Anda di halaman 1dari 2

Anak Sekolah, Perabot Rumah Tidak Jadi Pecah

Sekolah daring berjalan sudah hampir 2 tahun, bunyi Hp tepat di jam 07.30 selalu di nanti
dengan penantian dag dig dug oleh ibu dari anak saya, sebuah tugas sekolah sudah pasti datang di jam
tersebut. Akhirnya datang juga penantian yang ditunggu, “Klunting….” Nada WhatsApp dari Hp group
sekolah sudah berbunyi, tugas dari bapak/ibu guru di sekolah anak saya sudah menghampiri. Tiba-tiba
gema suara menggelegar di dalam rumah, suara ibu memanggil anaknya untuk mengerjakan tugas
sekolah, telinga yang mendengar seakan gendang telinga pecah. “Aiiiiiif… Ayo cepat kesini” panggilnya
dengan nada yang amat lantang sembari sosok ibu dari anak saya sambil memegang alat masak, baik itu
wajan, sobek, piring, dan lain sebaginya.
Sambil memasak, sosok ibu dari anak saya mengajari anaknya di dapur, hampir setiap pagi tanah
kosong disamping rumah terdengar suara gaduh anak-anak bermain bola dan gundu. Sedangkan
Dhaifullah Wirdas Putra dengan sapaan akrabnya yaitu Aif sedang konsentrasi bersama sang ibu
mengerjakan tugas sekolah. Satu persatu tugas sekolah di kerjakan bersama bimbingan sang ibu,
sepasang tangan memegang alat masak sedangkan mata konsentrasi melihat dan membimbing anak
yang mengerjakan tugas sekolah. Jarum jam berjalan dan bertambah siang, suara di samping rumah
semakin gaduh dengan permainan bola dan gundu, konsentrasi anak mulai terpecah belah, antara
pelajaran dan suara riang bermain bola. “Aif lihat buku, ayo dibaca, ayo dikerjakan….” Tak ada respon
dari Aif, karena mendengarkan riangnya permainan bola di samping rumah. Klontang…. Suara wajan
berbenturan dengan spatula atau sutil. Untung hanya wajan seandainya piring yang dibenturkan pasti
akan pecah.
Alhamdulillah do’a kita semua terjawab, tepat pada tahun ajaran baru 2021/2022 mentri
pendidikan menyatakan bahwasanya pembelajaran daring di masa pandemi tidak efektif. Akhirnya
memutuskan sekolah tatap muka dimulai kembali di tahun ajaran ini. Dalam hati saya sontak menjawab,
Alhamdulillah anak kembali sekolah, perabot rumah tidak jadi pecah.
Profil Penulis
Abdi Naba, ayah dari 2 anak ini biasa disapa akrab dengan sapaan Naba. Lahir di Gresik, 08
Agustus 1985. Sosok yang pendiam dan murah senyum ini terlahir didalam keluarga yang
begitu harmonis. Dia adalah saudara bungsu dari 7 bersaudara. Sejak kecil sampai saat ini
mempunyai hobby bulu tangkis. Sejak kecil sekolah yang dipilih selalu Muhammadiyah,
mulai dari SD Muhammadiyah 1 Padangbandung, MTs. Muhammadiyah 1 Padangbandung,
SMK Muhammadiyah 1 Gresik. Tak pernah merasakan bangku kuliah di Tekhnik, akan tetapi memilih
profesi sebagai guru dan tekhnisi. Computer dan CCTV adalah media elektronik yang saat ini digeluti.
Dengan prinsip Skill tidak harus di dapat dari bangku sekolah, kesuksesan hanya bisa didapat dengan
kerja keras dan kerja cerdas.

Anda mungkin juga menyukai