidak langsung untuk mencapai tujuan,
2. Biaya
3. Jarak
radius 5Km dan jarak optimal tempat pemeriksaan Kesehatan dalam radius 3
kilometer dengan waktu tempuh perjalanan sepeda motor kurang lebih 20 menit.
26
sehingga WUS kesulitan untuk memeriksanya.Jarak rumah dengan tempat
tergantung pada tujuan dan jenis kegiatan/ program. Faktor pendorong ini juga
terbentuk dari perilaku petugas Kesehatan, guru, teman sebaya, dan keluarga
undang, surat keputusan dari para pejabat pemerintahan daerah atau pusat (S
Notoatmodjo, 2007).
1. Dukungan Suami
perilaku, dan penerimaan keluarga terhadap pasien yang sakit. Anggota keluarga
diperlukan. Seorang suami yang berasal dari keluarga yang menjunjung tinggi
perilaku sehat akan menjadi pendukung yang kuat bagi istrinya. Dukungan
pasangan dapat membawa manfaat emosional, seperti rasa aman dan dorongan
bagi orang untuk terlibat dalam perilaku sehat (Aprianti et al., 2018). Macam-
macam dukungan suami adalah orang yang selalu bersedia membantu dan
a) Dukungan Informasi
sebagai penyendiri (penyebar). Ini tentang proposal saat ini, informasi yang dapat
berkontribusi pada tindakan sugesti khusus untuk individu, bantuan ini dapat
27
membantu untuk menekan timbulnya stresor. Ide, usul, saran, arahan, dan
c) Dukungan Penilaian
d) Dukungan instrumental
Kesehatan pasien dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, dan
terhindar dari kelelahan penderita merupakan sumber bantuan yang praktis dan
konkrit.
e) Dukungan emosional
Keluarga adalah tempat yang aman dan tenang untuk istirahat dan
Seorang suami yang berasal dari keluarga yang mendorong perilaku sehat
orang untuk melakukan pilihan yang sehat (Noveria, 2017). Akibatnya, keterlibatan
suami sangat penting untuk tindakan individu, terutama dalam diagnosis dini
kanker serviks. Anda dapat meminta bantuan suami Anda untuk mendapatkan
dukungannya. Hal ini dilakukan dengan memberikan WUS brosur/ leaflet yang
serviks IVA.
28
besar terhadap partisipasi WUS dalam tes IVA, dengan nilai p 0,000 dan Odds
Ratio 46,6, menunjukkan bahwa WUS yang menerima dukungan suami memiliki
46. probabilitas mengikuti tes IVA dibandingkan dengan WUS yang tidak
karena unsur budaya patriarki motivasi akibatnya, keterlibatan WUS dalam deteksi
dini kanker serviks metode IVA sangat dipengaruhi oleh dukungan suami.
Tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis (dokter dan dokter gigi); tenaga
2.5 Motivasi.
tertentu dan tujuan pribadi untuk menyelesaikan tugas. Faktor psikologis, impuls,
keinginan, tekanan, dan metode adalah bagian dari motivasi. Akumulasi pengaruh
29
internal dan eksternal inilah yang dimaksud. Variabel eksternal berasal dari luar
individu, sedangkan faktor internal berasal dari dalam individu. Faktor internal
Lingkungan, baik itu lingkungan fisik, sosial, atau tekanan organisasi, merupakan
merespon disebut sebagai motivasi. Motivasi adalah sifat psikologis manusia yang
lebih serius melakukan sesuatu ketika mereka termotivasi. Motivasi murni yang
tujuan tertentu. Menurut (Uno, 2016) motivasi adalah sifat kepribadian yang
mengidentifikasi persyaratan lebih lanjut. Contoh kasus Ibu yang paling termotivasi
Visual Asam Asetat (IVA) sambil menyelesaikan pemeriksaan IVA rutin setidaknya
setiap tiga tahun sekali untuk memastikan bahwa kesehatan serviks putrinya
tahun 2012, motivasi belajar deteksi dini kanker serviks melalui metode Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA) sebagian besar berada pada kategori tinggi, yaitu 47
30
orang (49,5%), dan terbanyak di Kabupaten Banyumas. kategori rendah, dengan
kategori:
1) Motivasi intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah jenis motivasi yang muncul dari dalam diri
seseorang. Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul dari
perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa yang sudah
merupakan hal yang dilakukan sesorang sesuai dengan hati Nurani, (b) Cita-cita,
dari dalam diri sendiri, (c) Prestasi, dimana seseorang berjuang untuk mencapai
terhadap obyek tertentu, (e) Rekreasi, adalah kegiatan yang bertujuan untuk
2) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah faktor motivasi yang berasal dari luar diri
seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Faktor yang
yang berada diluar individi itu sendiri, (b) Pelatih, merupakan seseorang yang telah
yang didapat kepada anak didiknya, dengan menggunakan metode bervariasi agar
mudah dimengerti, (c) Alat dan fasilitas, tempat ataupun alat yang digunakan untuk
melakukan suatu kegiatan, (d) Penghargaan, adalah suatu bentuk rasa berterima
kasih karena telah berusaha atau bekerja keras untuk menjadi yang terbaik.
31
2.5.2 Pengukuran Motivasi
Skala Likert digunakan untuk mengukur sebagai instrumen. Ada lima opsi
untuk setiap item pernyataan. Tidak ada yang namanya jawaban yang salah (Uno,
sikap, persepsi, pendapat, atau reaksi sekelompok orang terhadap potensi dan
masalah suatu objek, desain produk, proses pembuatan, dan pengembangan atau
kreasi produk. Jawaban untuk setiap item pada skala Likert, yang berkisar dari
sangat positif hingga sangat negatif dan dapat diungkapkan dengan kata-kata
seperti sangat setuju, setuju, ragu-ragu, dan tidak setuju. sangat tidak setuju,
Wanita usia subur merupakan wanita yang masuk pada usia 15-49 tahun
tanpa dilihat dari status perkawinan. pada usia 20-45 tahun wanita masa subur
memiliki organ reproduksi yang berfungsi dengan baik. usia subur wanita lebih
cepat dari pada wanita, dimana puncak kesuburan wanita pada rentang usia 20-
29 tahun, pada usia ini wanita memiliki potensi untuk hamil 95%, pada usia 30
tahunan potensi hamil wanita menjad 90%. Sedangkan pada usia 40 tahunan
potensi wanita untuk hamil adalah 40%. Setelah usia 40 tahun persentase potensi
hamil wanita hanya 10%, hal ini dikarenakan masa subur wanita hanya sampai
umur 45 tahun (Nurlela, 2018). Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal
yang sangat penting, untuk itu wanita pada masa subur harus menjaga dan
merawat Kesehatan dan personal hygiene alat reproduksi. Salah satu upa ya
yang dapat dilakukan adalah dengan mendeteksi dini kanker serviks (Keputusan
32
2.7 Kerangka Teori
Kanker serviks
WUS
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang sering terjadi pada
wanita. Kanker serviks terjadi ketika sel-sel serviks yang tidak normal berkembang
tanpa kendali. Kanker serviks dapat dideteksi secara dini melalui pemeriksaan
skrining secara berkala minimal satu tahun sekali sejak wanita berhubungan
33
seksual. Deteksi dini kanker serviks dapat menggunakan metode IVA tes, pap
Metode IVA merupakan salah satu metode skrining yang paling sederhana,
tidak sakit, mudah, murah, efektif dan cepat dalam mendeteksi kelainan pada
serviks. Pemeriksaan tes IVA menggunakan asam asetat 3-5% secara inspekulo
dan dilihat dengan pengamatan mata langsung (mata telanjang) dengan tingkat
keberhasilan 60-92%. Namun metode ini belum banyak dimanfaatkan oleh WUS
karena faktanya proporsi pemeriksaan IVA saat ini baru mencapai 40%. Hasil
positif apabila kulit bagian genital yang terinfeksi virus HPV berubah menjadi putih
Tes pap smear rutin masih belum menjadi perhatian umum. Apalagi kanker
serviks ini juga tidak akan menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru
muncul saat kanker sudah mulai menyebar dan memasuki tahap stadium lanjut.
Pap smear dilakukan dengan mengambil sampel sel di serviks. Setelah itu,
pada wanita untuk mendeteksi infeksi HPV (human papilloma virus) tipe risiko
tinggi. Infeksi HPV tipe risiko tinggi dapat memicu perubahan dalam sel serviks
dan dapat berubah menjadi kanker serviks atau jenis kanker lainnya, seperti
Keikutsertaan skrining kanker serviks dengan metode IVA dimulai dari usia
15 sampai 49 tahun, hal ini bisa mempercepat agar tidak terjadi kanker serviks
keikutsertaan skrining kanker serviks dengan metode IVA yaitu faktor prediposisi,
merubah perilaku yang dapat dilihat dari umur, pendidikan, pekerjaan, status
34
ekonomi, paritas, pengetahuan, sikap. Faktor pendukung merupakan faktor yang
berupa adanya dukungan atau pengaruh yang cukup besar sehingga perilaku
orang tersebut dapat dilakukan seperti dukungan suami dan dukungan tenaga
medis.
35
BAB 3
Faktor Predisposisi :
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Status ekonomi
5. Paritas
6. Pengetahuan
7. sikap
Faktor pendukung :
1. Sarana dan
prasarana
2. Biaya
3. Jarak
3.2 Hipotesis
Hipotesis utama:
Hipotesis khusus :
36
4. Terdapat pengaruh kondisi pendapatan secara positif terhadap keikutsertaan
Hipotesis utama :
Hipotesis khusus :
keikutsertaan skrining kanker serviks melalui metode deteksi IVA pada WUS
Hipotesis utama :
Hipotesis khusus :
37
BAB 4
METODE PENELITIAN
deteksi kanker serviks pada wanita yang berusia subur, oleh karena itu desain ini
sesuai dengan kajian pembahasan penelitian. Selain itu penelitian ini berusaha
untuk mengungkap pengaruh antar variabel serta menyelidiki terkait penyebab dari
4.2.1 Populasi
Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian.
Dalam penelitian penelitian ini digunakan tehnik simple random sampling, yaitu
tehnik yang dipilih secara acak dan memiliki kesempatan yang sama menjadi
sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah pada WUS yang sesuai dengan
38
Murti (2010) adalah tergantung pada jumlah prediktor dikali 5 sampai 10. Rumus
= 12 x10
= 120
sampling dan proporsional untuk tiap desa. Data hasil pemilihan sampel tersedia
yaitu kumain, puo raya, Tandun, Koto Tandun, Tandun barat kabupaten Rokan
39
4.3.2 Waktu Penelitian
4.4.1 Bahan
diselenggarakan oleh peneliti, maka terdapat beberapa bahan yang akan menjadi
4.4.2 Alat
langsung.
selama penelitian
suatu kelompok dengan anggota kelompok lainnya. Variabel yang diteliti adalah:
40
2. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu keikutsertaan skrining kanker
41
4.6 Definisi Operasional
Independen
Faktor prediposisi
Umur Lama hidup responden dari lahir sampai saat Responden Kusioner 0. Berisiko <20 dan >35 tahun Nominal
penelitian (Ramadhaningtyas & Tenggara, mengisi sendiri. 1. Tidak berisiko 20-35 tahun
2020)
Pendidikan Tingkat sekolah formal yang dicapai Responden Kusioner 0. Tidak sekolah Ordinal
berdasarkan pengakuan WUS (Soekidjo, mengisi sendiri. 1. Tamat SD
2010) 2. Tamat SLTP
3. Tamat SLTA
4. Tamat penguruan tinggi (D1/D2/D3/
S1 /S2)
Pekerjaan Status aktifitas yang dilakukan WUS untuk Responden Kusioner 0. Bekerja Nominal
memperoleh upah/ uang (Zhang et al., 2020) mengisi sendiri. 1. Tidak Bekerja
Status Status keadaan yang menunjukkan Responden Kusioner 0. Rendah≤ 2.960.000 Nominal
ekonomi/ kemampuan keuangan keluarga dan mengisi sendiri. 1. Tinggi> 2.960.000
pendapatan kepemilikan peralatan material. Berdasarkan
dari UMR (Badan Pusat Statistik Kabupaten
Rokan Hulu, 2021a)
Paritas Jumlah kelahiran hidup seorang Wanita Responden Kusioner 0. Nullipara (0) Ordinal
(Aballéa et al., 2020) mengisi sendiri. 1. Primipara (I)
2. Multipara (2- 4)
3. Grandemultipara (> 5)
Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui WUS tentang Responden Kusioner 0. Kurang (skor≤ 4) Nominal
keikutsertaan dalam pemeriksaan IVA yang mengisi sendiri. 1. Baik (skor >4)
mampu menjawab minimal 8 pertanyaan
benar (S Notoatmodjo, 2007b).
42
Sikap Merupakan pendapat atau pandangan yang Responden Kusioner 0. Negatif (0-1) Jika skor ≤ 26) Nominal
berdasarkan pendirian dan kenyakinan mengisi sendiri. 1. Positif (2-3) Jika skor >26)
tentang faktor keikutsertaan dalam metode
IVA (Hoirun Nawalah, 2012)
Faktor Pendukung
Sarana dan Memadainya ketersediaan tempat dan alat Responden Kusioner 0. Tidak memadai (Jika skor ≤3) Nominal
prasarana pelayanan, petugas kesehatan dan jadwalnya mengisi sendiri. 1. Memadai (Jika skor >3)
(Pelatihan et al., 2016)
Biaya pengorbanan sumber daya ekonomi dalam Responden Kusioner 0. Tidak mampu (Jika jawaban ≤3) Nominal
satuan moneter yang telah terjadi atau mengisi sendiri. 1. Mampu (Jika jawaban >3)
diproyeksikan akan terjadi untuk tujuan
tertentu (Depertemen Kesehatan RI, 2004)
Jarak Panjang lintasan untuk satu perjalanan pulang Responden Kusioner 0. Dekat (bila berjalan kaki menempuh Nominal
pergi, dalam kilometer (Rasmussen, 2021). mengisi sendiri. jarak ≤ 3 km atau naik sepeda motor
menempuh waktu < 20 menit
1. Jauh (bila berjalan kaki menempuh
jarak > 3 km atau naik sepeda motor
menempuh waktu > 20 menit
Faktor Pendorong
Dukungan Peran dari suami maupun anggota keluarga Responden Kusioner 0. Tidak Mendukung (Jika skor ≤3) Nominal
Suami lainnya pada saat memberikan keputusan dan mengisi sendiri. 1. Mendukung (Jika skor>3)
persetujuan pemeriksaan IVA (Aprianti et al.,
2018).
Dukungan Peran dari orang-orang yang mendedikasikan Responden Kusioner 0. Tidak Mendukung (Jika skor ≤3) Nominal
tenaga medis diri pada bidang kesehatan dengan memiliki mengisi sendiri. 1. Mendukung (Jika skor >3)
kemampuan serta pengetahuan di bidang
kesehatan (Peraturan Pemerintah, I996).
Wanita Usia Subur (WUS)
WUS atau usia produktif yang berusia dari 15 samapai 49 tahun, yang telah menikah serta aktif berhubungan seksual (Kemenkes RI, 2018)
Dependen
Keikutsertaan Sikap dan tindakan yang ditunjukkan oleh Responden Kusioner 0. Tidak melakukan Nominal
skrinning responden terhadap kegiatan pemeriksaan mengisi sendiri. 1. Melakukan
kanker serviks
43
dengan skrinning kanker serviks dengan metode IVA
metode IVA tes (S Notoatmodjo, 2012).
44
4.7 Alur Penelitian
Ijin penelitian dari Universitas Brawijaya lewat Kesbangpol Prov. Riau diteruskan
ke Kesbangpol Kab. Rokan Hulu, kemudian surat dibawa kePuskesmas Tandun I.
Populasi: Semua WUS yang mempunyai pasangan berada diwilayah Puskesmas
Tandun I
Kusioner
Informan Consent
Variabel bebas:
1. Umur 7. Sikap
2. Pendidikan 8. Dukungan suami
3. Pekerjaan 9. Dukungan tenaga Medis
4. Pendapatan 10. Sarana dan prasarana
5. Paritas 11. Biaya
6. Pengetahuan 12. Jarak
Kesimpulan
45
4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas
dahulu dilakukan uji coba instrumen penelitian. Pengujian yang dilakukan adalah
kuesioner yang tepat. Uji validitas dilakukan pada 20 sampel di wilayah Puskemas
Tandun II Uji validitas untuk pertanyaan dengan skala likert dilakukan dengan
(signifikansi 5% = 0,05). untuk variabel sikap. Item pertanyaan dianggap valid jika
nilai Corrected item-Total corection ≥ 0,3 yaitu 0,3. Berdasarkan hasil uji validitas
intrumen didapatkan nilai r hitung untuk variabel sikap lebih besar dari 0,3
Guttman yaitu pengetahuan, sarana dan pra sarana, biaya, dukungan suami, dan
2
𝐾𝑠 = 1 − 0,5(10.16)
2
𝐾𝑠 = 1 − 0,5(160)
2
𝐾𝑠 = 1 −
80
𝐾𝑠 = 1 − 0,025
𝐾𝑠 = 0,97
Keterangan:
46
e : Jumlah kesalahan
Jika Ks > 0,60 maka dianggap baik untuk digunakan dalam penelitian.
biaya, dukungan suami dan dukungan tenaga medis secara berturut- turut adalah
0,97; 0,92; 0,92; 0,94, dan 0,94 maka item pertanyaan pada variabel- variabel
hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama (Hastono, 2006).
Keterangan:
47
𝜎2𝑡 : varians total
Instrumen dikatakan reliabel jika cronbach alpha lebih dari 0,7. Hasil uji
Instrumen dikatakan reliabel jika r KR20 > 0,6. Hasil uji reliabilitas terhadap
0,834; 0,9149; 0,8902; 0,9460 dan 0,9362. Dengan demikian variabel- variabel
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
bebas dan variabel terikat mempunyai pengaruh (X2) dengan ambang signifikansi
= 0,05 dan rasio penggunaan uji chi square (prevalen CI 95 persentase) dilakukan
48
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel
3. Analisis Multivariat
dikotomis.
keikutsertaan skrining kanker serviks dengan metode IVA tes pada WUS di
mengetahui apakah variabel yang signifikan dari hasil uji secara serentak
49
BAB 5
HASIL PENELITIAN
memiliki 5 desa yaitu 1) Desa Kumain 2) Desa Tandun 3) Desa Tandun Barat 4)
Desa Koto Tandun 5) Desa Puo Raya dan wilayah kerja Puskesmas Tandun II
yang membawahi 4 desa, yaitu: 1) Desa Tapung Jaya 2) Desa Bono Tapung 3)
50
Desa Dayo 4) Desa Sei Kuning. Penelitian ini peneliti mengambil wilayah kerja
Tabel 5.1 merupakan responden tingkatan usia berisiko dari usia <20 dan
>35 tahun sebanyak 21,7% lebih banyak tidak berisiko dengan tingkatan usia
antara 20-35 tahun sebanyak 78,3% dari keseluruan responden. Responden untuk
pendidikan yang paling tinggi terdapat pada tingkat SLTA sebanyak 50,8% dikuti
tingkat PT sebanyak 6,7% dan tidak sekolah sebanyak 1,7% Responden menurut
pekerjaan responden yang bekerja 83,3% lebih banyak daripada responden tidak
pendapatan rendah 82,5% lebih banyak dari pada responden yang berpendapatan
51
tinggi yaitu sebesar 17,5%. Berdasarkan responden paritas paling banyak pada
5,0%.
berikut:
pengetahuan baik tentang pengertian kanker serviks orang (93) dan sebagian kecil
yang memiliki pengetahuan baik tentang etiologi kanker serviks yaitu 77,5.
52
Berdasarkan 5.4 responden yang memiliki sikap negatif terhadap skrining
sebanyak 19,2 persentase lebih banyak responden yang memiliki sikap positif
Tabel 5.5 Distribusi Responden dengan Jawaban Sikap WUS pada Kusioner
Sikap WUS
No Kisi-kisi Pertanyaan Jumlah Presentase
(n) (%)
1 Informasi kanker serviks (P1, P2) 69 57.5
2 Deteksi dini kanker serviks (P3, P4, P5) 97 80.3
3 Metode IVA tes (P6, P7, P8) 98 81.6
4 Kesadaran diri (P9, P10) 75 62.5
memiliki sikap positi 80% yaitu tentang metode IVA tes sebanyak 98 responden
(81,6%).
lebih banyak responden sarana dan prasarana yang memadai sebesar 50,8%.
53
70,8%, dan biaya yang mampu membiayai skrining sebanyak 29,2%. Tabel
berdasarkan jarak rumah responden yang diukur dengan google maps maka dekat
sebanyak 55,8% dan sedangkan jarak jauh sebanyak 44,2%. Responden yang
medis sebanyak 43,3% dan responden yang mendapat dukungan tenaga medis
sebanyak 56,7%.
responden.
96 responden (80%).
54
Tabel 5.10 Distribusi jawaban kusioner dukungan tenaga medis
No Kisi-kisi pertanyaan Jumlah Persentase
(n) (%)
1. Deteksi dini (P1, P2, P5) 14 11,6
2. Kecemasan (P3, P4, P6) 37 30,8
responden (30,8%).
55
Berdasarkan Tabel 5.8 mengenai proporsi jumlah keikutsertaan skrining
berdasarkan umur berisiko sebesar 21,7% dan usia tidak berisiko sebesar 78,3%.
Diproleh nilai p-value pada Pearson Chi-square sebesar 0,576. Karena Nilai P-
value (0,576) > α (0,05), maka Ho di terima, dengan demikian berarti tidak ada
skrining dengan dengan jenjang pendidikan tidak tamat sekolah sebesar 1,7%,
32,5%, jenjang pendidikan Tamat SLTA sebesar 50,8%, tamat perguruan tinggi
sebesar 6,7%, dari proporsi diatas menunjukan ada perbedaan antara proporsi
sebesar 0,011. Karena Nilai P-value (0,011) < α (0,05), maka Ho di tolak, dengan
keikutsertaan skrining dengan responden yang tidak bekerja sebesar 11,7%, maka
nilai p-value pada Pearson Chi-square sebesar 0,474. Karena Nilai P-value (0,474)
> α (0,05), maka Ho di terima, dengan demikian berarti tidak ada pengaruh antara
sebesar 17,5%. Diperoleh nilai p-value pada Pearson Chi-square sebesar 0,010.
Karena Nilai P-value (0,010) > α (0,05), maka Ho di tolak, dengan demikian berarti
serviks.
56
Berdasarkan Tabel 5.8 Informasi mengenai proporsi jumlah keikutsertaan
multipara sebesar 52,2%, dan grandepara sebesar 9,2%. Diproleh nilai p-value
pada Pearson Chi-square sebesar 0,497. Karena nilai P-value (0,497) > α (0,05),
maka Ho di terima, dengan demikian berarti tidak ada pengaruh antara tingkatan
sebesar 59,2%. Diproleh nilai p-value pada Pearson Chi-square sebesar 0,024.
Karena nilai p-value (0,024) < α (0,05), maka Ho di tolak, dengan demikian berarti
serviks.
skrining berdasarkan sikap, dimana sikap negatif sebesar 19,2%, dan positif
sebesar 80,8%, maka diperoleh nilai p-value pada Pearson Chi-square sebesar
0,024. Karena nilai p-value (0,025) < α (0,05), maka Ho di tolak, dengan demikian
berarti ada pengaruh antara sikap dengan keikutsertaan skrining kanker serviks.
sebesar 49,2%, dan yang memadai sebesar 50,8%, maka diperoleh nilai p-value
pada Pearson Chi-square sebesar 0,344. Karena nilai p-value (0,344) > α (0,05),
skrining berdasarkan biaya, ketidak mampu biaya sebesar 70,8% dan yang
menjawab mampu membayar sebesar 29,2%. Dari uji terhadap variabel biaya
diproleh nilai p-value pada Pearson Chi-square sebesar 0,325. Karena nilai p-
57
value (0,325) > α (0,05), maka Ho di terima, dengan demikian berarti tidak ada
Tandun I, dimana jarak tempuh dekat sebesar 55,8%, dan jauh sebesar 44,2%,
skrining sangat kecil. Dari uji terhadap variabel jarak diproleh nilai p-value pada
pearson chi-square sebesar 0,589. Karena nilai p-value (0,589) > α (0,05), maka
Ho di terima, dengan demikian berarti tidak ada pengaruh antara jarak tempuh
dengan tidak didukung keluarga sebesar 51,7%, dan yang didukung keluarga
sebesar 48,3%, maka diperoleh nilai p-value pada Pearson Chi-square sebesar
0,028. Karena nilai p-value (0,028) < α (0,05), maka Ho di tolak, dengan demikian
kanker serviks.
43,3%, dan yang didukung tenaga medis keluarga sebesar 56,7% maka diperoleh
nilai p-value pada Pearson chi-square sebesar 0,013. Karena nilai p-value (0,013)
< α (0,05), maka Ho di tolak, dengan demikian berarti ada pengaruh antara
hal ini ditunjukan dengan uji Chi-Square keenam variabel yaitu nilai p-value < α
58
(0,05) dan variabel umur, pekerjaan, paritas, sarana dan prasarana, biaya dan
jarak tidak ada pengaruh dengan keikutsertaan Skrining kanker serviks, hal ini
ditunjukan dengan uji chi-square yaitu nilai p-value > α (0,05). Kemudian dilanjut
digunakan untuk mencari pengaruh antara variabel respon (y) yang bersifat biner
atau dikotomus dengan variabel prediktor (x) yang bersifat politokomus. Berikut
menyatakan keikutsertaan skrining kanker serviks dengan metode IVA tes pada
Lemeshow Test. Hosmer and Lemeshow Test adalah uji Goodness of fit test
(GoF), yaitu uji untuk menentukan apakah model yang dibentuk sudah tepat atau
tidak. Dikatakan tepat apabila tidak ada perbedaan signifikan antara model dengan
nilai observasinya. Dari uji ini diperoleh nilai p-value 0,978 > α (0,05), hal ini
59
faktor-faktor yang diduga menyatakan keikutsertaan skrining kanker serviks
Ho: variabel prediktor tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap model
H1: minimal terdapat satu variabel prediktor yang berpengaruh signifikan terhadap
model
Keputusan Ho ditolak jika nilai p-value < α (0,05), diproleh nilai p-value
apakah variabel yang signifikan dari hasil uji secara serentak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap model yang terbentuk. Berikut hasil uji
skrining kanker serviks dengan metode IVA tes pada WUS di Puskesmas
Tandun I
skrining kanker serviks dengan metode IVA tes pada WUS di Puskesmas
Tandun I
Sehingga ke-6 variabel tersebut yang dianalisis di uji multivariat, dan didapatkan
60
Tabel 5.12 Uji Signifikansi Parameter Secara Parsial
Variabel Koefisien Wald p-value Odds Ratio
Pendidikan 1.268 5.207 0.022 3.555
Pendapatan 1.721 4.627 0.031 5.591
Pengetahuan 1.540 3.690 0.055 4.664
Sikap 465 .518 0.472 1.593
Dukungan keluarga 1.401 4.153 0.042 4.050
Dukungan tenaga medis 2.234 6.837 0.009 9.337
Constant -9.468 18.658 0.000 0.000
Karena variabel sikap paling tinggi nilai p-value (0,472) tidak signifikan,
metode IVA tes pada WUS di Puskesmas Tandun I. Hal tersebut ditunjukkan
(0,023) dan dukungan tenaga medis (0,07) <α (0,05). selanjutnya pembentukan
model dengan menggunakan variabel yang signifikan. Model logit yang terbentuk
61
model yang dibentuk adalah model logit, maka penjelasan model diatas
1. Variabel pendidikan nilai odds ratio sebesar 3,331. maka peluang orang yang
serviks dengan metode IVA tes pada WUS di Puskesmas Tandun I sebesar
2. Variabel pendapatan nilai odds ratio sebesar 4,493 maka peluang orang yang
serviks dengan metode IVA tes pada WUS di Puskesmas Tandun I sebesar
3. Variabel dukungan keluarga nilai odds ratio sebesar 4,441 maka peluang orang
serviks dengan metode IVA tes pada WUS di Puskesmas Tandun I sebesar
keluarga.
4. Variabel dukungan tenaga medis nilai odds ratio sebesar 8,984 maka peluang
kanker serviks dengan metode IVA tes pada WUS di Puskesmas Tandun I
sebesar 8,984 kali dibandingkan tidak mengikuti dan tidak ada dukungan
tenaga medis.
37,1 % dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. Sesuai
62
dengan hasil analisis regresi logistik berganda pada tabel 5.14 didapat
P= 1/((I + exp(−y))
Fungsi dari model persamaan regresi logistik ini adalah untuk memprediksi
2:
g (y)= -7,886+ 1,203(2) + 1,503 (0)+ 1,491 (0)+ 2,195 (1)= -3,285
yaitu :
= 0,9639
tinggi, ada dukungan keluarga, dan mendapat dukungan tenaga medis maka
63
probabilitas untuk melakukan keikutsertaan skrining kanker serviks (y=1)
adalah:
yaitu :
= 0,7134
64
BAB 6
PEMBAHASAN
2005). Kelompok umur sedang (29-39) tahun lebih banyak untuk ikut skrining
kanker serviks dibandingkan kelompok umur yang lebih tua. Pada wanita yang
lebih tua kurang berpartisipasi dan kurang responsif dalam skrining kanker serviks
value= 0,576 > 0,05, artinya tidak ada berpengaruh yang signifikan antara umur
Disamping itu juga dari hasil tabulasi silang antara umur dengan keikutsertaan
dengan umur tidak berisiko dan tidak mengikutserkan skrining kanker serviks dan
15 (12,5%) orang mengikut skrining kanker serviks. Umur responden berisiko dan
tidak melakukan skrining kanker serviks yaitu 23 (19,2%) dan yang yang
menyatakan bahwa umur 20-39 tahun banyak yang melakukan pemeriksaan IVA,
65
sedangkan umur 40 tahun ke atas banyak yang tidak melakukan pemeriksaan IVA.
Ini menunjukkan bahwa wanita yang lebih muda tingkat keikutsertaan dalam
skrining kanker serviks lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang lebih tua.
(Wulandari, 2010).
yang masih muda. Semakin dini seorang wanita melakukan skrining kanker serviks
maka manfaat yang didapat akan semakin besar. WHO merekomendasikan agar
setiap wanita yang berusia antara 25-35 tahun melakukan skrining kanker serviks
setiap 3-5 tahun, skrining setiap 5 tahun bagi wanita umur 50-64 tahun dan skrining
pada wanita umur 65 tahun ke atas hanya untuk wanita yang belum pernah
serviks dan cara pencegahannya kepada masyarakat khususnya wanita umur 20-
39 tahun, karena pada usia ini biasanya kanker serviks masih dalam stadium awal,
selain itu wanita yang lebih tua (umur 40 tahun ke atas) kurang responsif terhadap
kegiatan skrining karena mereka percaya bahwa skrining dan pengobatan kanker
66
yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang, di
Pendidikan dengan nilai p-value 0,01 < 0,05 yang artinya ada pengaruh antara
IVA tes pada WUS di Puskesmas Tandun I. Hasil analisis tabulasi silang antara
skrining kanker serviks dengan metode IVA yaitu 14 responden (11,7%) dan
menengah dan tinggi banyak yang tidak melakukan keikutsertaan skrining dengan
metode IVA.
uji parsial pada uji multivariat yaitu p-value 0,023< α (0,05). kemudian variabel
pendidikan nilai odds ratio sebesar 3,331 maka peluang orang yang memiliki
pendidikan lebih tinggi cenderung untuk mengikuti skrining kanker serviks dengan
metode IVA tes pada WUS di Puskesmas Tandun I sebesar 3,331 kali
Hal ini sesuai dengan penelitian Y. I. Dewi, (2014) dalam jurnalnya yang
serviks pada wanita usia subur. Hasil uji statistik di peroleh nilai p-value= 0,0375
67
artinya ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan dengan perilaku
paparan informasi yang dimilikinya. Jadi dalam hal ini, pendidikan menjadi faktor
untuk seseorang melakukan keikutsertaan skrining dengan metode IVA (Y. I. Dewi,
2014).
pilihan individu untuk mengikuti tes IVA (Nurramadhani et al., 2022). Di sisi lain,
hanya berasal dari pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan formal, tetapi
pengetahuan WUS dan dukungan teman juga dapat berperan signifikan terhadap
dan SLTP belum mendapatkan informasi yang jelas tentang keikutsertaan skrining
rendah. Sering sekali ibu datang periksa ketika stadium kanker sudah mencapai
stadium lanjut.
IVA baik dari petugas kesehatan, suami/ keluarga dan informasi lainnya yang
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan tinggi tanpa diikuti dengan informasi skrining
kanker serviks dengan metode IVA yang jelas mempengaruhi perilaku ibu dalam
68
skrining dengan metode IVA karena dapat disebabkan karena pada pendidikan
dimana pengetahuan dan cara pandang seseorang lebih sempit dan tidak mudah
untuk menerima ide atau saran yang baru sehingga responden lebih memilih untuk
kanker serviks dan cara pencegahannya. Wanita yang bekerja secara signifikan
et al., 2008).
pemeriksaan IVA (12,5%) sedangkan WUS yang bekerja dan tidak melakukan
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (Lee et al., 2008) di Chicago
dengan keikutsertaan wanita dalam skrining kanker serviks (p-value > 0,05).
Wanita yang bekerja merupakan prediktor bagi wanita untuk ikut serta dalam
mempengaruhi Wanita usia subur dalam tindakan IVA (inspeksi visual asam
asetat) di Puskesmas glugur darat bahwa (Sari, 2021) tidak ada hubungan yang
69
Glugur Darat T, artinya responden yang bekerja cenderung melakukan IVA 2,244
bekerja lebih sering berinteraksi dengan banyak orang sehingga peluang wanita
kerjanya lebih tinggi sehingga informasi yang didapatkan wanita yang bekerja lebih
banyak dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja (Lee et al., 2008).
Pendapatan adalah uang yang diterima selama periode tertentu dari balas
jasa dari perusahaan yang bisa berupa bentuk gaji, upah, tunjangan,seperti
yang pernah melakukan pemeriksaan IVA dan dengan pendapatan rendah yaitu
IVA dan memiliki pendapatan tinggi adalah sebanyak 7 responden (5,8%). Hal ini
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi Square didapatkan nilai p-
value sebesar 0,010 < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
70
IVA di Puskesmas Tandun I. Hasil analisis tabulasi silang antara pendapatan
yang memiliki rendah cenderung tidak melakukan skrining kanker serviks dengan
metode IVA.
uji parsial pada uji multivariat yaitu p-value 0.04I< α (0,05). kemudian Variabel
pendidikan nilai odds ratio sebesar 4,493. maka peluang orang yang memiliki
pendapatan lebih tinggi cenderung untuk mengikuti skrining kanker serviks dengan
metode IVA tes pada WUS di Puskesmas Tandun I sebesar 4,493 kali
yang kurang dan belum pernah melakukan IVA sehingga. Meskipun pemeriksaan
dan dapat dilakukan oleh semua tenaga kesehatan namun masih kurangnya
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (Wahyuni et al., 2019)
71
bahwa terdapat hubungan antara pendapatan, pengetahuan terhadap minat
2014)
skrining kanker serviks dibandingkan dengan wanita yang belum memiliki anak.
Semakin sering seorang wanita hamil dan melahirkan maka perilaku untuk
maka dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker serviks. Selain itu wanita
yang lebih sering melahirkan maka lebih sering berhubungan dengan tenaga
nilai p-value sebesar 0,497 >α (0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan
serviks dengan metode IVA. Hasil tabulasi silang antara paritas dengan
keikutsertaan kanker serviks didapat bahwa dari 120 responden dengan paritas
nullipara ada 6 orang (5,0%) yang tidak mengikutsertakan skrining kanker serviks
dan tidak yang melakukan skrining kanker serviks pada paritas Nullipara. Pada
kanker serviks dan terdapat 6 orang (5,0%) yang melakukan skring kanker serviks.
72
skrining kanker serviks dan terdapat 9 orang (7,5%) yang melakukan skrining
kanker serviks. Dan paritas grandmultipara terdapat 8 orang (6,7%) yang tidak
menunjukkan hasil uji statistik chisquare dengan p-value 0,308 (p>0,05). Hasil
(Wulandari, 2010).
maka ia akan mengalami persalinan yang pertama kali pada umur yang tua pula,
terlebih lagi pada persalinan yang kedua dan seterusnya. Beberapa penelitian
melakukan skrining kanker serviks akan semakin rendah (Sutton & Rutherford,
2005).
Semakin banyak anak yang dimiliki maka semakin banyak pula tugas yang
kegiatan yang bersifat rutinitas. Hal ini dapat menjadi penyebab tidak adanya
memfokuskan pada WUS dengan paritas yang tinggi saja, sehingga pada
73
penelitian ini paritas tidak berhubungan dengan keikutsertaan WUS dalam
kanker serviks ini Puskesmas Tandun I tidak memfokuskan pada WUS dengan
paritas yang tinggi saja, sehingga pada penelitian ini paritas tidak berhubungan
termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep atau pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengamatan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Dari pengalaman
dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada yang tidak didasari pengetahuan (Nugrawati et al., 2021).
hubungan yang positif antara kedua variabel berikut, sehingga jika pengetahuan
Hasil uji chi-square diperoleh bahwa pengetahuan dengan nilai p-value 0,024 <
keikutsertaan skrining kanker serviks dengan metode IVA tes pada WUS di
Puskesmas Tandun I.
74
Hasil analisis tabulasi silang antara pengetahuan dengan keikutsertaan
skrining kanker serviks dengan metode IVA tes pada WUS di Puskesmas Tandun
yang tidak melakukan keikutsertaan skrining kanker serviks dengan test IVA lebih
tidak melakukan keikutsertaan skrining kanker serviks dengan test IVA yaitu 56
orang.
uji parsial pada uji multivariat yaitu P-value 0,059 < α (0,025). kemudian variabel
pengetahuan nilai odds ratio sebesar 4,438 artinya peluang orang yang memiliki
dengan metode IVA tes pada WUS di Puskesmas Tandun I sebesar 4.438 kali
Sitanggang, 2018) yaitu hasil dari faktor pengetahuan p value = 0,002 artinya ada
pengaruh yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku deteksi dini kanker
metode IVA dapat diperoleh melalui TV, suami, teman kader kesehatan dan
75
pemeriksaan IVA dapat dilakukan dengan promosi dan penyuluhan, baik secara
formal dan informal oleh petugas kesehatan terlatih. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan ibu tentang IVA maka diharapkan semakin besar pula kemungkinan
ibu untuk keikutsertaan skrining kanker serviks (Dinengsih & Sitanggang, 2018).
tentang kanker serviks dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penyuluhan
tentang manfaat dari test IVA (Sahr & Kusumaningrum, 2018). Kurangnya
pengetahuan yang didapatkan dapat disebabkan karena banyak hal. Dengan hal
sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas
pula. masih banyaknya wanita usia subur yang belum memahami tentang
pemeriksaan IVA, hal ini dipengaruhi oleh Pendidikan, pekerjaan, usia, serta
secara rutin di tiap kelurahan dan desa, akan tetapi masih sedikit bidan/dokter
yang sudah terlatih/tersertifikasi untuk melakukan tes IVA. Sebaiknya dibuat suatu
kebijakan dari pemerintah bagi bidan yang belum terlatih agar mengikuti pelatihan
76
kesehatan bisa mengajak ibu-ibu untuk melaksanakan pemeriksaan IVA di
Puskesmas.
tingginya ibu yang tidak melakukan keikutsertaan skrining dengan tes IVA
walaupun mempunyai pengetahuan yang baik. Hal ini terlihat dari responden yang
saat melakukan pemeriksaaan IVA dan rasa takut akan perasaan sakit yang
pemeriksaan IVA.
terhadap stimulus atau objek tertentu. Campbell mendefinisikan bahwa sikap itu
adalah suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau
objek sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala
kejiwaan yang lain. Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan
bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
Hasil uji chi-square diperoleh bahwa sikap dengan nilai p-value 0,025 <
0,05 yang artinya ada pengaruh antara sikap dengan keikutsertaan skrining kanker
serviks dengan metode IVA di wilayah kerja Puskesmas Tandun I. Hasil analisis
serviks dengan metode IVA tes pada WUS di Puskesmas Tandun I menunjukkan
bahwa proporsi pada responden yang sikap negatif 23 (19,2%) yang tidak
melakukan keikutsertaan skrining kanker serviks dengan test IVA lebih kecil
77
skrining kanker serviks dengan tes IVA yaitu 79 orang (65,8%). Hasil uji parsial
keikutsertaan skrining hal tersebut ditunjukan dengan uji parsial pada uji multivariat
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (Ningsih, 2009) bahwa ibu
yang mempunyai sikap positif lebih banyak melakukan pemeriksaan IVA (70,0%),
dibandingkan ibu yang tidak periksa IVA (54,5%). Hal ini dikaitkan dengan
kesadaran dan kemauan responden yang masih rendah dan juga dikarenakan
Puskesmas Gambir Baru Kecamatan Kisaran. Sikap yang baik belum tentu
menghasilkan tindakan yang baik pula. Mengacu dari hal tersebut bahwa sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap
membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap
positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan
nyata. Untuk terwujudnya sikap menjadi perbuatan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain sarana, prasarana
Sikap perempuan tentang tes IVA dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
(Monica & Ulfa, 2020), termasuk persepsi yang mempengaruhi pikiran, aspek,
keyakinan, dan emosi. Semua itu penting dalam membangun persepsi individu.
apa yang diharapkan dari objek sikap. Selain dipengaruhi oleh persepsi, sikap
perempuan terhadap tes IVA juga dapat dipengaruhi oleh sumber sikapnya
78
6.8 Pengaruh Sarana dan Prasarana terhadap Keikutsertaan Skrining Kanker
Serviks dengan Metode IVA
ada pada setiap saat yang dibutuhkan untuk berperilaku sehat disertai dengan
kanker serviks dan terdapat 11 (9,2%) responden yang melakukan skrining kanker
serviks. Hasil uji statistik chi-square didapat nilai p-value 0,344 > α (0,05) hal ini
kanker serviks. Wanita di pedesaan lebih terbatas dalam layanan skrining karena
umum, bidan maupun praktisi lainnya seperti ahli onkologi dan terbatasnya
peralatan medis lainnya. Dan tidak maksimalnya layanan yang diterima oleh
79
6.9 Pengaruh Biaya terhadap Keikutsertaan Skrining Kanker Serviks dengan
Metode IVA
untuk mengobati penyakitnya. Apalagi bila ada pengobatan gratis maka akan
skrining kanker serviks dengan metode IVA yaitu 74 (61,7%) lebih banyak
dibandingkan dengan yang mampu dan tidak melakukan skrining kanker serviks
yaitu 28 (23,3%) orang. Hasil uji statistik chi-square didapat nilai p-value 0,325 >
α (0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara biaya dengan
keikutsertaan WUS dalam melakukan skrining kanker serviks dengan metode IVA.
Penelitian ini sejalan dengan Nurramadhani et al., 2022 yang menyebutkan bahwa
tidak adanya korelasi antara biaya dengan skrining IVA, hal ini disebabkan karena
Hal ini tidak sejalan dengan riset yang dilakukan ida maryati tahun 2020
kepatuhan ibu untuk memeriksaan secara rutin melakukan skrining kanker serviks
antara lain adalah biaya yang terkait dengan perjalanan serta biaya untuk
80
keluarga. WUS dengan status ekonomi keluarga yang kurang sering tidak
Maharashtra India menyatakan bahwa biaya pemeriksaan yang gratis serta tidak
Pemeriksaan IVA tidak dipungut biaya, tetapi biaya dalam penelitian ini
selain biaya pemeriksaan juga menyangkut biaya yang harus dikeluarkan oleh
WUS yang di mulai dari WUS tersebut berangkat sampai dengan WUS tersebut
kesehatan yaitu jarak menjadi faktor pemungkin seseorang untuk dapat merubah
(Notoatmodjo, 2007).
pemeriksaan tidak berhubungan dengan hasil uji statistik chi-square didapat nilai
p-value 0,589 > α (0,05) hal ini berarti tidak ada hubungan jarak seorang
81
responden terhadap keikutsertaan skrining kanker serviks dengan metode IVA. Ini
dibuktikan dari WUS yang menyatakan jarak rumah ke tempat pemeriksaan yang
dekat yaitu 67 orang, dan ada 58 (48.3%) orang yang tidak melakukan
pemeriksaan skrining kanker serviks dengan metode IVA. Responden yang jauh
Pada penelitian yang dilakukan oleh Bhatla et al., (2020) di India bahwa
ditemukan hasil bahwa ibu yang mendapatkan akses menuju fasilitas pelayanan
dengan ibu yang jarak rumahnya jauh seperti dipedesaan hal dikaitkan juga
terkendala jarak dan waktu perjalanan yang lebih jauh untuk mendapatkan layanan
tidak mencari atau mungkin menunda perawatan lanjutan dari kanker serviks
skrining kanker serviks. Wanita yang melakukan skrining kanker serviks tidak
hanya karena dia tahu dan sadar manfaat skrining, melainkan wanita tersebut
82
menuju ke tempat pemeriksaan dapat menjadi hambatan dalam melakukan
tinggal ke lokasi pemeriksaan relatif dekat, namun adanya biaya yang dikeluarkan
pemeriksaan IVA.
biaya yang harus dikeluarkan oleh seorang wanita dalam melakukan program
skrining kanker serviks. Tingginya biaya yang harus dikeluarkan secara otomatis
sangat padat. Hal ini terkait dengan tugasnya sebagai seorang istri yang berkaitan
dengan keluarga besar, sebagai seorang ibu, sebagai bagian dari masyarakat
yang harus bersosialisasi dengan lingkungan sekitar serta ikut serta membantu
suami dalam meringankan beban yang terkait dengan keuangan keluarga (peran
ganda). Banyaknya tugas ini juga dapat menjadi pertimbangan wanita yang jarak
metode IVA dimana jarak fasilitas kesehatan yang terjangkau bagi WUS akan
(Masturoh, 2016).
83
6.11 Pengaruh Dukungan Suami terhadap Keikutsertaan Skrining Kanker
Serviks dengan Metode IVA Tes
paling dekat dengan wanita, bahkan menjadi seorang yang dapat mempengaruhi
dukungan sosial sebagai respon yang dapat dirasakan bermanfaat oleh anggota
keluarga.
Pada penelitian ini menujukan bahwa hasil uji chi-square diperoleh bahwa
Dukungan Keluarga dengan nilai p-value 0,028 < 0,05 yang artinya ada hubungan
metode IVA tes pada WUS di Puskesmas Tandun I, yang artinya dukungan
keluarga khususnya suami menjamin ibu untuk melakukan tes IVA. Hasil analisis
tabulasi silang antara dukungan suami terhadap perilaku tes IVA menunjukkan
responden (37,5%).
ditunjukan dengan uji parsial pada uji multivariat yaitu p-value 0,023 < α (0,05).
kemudian variabel dukungan keluarga nilai odds ratio sebesar 4,441. maka
84
peluang orang yang memiliki dukungan keluarga lebih tinggi cenderung untuk
mengikuti skrining kanker serviks dengan metode IVA tes di Puskesmas Tandun I
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Eminia (2016) yaitu diperoleh p value
sebesar 0,022 < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh antara
dalam melakukan keikutsertaan skrining kanker serviks dengan IVA. Hal ini terlihat
persetujuan ketika ibu ingin melakukan keikutsertaan skrining dengan metode IVA
(Rasjidi, 2009).
keterlibatan perempuan dalam deteksi dini kanker serviks. Dukungan suami dapat
memberikan manfaat emosional dan memberikan individu rasa aman dan motivasi
suami terdiri dari empat jenis dukungan: emosional. dukungan, informasi, bantuan
bentuk cinta, iman, fokus dan mendengarkan, dan didengar. Dukungan informasi
masalah. Bantuan nyata adalah sumber bantuan langsung baik dari segi sumber
85
daya, tenaga kerja, dan sarana. Apresiasi meliputi pemberian umpan balik, saran,
selama ini yang menjadi sasaran dalam pencegahan kanker serviks adalah hanya
pada ibu-ibu saja. Perlu dilakukan penyuluhan secara rutin di masyarakat tentang
tes kanker serviks dengan metode IVA dengan melibatkan keluarga atau suami
memberikan dukungan kepada para istri untuk tes kanker serviks dengan metode
IVA.
nilai p-value 0,013 < 0,05 yang artinya adanya pengaruh dukungan tenaga medis
terhadap perilaku dalam pelaksanaan tes IVA di wilayah kerja Tandun I. Hasil
tes IVA. Dari 52 responden yang tidak mendapat dukungan dari petugas
kesehatan, ada 49 responden (40,8%) yang tidak melakukan tes skrining kanker
serviks dengan metode IVA dan 3 (4,5%) yang melakukan tes IVA. Terlihat bahwa
IVA.
ditunjukan dengan uji parsial pada uji multivariat yaitu p-value 0,007< α (0,05).
kemudian variabel dukungan tenaga medis nilai odds ratio sebesar 8,984 maka
skrining kanker serviks dengan metode IVA tes pada WUS di Puskesmas Tandun
86
I sebesar 8,984 kali dibandingkan tidak mengikuti dan tidak ada dukungan tenaga
medis.
Turkistanli et el 2003 yang mrnyatakan bahwa bidan dan perawat atau tenaga ahli
yang bekerja pada pusat layanan Kesehatan mempunyai tanggung jawab untuk
deteksi dini kanker di negara Turki (Turkistanli et al., 2003). Hasil penelitian ini
sejalan dengan (S. A. Dewi, 2019) yang berjudul faktor determinan partisipasi
perempuan usia berisiko dalam pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA)
tes IVA dengan nilai p-value 0,013. Sesuai dengan survei awal yang dilakukan
peneliti, bahwa yang melakukan penyuluhan dan pelaksanaan tes kanker serviks
dengan metode IVA adalah bidan yang terlatih skrining kanker serviks dengan
metode IVA dari Puskesmas serta belum ada jadwal rutin pelaksanaan tes kanker
memberikan edukasi baik melalui media lisan atau memberi informasi terkini/
update dengan cara yang mudah dipahami oleh kaum Wanita, sehingga
87
tentang skrining kanker serviks dengan harapan mereka untuk medapatkan ilmu
Tenaga Medis sebagai pendorong dari individu untuk berperilaku. Hal ini
Sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa semua tenaga bidan yang ada di
desa juga dilibatkan. Jumlah tenaga kesehatan yang banyak tetapi masih sedikit
sebagai salah satu orang yang berpengaruh dan dianggap penting oleh
ditunjukan dengan uji parsial pada uji multivariat yaitu p-value 0,007 < α (0,05).
kemudian variabel dukungan tenaga medis nilai odds ratio sebesar 8,984 maka
skrining kanker serviks dengan metode IVA tes pada WUS di Puskesmas Tandun
I sebesar 8,984 kali dibandingkan tidak mengikuti dan tidak ada dukungan tenaga
medis.
88
Petugas medis/ bidan sebagai salah satu orang yang berpengaruh dan
dukungan sosial yaitu berubah informasi atau nasehat verbal maupun nonverbal,
bantuan nyata atau perilaku yang di dapatkan karena kehadiran orang lain dan
Tenaga medis sebagai pendorong dari individu untuk berperilaku. Hal ini
Hasil penelitian ini sejalan dengan (S. A. Dewi, 2019) yang berjudul faktor
visual asam asetat (IVA) bahwa ada hubungan dukungan petugas kesehatan
dengan tindakan melakukan tes IVA dengan nilai p-value 0,013. Sesuai dengan
survey awal yang dilakukan peneliti, bahwa yang melakukan penyuluhan dan
pelaksanaan tes kanker serviks dengan metode IVA adalah bidan yang terlatih
skrining kanker serviks dengan metode IVA dari Puskesmas serta belum ada
jadwal rutin pelaksanaan tes kanker serviks dengan metode IVA (S. A. Dewi,
2019).
89
Peneliti melihat bahwa kendala yang didapatkan dilapangan bahwa jadwal
metode IVA yang belum ada. Selain hal diatas bahwa untuk memberikan
hanya mengandalkan dari tenaga medis seperti bidan yang terlatih pada skrining
kanker serviks dengan metode IVA dari Puskesmas maka sangat tidak
Sebaiknya semua tenaga bidan yang ada di desa juga dilibatkan. Jumlah
tenaga kesehatan yang banyak tetapi masih sedikit yang terlatih IVA. Sebaiknya
Puskesmas tetapi kepada seluruh bidan di desa yang menjadi ujung tombak
satu orang yang berpengaruh dan dianggap penting oleh masyarakat, sehingga
serviks dan pentingnya deteksi dini khususnya tes IVA, mengajak, mengingatkan
untuk melakukan deteksi dini kanker serviks secara teratur. Kurangnya dukungan
49 responden (40,8%)
WUS yang merasa takut, malu untuk mengikuti skrining kanker serviks dengan
metode IVA tes perlu direkomendasi penelitian ini dieksplorasi secara kualitatif,
90
BAB 7
7.1 Kesimpulan
judul keikutsertaan skrining kanker serviks pada WUS dengan metode IVA tes
disimpulkan bahwa:
7.2 Saran
1. Praktisi
91
serviks, bahaya kanker serviks (bisa menyebabkan kematian) dan deteksi
leaflet /media audio visual yang menarik. Membuat jadwal rutin penyuluhan
skrining kanker serviks pada Wanita usia subur dan keluarga serta
2. Akademis
metode IVA
92
DAFTAR PUSTAKA
Aballéa, S., Beck, E., Cheng, X., Demarteau, N., Li, X., Ma, F., Neine, M., & Zhao,
F. H. (2020). Risk factors for cervical cancer in women in China: A meta-
model. Women’s Health, 16. https://doi.org/10.1177/1745506520940875
Adoch, W., Garimoi, C. O., Scott, S. E., Okeny, G. G., Moodley, J., Komakech, H.,
Walter, F. M., & Mwaka, A. D. (2020). Knowledge of cervical cancer risk
factors and symptoms among women in a refugee settlement: a cross-
sectional study in northern Uganda. Conflict and Health, 14(1), 1–10.
https://doi.org/10.1186/s13031-020-00328-3
Andriani. (2020). Jenis Kanker yang Paling Banyak Diderita Masyarakat Indonesia.
Ini Jenis Kanker Yang Paling Banyak Diderita Masyarakat Indonesia, 1.
https://lifestyle.bisnis.com/read/20200225/106/1205840/ini-jenis-kanker-
yang-paling-banyak-diderita-masyarakat-indonesia
Andriani, Y., Sesrianty, V., & Delima, M. (2020). Penyuluhan Tentang Deteksi Dini
Kanker Serviks pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Baso.
2(1), 54–60.
Aprianti, A., Fauza, M., & Azrimaidalisa, A. (2018). Faktor yang Berhubungan
dengan Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA di Puskesmas Kota Padang.
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 14(1), 68.
https://doi.org/10.14710/jpki.14.1.68-80
Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hulu. (2021a). Kabupaten Rokan Hulu
Dalam Angka 2021. Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hulu, 293.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hulu (Ed.). (2021b). Kecamatan Tandun
dalam Angka 2021. CV. MN Grafik.
Bhatla, N., Singhal, S., Saraiya, U., Srivastava, S., Bhalerao, S., Shamsunder, S.,
Chavan, N., Basu, P., Purandare, C. N., Agarwal, P., Arora, M., Bhatla, N.,
Basu, P., Bhalerao, S., Batra, S., Banerjee, D., Chavan, N., Dhorepatil, B.,
Gupta, B., … Zutshi, V. (2020). Screening and management of preinvasive
lesions of the cervix: Good clinical practice recommendations from the
Federation of Obstetrics and Gynaecologic Societies of India (FOGSI). In
93
Journal of Obstetrics and Gynaecology Research (Vol. 46, Issue 2, pp. 201–
214). https://doi.org/10.1111/jog.14168
Dinengsih, S., & Sitanggang, E. (2018). Analisis Faktor Prilaku Deteksi Dini Kanker
Serviks dengan Metode IVA (Inspeksi Visual Asam Acetat). Proceeding of
The URECOL, 37–45.
Dinkes Prov Riau. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2020. 0761.
Helda yantl, & Syahrani. (2021). Standar Bagi Pendidik Dalam Standar Nasional
pendidikan Indonesia. Jurnal of Education, 1(1), 61–68.
Juwitasari, Harini, R., & Rosyad, A. A. (2021). Husband Support Mediates the
Association between Self-Efficacy and Cervical Cancer Screening among
Women in the Rural Area of Indonesia. Asia-Pacific Journal of Oncology
Nursing, 8(5), 560–564. https://doi.org/10.4103/apjon.apjon-2085
94
KBBI. (2021). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses melalui
https://kbbi.web.id/.
Kemenkes RI. (2017). PMK RI Nomor 29 Tahun 2017 tantang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penanggulangan Kanker Payudara
dan Kanker Leher Rahim. Kemenkes RI, 1–40.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._29_ttg_Penang
gulangan_Kanker_Payudara_dan_Kanker_Leher_Rahim_.pdf
Kholifah, S., Budihastuti, U. R., & Murti, B. (2016). Factors Affecting the Use of
Visual Inspection Acetic Acid Test : Multilevel Analysis on the Contextual
Effect of Health Center. 1–11.
Lee, E. E., Fogg, L., & Menon, U. (2008). Knowledge and beliefs related to cervical
cancer and screening among Korean American women. Western Journal of
Nursing Research, 30(8), 960–974.
McDonald, Y. J., Goldberg, D. W., Scarinci, I. C., Castle, P. E., Cuzick, J.,
Robertson, M., & Wheeler, C. M. (2017). Health Service Accessibility and Risk
in Cervical Cancer Prevention: Comparing Rural Versus Nonrural Residence
in New Mexico on behalf of the New Mexico HPV Pap Registry Steering
Committee HHS Public Access. J Rural Health, 33(4), 382–392.
95
https://doi.org/10.1111/jrh.12202.Health
Murti, B. (2010). Desain dan Ukuran Sampel untuk penelitian kuantitatif dan
kuliatatif di Bidang Kesehatan. Gadjah Mada University Pres.
Nasution, D. L., Sitohang, N. A., & Adella, C. A. (2018). Early Detection Of Cervical
Cancer In Fertile Age Women With Visual Asset Acid Inspection ( Iva Test )
In Maternity Clinic Meda. 3(2), 33–37.
Natasya, F. A. (2020). AKURASI SKRINING TES PAP SMEAR DAN VIA UNTUK
DETEKSI DINI KANKER SERVIKS : KAJIAN SISTEMATIS.
Nene, B., Jayant, K., Arrossi, S., Shastri, S., Budukh, A., Hingmire, S., Muwonge,
R., Malvi, S., Dinshaw, K., & Sankaranarayanan, R. (2007a). Determinants of
women’s participation in cervical cancer screening trial, Maharashtra, India.
Bulletin of the World Health Organization, 85(4), 264–272.
Nene, B., Jayant, K., Arrossi, S., Shastri, S., Budukh, A., Hingmire, S., Muwonge,
R., Malvi, S., Dinshaw, K., & Sankaranarayanan, R. (2007b). Determinants of
women’s participation in cervical cancer screening trial, Maharashtra, India.
Nugrawati, N., Suriani, Y., & Bakri, K. (2021). Peningkatan Pengetahuan Tentang
Deteksi Dini Kanker Mulut Rahim Dengan Iva Test. 2(2).
96
Asetat di Wilayah kerja Puskesmas pangale. Poltekkes Yogyakarta.
Nurramadhani, E., Novani, D., Amelia, F. N., & Nisa, H. (2022). Intention towards
the Early Detection of Cervical Cancer Uptake among University Students
Intensi Terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Mahasiswa.
Purba, R. (2009). Pengaruh Karakteristik Dan Peran Bidan Desa Terhadap Kinerja
Dalam Memberikan Pelayanan Kebidanan Di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Tesis Medan Universitas Sumatra Utara.
Ramadhaningtyas, A., & Tenggara, A. (2020). Hubungan Seksual Usia Dini Dapat
Meningkatkan Risiko Kanker Serviks. 46–56.
Rees, I., Jones, D., Chen, H., & Macleod, U. (2018). Interventions to improve the
uptake of cervical cancer screening among lower socioeconomic groups: A
systematic review. Preventive Medicine, 111(November), 323–335.
Sahr, L. A., & Kusumaningrum, T. A. I. (2018). Persepsi dan Perilaku Wanita Usia
Subur dalam Melakukan Tes Inspeksi Visual Asam Asetat. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia, 13(2), 114.
Saulle, R., Sinopoli, A., De Paula Baer, A., Mannocci, A., Marino, M., de Belvis, A.
G., Federici, A., & La Torre, G. (2020). The precede-proceed model as a tool
in public health screening: A systematic review. Clinica Terapeutica, 171(2),
E167–E177
Sholikhah, S., Santoso, S., & Widyasih, H. (2021). Dukungan Keluarga dan
Perilaku Deteksi Dini Kanker Servik Pada Wanita Usia Subur. Ilmiah
Kebidanan, 9 No 1. https://doi.org/http://doi.org.10.33992/jik.v91i.1472
97
Simanjuntak, Y. T., Siahaan, J., Panjaitan, M., Sari, U., Indonesia, M., & Serviks,
K. (2021). Hubungan Faktor Predispocing , Enabling Dan Predispocing ,
Enabling and Reinforcing Factors Relationship With the Participation of Wus
To Conduct Iva Examinations. 3(1), 12–22.
Tandun, P. (2022). Register Deteksi dini Kanker Payudara dan Kanker Leher
Rahim. In Kabupaten Rokan Hulu. Puskesman Tandun 1.
Turkistanli, E. C., Sogukpinar, N., Saydam, B. K., & Aydemir, G. (2003). Cervical
cancer prevention and early detection - The role of nurses and midwives.
Asian Pacific Journal of Cancer Prevention, 4(1), 15–21.
Ummiyati, M., Widati, S., & Hargono, R. (2017). The Effect of Family Income,
Knowledge and Cultural Value on Early Detection Behavior of Cervical
Cancer. Dama International Journal of Researchers Available @
Www.Damaacademia.Com Dama International Journal of Researchers,
018(7), 2343–6743.
Uno. (2016). Teori Motivasi dan Pengukurannya (Junwinanto (Ed.)). PT. Bumi
Aksara.
Usman Rianse dan Abdi. (2008). Metodologi penelitian sosial dan ekonomi : (teori
dan aplikasi). Alfabeta Bandung.
98
cervical pre-cancer lesions for cervical cancer prevention, second edition.” In
National Medical Journal of China (Vol. 101, Issue 34).
https://doi.org/10.3760/cma.j.cn112137-20210719-01609
Zhang, S., Xu, Sh., Zhang, Y., & Qiao, Y. (2020). Cervical cancer: Epidemiology,
risk factors and screening. Chinese Journal of Cancer Research, 32(6), 720–
728. https://doi.org/10.21147/j.issn.1000-9604.2020.06.05
LAMPIRAN
99
Lampiran 1. Surat Keterangan Kelaikan Etik
100
Lampiran 2 Surat Keterangan Bebas Plagiasi
101
Lampiran 3 Bukti Accepted Jurnal
102
103
Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Penelitian
104
Lampiran 5 Penjelasan Kepada Responden
105
Manfaat tidak langsung yang dapat diperoleh ibu bisa berbagi informasi
kepada keluarga atau masyarakat sekitar tentang penting deteksi dini
kanker serviks.
106
17. ika ibu merasakan ketidaknyamanan atau dampak karena mengikuti
penelitian ini, maka ibu/ saudari dapat menghubungi peneliti yaitu Sri dewi
Kristina haloho dengan melampirkan nomer handphone 08117556442
18. Perlu ibu ketahui bahwa penelitian ini telah mendapatkan persetujuan
kelaikan etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang, sehingga ibu tidak perlu khawatir karena
penelitian ini akan dijalankan dengan menerapkan prinsip etik penelitian
yang berlaku.
19. Hasil penelitian ini kelak akan dipublikasikan namun tidak terdapat identitas
ibu dalam publikasi tersebut sesuai dengan prinsip etik yang diterapkan.
20. Peneliti akan bertanggung jawab secara penuh terhadap kerahasiaan data
yang ibu berikan dengan menyimpan data hasil penelitian yang hanya
dapat diakses oleh peneliti
21. Peneliti akan memberi tanda terima kasih berupa sembako (gula 1kg) dan
masker seharga Rp 25.000
Peneliti Utama
107
Lampiran 6 Informed Concent
1. Saya telah mengerti tentang apa yang tercantum dalam lembar penjelasan dan
telah dijelaskan oleh peneliti
2. Dengan ini saya menyatakan bahwa secara sukarela bersedia untuk ikut serta
menjadi salah satu subyek penelitian yang berjudul “Keikutsertaan Skrining
Kanker Serviks Dengan Metode IVA Tes Pada WUS Menurut Model
Precede-Proceed Di Puskesmas Tandun I”
Saksi I Saksi II
(.........................................) (................................................)
108
Lampiran 7 Pengampilan Data
(1828, I307, 1077, I945, 1582, 1683, 1098, I76, 766, 836, 1040, I703, 310,
322, I747, 410, 109, 1690, 476, 70I, 396, 87, 984, 967, 114, 334, 85I, 1469,
410, I39I, 1423, 949, I93, 1050, 1844, 289, I24, I344, 1836, 152I, I28, 4I7,
2) Desa Kumain jumlah WUS (15-49 tahun) sebanyak 658= 15 responden (63I,
449, 473, 330, 474, 315, 149, 42I, 7I, 418, 208, 559, 364, 278, 367, 576, 582)
3) Desa Tandun Barat jumlah WUS (15-49 tahun) sebanyak 678= 16 responden
(496, 70, 514, 426, 663, 667, 4I3, 272, 574, 47I, 673, 593, 676, 52I, 663, I2,
326, 438)
responden (500, 75I, 77, 624, 425, 437, 429, 503, 119, 287, 387, 399, 522,
5) Desa Puo Raya berjumlah WUS (15-49 tahun) sebanyak 977= 23 responden
(463, 952, 816, 105, 293, 722, 839, 298, 4I2, 557, 669, 484, 256, 40, 556, 27,
109
Lampiran 8 Instrumen Kusioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
1. Identitas Responden
I. Nama Responden :
2. Alamat :
3. No. Telp. :
4. Status Perkawinan :
5. Jenis Kelamin :
Tidak pernah
Pernah
3. Faktor Predisposisi
6. Pengetahuan
1) Apa yang Ibu ketahui mengenai a. Kanker serviks adalah
kanker serviks atau kanker mulut penyakit yang dapat
rahim? menyerang siapa saja
b. Kanker Serviks adalah
penyakit menyerang paru-
110
paru dan organ tubuh
c. lainnya
Kanker Serviks adalah
Tumor atau biasa disebut
kanker leher rahim yang ada
pada wanita saja
111
b. Terjadinya edema/
bengkak, sesak pada
pernafasan, dan mudah
c. lelah.
Keputihan tidak normal,
mengalami pusing kepala
hebat, dan mudah mual
7. Sikap
Jawaban
No. Pernyataan
S SS TS STS
1. Saya mengerti bahwa kanker serviks sebagai
penyakit yang dapat mengenai semua orang
2. Saya mengetahui bahwa kanker serviks
sebagai penyakit yang harus dideteksi sedini
mungkin agar mengurangi dampak di
kemudian hari
3. Jika terdapat pelayanan deteksi dini kanker
serviks disekitar rumah maka akan dengan
senang hati untuk mendatanginya
4. Setelah mengetahui akan bahaya kanker
serviks maka saya akan sesegera mungkin
untuk mencari cara untuk mendapatkan
layanan deteksi dini
5. Saya sangat menghargai jika akses layanan
deteksi dini metode IVA bisa mudah didapatkan
oleh semua kalangan
6. Saya menyadari bahwa metode IVA sebagai
salah satu solusi untuk mencegah kanker
serviks yang mengganas
7. Jika metode IVA tersedia di setiap layanan
kesehatan serta mudah untuk mengaksesnya
maka saya akan mematuhi setiap prosedur
serta arahan dari tenaga medis
8. Saya menilai bahwa metode IVA sebagai jalan
terbaik bagi semua wanita untuk mencegah
kanker serviks telat disadari hingga memasuki
kondisi yang berbahaya
9. Saya bertanggung jawab atas kesehatan diri
sendiri termasuk mencegahnya dari terkena
kanker serviks
10. Saya akan semakin meningkatkan kualitas
hidup baik makanan maupun kebiasaan dalam
rangka menghindar terjadinya kanker serviks.
112
4. PENDUKUNG
Sarana dan Prasarana
1. Apakah deteksi dini kanker serviks a. Memadai
memadai di fasilitas layanan kesehatan b. Tidak memadai
sekitar tempat tinggal Anda?
2. Apakah memadai ruang pelayanan a. Memadai
pendaftaran serta konsultasi deteksi dini b. Tidak memadai
kanker serviks difasilitas layanan kesehatan
sekitar tempat tinggal Anda?
3. Apakah memadai layanan deteksi metode a. Memadai
IVA di fasilitas layanan kesehatan di sekitar b. Tidak memadai
tempat tinggal Anda?
4. Apakah memadai tenaga ahli atau dokter a. Memadai
yang khusus menangani kanker serviks dan b. Tidak memadai
metode IVA di fasilitas kesehatan di sekitar
tempat tinggal Anda?
5. Apakah memadai layanan pengobatan atau a. Memadai
pemeriksaan gratis dari fasilitas kesehatan b. Tidak memadai
atau pemerintah setempat melalui berbagai
program seperti BPJS?
Biaya
5. PENDORONG
Dukungan suami
Jawaban
No. Pernyataan
Ya Tidak
1. Apakah suami membantu mencari informasi tentang
pemeriksaan IVA?
2. Apakah suami pernah mengetahui tentang pemeriksaan IVA?
3. Apakah suami bersedia meluangkan waktunya menemani ibu
pemeriksaan IVA ke fasilitas kesehatan?
113
4. Apakah suami dapat menenangkan ibu saat ibu dalam kondisi
sedih atau takut untuk melakukan pemeriksaan IVA?
5. Apakah suami memberi perhatian yang lebih pada ibu
(misalnya berkaitan dengan keluhan yang terjadi pada ibu
terutama keluhan pada sistem reproduksi)?
6. Apakah suami mendukung ibu untuk melakukan pemeriksaan
IVA?
114
Lampiran 9 Kunci Jawaban Pengetahuan
115
Lampiran 10. Intrumen Uji validitas dan Reliabilitas
1 Variabel Pengetahuan
a. Pengujian Validitas
Pertanyaan/
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Total
Responden
R1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R2 1 1 1 1 1 1 1 1 8
R3 1 1 1 1 0 0 0 0 4
R4 0 0 0 0 1 0 0 0 1
R5 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R6 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R8 1 1 1 1 1 1 1 1 8
R9 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R10 1 0 0 0 0 0 0 0 1
R11 0 1 0 0 0 0 0 0 1
R12 1 1 1 0 0 0 0 0 3
R13 1 1 1 0 1 1 1 1 7
R14 0 0 0 0 0 0 1 0 1
R15 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R16 0 0 0 0 0 1 1 1 3
R17 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R18 1 1 1 1 1 1 1 1 8
R19 1 1 1 1 0 0 0 0 4
R20 0 0 0 0 1 0 0 0 1
e
Rumus: 𝐾𝑠 = 1 − c(n−Tn)
2
𝐾𝑠 = 1 −
0,5(10.20 − 30)
2
𝐾𝑠 = 1 −
0,5 170)
(
2
𝐾𝑠 = 1 −
85
𝐾𝑠 = 1 − 0,023
𝐾𝑠 = 0,97
b. Pengujian Reliabilitas
N0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P Total
1 0 0 0 0 I 0 0 0 0 1 2
2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
3 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5
4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 3
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
116
9 0 0 0 0 I 0 0 0 0 0 1
10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
11 0 I 0 0 I 0 0 0 0 0 2
12 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3
13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8
14 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
15 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2
16 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 3
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
19 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5
20 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2
j 8 8 7 5 11 6 5 6 5 7 68
0.3 0.5 0.2 0.2
P 0.4 0.4 0.25 0.3 0.3 0.35
5 5 5 5
0.6 0.4 0.7 0.7
Q 0.6 0.6 0.75 0.7 0.7 0.65
5 5 5 5
0.2 0.2 0.18 0.2 0.1 0.1 0.22
Pq 0.24 0.2I 0.2I 2.165
4 275 75 475 875 875 75
K 10
varians 8.57
r11 0.8304
Kesimpulan:
r11 (0,8304) bernilai lebih besar dari 0,7 Sehingga variabel pengetahuan
dinyatakan reliabel
1. Variabel Sikap
a. Pengujian Validitas
Pertanyaan /
PI P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total
Responden
RI 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
R2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
R3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 22
R4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 27
R5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
R6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
R7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
R8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
R9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
R10 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 16
R11 2 2 0 2 2 2 0 2 2 2 16
R12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
R13 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 14
117
R14 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 14
R15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
R16 0 2 3 2 2 0 3 2 2 2 18
RI7 0 2 3 2 2 0 3 2 2 2 18
R18 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 12
RI9 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 12
R20 0 2 0 2 2 0 0 2 2 2 12
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.923 10
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
SI 28.2500 36.618 .77I .914
S2 27.7500 42.5I3 .855 .914
S3 28.0500 37.3I3 .644 .925
S4 27.8000 4I.853 .84I .9I3
S5 27.8500 42.450 .795 .915
S6 28.3000 35.905 .818 .910
S7 28.1500 35.818 .757 .916
S8 27.7000 43.274 .724 .918
S9 27.8000 43.116 .801 .916
S10 27.8000 43.116 .801 .916
Scale Statistics
Std.
Mean Variance Deviation N of Items
3I.0500 49.208 7.01483 10
b. Pengujian Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.923 10
Kesimpulan:
Cronbach Alpha (0,923) bernilai lebih besar dari 0,7 sehingga variabel
sikap dinyatakan reliabel
118
2. Variabel Sarana dan Prasarana
a. Pengujian Validitas
Pertanyaan /
SPI SP2 SP3 SP4 SP5 Total
Responden
RI 0 0 0 0 0 0
R2 0 0 0 0 0 0
R3 1 1 1 1 1 5
R4 0 0 1 0 0 1
R5 0 0 0 0 0 0
R6 0 1 1 1 0 3
R7 1 0 0 0 0 1
R8 1 1 1 1 1 5
R9 0 0 0 0 0 0
R10 1 0 0 0 1 2
R11 0 0 0 0 0 0
R12 0 0 0 0 0 0
R13 1 0 0 0 0 1
R14 1 1 1 1 1 5
R15 1 0 0 0 0 1
R16 0 0 0 0 0 0
RI7 0 0 0 0 0 0
R18 0 0 0 0 0 0
RI9 1 1 1 1 1 5
R20 0 0 1 0 0 1
e
𝐾𝑠 = 1 −
c(n − Tn)
2
𝐾𝑠 = 1 −
0,5(5.10)
2
𝐾𝑠 = 1 −
0,5(50)
2
𝐾𝑠 = 1 −
25
𝐾𝑠 = 1 − 0,08
𝐾𝑠 = 0,92
b. Pengujian Reliabilitas
N0 SP1 SP2 SP3 SP4 SP5 SP Total
1 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
3 1 1 1 1 1 5
4 0 0 1 0 0 1
5 0 0 0 0 0 0
6 0 1 1 1 0 3
7 1 0 0 0 0 1
8 1 1 1 1 1 5
119
9 0 0 0 0 0 0
10 1 0 0 0 1 2
11 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0
13 1 0 0 0 0 1
14 1 1 1 1 1 5
15 1 0 0 0 0 1
16 0 0 0 0 0 0
I7 0 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0
19 1 1 1 1 1 5
20 0 0 1 0 0 1
j 8 5 7 5 5 30
p 0.4 0.25 0.35 0.25 0.25
q 0.6 0.75 0.65 0.75 0.75
pq 0.24 0.1875 0.2275 0.1875 0.1875 I.03
K 5
varians 3.84
r11 0.9149
Kesimpulan :
r11 (0.9149) bernilai lebih besar dari 0.7. Sehingga variabel sarana dan
prasarana dinyatakan reliabel
3. Variabel Biaya
a. Pengujian Validitas
Pertanyaan /
BI B2 B3 B4 B5 BTotal
Responden
R1 1 1 1 1 1 5
R2 1 1 1 1 0 4
R3 1 1 1 1 1 5
R4 1 1 1 1 1 5
R5 1 1 1 1 1 5
R6 1 1 1 1 1 5
R7 0 0 0 0 0 0
R8 1 1 1 1 1 5
R9 1 1 1 1 1 5
R10 1 1 1 1 1 5
R11 1 1 1 1 1 5
RI2 0 0 0 1 1 2
RI3 1 1 0 1 1 4
R14 0 1 0 0 0 1
R15 1 1 1 1 1 5
R16 1 1 1 1 1 5
R17 1 1 1 1 1 5
120
R18 1 1 1 1 1 5
RI9 1 1 1 1 1 5
R20 1 1 1 0 1 4
e
𝐾𝑠 = 1 −
c n − Tn)
(
2
𝐾𝑠 = 1 −
0,5(5. 𝐼0)
2
𝐾𝑠 = 1 −
0,5(50)
2
𝐾𝑠 = 1 −
25
𝐾𝑠 = 1 − 0,08
𝐾𝑠 = 0,92
b. Pengujian Reliabilitas
N0 B1 B2 B3 B4 B5 B Total
1 1 1 1 1 1 5
2 1 1 1 1 0 4
3 1 1 1 1 1 5
4 1 1 1 1 1 5
5 1 1 1 1 1 5
6 1 1 1 1 1 5
7 0 0 0 0 0 0
8 1 1 1 1 1 5
9 1 1 1 1 1 5
10 1 1 1 1 1 5
11 1 1 1 1 1 5
I2 0 0 0 1 1 2
I3 1 1 0 1 1 4
14 0 1 0 0 0 I
15 1 1 1 1 0 5
16 1 1 1 1 1 5
I7 1 1 1 1 1 5
18 1 1 1 1 1 5
I9 1 1 1 1 1 5
20 1 1 1 0 1 4
j 17 18 16 17 17 85
p 0.85 0.9 0.8 0.85 0.85
q 0.15 0.1 0.2 0.15 0.15
pq 0.1275 0.09 0.16 0.1275 0.1275 0.6325
K 5
varians 2.20
r11 0.8902
121
Kesimpulan:
r11 (0,8902) bernilai lebih besar dari 0,7 sehingga variabel biaya dinyatakan
reliabel.
a. Pengujian Validitas
Pertanyaan /
DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 Total
Responden
R1 0 0 0 0 0 0 0
R2 1 1 1 1 1 1 6
R3 1 1 0 0 1 1 4
R4 1 1 1 1 1 1 6
R5 1 1 0 0 1 1 4
R6 1 0 0 0 1 0 2
R7 0 0 0 0 0 0 0
R8 0 1 1 1 0 1 4
R9 0 0 0 0 0 0 0
R10 0 1 0 0 0 1 2
R11 0 0 0 0 0 0 0
RI2 0 0 0 0 0 0 0
RI3 1 1 1 1 1 1 6
R14 0 0 0 0 0 0 0
R15 0 0 0 0 0 0 0
R16 0 0 0 0 0 0 0
RI7 0 0 0 0 0 0 0
R18 1 1 1 1 1 1 6
RI9 1 1 0 0 1 1 4
R20 1 1 1 1 1 1 6
e
𝐾𝑠 = 1 −
c(n − Tn)
2
𝐾𝑠 = 1 −
0,5(6.10)
2
𝐾𝑠 = 1 −
0,5(60)
2
𝐾𝑠 = 1 −
30
𝐾𝑠 = 1 − 0,06
𝐾𝑠 = 0,94
b. Pengujian Reliabilitas
N0 DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS Total
1 0 0 0 0 0 0 0
2 1 1 1 1 1 1 6
3 1 1 0 0 1 1 4
4 1 1 1 1 1 1 6
5 1 1 0 0 1 1 4
122
6 1 0 0 0 1 0 2
7 0 0 0 0 0 0 0
8 0 1 1 1 0 1 4
9 0 0 0 0 0 0 0
10 0 1 0 0 0 1 2
11 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0
13 1 1 1 1 1 1 6
14 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0
16 0 0 0 0 0 0 0
I7 0 0 0 0 0 0 0
18 1 1 1 1 1 1 6
I9 1 1 0 0 1 1 4
20 1 1 1 1 1 1 6
j 9 10 6 6 9 10 50
p 0.45 0.5 0.3 0.3 0.45 0.5
q 0.55 0.5 0.7 0.7 0.55 0.5
pq 0.2475 0.25 0.2I 0.2I 0.2475 0.25 I.415
K 6
varians 6.68
r11 0.9460
Kesimpulan:
r11 (0,8902) bernilai lebih besar dari 0,7 Sehingga variabel dukungan
suami dinyatakan reliabel
a. Pengujian Validitas
Pertanyaan /
P1 P2 P3 P4 P5 P6 Total
Responden
RI 1 1 1 1 1 1 6
R2 1 1 1 1 1 1 6
R3 1 1 1 1 1 1 6
R4 1 1 1 1 1 1 6
R5 1 1 1 1 1 1 6
R6 1 1 1 1 1 1 6
R7 0 1 0 1 0 0 2
R8 1 1 1 1 1 1 6
R9 1 1 1 1 1 1 6
R10 1 1 1 1 1 1 6
R11 1 1 1 1 1 1 6
RI2 1 0 1 0 0 0 2
123
R13 0 1 1 1 0 1 4
R14 0 0 0 0 0 0 0
R15 1 1 1 1 1 1 6
R16 1 1 1 1 1 1 6
RI7 1 1 1 1 1 1 6
R18 1 1 1 1 1 1 6
RI9 1 1 1 1 1 1 6
R20 1 1 1 1 1 1 6
e
Rumus: 𝐾𝑠 = 1 − c(n−Tn)
2
𝐾𝑠 = 1 −
0,5(6.10)
2
𝐾𝑠 = 1 −
0,5(60)
2
𝐾𝑠 = 1 −
30
𝐾𝑠 = 1 − 0,06
𝐾𝑠 = 0,94
b. Pengujian Reliabilitas
DTM DTM
N0 DTMI DTM2 DTM3 DTM4 5 DTM6 Total
I 1 1 1 1 1 1 6
I1
2 1 1 1 1 1 1 6
3 1 1 1 1 1 1 6
4 1 1 1 1 1 1 6
5 1 1 1 1 1 1 6
6 1 1 1 1 1 1 6
7 0 1 0 1 0 0 2
8 1 1 1 1 1 1 6
9 1 1 1 1 1 1 6
10 1 1 1 1 1 1 6
11 1 1 1 1 1 1 6
12 1 0 1 0 0 0 2
13 0 1 1 1 0 1 4
14 0 0 0 0 0 0 0
15 1 1 1 1 1 1 6
16 1 1 1 1 1 1 6
17 1 1 1 1 1 1 6
18 1 1 1 1 1 1 6
I9 1 1 1 1 1 1 6
20 1 1 1 1 1 1 6
j 17 18 18 18 16 17 104
p 0.85 0.9 0.9 0.9 0.8 0.85
q 0.15 0.1 0.1 0.1 0.2 0.15
124
pq 0.1275 0.09 0.09 0.09 0.16 0.1275 0.685
K 6
varians 3.12
r11 0.9362
Kesimpulan:
r11 (0,9362) bernilai lebih besar dari 0,7 sehingga variabel dukungan tenaga
kesehatan dinyatakan reliabel
125
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian
126
Lampiran 12 Pengitungan Data
1. Uji Univariat
a) Umur
Frequenc
y Percent Valid Percent Cumulative Percent
Vali Beresiko 26 21.7 21.7 21.7
d Tidak beresiko 94 78.3 78.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
b) Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak sekolah 2 1.7 1.7 1.7
Tamat SD 10 8.3 8.3 10.0
Tamat SLTP 39 32.5 32.5 42.5
Tamat SLTA 61 50.8 50.8 93.3
Tamat PT 8 6.7 6.7 100.0
Total 120 100.0 100.0
c) Pekerjaan
d) Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Rendah 99 82.5 82.5 82.5
Tinggi 2I 17.5 17.5 100.0
Total 120 100.0 100.0
e) Paritas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Nullipara 6 5.0 5.0 5.0
Primipara 40 33.3 33.3 38.3
Multipara 63 52.5 52.5 90.8
Grandemultipara 11 9.2 9.2 100.0
Total 120 100.0 100.0
f) Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Kurang 49 40.8 40.8 40.8
Baik 7I 59.2 59.2 100.0
Total 120 100.0 100.0
g) Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Negatif 23 19.2 19.2 19.2
Positif 97 80.8 80.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
127
h) Sarana dan Prasarana
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak memadai 59 49.2 49.2 49.2
Memadai 61 50.8 50.8 100.0
Total 120 100.0 100.0
i) Biaya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Vali Tidak mampu 85 70.8 70.8 70.8
d Mampu 35 29.2 29.2 100.0
Total 120 100.0 100.0
j) Jarak
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Dekat 67 55.8 55.8 55.8
Jauh 53 44.2 44.2 100.0
Total 120 100.0 100.0
k) Dukungan Suami
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak mendukung 62 51.7 51.7 51.7
Mendukung 58 48.3 48.3 100.0
Total 120 100.0 100.0
m) Keikutsertaan Skrining
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak melakukan 102 85.0 85.0 85.0
Melakukan 18 15.0 15.0 100.0
Total 120 100.0 100.0
2. Uji Bivariat
a) Umur * Keikutsertaan Skrining
Crosstab
Keikutsertaan Skrining
Tidak melakukan Melakukan Total
Umur Beresiko Count 23 3 26
% of Total I9.2% 2.5% 21.7%
Tidak Count 79 15 94
beresiko % of Total 65.8% I2.5% 78.3%
Total Count 102 18 120
% of Total 85.0% 15.0% 100.0%
128
Chi-Square Tests
Asymptotic Exact Sig. Exact Sig.
Value df Significance (2-sided) (2-sided) (I-sided)
Pearson Chi-Square .3I2a 1 .576
Continuity .062 1 .804
Correctionb
Likelihood Ratio .328 1 .567
Fisher's Exact Test .760 .418
Linear-by-Linear .309 1 .578
Association
N of Valid Cases 120
a. I cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.90.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Value df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square I3.049a 4 .011
Likelihood Ratio 15.845 4 .003
Linear-by-Linear Association 11.109 1 .001
N of Valid Cases 120
a. 4 cells (40.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .30.
129
Chi-Square Tests
Asymptotic Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .514a 1 .474
Continuity Correctionb .101 1 .750
Likelihood Ratio .471 1 .493
Fisher's Exact Test .440 .351
Linear-by-Linear .509 1 .475
Association
N of Valid Cases 120
a. I cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.10.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Asymptotic Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (I-sided)
Pearson Chi-Square 6.710a 1 .010
Continuity Correctionb 5.080 1 .024
Likelihood Ratio 5.648 1 .017
Fisher's Exact Test .017 .017
Linear-by-Linear 6.654 1 .010
Association
N of Valid Cases 120
a. I cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.15.
b. Computed only for a 2x2 table
130
Chi-Square Test
Value df Asymptotic Significance (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.383a 3 .497
Likelihood Ratio 3.068 3 .381
Linear-by-Linear 1.265 1 .261
Association
N of Valid Cases 120
a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .90.
Chi-Square Test
Asymptotic Exact Sig. Exact Sig.
Value Df Significance (2-sided) (2-sided) (I-sided)
Pearson Chi-Square 5.119a 1 .024
Continuity Correctionb 4.010 1 .045
Likelihood Ratio 5.659 1 .0I7
Fisher's Exact Test .035 .0I9
Linear-by-Linear 5.076 1 .024
Association
N of Valid Cases 120
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.35.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Test
Asymptotic Exact Sig. Exact Sig. (I-
Value df Significance (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 5.021a 1 .025
Continuity Correctionb 3.671 1 .055
Likelihood Ratio 8.382 1 .004
Fisher's Exact Test .022 .015
Linear-by-Linear 4.979 1 .026
Association
131
N of Valid Cases 120
a. I cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.45.
b. Computed only for a 2x2 table
132
j) Jarak * Keikutsertaan Skrining
Crosstab
Keikutsertaan Skrining Total
Tidak
melakukan Melakukan
Jarak Dekat Count 58 9 67
% of Total 48.3% 7.5% 55.8%
Jauh Count 44 9 53
% of Total 36.7% 7.5% 44.2%
Total Count 102 18 120
% of Total 85.0% 15.0% 100.0%
Chi-Square Test
Exact
Asymptotic Significance Exact Sig. Sig. (I-
Value Df (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square .292a 1 .589
Continuity Correctionb .080 1 .777
Likelihood Ratio .29I 1 .590
Fisher's Exact Test .615 .386
Linear-by-Linear .290 1 .590
Association
N of Valid Cases 120
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.95.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Test
Asymptotic Exact Sig. Exact Sig. (I-
Value df Significance (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 4.839a 1 .028
Continuity Correctionb 3.779 1 .052
Likelihood Ratio 4.965 1 .026
Fisher's Exact Test .040 .025
Linear-by-Linear 4.799 1 .028
Association
N of Valid Cases 120
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.70.
b. Computed only for a 2x2 table
133
l) Dukungan Tenaga Medis * Keikutsertaan Skrining
Crosstab
Keikutsertaan Skrining Total
Tidak
melakukan Melakukan
Dukungan Tidak Count 49 3 52
Tenaga Medis mendukung % of Total 40.8% 2.5% 43.3%
Mendukung Count 53 15 68
% of Total 44.2% I2.5% 56.7%
Total Count 102 18 120
% of Total 85.0% 15.0% 100.0%
Chi-Square Test
Asymptotic Exact Sig. Exact Sig. (I-
Value df Significance (2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.I33a 1 .013
Continuity Correctionb 4.921 1 .027
Likelihood Ratio 6.750 1 .009
Fisher's Exact Test .019 .011
Linear-by-Linear 6.081 1 .014
Association
N of Valid Cases 120
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.80.
b. Computed only for a 2x2 table
3. Uji Multivariat
Cases Processing Summary
Unweighted Cases* N Percent
Selected Cases Included In Analysis 120 100.0
Missing Cases 0 0
Total 120 100.0
Unseleted Cases 0 .0
Total 120 100.0
a. If weight in effect see classification table for the total number of cases
a.b
Classification Table
Predicted
Keikutsertaan Skrining Percenage
Observed Correct
Tidak melakukan Melakukan
Step Keikutsertaan Tidak 102 0 100.0
0 Skrining melakukan
Melakukan 18 0 0
Overall Percentage 85.0
a. Constant is included in the model
b. The cut value is. 500
134
Variable not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Pendidikan 11.203 1 .001
Pendapatan 6.710 1 .010
Pengetahuan 5.119 1 .024
Sikap .053 1 .818
D. Suami 4.839 1 .028
D. Tenaga Medis 6.133 1 .013
Overall Statistics 26.347 6 .000
Model sumamary
-2Log Cox & Snell R Nagelkerke R
Step likelihood Square Square
68.103a .243 .425
a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimation changed by
less than .001.
Classification Tablea
Observed Predited
Keikutsertaan Skrining Percentag
Tidak melakukan Melakuka e Correct
n
Step Keikutserta Tidak melakukan 100 2 98.0
an Skrining
1 Melakukan 14 4 22.2
Overall Percentage 86.7
a. The cutvalue is. 500
135
1a Pendapatan 1.721 .800 4.627 1 .031 5.591
Pengetahuan 1.540 .802 3.690 1 .055 4.664
Sikap .465 .647 .518 1 .472 1.593
D. Suami 1.401 .687 4.153 1 .042 4.058
D. Tenaga Medis 2.234 .854 6.837 1 .009 9.337
Constant -9.468 2.192 18.658 1 .000 .000
a. Variable (s) entered on step 1: Pendidikan, Pendapatan, Pengetahuan, Sikap,
Dukungan suami dan Dukungan Tenaga Medis
karena variabel sikap paling tinggi nilai p-value nya tidak signifikan, kemudian
dieliminasi varaibel sikap.
a.b
Classification Table
Predicted
Keikutsertaan Skrining Percentage
Tidak Melakukan Correct
Observed melakukan
Step Keikutsertaan Tidak 102 0 100.0
0 Skrining melakukan
Melakukan 18 0 .0
Overall Percentage 85.0
a. Constant is Included In the model
b. The cutvalue is.500
136
Model Summary
-2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R
Step likelihood Square Square
1 68.629a .239 .419
a. Estimation terminated at iteration number 7 bacause parameter estimates
changed by less than .001
Hosmer and Lesmeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 1.845 8 .985
Classification Tablea
Predicted
Keikutsertaan Skrining Percentage
Tidak Melakukan Correct
Observed melakukan
Step Keikutsertaan Tidak 99 3 97.1
1 Skrining melakukan
Melakukan 13 5 27.8
Overall Percentage 86.7
a. The cutvalue is .500
Variable in the Equation
B S.E Wald df Sig. Exp (B)
Step Pendidikan 1.288 .553 5.421 1 .020 3.624
1a Pendapatan 1.624 .781 4.329 1 .037 5.074
Pengetahuan 1.490 .789 3.571 1 .059 4.438
D. suami 1.297 .669 3.759 1 .053 3.659
D. Tenaga Medis 2.182 .844 6.679 1 .010 8.866
Constant -9.116 2.091 19.000 1 .000 .000
a. Variable (s) entered on step 1: Pendidikan, Pendapatan, Pengetahuan, Dukungan
Suami dan Dukungan Tenaga Medis
karena variabel pengetahuan paling tinggi nilai p-value nya tidak signifikan,
kemudian dieliminasi varaibel Pengetahuan.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casessa N Prercent
Selected Cases Included in Analysis 120 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 120 100.0
137
Unseleted Cases 0 .0
Total 120 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases
Classification Tablea.b
Predicted Percentage
Observed Keikutsertaan Skrining Correct
Tidak melakukan Melakukan
Step Keikutsertaan Tidak melakukan 102 0 100.0
0 Skrining Melakukan 18 0 .0
Overall Percentage 85.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Model Summary
Step -2Log Cox & Snell R Negelkerke R
likelihood Square Square
1 72.927a .212 .371
a. Estimatio termited at iteration number 6 because parameter estimates changed by
less than .001.
138
4 13 12.508 0 .492 13
5 12 12.207 1 .793 13
6 17 16.892 2 2.108 19
7 8 8.516 2 1.484 10
8 5 4.621 1 1.379 6
9 7 8.365 6 4.635 13
10 6 5.215 6 6.785 12
Classification Tablea
Predicted
Keikutsertaan Skrining Percentage
Observed Tidak melakukan Melakukan Correct
Step Keikutsertaan Tidak Melakukan 100 2 98.0
1 Skrining Melakukan 14 4 22.2
86.7
a. The cut value is .500
139
Lampiran 13 Rekapan Kusioner dan Coding
140
R22 1 3 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 0 3 3 2 1 1 1 2 2 3 3 0 0 0 0 I 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
R23 1 2 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
R24 1 3 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
R25 1 3 0 0 3 1 1 0 0 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
R26 1 2 0 0 2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
R27 0 3 0 0 2 1 1 0 1 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
R28 0 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
R29 1 3 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 3 3 3 3 3 3 0 3 2 2 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
R30 1 3 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
R3I 1 3 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R32 1 3 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R33 1 4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R34 1 3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
R35 1 3 1 0 2 1 1 0 0 1 1 1 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
R36 1 3 0 1 2 0 1 0 1 1 0 0 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
R37 1 3 0 0 2 1 1 0 0 1 1 1 0 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
R38 0 2 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
R39 0 2 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R40 1 3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0
R41 0 3 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R42 1 4 0 0 2 1 1 0 0 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 I 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
R43 0 3 0 0 2 1 1 0 1 0 0 1 1 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 I 0
R44 1 4 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R45 1 3 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 2 3 3 3 3 3 3 3 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0
R46 1 3 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0
R47 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 0 0 1 3 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R48 1 4 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
R49 1 3 0 0 2 1 1 1 1 0 0 0 0 I 3 3 3 3 3 3 3 2 3 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
R50 1 3 0 0 2 1 1 1 1 0 0 0 0 I 3 3 3 3 3 3 3 2 3 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
R51 1 3 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0
R52 1 3 0 0 I 1 1 0 1 1 1 1 1 I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0
R53 0 2 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 I 3 3 3 3 2 3 3 3 3 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
141
R54 1 3 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0
R55 0 3 0 0 2 1 1 0 0 1 0 1 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
R56 1 2 0 0 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 3 2 2 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
R57 0 3 0 0 3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
R58 1 2 0 0 2 1 1 0 1 1 1 0 0 0 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
R59 0 3 0 0 2 0 1 1 1 1 1 0 1 0 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
R60 1 1 0 0 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
R61 0 3 1 0 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 3 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0
R62 1 2 0 0 2 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
R63 0 2 0 0 2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 2 1 3 1 1 3 3 3 3 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
R64 1 0 0 0 2 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0
R65 0 2 1 0 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 3 3 3 1 2 2 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
R66 1 2 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
R67 1 4 0 0 2 1 1 0 1 1 1 0 0 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
R68 1 2 0 0 2 1 1 0 0 1 0 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0
R69 1 2 0 0 2 0 1 0 1 0 1 1 0 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0
R70 1 2 0 0 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 3 3 2 3 3 2 3 3 2 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0
R7I 1 3 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
R72 1 2 0 0 2 1 1 0 0 1 1 1 0 0 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 0 0 1 1 1 0 I 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0
R73 1 3 0 0 2 1 1 0 0 1 1 1 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
R74 1 3 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 2 3 3 2 3 3 3 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
R75 1 2 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 2 3 2 2 3 3 3 2 2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
R76 1 3 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 2 3 2 2 3 3 3 2 2 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
R77 1 3 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
R78 1 1 0 0 3 1 1 0 0 1 0 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0
R79 1 4 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
R80 1 3 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
R8I 1 2 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 I 0 1 1 1 1 1
R82 1 3 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
R83 1 1 0 0 3 1 1 0 0 1 I 0 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
R84 1 3 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 2 3 3 3 3 2 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0
R85 0 2 0 0 3 0 1 0 1 0 I 0 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
142
R86 0 2 0 0 2 0 1 0 1 0 0 0 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
R87 1 3 0 0 2 1 1 0 1 1 0 0 1 2 2 2 3 3 3 3 3 0 3 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
R88 1 3 0 0 2 1 1 1 0 0 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1
R89 1 3 0 0 2 0 1 1 0 0 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
R90 3 2 1 0 2 0 1 0 0 1 1 1 0 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
R9I 1 3 0 0 2 1 1 1 0 0 1 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
R92 0 I 0 0 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
R93 1 3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
R94 1 1 0 0 2 1 1 1 1 0 I 1 0 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0
R95 1 2 1 0 2 0 1 1 0 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0
R96 0 3 0 0 2 1 1 0 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
R97 1 1 1 0 2 1 1 0 0 1 1 0 0 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
R98 1 3 0 0 2 1 1 0 0 1 1 1 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
R99 1 4 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
R100 0 1 0 1 2 0 1 0 0 1 1 1 1 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0
R101 1 2 0 0 2 1 1 0 0 1 1 1 0 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0
R102 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
R103 1 2 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0
R104 1 2 0 0 3 1 1 0 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0
R105 1 3 0 0 3 1 1 0 0 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
R106 1 2 0 0 2 1 1 0 0 1 1 1 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 I 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
R107 1 3 0 1 2 1 1 0 1 1 1 0 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
R108 0 2 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 0 0 0 0 0 I 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
R109 1 3 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 0 0 0 0 0 I 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 I 0 1 1 0
R110 1 2 0 1 2 1 1 0 0 1 1 1 1 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0
R111 1 3 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 0 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0
R112 1 3 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 0 3 3 2 1 1 1 2 2 3 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 I
R113 1 2 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 I I 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
R114 1 3 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 I I 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
R115 1 3 0 0 3 1 1 0 0 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 I I 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
R116 1 2 0 0 2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
R117 0 3 0 0 2 1 1 0 1 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 I 1 0 1 1 1 1 0
143
R118 0 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
R119 1 3 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 3 3 3 3 3 3 0 3 2 2 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
R120 1 3 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1
144
RIWAYAT HIDUP
Agustus 1982 anak keenam dari enam bersaudara putri dari Bapak
Pekanbaru, lulus tahun 2018. Pada tahun 2020 penulis melanjutkan Pendidikan Program Studi
sampai 2007 penulis bekerja sebagai bidan desa Pasir baru di Kabupaten Rokan Hulu,
kemudian akhir tahun 2007 sampai sekarang penulis bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah
145