Kelas: XI AKL 3
No absen: 04
SOAL
1. Carilah :
2. Buatlah dalam bentuk tabel mengenai Batas Waktu Penyampaian SPT Masa!
3. Buatlah dalam bentuk tabel mengenai Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan!
(SKPLB) c.
SPT Tahunan
SPT Tahunan merupakan laporan pajak yang disampaikan satu tahun sekali
(tahunan) baik oleh wajib pajak badan maupun wajib pajak pribadi, yang
berhubungan dengan perhitungan dan pembayaran pajak penghasilan, objek pajak
penghasilan, dan/atau bukan objek pajak penghasilan, dan/atau harta dan kewajiban
sesuai dengan peraturan pajak untuk satu tahun pajak, atau bagian dari tahun
pajak.
Batas waktu pelaporan SPT Tahunan pun terbagi menjadi dua, yakni tiga
bulan setelah masa pajak pagi perorangan, serta empat bulan setelah masa
pajak bagi badan usaha. Biasanya, batas pelaporan SPT Tahunan Perorangan
jatuh pada 30 Maret, sedangkan untuk badan usaha adalah sebulan setelahnya,
yakni pada 30 April.
Meski sembilan jenis pajak di atas memiliki SPT Masa, format tiap formulir
pajaknya berbeda. Perbedaan format SPT Masa tersebut berkaitan dengan
tarif dan objek pajak yang berbeda untuk masing-masing jenis pajak.
Tak hanya format formulirnya yang berbeda, batas waktu pelaporan tiap jenis SPT
masa pun berbeda. Untuk SPT Masa PPh, wajib pajak harus melaporkannya paling
lambat tanggal 20 pada bulan berikutnya. Sementara itu, SPT Masa PPn wajib
dilaporkan setiap akhir bulan pada bulan berikutnya.
Lantas, bagaimana bila jatuh tempo pelaporan SPT Masa adalah hari libur? Jika
demikian, wajib pajak harus melaporkan SPT-nya pada keesokan hari, misalnya
pada tanggal 21 atau 22, sesuai dengan hari kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
Surat Setoran Pajak (SSP) adalah format awal metode pembayaran pajak.
Melalui SSP, penyetoran pajak dilakukan dengan melengkapi formulir dan
menyerahkannya ke kas negara melalui tempat pembayaran yang telah ditunjuk
Menteri Keuangan.
SSP yang satu ini biasanya digunakan oleh wajib pajak ketika melakukan
pembayaran pajak yang mana sang wajib pajak harus datang ke Kantor
Penerima Pembayaraan. Karena SSP ini standar maka bentuk, isi, ukuran dari
bukti tersebut sudah ditentukan. Ketika ingin menggunakan SSP standar ini maka
harus membuat sebanyak lima rangkap. Karena ke lima lembar SSP tersebut
ditunjukan kepada pihak – pihak yang berbeda.
1. Lembar pertama untuk arsip sang wajib pajak.
2. Lembar ke dua untuk Kantor Pelayanan Pajak yang diberikan kepada
Kantor Pelayanan Perbendaharaan.
3. Lembar ke tiga untuk Kantor Pelayanan Pajak.
4. Lembar ke empat untuk Kantor Penerima Pembayaraan.
5. Lembar ke lima untuk arsip wajib pungut ataupun untuk pihak – pihak
lainnya yang sesuai dengan ketentuan.
Surat Setoran Pajak (SSP) Khusus adalah bukti pembayaran atau penyetoran
pajak yang terutang ke Kantor Penerimaan Pembayaran yang dicetak oleh
Kantor Penerima Pembayaran dengan menggunakan mesin transaksi dan atau
alat lainnya yang isinya sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan
Direktur Jenderal Pajak, dan mempunyai fungsi yang sama dengan SSP Standar
dalam administrasi perpajakan. SSP Khusus dicetak oleh Kantor Penerimaan
Pembayaran yang telah mengadakan kerja sama Monitoring Pelaporan
Pembayaran Pajak (MP3) dengan Direktorat Jenderal Pajak. SSP Khusus dicetak
ketika:
▶Surat Setoran Pajak, Cukai, dan Pajak dalam Rangka Impor (SSPCP)
Surat Setoran Pajak, Cukai, dan Pajak dalam Rangka Impor adalah SSP yang
digunakan importir atau wajib pajak dalam rangka impor. Surat Setoran Pajak,
Cukai, dan Pajak dalam Rangka Impor dibuat dalamrangkap 8 yang
diperuntukkan sebagai berikut:
6) Lembar ke-4 untuk Bank Devisa Persepsi, Bank Persepsi, atau PT POS
Indonesia.
▶Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil Tembakau Buatan Dalam
Negeri (SSCP)
Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil Tembakau Buatan
Dalam Negeri adalah SSP yang digunakan oleh pengusaha untuk cukai atas
Barang Kena Cukai dan PPN hasil tembakau buatan dalam negeri. SSPC
dibuat dalam 6 rangkap, yaitu diperuntukkan:
Secara garis besar, terbitnya SKPKB ini karena wajib pajak kurang atau tidak
membayar pajak terutang, telat menyampaikan SPT Masa dari waktu yang telah
ditentukan, adanya salah hitung terkait Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) yang dikenai tarif 0%, tidak
diketahuinya besar pajak terutang.
SKPKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah
pajak yang telah ditetapkan. Menurut Pasal 15 ayat 1 dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana perubahan ketiga Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007,
menyatakan bahwa Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan SKPKBT dalam
jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak apabila ditemukan data baru yang
mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang setelah dilakukan
tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan SKPKBT.
SKPLB akan diterbitkan jika ada permohonan tertulis dari wajib pajak dengan
ketentuan: Jumlah kredit pajak pada Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM),
lebih besar dari jumlah pajak yang terutang, atau sudah dilakukan pembayaran
pajak yang tidak seharusnya terutang.
SKPN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada
kredit pajak. SKPN diterbitkan setelah Ditjen Pajak melakukan pemeriksaan Surat
Pemberitahuan. Berdasarkan Undang-Undang nomor 28 tahun 2007, SKPN
diterbitkan untuk:
1. Pajak Penghasilan jika jumlah kredit pajak sama dengan pajak yang
terutang atau pajak yang tidak terutang dan tidak ada kredit pajak;
2. Pajak Pertambahan Nilai jika jumlah kredit pajak sama dengan jumlah
pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit
pajak. Jika terdapat pajak yang dipungut oleh Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai, jumlah pajak yang terutang dihitung dengan cara
jumlah Pajak Keluaran dikurangi dengan pajak yang dipungut oleh
Pemungut Pajak Pertambahan Nilai tersebut;
3. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah apabila jumlah pajak yang dibayar sama
dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada
pembayaran pajak.
Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk menagih pajak dan/atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda. Berdasarkan Undang-Undang RI
No. 16 Tahun 2000, surat tagihan pajak ini akan diterbitkan jika:
Jika wajib pajak mendapat surat tagihan karena alasan 1 dan 2, jumlah kekurangan
pajak terutang yang tercantum dalam surat tersebut ditambah dengan bunga
sebesar 2% sebulan untuk maksimal 24 bulan. Waktu tersebut terhitung
sejak terutangnya pajak, atau bagian tahun pajak, atau tahun pajak sampai
terbitnya surat tagihan pajak.
Jika penerima surat tagihan pajak merupakan pengusaha (seperti yang disebutkan
pada poin 4, 5, 6) akan dikenakan denda sebesar 2% dari dasar pengenaan pajak.
500.000,00
b. SPT Masa lainnya Rp 100.000,00
Pengungkapan
UU KUP 2007 ketidakbenaran 150% x jumlah pajak
2
Pasal 8 ayat (3) dan pelunasan kurang bayar
sebelum
penyidikan
a. PKP tidak
membuat faktur
UU KUP 2007 pajak
3 2% dari pengenaan pajak
Pasal 14 ayat (4) b. PKP tidak mengisi
form pajak secara
lengkap
c. PKP melaporkan
faktur tidak sesuai
masa terbit
UU KUP 2007 PKP gagal produksi telah
4 2% dari pengenaan
Pasal 14 ayat (5) diberikan restitusi pajak
N SKPKB Penjelasa
o n
SKPKB adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah
1 Pengertian SKPKB kredit pajak, jumlah pembayaran pokok pajak,
besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang
masih harus dibayar oleh wajib pajak (UU Pasal 13
Nomor 28 Tahun 2007).
SKPKB diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak
dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat
2 Penerbitan SKPKB terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak yang mengacu
pada Surat Pemberitahuan (SPT).
4) WP tidak sepenuhnya
menyelenggarakan pembukuan.
N SKP Penjelas
o LB an
SKPLB adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak
1 Pengertian SKPLB
karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada
pajak yang terutang atau seharusnya tidak
terutang.
Sebagai sarana atau alat untuk
2 Fungsi SKPLB mengembalikan kelebihan suatu pembayaran
pajak yang telah dilakukan oleh Wajib Pajak.
1) Pajak Penghasilan yang berupa jumlah kredit
pajaknya lebih besar daripada jumlah pajak
yang terutang.
N SKPKBT Penjelasa
o n
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
1 Pengertian adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
SKPKBT tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dalam
jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya
pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun
2 Penerbitan SKPKBT
pajak, atau tahun pajak apabila ditemukan data
baru yang mengakibatkan penambahan jumlah
pajak yang terutang setelah dilakukan tindakan
pemeriksaan dalam rangka penerbitan SKPKBT.
Jangka Waktu
6
Penerbitan
2) Setelah lewat jangka waktu 10 tahun sesudah
saat terutangnya pajak, berakhirnya masa
pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak,
dalam hal Wajib Pajak setelah jangka waktu 10
tahun tersebut dipidana karena melakukan
tindak pidana di bidang perpajakan
berdasarkan putusan Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
N SKPN Penjelasa
o n
SKPN adalah surat keputusan yang menentukan
Pengertian SKPN jumlah pajak yang terutang sama nominalnya
1 dengan besarnya jumlah kredit pajak atau juga
pajak tidak terutang dan tidak terdapat kredit
pajak.
Sebagai suatu yang dapat memberitahukan
2 Fungsi SKPN kepada wajib pajak bahwa jumlah nominal yang
dibayarkan harus sama besarnya dengan jumlah
pajak terutang.
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak menerbitkan
SKPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17A ayat
(1) UU KUP berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap
3 Penerbitan SKPN SPT apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak
yang dibayar sama dengan jumlah pajak yang
terutang, atau pajak tidak terutang dan tidak ada
kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak.