Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae,
banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah
Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Dan
tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon
dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan
Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis
termasuk Indonesia. Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah segar dengan kandungan
vitamin C yang cukup tinggi.
Jenis-jenis melon yang terkenal adalah: melon Christianism (1850); melon Sill Hybrid (1870);
melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted Gem, Hacken Sack dan Osage
(1881–1890); melon Honey Rock dan Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon
Queen of Colorado dan Honey Gold (1939). Untuk memudahkan sistem penanaman dan
pengelompokan melon, para ahli mengklasifikasikan melon dalam dua tipe, yaitu:

1.      Tipe Netted-Melon
A. Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat dan bergambar seperti jala (net); aroma relatif lebih
harum dibanding dengan winter–melon; lebih cepat masak antara 75–90 hari; awet dan tahan
lama untuk disimpan.

B. Varietas: (1) Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat seperti jala dan harum; (2)
Cucumis melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik dan harum.

2.      Tipe Winter-Melon
A. Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat dan aroma buah tidak harum; buah lambat untuk masak
antara 90–120 hari; mudah rusak dan tidak tahan lama untuk disimpan; tipe melon ini sering
digunakan sebagai tanaman hias.

B. Varietas: (1) Cucumis melo var. inodorous, kulit buah halus, buah memanjang dengan
diameter 2,5–7,5 cm; (2) Cucumis melo var. flexuosus, permukaan buah halus, buah
memanjang antar 35–70 cm; (3) Cucumis melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering untuk
tanaman hias; (4) Cucumis melo var. chito, ukuran buah sebesar jeruk lemon, sering
digunakan sebagai tanaman hias.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Syarat Pertumbuhan Melon

1. Iklim
Perlu penyinaran matahari penuh selama pertumbuhannya. Pada kelembaban yang tinggi
tanaman melon mudah diserang penyakit. Suhu optimal antara 25-300C. Angin yang
bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon. Hujan terus menerus akan
merugikan tanaman melon. Tumbuh baik pada ketinggian 300-900 m dpl.

2. MediaTanam
Tanah yang baik ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik seperti
andosol, latosol, regosol, dan grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut
dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun
pemupukan. Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah, pH tanah 5,8-7,2.

B.  Pedoman Teknis Budidaya

1.    Pembibitan

A. Pembuatan Media Semai

Siapkan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur dengan 50-100 kg pupuk
kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan + 1 minggu di tempat yang teduh dengan
selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik).
Campurkan tanah halus (diayak) 2 bagian/2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang matang
yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian/1 ember, TSP (± 50 gr) yang dilarutkan dalam 2 tutup
POC NASA, dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang 1-2 kg .
Masukkan media semai ke dalam polybag ukuran 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.

B.   Teknik Penyemaian dan pemeliharaan Bibit


      

Rendam benih dalam 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1 tutup POC NASA selama 8-12
jam lalu diperam + 48 jam. Selanjutnya disemai dalam polybag, sedalam 1-1,5 cm. Benih
disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Benih ditutup
dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1. Kantong persemaian
diletakkan berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi
perlindungan plastik transparan yang salah satu ujungnya terbuka.
Semprotkan POC NASA untuk memacu perkembangan bibit, pada umur bibit 7-9 hari
dengan dosis 1,0-1,5 cc/liter. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati secara rutin setiap pagi.
Bibit melon yang sudah berdaun 4-5 helai atau tanaman melon telah berusia 10-12 hari
dapat dipindahtanamkan dengan cara kantong plastik polibag dibuka hati-hati lalu bibit berikut
tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya, bedengan jangan sampai
kekurangan air.
C.      Pengolahan Media Tanam

a.    Pembukaan Lahan
Sebelum dibajak digenangi air lebih dahulu semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan
pembajakan dengan kedalaman sekitar 30 cm. Setelah itu dilakukan pengeringan, baru
dihaluskan.

b.    Pembentukan Bedengan
Panjang bedengan maksimum 12-15 m; tinggi bedengan 30-50 cm; lebar bedengan 100-110 cm;
dan lebar parit 55-65 cm.

c.    Pengapuran
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , untuk antara
pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.

d.    Pemupukan Dasar
Pupuk Dosis Pupuk Makro  Dosis POC NASA
Kandang ( gram/ pohon )
(ton/ ha) Urea SP36 KCl
4-5 12 20 8 30-60 tutup /1000 m2
+ air secukupnya
(siramkan) Hasil akan lebih baik jika
pada pemupukan dasar, POC NASA
diganti SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis 1-2
botol/1000 m2 dengan cara :

Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.

Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk
menyiram + 10 meter bedengan.

e.    Pemberian Natural GLIO


Untuk mencegah serangan penyakit karena jamur terutama penyakit layu, sebaiknya tebarkan
Natural GLIO yang sudah disiapkan sebelum persemaian. Dosis 1-2 kemasan per 1000 m2

f.      Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)


Pemasangan mulsa sebaiknya saat matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup
bedengan dengan tepat. Biarkan bedengan tertutup mulsa 3-5 hari sebelum dibuat lubang tanam
D.  Teknik Penanaman

a.    Pembuatan Lubang Tanam


Diameter lubang + 10 cm, jarak lubang 60-80 cm. Model penanaman dapat berupa dua baris
berhadap-hadapan membentuk segiempat atau segitiga.

b.      Cara Penanaman


Bibit siap tanam dipindahkan beserta medianya. Usahakan akar tanaman tidak sampai rusak saat
menyobek polibag.

E.   Pemeliharaan Tanaman

a.    Penyulaman 
Penyulaman dilakukan 3-5 hari setelah tanam. Setelah selesai penyulaman tanaman baru harus
disiram air. Sebaiknya penyulaman dilakukan sore hari

b.    Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma/ rumput liar.

c.    Perempelan
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.

d.   Pemupukan

Waktu Dosis Pupuk Makro ( gram/


pohon )
Urea SP-36 KCl
12 12 10
Umur 10 hari
12 12 10
Umur 20 hari
12 8 12
Umur 30 hari
12 8 20
Umur 40 hari
POC NASA : POC NASA disemprotkan ke
( per ha ) tanaman :
Mulai umur 1  Alternatif 1 : 6-7 kali
minggu – 6 atau 7 ( interval 1 minggu sekali)
minggu dgn dosis 4 tutup botol/
tangki
 Alternatif 2 : 4 kali
(interval 2 minggu sekali )
dgn dosis 6 tutup botol/
tangki

e.    Penggunaan Hormonik
Dosis HORMONIK : 1-2 cc/lt air atau 1-2 tutup HORMONIK + 3-5 tutup POC NASA setiap
tangki semprot. Penyemprotan HORMONIK mulai usia 3-11 minggu, interval 7 hari sekali.
f.     Penyiraman
Penyiraman sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai akan dipetik buahnya kecuali hujan. Saat
menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan
buahnya. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali.

g.    Pemeliharaan Lain

1)   Pemasangan Ajir
Ajir dipasang sesudah bibit mengeluarkan sulur-sulurnya. Tinggi ajir + 150 - 200 cm. Ajir
terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan beban buah + 2-3 kg. Tempat
ditancapkannya ajir + 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir lebih
kokoh bisa menambahkan bambu panjang yang diletakkan di bagian pucuk segitiga antara
bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.

2)   Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan
yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas,
cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau udara cerah dan kering,
supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali,
yang paling awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun,
kemudian cabang-cabang yang tumbuh dipangkas dengan menyisakan 2 helai daun.
Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau
25.

F.   Hama dan Penyakit

a)    Hama
1)      Kutu Aphis (Aphis gossypii Glover )
Ciri: mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di lihat dari kejauhan mengkilap.
Aphis muda berwarna kuning, sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak
kehitaman. Gejala: daun tanaman menggulung, pucuk tanaman menjadi kering akibat cairan
daun dihisap hama. Pengendalian: (1) gulma selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama;
(2) semprot Pestona atau Natural BVR.

2)      Thrips (Thrips parvispinus Karny)


Ciri: menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa berwarna kekuning-
kuningan dan dewasa berwarna coklat kehitaman. Serangan dilakukan di musim kemarau.
Gejala: daun muda atau tunas baru menjadi keriting, dan bercak kekuningan; tanaman keriting
dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Gejala ini harus diwaspadai karena
telah tertular virus yang dibawa hama thrips. Pengendalian: menyemprot dengan Pestona atau
Natural BVR.

b)    Penyakit
1)      Layu Bakteri
Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan dengan perantara
kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis Motschulsky). Gejala: daun dan cabang
layu, terjadi pengerutan pada daun, warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati; daun
tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau. Apabila batang tanaman yang
dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik
seperti benang. Pengendalian: penggunaan Natural GLIO sebelum tanam.

2)      Penyakit Busuk Pangkal Batang (gummy stem bligt)


Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker. Gejala: pangkal
batang seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan kemudian
tanaman layu dan mati; daun yang terserang akan mengering. Pengendalian: (1) penggunaan
mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar pangkal batang dan mencegah luka di
perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan; (2) daun yang terserang dibersihkan. (3)
gunakan Natural GLIO sebelum tanam sebagai pencegahan.
Catatan: Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum
mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida
kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810,
dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

c)     Gulma
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat
tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika
sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.

G.  Panen

a.    Ciri dan Umur Panen


Tanda/Ciri Penampilan Tanaman Siap Panen
-          Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
-          Jala/Net pada kulit buah sangat nyata/kasar
-          Warna kulit hijau kekuningan.
-          Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
-          Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.

b.   Cara Panen
-          Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa
simpan buah.
-          Tangkai dipotong berbentuk huruf "T" , maksudnya agar tangkai buah utuh.
-          Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap
dipanen.
-          Buah yang telah dipanen disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya
dihindari karena akan mengurangi harga jual.

c.    Periode Panen
Panen dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap
panen. Seandainya dalam jangka waktu 3-5 bulan mendatang harga melon diramalkan jatuh.
Maka alternatif untuk rotasi tanaman yang dapat menggunakan lahan bekas menanam melon
adalah cabai. Karena lahan yang tersedia tidak perlu diubah. Hanya mulsa PHP dibuka dan dosis
pemupukan ditambahkan 50%.
Bila dalam jangka waktu 4 bulan berikutnya dinyatakan harga melon meningkat, maka lahan
bekas sawah ditanami padi terlebih dahulu untuk satu musim tanam. Alasannya adalah dari segi
kormesial tanaman padi kurang menguntungkan, tapi dari segi pemutusan siklus hidup hama dan
penyakit sangat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena hama dan penyakit yang mengisap
oksigen (aerob) akan mati dengan kondisi tanah yang terendam air (anaerob). Setelah menanam
padi selesai, tanaman melon yang ditanam akan berproduksi tinggi dengan risiko serangan hama
dan penyakit yang lebih rendah.

d.   Prakiraan Produksi
Untuk mengetahui jumlah produksi yang akan dihasilkan bagian pemasaran harus melakukan
penelitian pasar. Untuk luas satu hektar tanaman melon diperkirakan akan menghasilkan buah
melon 10–15 ton, maka memanennya harus dilakukan secara bertahap. Misalnya minggu I
menanam seluas 2.000 m2, minggu II menanam seluas 2.000 m2, dan seterusnya. Hal ini untuk
tingkat kontinuitas produksi akan tercapai dan resiko tidak terjualnya buah melon akan terhindar.

e.    Penyimpanan
Buah melon tidak boleh ditumpuk, yang belum terangkut disimpan dalam gudang. Buah ditata
rapi dengan dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan harus bersih dan kering.

H.  Pascapanen
Pascapanen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah melon dipanen.
Kesalahan penanganan dalam pascapanen akan mempengaruhi kualitas/penampilan buah melon.

a.      Tahap Pengumpulan
Buah-buah melon yang telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat untuk segera
disortir. Saat panen kerusakan buah sebaiknya dihindari akibat terbentur atau cacar fisik lainnya,
karena akan mengurangi harga jual terutama untuk konsumsi pasar swalayan.

b.      Tahap Penyortiran dan Penggolongan


Melon yang telah dipanen, diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat kemudian di
sortasi. Buah yang sehat dan utuh dipisahkan dari buah yang cacat fisik maupun cacat karena
serangan hama dan penyakit. Buah melon yang berkualitas bagus kemudian di lakukan
penggolongan melon berdasarkan tiga kelas.
Kelas M1 yaitu melon berbobot 1,5 kg/lebih jaring berbentuk sempurna.
Kelas M2 yaitu melon berbobot 1–1,5 kg jaringnya terbentuk hanya 70% saja.
Kelas M3 yaitu bobot buahnya bervariasi dengan jaring sedikit atau tidak berbentuk sama sekali.
Hal ini terjadi karena tanaman belum saatnya dipanen tapi telah mati terlebih dahulu akibat
serangan hama.

c.       Tahap Penyimpanan
Buah melon yang sudah dipetik, tidak boleh ditumpuk satu sama lain, dan buah yang
belum terangkut dapat disimpan dalam gudang penyimpanan. Buah ditata secara rapi dengan
dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering dan bebas dari hama
seperti kecoa atau tikus. Melon yang sudah terlalu masak jangan disatukan dengan buah yang
setengah masak (mengkal). Bila ada buah yang mulai busuk harus di jauhkan dari tempat
penyimpanan.
d.      Tahap Pengemasan dan Pengangkutan
Kemasan untuk melon dapat dibuat dari kayu biasa dan banyak memiliki lubang angin.
Cara menyusunnya, bagian dasar kotak diberi jerami kering yang cukup tebal, kemudian melon
diberikan jerami juga di bagian atas buahnya. Sebelum kotak ditutup, buah melon diberi lapisan
jerami lagi. Selain dari kotak, pengemasan bisa juga menggunakan rajutan benang yang mirip
jala, kemudian dimasukkan dalam kemasan karton. Dalam karton masih dilapisi dengan jerami
kering atau kertas hancuran. Dengan kemasan seperti ini akan lebih terjamin dibanding dengan
menggunakan kotak dari kayu (cara tradisional).
Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut buah melon yang akan dibawa ke pasar
tergantung jarak yang ditempuh. Buah yang akan di ekspor biasanya dipak secara khusus dengan
peti kemas yang terbuat dari kayu, karton atau kotak plastik. Di kargo pesawat, peti kemas melon
dimasukkan ke dalam kontainer pendingin agar buah tetap segar jika sampai ke tempat tujuan.
BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili Cucurbitaceae,
banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah
Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Dan
tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon
dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan
Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis
termasuk Indonesia. Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah segar dengan kandungan
vitamin C yang cukup tinggi.
Jenis-jenis melon yang terkenal adalah: melon Christianism (1850); melon Sill Hybrid
(1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted Gem, Hacken Sack
dan Osage (1881–1890); melon Honey Rock dan Improved Perfecto (1933); melon Imperial
(1935); melon Queen of Colorado dan Honey Gold (1939).
Tugas Kewirausahaan

JL. RAWA BUNTU NO. 10 BSD CITY SERPONG 15318


TELP : 021-758 71 245 / 758 71 242
FAXIMILIE : 021-758 71 267

Nama : Meyda Nurulcahyani


Kelas : XII Keperawatan 1
30 Agustus 2017

Anda mungkin juga menyukai