Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH “STROKE”

DISUSUN OLEH :

o Meyda Nurulcahyani
o Natalia Reasoa
o Nurul Ilmi
o Riska Oktapiani
o Shinta Rahmawati
PENDAHULUAN

BAB I

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur  saya panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul
STROKE.

Dalam penyusunan makalah ini kami banyak memperoleh informasi dari berbagai sumber
referensi yang bisa dijadikan acuan. Kami yakin bahwa isi makalah kami ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif,.

Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun
selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi yang membaca.

Tangerang Selatan, 29 September 2018

Penyusun

 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………......

DAFTAR ISI………………………………………………………………........................

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang

Tujuan

Rumusan masalah

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Stroke
……………………………………………………………………………………… 5
2. Etiologi
Stroke…………………………………………………………………………………
………… 7
3. Patofisiologi
Stroke…………………………………………………………………………………
…. 7
4. Pathway
Stroke…………………………………………………………………………………
………. 9
5. Asuhan Keperawatan pasien dengan
Stroke………………………………………………….. 11

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan……………………………………………………………………………
………………….. 17
2. Saran……………………………………………………………………………………
…………………… 17

DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………
……… 18

   

 
BAB I

PENDAHULUAN

 Latar belakang
Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit
stroke meningkat seiring dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi
penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Diperkirakan
ada 700.000 kasus stroke di Amerika Serikat setiap tahunnya, dan 200.000
diantaranya dengan serangan berulang. Menurut WHO, ada 15 juta populasi terserang
stroke setiap tahun di seluruh dunia dan terbanyak adalah usia tua dengan kematian
rata-rata setiap 10 tahun antara 55 dan 85 tahun. (Goldstein,dkk 2006; Kollen,dkk
2006; Lyoyd-Jones dkk,2009).
Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun.
Stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker.
Disamping itu, stroke juga merupakan penyebab kecatatan. Sehingga keadaan tersebut
menempatkan stroke sebagai masalah kesehatan yang serius.
Rendahnya kesadaran akan faktor risiko stroke, kurang dikenalinya gejala
stroke, belum optimalnya pelayanan stroke dan ketaatan terhadap program terapi
untuk pencegahan stroke ulang yang rendah merupakan permasalahan yang muncul
pada pelayanan stroke di Indonesia. Keempat hal tersebut berkontribusi terhadap
peningkatan kejadian stroke baru, tingginya angka kematian akibat stroke, dan
tingginya kejadian stroke ulang di Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2008).
 Tujuan Penulisan
o Mampu memahami pengertian dan klasifikasi Stroke
o Mampu memahami penyebab Stroke
o Mampu memahami tanda dan gejala dari Stroke
o Mengetahui macam-macam pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada
klien dengan Stroke
o Mengetahui diagnosa dan intervensi keperawatan kepada klien dengan Stroke
 Rumusan masalah
1.      Apa itu stroke?
2.      Mengapa terjadi stroke?
3.      Apa penyebab stroke?
4.      Bagaimana cara menangani stroke?
BAB II

PEMBAHASAN

 A. Definisi

Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak
yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang
menderita kelumpuhan atau kematian (Fransisca B. Batticaca).

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)

Stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral dan merupakan satu gangguan neurologik
pokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologik pada pembuluh darah serebral
misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vaskuler dasar,
misalnya arterosklerosis arteritis trauma aneurisma dan kelainan perkembangan (Price, 1995).

Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yang
sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan
yang serius karena ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitasnya. Selain itu,
tampak adanya kecenderungan peningkatan insidennya (Bustan, 2007).

Secara garis besar, stroke dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Stroke karena pendarahan (Haemorragic)

Pada Stroke Iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena atheroklerosis (penumpukan
kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu
pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke
jenis ini.

Stroke Hemoragik yaitu penyakit stroke yang terjadi oleh karena pecahnya  pembuluh darah
di otak terdiri dari perdarahan intraserebral, perdarahan subarakhnoid.

2.      Stroke bukan karena pendarahan (Non Haemorragic/ Iskemik)

Pada stroke haemorragic pembulih darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang
normal dan darah merembes kedalam suatu daerah diotak dan merusaknya. Hampir 70%
kasus stroke ini terjadi pada penderita hipertensi.

Stroke Iskemik yaitu penyakit stroke yang terjadi oleh karena suplai darah ke otak terhambat
atau berhenti. Terdiri dari: Transient Ischemic Attack (TIA), trombosis serebri, emboli
serebri.
B. Etiologi

Penyebab utama dari stroke diurutkan dari yang paling penting adalah aterosklerosis
(trombosis), embolisme, hipertensi yang menimbulkan perdarahan intraserebral dan ruptur
aneurisme sakular. Stroke biasanya disertai satu atau beberapa penyakit lain seperti
hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetes mellitus atau penyakit
vascular perifer.

C.   Patofisiologi

Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola yang berdiameter 100-400 cm,


mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis,
nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Arteriol-arteriol dari cabang-
cabang lentikulostriata, cabang tembus  arterio talamus (talamo perforate arteries) dan
cabang-cabang paramedian arteria vertebro-basilaris mengalami perubahan-perubahan
degenaratif yang sama. kenaikan dalam jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi
pecahnya pembuluh darah terutama pada pagi hari dan sore hari. Jika pembuluh darah
tersebut pecah, maka perdarahan dapat berlanjut sampai dengan 6 jam dan jika volumenya
besar akan merusak struktur anatomi otak dan menimbulkan gejala klinik.

Jika perdarahan yang timbul kecil ukurannya, maka massa darah hanya dapat merasuk dan
menyela di antara selaput akson massa putih tanpa merusaknya. Pada keadaan ini absorbsi
darah akan di ikuti oleh pulihnya fungsi-fungsi neurologi. Sedangkan pada perdarahan yang
luas terjadi destruksi massa otak, peninggian tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat
menyebabkan herniasi otak pada falk serebri atau lewat foramen magnum.

Tanda seseorang yang terkena stroke

Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana
yang tersumbat), ukuran area yang perfungsinya tidak adequat dan jumlah aliran darah
kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan membaik
sepenuhnya.

1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)


2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah “Bell’s Palsy”
3. Hilangnya penglihatan total atau parsial disalah satu sisi
4. Tonus otot lemah atau kaku
5. Menurun atau hilangnya rasa
6. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
7. Gangguan bahasa (Disatria: kesulitan dalam membentuk kata; afhasia atau disfasia:
bicara defeksif/kehilangan bicara)
8. Gangguan persepsi
9. Gangguan status mental
10. Hilangnya keseimbangan, berdiri tak mantap, atau jatuh tanpa sebab
11. Serangan sementara jenis lain, seperti vertigo,pusing bergoyang, kesulitan menelan,
kebingungan akut, atau gangguan daya ingat
12. Nyeri kepala yang terlalu parah, muncul mendadak, atau memiliki karakter tidak
lazim,termasuk perubahan pola nyeri kepala yag tidak dapat diterangkan
13. Perubahan kesadaran yang tidak dapat dijelaskan atau kejang.

E. Risiko stroke pribadi

Faktor risiko Skor faktor risiko


0 1 2 3
Usia (tahun) 0-44 45-64 65-74 75+
Merokok Tidak pernah Berhenti Perokok – Perokok – 20
merokok atau merokok kurang dari 20 batang atau
berhenti kurang dari 5 batang per hari lebih per hari
merokok lebih tahun yang
dari 5 tahun lalu
yang lalu
Tekanan darah Normal Garis batas Hipertensi Hipertensi
(mmHg) <120/80 meningkat sedang 160- berat
sampai 179/95-109 180+/110+
hipertensi
ringan 120-
159/80-94
Diabetes Tidak ada N/A Riwayat Diketahui
diabetes dalam mengidap
keluarga diabetes
Riwayat stroke Tidak ada Seorang Seorang Dua atau lebih
dalam keluarga anggota anggota anggota
keluarga keluarga keluarga
pernah terkena pernah terkena pernah
stroke pada stroke pada mengalami
usia lebih dari usia lebih dari stoke
65 tahun 65 tahun
Kolesterol Dibawah rata- Rata- rata (5,2- Meningkat Sangat
rata (<5,2 6,1 mmol/l sedang (6,2- menigkat (>7,8
mmol/L atau atau 200-239 7,8 mmol/l mmol/l atau >
200 mg/dl ) mg/dl) atau 240-300 300 mg/dl )
mg/dl)
Alkohol Tidak Sedikit Lumayan Sangat
(jumlah gelas berlebihan (2-0 berlebihan (3- berlebihan (5- berlebihan
standar per gelas untuk 4 gelas untuk 6 gelas untuk ( lebih dari 6
hari) pria dan 0-1 pria dan 2 pria dan 3-4 gelas untuk
untuk wanita) untuk wanita) gelas untuk pria dan lebih
wanita) dari 4 gelas
untuk wanita)
IMT (kg/m2) Normal ( 18,5- Sedikit Lumayan Obesitas (30
24,9) kelebihan kelebihan atau lebih)
berat badan berat
(25-26,9) badan( 27-
29,9)
Aktifitas fisik Normal Agak kurang Lumayan Aktifitas fisik
(aktifitas (1 jam aktifitas kurang sangat kecil
berenergi 1 berenergi 1-2 (kurang dari 1 (hampir tanpa
jam paling kali seminggu) jam aktifitas aktifitas
tidak 3 kali berenergi berenergi)
seminggu) sekali
seminggu)

F.                  Gejala-gejala Stroke


Sebagian kasus stroke bisa terjadi secara mendadak, sangat cepat, dan menyebabkan
kerusakan jaringan otak dalm beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadi
bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak
yang mati (stroke in evolution). Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu)
diselingi dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau
terjadi beberapa perbaikan. Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang
terkena. Gejala stroke dapat bersifat fisik, psikologis, dan atau prilaku

Secara umum ada juga beberapa gejala stroke berikut.


a)      Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.
b)      Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.
c)      Penglihatan ganda.
d)     Pusing.
e)      Bicara tidak jelas (rero)
f)       Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
g)      Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.
h)      Pergerakan yang tidak biasa.
i)        Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
j)        Ketidak keseimbangan dan terjatuh.
k)      Pingsan.

Kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke bisa lebih berat atau lebih luas,
berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bisa
menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.

G. penanganan dan perawatan stroke di rumah

1. Berobat secara teratur ke dokter


2. Jangan menghentikan atau mengubah dan menambah dosis obat tanpa petunjuk
dokter
3. Minta bantuan petugas kesehatan atau fisioterapi untuk memulihkan kondisi tubuh
yang lemah atau lumpuh
4. Perbaiki kondisi fisik dengan latihan teratur di rumah
5. Bantu kebutuhan klien
6. Motivasi klien agar tetap bersemangat dalam latihan fisik
7. Periksa tekanan darah secara teratur
8. Segera bawa klien atau pasien ke dokter atau rumah sakit jika timbul tanda dan
gejala stroke
Upaya Pencegahan

Stroke sangat dapat dicegah, hampir 85% dari semua Stroke dapat dicegah , karena
ancaman Stroke hingga merenggut nyawa dan derita akibat Stroke. Hidup bebas tanpa
Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran semua orang selalu berupaya untuk
mencegah Stroke atau mengurangi faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat,
olahraga teratur, penghindari stress hingga meminum obat atau suplemen untuk menjaga
kesehatan pembuluh darah hingga dapat mencegah terjadinya Stroke.

Pengobatan

Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:

 1/3 –> bisa pulih kembali,


 1/3 –> mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang,
 1/3 sisanya –> mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita
terus menerus di kasur.

Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya
mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan yang
ditimbulkan setelah diserang stroke.

Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk


menentukan apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi
dengan obat penghancur bekuan darah.

Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa


dicegah atau dipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator (RTPA) atau
streptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam
setelah timbulnya stroke.

Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah


tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan
menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.
Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk
memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan
(misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.

Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran
darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya
tidak dilakukan pembedahan.

Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan


atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang
akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.

Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita


stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat
berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan
pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung
kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena
penekanan).

Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang
menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan
darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan
suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.

http://sembuhsehatdaristroke.blogspot.co.id/2015/06/

BAB III

Penutup

Kesimpulan :
Stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran darah ke otak mengalami gangguan. Akibatnya,
nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan otak tidak terpenuhi dengan baik.

Saran :

Mengingat pentingnya pengetahuan akan perawatan yang dilakukan untuk px. Pasca stoke maka
diperlukan informasi yang tepat dan jelas agar memahami suatu tindakan.

Resiko cidera yang berakibatkan karena kesalahan tindakan begitu besar maka perlu diperhatikan
dan ketelitian dalam melakukan suatu tindakan.

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

https://evilprincekyu.wordpress.com/2014/03/11/makalah-stroke/

http://rapitamala1.blogspot.co.id/2016/02/makalah-stroke-ilmu-kesehatan-masyarakat.html/

Feigin,Vallery. 2004.stroke.Jakarta.PT Bhuana ilmu populer

Anda mungkin juga menyukai