DRAF PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Jurusan Ilmu Hukum Pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar
Oleh:
ASRIANTO ABADI
NIM: 10400118002
1
DRAF PROPOSAL
BAB I
PENDAHULUAN
menurut dia nasionalisme juga dapat berupa ideologi, atau suatu bentuk
1
Darma Agung, M.Si, Memperkokoh Identitas Nasional Untuk Meningkatkan
nasionalisme, vol.69 (Jakarta: Puskom Publik Kemhan, 2017), h. 6-7.
2
Menurut Sarman, sempitnya kerangka berfikir terhadap sebagian
hanya dimaknai sebatas kecintaan terhadap tanah air yang reserve, yang
lebih konkrit seperti demokrasi, pemerintah yang bersih, negara modern dan
perlindungan hak asasi manusia. Oleh sebab itu, seseorang mustahil akan
ِ ت َم ْن ٰا َمنَ ِم ْن ُه ْم بِ ه
اّٰلل َو ْاليَ ْو ِم ِ ار ُز ْق ا َ ْهلَهٗ ِمنَ الث َّ َم ٰرْ ب اجْ عَ ْل ٰهذَا بَلَدًا ٰا ِمنًا َّو ِ َواِذْ قَا َل اِب ْٰر ٖه ُم َر
صي ُْر ِ س ْال َمَ ْار ِۗ َوبِئ ِ َّب النِ عذَاَ ط ُّر ٗه اِ ٰلى
َ ض ْٰ
ْ َ اْل ِخ ِۗ ِر قَا َل َو َم ْن َكفَ َر فَا ُ َمتِعُهٗ قَ ِلي ًًْل ث ُ َّم ا
Terjemahan:
3
Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruknya
tempat kembali”. ( Q.S. al-Baqarah:126).
Indonesia dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sampai kepada gaya militer
sesuatu yang baru. Pada awal abad ke-20, radikalisme muslim diambil alih
oleh sekelompok Serikat Islam (SI) yang membuat kalangan pribumi dalam
Jakarta.5
3
Endang Turmudi (ed), Islam dan Radikalisme di Indonesia, (Jakarta :LIPI Press,2005),
h. 5.
4
Khamami zada, Islam Radikalisme, (Jakarta: Teraju, 2002), h. 87
5
Azyumardi Azra, “Muslimin Indonesia: Viabilitas “Garis keras” , dalam Datra edisi
khusus 2000, h. 45.
4
Pemicu kemunculan Islam radikal di Indonesia diakibatkan oleh 2
aspek; Awal, aspek internal dari dalam umat Islam sendiri yang setelah itu
menyalahi norma- norma agama. Kedua, aspek eksternal di luar umat Islam,
baik yang dicoba penguasa ataupun hegemoni Barat. Di sisi lain, aksi
Pertama, aspek sosial- politik. Indikasi sosial- politik lebih pas jadi
ialah gerakan salah kaprah oleh Barat itu lebih pas dilihat pangkal
salah satu penyebab gerakan radikalisme yang harus kita akui, termasuk di
6
Syamsul Bakri dalam Radikalisme Agama & Tantangan kebangsaan, 10-12
5
mengatas namakan agama itu kemudian muncul di tengah masyarakat
politik.
diakibatkan oleh faktor ini. Hal ini wajar karena memang secara kultural,
agama.
6
Pada hakekatnya, secara normatif tidak ada satupun agama di dunia
agama.
agama yang berperan di dalamnya, baik internal atau dari dalam maupun
antar umat beragama memang sulit dibantah. Hal itu antara lain yang terlihat
satu gerakan yang dikenal dengan FPI (Front Pembela Islam) dengan semua
aksi-aksi kekerasan. FPI adalah organisasi massa Islam bergaris keras yang
7
Fahruddin Faiz, “Front Pembela Islam: Antara Kekerasan dan Kematangan Beragama,”
vol. 8 no. 2 (Desember 2014), h. 348-355
7
Menteri dan kepala Lembaga yang diumumkan pada Rabu, 30 Desember
2020.8
terjadi pada senin, 7 Desember 2020, dini hari sekitar pukul 00.30 di Tol
sekali sorotan dari berbagai kalangan untuk segera mengusut tuntas kasus
tersebut.
polisi, enam anggota FPI tewas karena tembakan polisi yang semuanya
8
https://www.google.com/amp/s/nasiona.tempo.co/amp/1419642/fpi-dibubarkan-rizieq-
shihab-minta-pengikutnya-rileks (diakses 23 Maret 2021)
9
https://www.google.com/amp/s/metro.tempo.co/amp/1417943/kaleidoskop-2020-serba-
serbi-kasus-penembakan-6-laskar-fpi (diakses 23 Maret 2021)
8
Oleh karena itu, penembakan oleh oknum polisi perlu dikaji dari sisi
cara kekerasan lewat dalih pendekatan kekuasaan rasanya jelas bahwa untuk
siapapun serta dalam keadaan apapun, tetapi dalam kondisi tertentu petugas
penegak hukum dapat melaksanakan aksi yang dikira benar serta cocok
dengan penilaiannya sendiri yang dalam hal ini disebut dengan diskresi.
9
kejahatan atau tersangka melarikan diri ataupun melakukan aksi yang
antara ancaman yang dialami dan tingkat kekuatan maupun respon anggota
berlebihan.
10
Berdasarkan pemikiran dan latar belakang yang dikemukakan di
OKNUM POLISI”
B. Rumusan Masalah
C. Pengertian Judul
11
a. Analisis Yuridis
hukuman.
pemecahan permasalahannya. 11
10
Surayin, 2005, Analisis Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung, Yrama Widya, h.
10
11
Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Bandung, Mandar
Maju, h. 83-88
12
b. Pembunuhan
D. Kajian Pustaka
1. Kombes. Pol. Dr. Ismu Gunadi, S.H., CN., M.M dan Dr. Jonaedi Efendi,
12
Ismu Gunadi dan Jonaedi Efendi, Cepat dan Mudah Memahami Hukum Pidana (Cet. I;
Jakarta: Kencana, 2014)
13
2. Skripsi Muhammad Rai Harahap dengan judul “Analisis Kelalaian
aparat kepolisian. 13
13
Muhammad Rai Harahap, “Analisis Kelalaian Penggunaan Senjata Api Oleh Aparat
Kepolisian” (Studi Putusan Penembakan Kepala RS.Bhayangkara Tahun 2014), (Skripsi UIN
Alauddin, Makassar, 2014).
14
Laode Sakti Karim Laksana, “Tinjauan Kriminologis Terhadap Penyalahgunaan
Senjata Api Oleh Anggota Kepolisian Republik Indonesia” (Studi Kasus di Kota Kendari Tahun
2012-2014), (Skripsi Universitas Hasanuddin, Makassar, 2015).
14
4. Buku Dr. Fadli Andi Natsif, S.H., M.H. dengan judul “HUKUM
dengan penelitian.
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian
2. Pendekatan Penelitian
15
yang terkait dengan tindak pidana nasional dan internasional, dengan
3. Sumber Data
Indonesia.
16
4. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
b. Dokumentasi
c. Wawancara
15
Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1986), h. 172.
17
5. Instrumen Penelitian
18
keabsahan data yang akan dideskripsikan dalam menemukan
2. Analisis Data
Polisi.
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini berkisar pada dua hal pokok antara lain :
anggota FPI.
19
b. Untuk mengetahui konsep pertanggungjawaban pidana
2. Kegunaan Penelitian
a. Teoritis
b. Praktis
20
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian Pembunuhan
orang lain.
pembunuhan.
Indonesia.
21
2. Macam-macam pembunuhan dalam KUHP
pidana pembunuhan.16:
a. Pembunuhan biasa
belas tahun”.
nyawa orang lain. Menurut Tongat, pasal 338 KUHP dalam tindak
16
Bambang Waluyo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, (Jakarta: PT.Bulan Bintang,
2000) h. 145
22
orang lain haruslah merupakan perbuatan positif dan aktif walaupun
Tindak pidana ini diatur dalam pasal 339 KUHP, yang berbunyi:
yaitu:
dan ada perbuatan atau tindakan lain yang mengikuti tindak pidana
tersebut..
23
adalah perbuatan itu di persiapkan terlebih dahulu. Menurut H.A.K
tindak pidana.
tindak pidana yang diatur dalam pasal 340 KUHP dalam bentuk
pembarengan (samenloop).
24
rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
hukum.
nantinya. Tempo ini tidak terlalu sempit juga tidak terlalu lama, yang
pelaksanannya nanti.17
17
R.Soesilo, Kitab Undang-undang Hukum Pidana(KUHP) serta Komentar-komentarnya
Lengkap Pasal Demi Pasal (Bogor: Politeia, 1988), h.241
25
Menurut Hermin Hediati Koeswaji, unsur “kesengajaan” juga
unsur “kesengajaan”18
bahwa atas dasar ajaran Islam lah kemudian perjuangan FPI itu berjalan. 19
18
Hermin Hediati Koeswaji, Kejahatan Terhadap Nyawa, Asas-asas, kasus, dan
Permasalahannya (Surabaya: Sinar WIjaya, 1984). h. 39
19
Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal, xiv.
26
FPI mempunyai kelompok yang disebut Laskar Pembela Islam
dengan syariat dan ajaran Islam yang seringkali berujung pada kekerasan.
sektor masyarakat.
20
Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal, h. 126.
21
Habieb Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 90
27
Mencermati dan memahami daripada latar belakang berdirinya FPI,
ma’ruf nahi munkar merupakan solusi yang efektif. Misi gerakan FPI adalah
Allah SWT.
a. Mengikhlaskan niat
22
Habieb Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 145
28
Aqidah FPI adalah Ahlussunah wal jama’ah dan asasnya ialah amar
pedoman yaitu hadits shahih baik mutawatir maupun ahad, aqidah, syariat
Pada tabligh akbar perayaan ulang tahun FPI tahun 2002 menuntut
supaya syariat Islam dimasukkan pada pasal 29 UUD 1945 yang berbunyi,
bangsa”.
Pada tahun 1998, lewat aksi- aksi kontroversial seperti itu yang
membuat FPI jadi sangat populer, paling utama yang dicoba oleh laskar
malam, tempat prostitusi, serta tempat- tempat lain yang diklaim selaku
dengan organisasi berbasis agama lain yang setelah itu ialah wajah FPI yang
23
Habieb Rizieq, Dialog FPI Amar Ma’ruf Nahi Munkar, h. 142
29
1. Pengertian Polisi
Makna kata polisi pada dikala saat ini berbeda dengan makna yang
asli yang terdapat pada mulanya. Penafsiran polisi masing- masing negeri
sebagian sebutan yang kita dapati berbeda- beda bagi bahasanya semacam“
berasal dari Bahasa Yunani yaitu “politeia” yang berarti pemerintahan suatu
arti dari kata polisi sebagai pegawai negara yang bertugas menjaga kemanan
dalam negeri”.
30
Dalam pengertian di atas, sebutan polisi pada awalnya meliputi
politik diartikan secara sangat khusus, dan sejak saat itu telah meluas
hanya polisi tetapi juga dapat diartikan sebagai jaksa dalam arti sempit.
Akan tetapi di Indonesia dalam arti luas di maksudkan pula dengan Hakim
masyarakat”.
31
Peranan Porli yang dijelaskan di atas adalah sesuai dengan fungsi
dalam negeri”.
No. 2 Tahun 2002, maka sesuai dengan pasal 13 UU No. 2 Tahun 2002,
2. Penegakan hukum;
32
2. Melakukan segala kegiatan dalam rangka menjamin kelancaran,
yaitu:25
24
Barda Nawawi Arief, Kebijakan Kriminal, Bahan Seminar, 2005, h. 5.
25
Standar Universal Penggunaan Senpi Bagi Aparat Penegak Hukum tahun 2009
33
melakukan tembakan peringatan di udara, boleh melakukan akan
d. Dilakukan sebagai usaha paling akhir dalam hal ksanakan tugas atau
34
peradilan umum yang diatur dalam Pasal 2 PP Indonesia No. 3 Tahun
dengan objek pandang yang mejadi tujuannya. Secara umum, prinsip hukum
pidana memiliki dua pengertian, yaitu ius poenale dan ius puniend. Ius
yang dibuat oleh Lembaga yang berwenang dalam hal ini pemerintah, yang
26
Ida Bagus Surya Dama Jaya, Hukum Pidana Mteril & Formil: Pengantar Hukum
Pidana, USAID-The Asia Foundation-Kemitraan Partnership, Jakarta, 2015, h. 2.
27
S.R. Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana dan Penerapannya, Alumni Ahaem-Petehaem,
Jakarta, 1986, h. 13
35
Sedangkan ius puniendi, atau hukum pidana secara subjektif
tindakan.
b. Menurut bentuknya;
36
Hukum pidana umum, yaitu aturan-aturan hukum pidana yang
dijatuhkan;
c. Yurisprudensi
37
d. Hukum adat, yaitu perbuatan-perbuatan tertentu yang dilarang di
dengan hukum publik, apabila kita melihat sifat hukum publik tersebut
Scravendijk, Tresna, Van Hattum dan Han Bing Siong. Mengatur hubungan
38
bahwa hukum pidana bersifat privat antara lain Van kan, Paul Scholten,
hukum pidana itu telah ada sebelumnya pada bagian hukum lainnya (hukum
perdata, hukum tata negara dan sebagainya) dan juga sudah ada sanksinya.
39
DAFTAR PUSTAKA
Anshar, R. U., & Setiyono, J. (2020). Tugas dan Fungsi Polisi Sebagai Penegak
2(3), 359–372.
Huda, S. (2019). Fpi: Potret Gerakan Islam Radikal Di Indonesia. Jurnal Studi
6(1), 38–65.
Sofyan, A., & Azisa, N. (2016). Buku Ajar Buku Ajar Hukum Pidana (Kadarudin
40
PENYALAHGUNAAN SENJATA API UNTUK MENJALANKAN
Umar, B. W. (2017). Peran dan Posisi Polri Merawat Kebhinnekaan dalam Arus
41
KOMPOSISI BAB
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Pengertian Judul
D. Kajian Pustaka
E. Metodologi Penelitian
1. Pengertian Pembunuhan
1. Pengertian Polisi
42
BAB III ANALISIS HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
A. Konsep Pertanggungjawaban
B. Status Hukum antara anggota Front Pembela Islam dan Oknum Polisi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
43