Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa mayor didunia yang memiliki penutur yang
sangat besar. Sejak bahasa Arab yang tertuang dalam al-Qur’an didengungkan hingga kini,
semua pengamat baik Barat maupun orang muslim Arab menganggapnya sebagai bahasa
yang memiliki standar ketinggian dan keelokan  linguistik yang tertinggi yang tiada taranya 
Sebagai bahasa al-Qur’an, bahasa Arab memiliki signifikansi yang sangat besar bagi
kaum muslimin, baik yang berkebangsaan Arab maupun maupun non Arab. Hal ini menjadi
wajar karena al-Qur’an merupakan kitab suci dan tuntunan bagi kaum muslimin. Disamping
itu, juga menjadi bahasa hadith dan kitab-kitab yang membahas ilmu-ilmu agama islam.
Itulah sebabnya, dapat dikatakan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan
sekaligus juga merupakan bahasa orang Islam, meskipun pada realitasnya tidak sedikit
penutur bahasa ini yang bukan pemeluk agama Islam.
Keunggulan bahasa Arab adalah terletak pada kekayaannya, pengertian-pengertian
abstraknya, semantic precision (ketepatan makna), dan derivation (pembentukan kata
turunan). Maka, bukanlah suatu kebetulan jika al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab,
tetapi justru karena kakayaan makna dan kesaksamaannya. Lalu, hal apa saja yang harus
dipahami dalam usaha mempelajari bahasa Arab?. Makalah ini mencoba untuk
mengelaborasi salah satu dasar dalam penguasaan bahasa Arab yaitu kalimat dan
pembagiannya.

B. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini dibuat, Untuk mengetahui jenis kata bahasa Arab

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat (Kalam)


Bagi sebagian besar orang, bahasa Arab sangat sulit untuk dipelajari dan dipahami,
karena kata-kata dalam bahasa Arab memiliki pengertian yang sangat luas dan saling
berkaitan. Untuk dapat memahami bahasa Arab, perlu kiranya bagi mereka untuk
mempelajari sintaksis mengenai bahasa Arab. Sintaksis dalam bahasa Arab adalah ilmu
nahwu. Ilmu nahwu merupakan ilmu yang membahas perubahan akhir kalimat.
Kalimat (Kalam) menurut istilah para ahli ilmu nahwu harus memenuhi empat syarat
yaitu :
1. Lafazh
Lafazh adalah suara (ucapan) yang mengandung sebagian huruf hijaiyyah. Seperti
lafazh ‫( ﺰﯿﺪ‬Zaid). Sesungguhnya lafazh Zaid adalah suara (ucapan) yang
mengandung huruf za, ya, dan dal. Bila ucapan tidak mengandung sebagian huruf
hijaiyyah, seperti suara genderang (termasuk pula suara ayam, beduk, kaleng,
petir, mesin, dan sebagainya), maka tidak dinamakan lafazh.
2. Murakkab (tersusun)
Murakkab adalah ucapan yang tersusun dari dua kalimat atau lebih. Seperti ‫ﺰﯿﺪ‬
‫( ﻘﺎﻡ‬Zaid berdiri), contoh inilah yang dimaksud murakkab. Kalau hanya sepatah
kata, menurut para ahli ilmu nahwu tidak temasuk murakkab, seperti lafazh Zaid.
3. Mufid (berfaedah)
Mufid adalah ungkapan yang memberikan pemahaman, sehingga pembicara dan
pendengarnya merasa puas. Seperti ‫ ﺰﯿﺪ‬6‫( ﻘﺎﻡ‬Zaid berdiri). Sesungguhnya contoh
ini memberikan pemahaman yang membuat pendengarnya merasa puas, yaitu
kepuasan mengenai berita berdirinya zaid, karena pendengar ketika mendengar
hal itu tidak menunggu lagi sesuatu lainnya yang menjadikan sempurnanya
kalam.
4. Wad’i (mengandung arti, pengertian, maksud, dan tujuan)
Wad’i yaitu membuat lafazh agar menunjukkan suatu makna (pengertian).
Mengenai Wad’i ini ada dua penafsiran. Sebagian ahli nahwu menafsirkan
dengan tujuan. Maksudnya adalah ucapan itu jelas yang dituju, bukan sekedar
ucapan. Karena itu, ucapan yang tidak jelas tujuannya tidak temasuk Wad’i
seperti ucapan orang yang sedang tidur (mengigau), orang yang lalai dan

2
sejenisnya. Sebagian lainnya menafsirkan dengan bahasa Arab, Maksudnya harus
berbahasa Arab. Ucapan yang bukan bahasa Arab, seperti bahasa Turki, Barbar,
Jerman, Indonesia, Jawa dan lain-lainnya, menurut para ahli ilmu nahwu tidak
temasuk Wad’i, berarti tidak bisa disebut kalam.

B. Pembagian Kalimat (Kalam)


  Kalimat (kalam) terbagi menjadi 3 jenis, yaitu: fi'il, Isim, Harfu.
1. Fiil
Secara sederhana kita bisa mengatakan bahwa fi'il adalah kata kerja,
meskipun pada pelajaran yang lebih lanjut nantinya kita akan mengenali tidak
semua fi'il kata kerja. Tetapi seluruh kata kerja sudah pasti fi'il. Contohnya adalah
kata  ‫ﺼﻠﺢ‬  (sholuha), maknanya adalah telah baik dan dari sisi makna sehingga
kita bisa mengetahui bahwa telah baik ini bukanlah kata kerja tetapi lebih kepada
kata sifat, contohnya dalam sebuah hadits ketika Rasulullah menjelaskan bahwa
di dalam tubuh ini ada segumpal darah/segumpal daging yang idza sholuhat
sholuhal jasadu kulluh (apabila ia baik maka baiklah seluruh kasad/tubuh). Kalau
kita perhatikan kata sholuha, jelas tidak mengandung makna kata kerja karna
memang kalau kita lihat literatur ilmu nahwu, definisi fi'il adalah kalimatun dallat
'ala ma'na fii nafsiha waqtaronat bi zaman (fi'il adalah kata yang mengandung
sebuah makna yang berkaitan dengan waktu kejadian). Jadi fi'il adalah suatu kata
yang mengandung sebuah makna yang berkaitan dengan waktu kejadian, jadi ada
keterangan waktunya. Oleh karna itu tidak semua fi'il adalah kata kerja tetapi
semua kata kerja adalah fi'il karna kata kerja pasti mengandung keterangan
waktu.kata kerja dalam bahasa arab terbagi lagi menjadi 3: fi'il madhi, fi'il
mudhori, fi'il amr.
- Fiil madhi
Adalah kata kerja untuk masa lampau, artinya untuk perbuatan yang telah
dilakukan masa lalu atau kalau kita pernah belajar bahasa inggris, fi'il
madhi adalah past tense, contohnya ‫'( ﻋﻟﻤ‬alima) artinya telah mengetahui.
Contoh didalam alquran surat albaqarah ayat 187 yaitu, ‫َعلِ َم أَهَّلل ُ أَنَّ ُك ْم ُك ْنتُ ْم‬
َ ُ‫ت َْحتَاَنُ ْونَ أَ ْنف‬
َ ‫س ُك ْم فَت‬
‫َاب َعلَ ْي ُك ْم َو َعفَا َ َع ْن ُكم‬
- Fi'il mudhori'

3
Adalah kata kerja untuk perbuatan yang sedang terjadi atau akan terjadi,
contohnya  ‫ﯿﻌﻟﻡ‬ (ya'lamu) artinya sedang mengetahui atau akan mengetahui.
Contoh didalam alquran surat albaqarah ayat 216 yaitu ْ‫َوهَّللا ُ يَ ْعلَ ُم َو أَ ْنتُم الَ تَ ْعلَ ُم ْون‬
- Fiil amar
Adalah kata kerja perintah, contohnya ‫ﺍﻋﻠﻤ‬ (i'lam) artinya ketahuilah.
Lihatlah, tulislah, pukullah pelajarilah, ini semua disebut dengan fi'il 'amr
(kata kerja perintah). Contoh didalam alquran surat albaqarah ayat 260 yaitu
‫َوا ْعلَ ْم أَنَّ أهَلل َ َع ِز ْي ٌز َح ِك ْي ٌم‬

2. Isim
Isim adalah kata benda atau suatu kata yang tidak memiliki waktu.
Contoh: ٌ‫ ُم َح َّمد‬ (muhammad), ٌ‫سة‬
َ ‫ َم ْد َر‬ (sekolah) berikut adalah ciri-cirinya :
-     Bisamenerima tanwin seperti contohdiatas.
-     Bisa menerima (‫ا ل‬  ) Contoh : ‫النُّ ْو ُر‬ (Cahaya), ‫س َمآ ِء‬
َّ ‫ال‬ (Langit)
-      Bisa menerima huruf jar. Huruf jar yang biasa kita jumpai diantaranya
adalah:
ْ‫( ِمن‬dari) ‫الي‬ (ke)  ْ‫عَن‬ (dari) ‫عَلي‬ (diatas)‫فِي‬  (didalam) ‫ب‬ (dengan)‫ل‬ (bagi) ‫ك‬ (se
perti)
Contoh : ‫س َمآ ِء‬
َّ ‫ ِمنَ ال‬ (dari langit) ‫س َمآ ِء‬
َّ ‫ال‬  adalah merupakan isim dan karenanya
ia bisa dimasuki huruf jer yaitu  ْ‫ِمن‬
- Bisa bersambung dengan isim lain membentuk kata majemuk.
- ْ َ‫ن‬ (pertolongan Allah). Merupakan dua buah buah isim yang
Contoh : ِ‫ص ُرهلل‬
digabung menjadi satu dan menghasilkan satu makna.
- Tanwin dan Alif Lam merupakan tanda isim, tetapi keduanya tidak dapat
berada pada satu isim secara bersamaan. Contoh : ‫نُ ْو ٌر‬  ketika dimasuki alif
lam akan menjadi ‫اَلنّ ْو ُر‬ (tanwin-nya hilang).

Pembagian isim berdasarkan jenisnya


Berdasarkan jenisnya kata benda dapat dibedakan menjadi kata benda jenis laki-
laki (mudzakkar) dan kata benda jenis perempuan (mu’annas). Pembagian kata
benda berdasarka jenis dalam bahasa arab adalah sangat penting karena hal ini
akan menyangkut pada pemakaian dhomir (kata ganti) dan juga
pemakaian fi’il (kata kerja). Seperti contoh :
ٌ‫هُ َو طَبِيْب‬  Dia adalah dokter (laki-laki) ٌ‫ ِه َي طَبِ ْيبَة‬ Dia adalah dokter (perempuan)

4
‫جاَ َء ُم َح َّم ٌد‬  Muhammad telah datang ‫ت ِه ْن ٌد‬
ْ ‫جاَ َء‬ Hindun telah datang
Pada contoh diatas :  ٌ‫طَبِيْب‬ adalah isim mudzakar (kata benda jenis laki-laki)
sehingga kata ganti yang digunakan juga harus berjenis laki-laki yaitu ‫هُ َو‬ (He).
Pada contoh ke-2 ٌ‫طَبِ ْيبَة‬ adalah isim muannast (kata benda jenis perempuan)
sehingga kata ganti yang digunakan juga harus berjenis perempuan
yaitu ‫ ِه َي‬ (She). ‫ ُم َح َّم ٌد‬ adalah isim mudazakar sehingga fi’il (kata kerja) yang
digunakan juga harus mudzakar. Begitu juga dengan ‫ ِه ْن ٌد‬  adalah
isim muannast sehingga menggunakan fi’il muannast. 
‫ ُم َح َّم ٌد‬ adalah isim mudazakar sehingga fi’il (kata kerja) yang digunakan juga harus
mudzakar. Begitu juga dengan ‫ ِه ْن ٌد‬  adalah isim muannast sehingga
menggunakan fi’il muannast.
1. Isim Muzakkar
Adalah kata benda yang menunjukkan arti laki-laki baik manusia, hewan
ataupun benda mati yang dikategorikan sebagai mudzakar.
Contoh : ُ‫اَل َّر ُجل‬ Seorang laki-laki, ‫ ُم َح ّم ٌد‬  Muhammad,
‫اَ ْل ِمصْ با ُح‬  Lentera (adalah contoh benda mati yang dikategorikan sebagai mudzakar.
2. Iim muannas
Adalah kata benda yang menunjukkan arti perempuan baik manusia,
hewan ataupun benda mati yang dikategorikan sebagai muannast.
Contoh : ُ‫عَائِ َشة‬ , Aisyah,ُ‫ال َّد َجا َجة‬  Ayam betina. ُ‫ال َّش ْمس‬  Matahari (adalah contoh
benda mati yang dikategorikan sebagai muannast).
Ada beberapa cara membedakan isim mudzakar dengan isim muannast yaitu :
a. Dengan membedakan jenis kelaminnya. Contoh : Mudzakar ُ‫اَل َّر ُجل‬  Seorang
ُ ‫ال ِّد ْي‬ Ayam jantan Muannast  ُ‫ال َمرْ أَة‬ Seorang
laki-laki, ‫ك‬ ْ

َ ‫ال َّد َج‬  Ayam betina


perempuan, ‫اجة‬
b. Dengan pengelompokan secara bahasa.Isim muannast biasa memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
 Diakhiri denga ta marbuthoh (‫)ة‬Contoh : ُ‫ ة‬666‫خَ ِد ْي َج‬  Khodijah, ‫ة‬666‫َم ْد َر َس‬
ُ  Sekolah, ‫ال َّش َج َرة‬   Pohon
  Anggota tubuh yang berpasang-pasang , Contoh :  ٌ‫ َعيْن‬  Mata
 Jamak Taksir : jamak taksir dikategorikan sebagai muannast ( jamak
taksir akan dibahas tersendiri pada bab Isim
Jamak)Contoh ٌ ْ‫و‬666666ُ‫بُي‬  Rumah-rumah,
: ‫ت‬ bentuk tunggalnya  ‫بَيْت‬

5
‫ ٌل‬66‫ُس‬
ُ ‫ر‬  Rosul,bentuk jamaknya ٌ‫وْ ل‬66‫ َر ُس‬. Walaupun ٌ‫ل‬66‫ُس‬
ُ ‫ر‬ adalah isim yang
jelas mudzakar, tetapi karena ia berbentuk jamak taksir maka dapat
dimasukkan dalam kategori muannast.
Selain yang disebutkan diatas adalah termasuk  mudzakar.

Pembagian isim berdasarkan bilangannya


Sebelum kita membahas pembagian isim berdasarkan bilangannya kita perlu
mengenal terlebih dahulu beberapa istilah yang akan digunakan yaitu :l ‫ُم ْف َرد‬
tunggal), ‫ت َْثنِيَّه‬  (Ganda), dan ‫ج َمع‬  Jamak
َ
1. Isim mufrod
Adalah isim yang menunjukkan arti tunggal baik
pada mudzakar maupun muannast.
ٌ ‫أُ ْست‬ (Pak guru), ٌ‫أُ ْستَا َذة‬  (Bu guru), ‫ ُم ْسلِ ٌم‬  (Seorang islam laki-
Contoh : ‫َاذ‬
laki), ٌ‫ ُم ْسلِ َمة‬  (Seorang islam perempuan)
2. Isim tasniyah 
Adalah isim yang menunjukkan arti dua baik
pada mudzakar maupun muannast.
ِ ‫أُ ْستَا َذ‬ (dua orang guru laki-laki), ‫أُ ْستَا َذتَيْن‬ ,‫أُ ْستَا َذتا َ ِن‬  (dua orang
Contoh : ‫اُسْتا َ َذ ْي ِن‬ ,‫ان‬
guru perempuan)
3. Isim jamak
Adalah isim yang menunjukkan arti jamak baik
pada mudzakar maupun muannast.
Isim jamak berdasarkan keteraturan bentuknya terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Jamak taksir
Adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan
perubahan yang tidak beraturan sehingga perlu dihafal.
ٌ ْ‫بُيُو‬  Rumah-rumah, bentuk tunggalnya ‫ْت‬
Contoh : : ‫ت‬ ٌ ‫بَي‬
‫ ُر ُس ٌل‬  Rosul-rosul, bentuk tunggalnya  ‫َرسُوْ ٌل‬
b. Isim Jamak salim
Adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan
perubahan yang teratur. Sehingga ada 2 macam isim jamak salim :
- Isim Jamak Mudzakar Salim
Isim jamak salim yang menunjukkan arti laki-laki. Ciri-cirinya adalah
adanya tambahan  ‫ و‬+‫ن‬  dan ‫ ي‬+ ‫ن‬  pada bentuk mufrodnya. Contoh : ‫ ُم‬ ,  َ‫ُم ْسلِ ُموْ ن‬

6
َ‫ ْسلِ ِم ْين‬  (Orang-orang islam laki-laki)
- Isim Jamak Muannast Salim
Isim jamak salim yang menunjukkan arti perempuan. Ciri-cirinya adalah
adanya tambahan  ‫ ا‬+ ‫ت‬  pada bentuk mufrodnya.Contoh : ‫ ُم ْسلِماَت‬  (Orang-
orang islam prempuan)
‫ ُم ْؤ ِمناَت‬  (Oarang-orang mukmin perempuan)

Isim berdasarkan kejelasannya


Berdasarkan kejelasannya, isim terbagi menjadi dua macam yaitu :
1. Isim nakiroh
Adalah isim yang menunjukkan makna umum atau belum jelas
kekhususannya. Dengan kata lain bahwa isim tersebut belum pasti/tertentu atau
dapat menimbulkan pertanyaan “…yang mana?”
َ (Seorang anak laki-laki),  ‫اُسْتا َ ٌذ‬  (Pak Guru),
َ (Orang laki-laki),  ‫ولَ ٌد‬ 
Contoh :  ٌ‫ر ُجل‬ 
ٌ‫ ِكتاَب‬ (Buku)
Ciri dari isim nakiroh adalah keberadaan tanwin dan ketiadaan alif lam
sebagaimana contoh diatas. Adakah isim nakiroh yang tidak bertanwin dan tidak
ber-alif lam? Jawabnya ada. Yaitu Isim Mustanna dan Jamak Mudzakar Salim.
(Bisa dilihat pada bab pembagian isim berdasarkan bilangannya)
Contoh : ‫ َر ُجالَ ِن‬ (dua orang laki-laki),  َ‫ر ُجلُوْ ن‬ (orang-orang
َ laki-laki)
2.  Isim ma’rifat
Adalah isim yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas
kekhususannya. Dengan kata lain isim tersebut telah diketahui secara
pasti/tertentu atau tidak lagi menimbulkan pertanyaan “… yang mana?”.
Contoh : ُ‫ال َّر ُجل‬ (Orang laki-laki itu), ُ‫اَ ْل َولَد‬ (Anak laki-laki itu ), ‫ ُم َح َّم ٌد‬ (Nama orang).
Untuk lebih jelasnya dalam memahami perbedaan antara isim nakiroh dan
isim ma’rifat,
Sedangkan isim-isim yang termasuk isim ma’rifat adalah :
1.Isim yang diawali dengan alif lam.
2.Isim Dhomir (Kata Ganti)
3.Isim Maushul (Kata Sambung)
4.Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
5.Isim yang diawali dengan huruf munada (huruf panggilan).
6.Isim ‘Alam (Nama orang atau benda)

7
7.Isim nakiroh yang disandarkan pada isim ma’rifat
1. Isim yang diawali dengan alif lam.
            Isim nakiroh apabila ditambah alif lam akan berubah menjadi isim
ma’rifat.
Contoh :  ُ‫ال َّر ُجل‬  (Orang laki-laki itu),  ُ‫اَ ْل َولَد‬  (Anak laki-laki itu).
2. Isim Dhomir (Kata Ganti)
            Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan
atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang.
Macam-macam isim dhomir yang lain dapat dilihat disini:
Contoh:
‫يَرْ َح ُم ْاألَوْ الَ َد أَحْ َم ُد‬  =  Ahmad menyayangi anak-anak
‫ه َُو يَرْ َح ُمهُ ْم‬  =  Dia menyayangi mereka
Pada contoh di atas, kata  ُ‫أَحْ َمد‬ diganti dengan  ‫هُ َو‬ (dia), sedangkan  ‫األَوْ الَد‬ (anak-
anak) diganti dengan  ‫هُ ْم‬ (mereka).
Menurut fungsinya, isim dhomir digolongkan menjadi 2 yaitu :
a.  dhamir muttasil ( yang berfungsi sebagai Subjek)
b. dhamir nasab munfasi (yang berfungsi sebagai Objek)
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata sehingga biasa
disebut dhomir muttashil, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri
atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat sehingga disebut dhomir
munfashil.
Dalam kalimat: ‫هُ َو يَرْ َح ُمهُ ْم‬ (Dia menyayangi mereka):
 Kata ‫هُ َو‬ (dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan
 Kata ‫هُ ْم‬ (mereka) adalah Dhamir Nashab.
3. Isim Maushul (Kata Sambung)
Adalah isim yang berfungsi untuk menerangkan, sebagai perantara kata yang
disebutkan sesudahnya. Dalam bahasa Indonsia biasa diartikan dengan “yang”
Contoh : ‫الَّ ِذي‬  (yang,untuk mudzakar),  ‫الَّتِي‬  (yang, untuk muannast)
4. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
            Adalah isim yang berfungsi untuk menunjukkan sesuatu. Dalam bahasa
Indonesia biasa diartikan dengan “ini” dan “itu”.
Contoh :
‫هَ ًذا‬ (ini, untuk mudzakar), ‫هَ ِذ ِه‬  (ini, untuk muannast) ‫ك‬
َ ِ‫ َذال‬ (itu,

8
untuk mudzakar),  َ‫تِ ْلك‬ (itu, untuk muannast)
 5.    Munada
Adalah isim yang menjadi ma’rifat Karena kemasukan huruf panggilan
(nida’)
Contoh : ُ‫يا َ َر ُجل‬  (wahai laki-laki), ‫يا َ اُسْتا َ ُذ‬  (wahai guru)
6. Isim ‘Alam (Nama orang atau benda)
Adalah isim yang menunjukan arti nama baik nama manusia ataupun
selain manusia.
Contoh : ‫ ُم َح َّم ٌد‬  (Muhammad), َ‫ َم َّكة‬  (Kota Makkah), ُ‫النِّ ْيل‬ (Sungai Nil)
7. Isim Nakiroh yang  serangkai dengan Isim Ma’rifat
Isim nakiroh akan menjadi ma’rifat apabila bersambung dengan isim
ma’rifat.
Contoh : ‫قَلَ ُم ُم َح َّم ٍد‬  (Pena Muhammad), ُ‫قَلَ ُمه‬  (Pena-nya).
Kata ‫قَلَ ٌم‬ adalah isim nakiroh, tetapi menjadi ma’rifat karena dirangkai dengan
dengan isim ma’rifat yaitu ‫ُم َح َّم ٍد‬

Pembagian isim berdasarkan perubaha harkat akhir


1. Isim Mu’rob
Adalah isim yang bisa berubah harokat akhirnya karena kemasukan ‘amil.
‘Amil adalah sesuatu yang bisa menyebabkan akhir suatu kalimah (kata) dibaca
berbeda-beda.
Contoh :
‫جاَ َء ُم َح َّم ٌد‬  (Muhammad telah datang)
ُ ‫رأَي‬ 
‫ْت ُم َح َّمدًا‬ َ (Saya telah melihat Muhammad)
ُ ْ‫ َم َرر‬  (Saya berjalan dengan Muhammad)
‫ت بٍ ُم َح َّم ٍد‬
Perhatikan kata ُ‫ ُم َح َّمد‬ pada ke-3 kalimat diatas. Pada kalimat pertama
berharokat dhommah, pada kalimat ke-2 berharokat fathah, sedangkan pada
kalimat ke-3 berharokat kasroh. Terjadinya perbedaan harokat akhir tersebut
ُ ‫ َرأَي‬ , ‫جا َ َء‬,
disebabkan oleh berbedanya ‘amil yang masuk pada kata tersebut yaitu ‫ْت‬
ُ ْ‫ َم َرر‬. Apabila suatu isim mengalami perubahan pada bagian akhirnya ketika
dan ‫ت‬
dimasuki oleh ‘amil yang berbeda, maka isim tersebut masuk dalam kategori
isim mu’rob.
2. Isim Mabni
Adalah isim yang tidak mengalami perubahan pada bagian akhirnya walaupun

9
kemasukan ‘amil.
Yang termasuk isim mabni diantaranya adalah :
1. Isim Dhomir (Kata Ganti)
2. Isim Isyaroh (Kata Tunjuk)
3. Isim Maushul (Kata Hubung)
4. Isim Syarat (Isim yang memerlukan fi’il syarat dan jawabnya)
5. Isim Istifham (Kata Tanya)

Huruf yang dimaksud di sini bukan seluruh huruf hijaiyyah (dari alif, ba, ta dst)
tetapi huruf yang dimaksud dalam.ilmu nahwu shorof adalah huruf hijaiyyah
yang memiliki arti, naik tersusun dari 1 huruf saja atau 2 huruf atau 3 huruf. Jadi
huruf hijaiyyah adalah yang memiliki artinkhisus, baik yang 1 huruf maupun 2
huruf. Contoh huruf hijaiyyah yang 1 huruf namun memiliki arti adalah
contohnya َ‫أ‬ artinya apakah, ‫ب‬
ِ  artinya dengan,  َ‫ت‬ bisa digunakan untuk huruf
sumpah jadi selain kita bersumpah dengan ِ ‫ َوهَّللا‬, kita bisa juga bersumpah
dengan ِ ‫تَاهَّلل‬, fa artinya maka, ‫س‬ artinya
َ akan, ‫ك‬
َ  artinya seperti, ‫ ِل‬ untuk, ‫ َو‬ artinya
dan. Ini contoh huruf hijaiyyah yang memiliki arti. Selanjutnya akan kita lihat
contoh 2 huruf hijaiyyah yang memiliki arti:
min‫ ِم ْن‬  artinya dari
'an ‫ع َْن‬  artinya darifii ‫فِى‬ di
lan ‫لَ ْن‬  artinya tidak akan
lam ‫لَ ْم‬  artinya tidak/belum
Contoh 3 huruf hijaiyyah yang memiliki arti
ilaa‫إِلَى‬  artinya ke
'alaa ‫ َعلَى‬  artinya di atas
Inilah pembagian kata dalam bahasa arab, terbagi menjadi 3 (fi'il, isim dan
huruf). Fi'il sendiri terbagi menjadi 3 yakni fi'il madhi, fi'il mudhori' dan fi'il 'amr.
Yang madhi adalah kata kerja untuk perbuatan yang telah lalu (past tense), fi'il
mudhori' adalah kata kerja untuk perbuatan yang sedang berlangsung atau akan
berlangsung di masa yang akan datang (present continuous tense&future tense)
kemudian fi'il 'amr adalah kata kerja perintah.
Jenis yang ke 2 adalah isim, berbeda dengan fi'il yang hanya terbagi
menjadi 3, isim banyak sekali jenisnya, namun untuk pemula yang harus
diketahui, yang wajib dipahami pembagian isim berdasarkan jumlah, ada isim

10
mufrod (kata tunggal), ada isim tatsniyah (kata ganda)&ada isim jama'
(majemuk). Kemudian isim berdasarkan jenis ada isim mudzakkar (laki-laki), ada
isim muannats (perempuan) dan 1 jenis isim lagi yang wajib dipelajari adalah
isim dhomir (kata ganti) dalam bahasa arab yang jumlahnya ada 14 kata ganti.
Dan terakhir huruf yang dimaksud dalam ilmu nahwu adalah huruf hijaiyyah
(baik 1, 2 atau 3) yang memiliki makna khusus contohnya َ‫أ‬  artinya
apakah, ‫ب‬
ِ   artinya dengan, ‫ ِل‬  artinya untuk, ‫ع َْن‬  artinya dari,‫إِلَى‬  artinya
ke, ‫عَل‬  artinya di atas.
 
  

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kalimat dalam Bahasa arab adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar atau
lawan bicara dapat memahami maksudnya. Sesuai dengan objek pembicaraannya, maka
ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab.
Kata yang menunjukkan kejadian suatu peristiwa pada waktu tertentu, dan
3) Harf adalah kata yang tidak bisa dipahami maknanya kecuali jika disandingkan dengan
kata lain.
 

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.programbisa.com/2014/04/mengenal-3-jenis-kata-dalam-bahasa-arab.html 
http://na-camhiel.blogspot.com/2012/04/pembagian-kata-dalam-bahasa-arab.html 
http://armanbram.blogspot.com/2012/12/kalimat-dan-pembagiannya.htm 

13
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Sholawat serta salam tidak lupa pula kami panjatkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Surah Al-Qur’an 1 Dan Pengertian
Kalimah (Isim, Fi’il, Hurf) dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Binjai, Oktober 2021


Penulis

Kelompok 13

i14
MAKALAH

Surah Al-Qur'an 1 Dan Pengertian Kalimah (Isim, Fi'il, Hurf)

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Arab

Oleh : Kelompok 13

 Putri Nurul Ummi


 Putri Misri Fani
 Rhama Azizah
 Muhammad Fazri

Dosen Pengampu : M. Solihin PRANOTO,S.S,M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SWASTA
SYEKH H. ABDUL HALIM HASAN AL-ISHLAHIYAH
BINJAI 2021

15
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………. 1
B. Tujuan ………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat (Kalam) …………………………………….. 2
B. Pembagian Kalimat (Kalam) ……………………………………. 3

BAB III  PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 13

16ii

Anda mungkin juga menyukai