Anda di halaman 1dari 6

ISSN : 2527 – 5917, Vol.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

FORMULASI LC50 BIOINSEKTISIDA BARU EKSTRAK BIJI PAPAYA


(CARICA PAPAYA L.), BIJI SRIKAYA (ANNONA SQUAMOSA L.), DAN
BIJI ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL.) TERHADAP
MORTALITAS LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI L.

Dwi Wahyuni
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember. E-mail: dwiwahyuniwiwik@gmail.com

Latif Al Asyari
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember. E-mail: latifalasyari93@yahoo.com

ABSTRAK
Artikel ini menjelaskan mengenai toksisitas ekstrak biji papaya, biji srikaya dan
biji alpukat terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui besarnya toksisitas ekstrak biji papaya, biji srikaya , dan biji
alpukat terhadap mortalitas larva nyamuk A. aegypti. A. aegypti merupakan
serangga pembawa virus dengue yang enyebabkan penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) dan yellow fever. Penyakit DBD yang sudah meluas di Indonesia
harus segera diatasi. Pemberantasan nyamuk A. aegypti dilakukan pada stadium
larva dengan menggunakan insektisida kimia. Insektisida kimia memiliki dampak
negatif seperti merusak lingkungan dan ekosistem sekitar, sehingga perlu diganti
dengan insektisida yang ramah lingkungan dan tidak merusak ekosistem sekitar.
Alternatif pengganti insektisida kimia yaitu bioinsektisida yang merupakan
insektisida alami yang berasal dari tanaman papaya, tanaman srikaya, dan
tanaman alpukat. Biji papaya mengandung senyawa alkaloid karpain, flavanol,
dan tanin. Biji srikaya mengandung senyawa annonain dan squamosin, sedangkan
biji alpukat mengandung senyawa saponin, flavonoid dan tanin. Metode penelitian
menggunakan rancangan acak lengkap dengan berbagai konsentrasi. Data
dianalisis dengan menggunakan analisis probit untuk menentukan LC50 . Nilai
LC50 ekstrak biji papaya sebesar 3644,21 ppm, LC50 ekstrak biji srikaya sebesar
64,65 ppm, dan LC50 ekstrak biji alpukat sebesar 98,00 ppm. Hal tersebut
menunjukkan bahwa masing-masing ekstrak memiliki kemampuan untuk menjadi
agen bioinsektisida baru yang diformulasikan.

Kata kunci: Toksisitas, Ekstrak biji papaya, Ekstrak biji srikaya, Ekstrak biji
alpukat, Larva Aedes aegypti .

118
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

Bioinsektisida merupakan tumbuhan


PENDAHULUAN
yang mengandung senyawa kimia dan
Aedes aegypti L. merupakan vektor mampu menjadi agen larvasida yang
utama pembawa virus dengue yang lebih ramah lingkungan d mudah
menyebabkan penyakit Demam diuraikan (Lailatul, 2010). Tumbuhan
Berdarah Dengue (DBD) dan yellow yang berpotensi sebagai bioinsektisida
fever. Penyebaran penyakit ini baru yaitu biji papaya (Carica papaya
ditularkan melalui gigitan nyamuk L), biji srikaya (Annona squamosa L.)
Aedes aegypti L. Aedes aegypti juga dan biji alpukat (Persea americana
terlibat sebagai vektor virus zika Mill.).
penyebab penyakit microcephaly and Biji papaya mengandung senyawa
Guillaine-Barre syndrome (WHO, alkaloid karpain, flavanol dan tanin.
2016) Senyawa tersebit bersifat toksik
Upaya preventif dalam terhadap larva dan dapat menyebabkan
menanggulangi penyebaran penyakit kematian larva, disamping itu senyawa
DBD dan yang lainnya yaitu dengan pada biji papaya bersifat proteolitik dan
cara mengendalikan perkembangbiakan menghambat pertumbuhan larva
nyamuk Aedes aegypti L. umumnya bahkan menyebabkan kematian pada
dalam pengendalian nyamuk Aedes larva (Utomo, 2010). Biji srikaya
aegypti L. yaitu pada stadium larva mengandung senyawa annonai dan
dilakukan dengan menggunakan squamosin yang mampu menjadi agen
insektisida kimia (abate). Penggunaan bioinsektisida. Kandungan dari biji
abate yang sudah direkomendasikan srikaya mampu menghambat proses
oleh WHO dari tahun 1976 sampai penyerapan nutrisi, sehingga nutrisi
sekarang ini menimbulkan beberapa tidak akan terpenuhi dan mati. Selain
dampak negatif seperti merusak itu senyawa annonain dan squamosin
lingkungan, mengganggu ekosistem mampu menghambat enzim protease
sekitar dan resistensi. Laporan pada proses pencernaan makanan
mengenai resistensi larva nyamuk (Costa, 2012). Biji alpukat
Aedes aegypti L. terhadap abate telah mengandung senyawa saponin,
terjadi di daerah Banjarmasin Barat flavonoid, dan tanin yang mampu
(Istiana, 2012). Insektisida kimia yang menjadi agen biolarvasida. Senyawa
menimbulkan dampak negatif harus tersebut mampu menghambat proses
diganti dengan insektisida yang lebih mpembentukan energi metabolik
ramah lingkungan dan tiding dengan menghambat proses transfer
mengganggu ekosistem sekitar yaitu elektron. Selain itu juga mampu
dengan biolarvasida yang lebih aman menghambat enzim asetilkolinesterase
dan mudah terurai (Fajri, 2010). sehingga terjadi penumpukan
asetilkolin dan terjadi kekejangan.

119
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

Penelitian ini bertujuan untuk instar III akhir sampai IV awal, tween
mengetahui toksisitas dari formulasi 80 dan aquadest.
bioinsektisida ekstrak biji papaya,
ekstrak biji srikaya, dan ekstrak biji
alpukata terhadap larva nyamuk Aedes
aegypti L. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian


dan dianalisis menggunakan Analisis
Metode yang digunakan dalam probit untuk mengetahui LC50, yang
penelitian ini adalah eksperimental mana LC50 merupakan konsentrasi
laboratoris dengan menggunakan yang dibutuhkan untuk mematikan
rancangan acak lengkap (RAL), dengan 50% dari larva uji. Data hasil analisis
menggunakan 3 perlakuan yaitu ekstrak probit disajikan dalam tabel berikut.
biji papaya, ekstrak biji srikaya, dan
ekstrak biji alpukat. Analisis data Tabel 1. Analisis Probit LC50
dengan menggunakan analisis probit Toksisitas Ekstrak Biji Papaya, Biji
untuk menentukan besarnya LC50. Srikaya, dan Biji Alpukat terhadap
alat dan bahan yang digunakan Mortalitas Larva Nyamuk Aedes
diantaranya rotary evaporator, corong aegypti L dalam Waktu Dedah 24 Jam.
buchner, timbangan digital,
thermometer, higrometer, alumunium LC50 Konsentra Batas Batas
foil, bak plastik, blender, oven, dan si (ppm) Bawah atas
neraca ohaus. (ppm) (ppm)
Bahan yang digunakan dalam LC50 3644,21 3246,7 3987,5
penelitian adalah biji papaya yang Ekstra 9 6
digunakan berasal dari pasar baru k Biji
Probolinggo yang telah terseleksi Papaya
bersih , tidak berjamur, sudah tua dan LC50 64,65 52,76 76,00
berwarna hitam. Biji srikaya yang Ekstra
digunakan berasal dari daerah k Biji
Situbondo yang telah terseleksi bersih, Srikay
tidak berlubang-lubang, utuh, dan tidak a
berjamur. Sedangkan biji alpukat LC50 98,00 80,61 113,92
didapatkan dari daerah Jember yang Ekstra
telah terseleksi bersih tidak berlubang, k Biji
utuh, dan tidak terdapat ulat. Etanol Alpuk
97%, larva nyamuk Aedes aegypti L at

120
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

Berdasarkan hasil analisis squamosin masuk kedalam saluran


probit Tabel 1 diketahui bahwa LC50 pencernaan dan merusak bagian
ekstrak biji papaya sebesar 3644,21 pencernaan yaitu usus tengah
ppm, batas bawah sebesar 3246,79 ppm (mesenteron) sehingga tidak terjadi
dan batas atas 3987,56 ppm. Biji penyerapan nutrisi. Selain itu sel epitel
srikaya memiliki LC50 sebesar 64,65 yang ada pada usus tengah akan rusak
ppm dengan batas bawah 52,76 ppm dan senyawa annonai dan squamosin
dan batas atas 76,00 ppm. Biji alpukat masuk ke dalam hemolimfa dan
memiliki besar LC50 98,00 ppm dengan disebarkan ke seluruh tubuh larva.
batas bawah 80,61 ppm dan batas atas Selain itu senyawa annonai dan
113,92 ppm. Ketiga ekstrak squamosin mampu merusak sistem
menunjukan besar nya toksisitas yang saraf larva yaitu dengan menghambat
berbeda. Ekstrak biji srikaya meiliki penghantaran enzim asetilkolinesterase
konsentrasi lebih rendah dalam dengan suatu reseoptor sehingga tidak
membunuh 50% larva uji jika akan terjadi dan penumpukan
dibandingkan dengan ekstrak biji asetilkolin dan kerja otot terganggu
alpukat maupun ekstrak biji papaya. yang mengakibatkan kekejangan tubuh
Kematian larva A. aegypti pada larva.
pengujian masing-masing ekstrak Biji alpukat mengandung
memiliki tingkat toksik yang berbeda- senyawa saponin, flavonoid, dan tanin.
beda. Zat toksik yang paling utama dan Senyawa saponin juga mampu merusak
bersifat aktif yang terkandung dalam organ target bagian perut, kutikula,
biji papaya adalah alkaloid karpain. pernafasan, dan saraf. Saponin mampu
Alkaloid karpain dan enzim papain bekerja sebagai racun saraf yang
merusak organ target bagian kutikula mengakibatkan kekejangan pada tubuh
yaitu dengan masuk kedalam tubuh larva, kekejangan tersebut membuat
larva melalui dinding tubuh dengan pergerakkan larva terganggu dan
cara osmosis karena kulit atau dinding pengambilan oksigen juga terganggu.
tubuh bersifat permeable, kemudian Larva ketika mencari oksigen akan
alkaloid karpina dan enzim papain naik menuju permukaan air dan
menyebar ke seluruh tubuh dan memposisikan meletakkan sifon pada
menyerang sistem saraf serangga permukaan air yang bertujuan untuk
sehingga dapat mengganggu aktivitas mengambil oksigen. Apabila larva
larva (Astasari, 2015). mengalami kekejangan dan sifon
Biji srikaya yang mengandung terbuka maka air yang sudah diberi
senyawa asetogenein dan squamosin perlakuan ekstrak akan masuk melalui
mampu menyerang organ target bagian sifon dan senyawa tersebut akan
usus tengah (mesenteron), saraf, dan berdifusi kedalam tubuh larva.
kutikula. Senyawa annonai dan Senyawa tersebut akan dihantarkan

121
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

oleh hemolimfa menuju jantung dan Dilakukannya formulasi lebih


disebarkan ke seluruh tubuh. lanjut mengenai tingkat ketoksisitasan
Persebaran tersebut akan masuk ke dari masing masing ekstrak.
dalam mitokondria yang merupakan
tempat terjadinya respirasi sel. Apabila DAFTAR PUSTAKA
senyawa tersebut masuk ke dalam Astasari, R., Santoso, L, M., dan
mitokondria maka pada saat proses Riyanto. 2015. Pengaruh
transfer elektron pada situs 1 akan Penggunaan Ekstrak Biji Papaya
terhambat, sehingga pembentukan (Carica papaya L.) sebagai
ikatan antara NADH dengan Larvasida Nabati terhadap Aedes
ubiquinone terhalang dalam transfer albopticus dan Sumbangnya pada
elektron pada proses respirasi sel yang Pelajaran Biologi SMA. Jurnal:
mengakibatkan proses pebentukan Pembelajaran Biologi. Vol. 2 (1):
energi terhambat. 109-120.

Ucapan Terima Kasih Costa, M. S.,Cossolin, J. F. S., Pereira,


M. J. B., Santana, P. A. G., Lima,
Penulis mengucapkan kepada M.D., Zanuneio, J.C. 2014
DIRLITABMAS atas dana yang telah Larvacidal and Cytotoxic Potential
diberikan selama penelitian ini. of squamocin on the Midgut of
Aedes aegypti (Diptera : Culcidae).
PENUTUP Toxins, 6 :1169-1176
Simpulan Fajri, Sholihatun. 2010. Toksisitas
Berdasarkan uraian hasil Ekstrak Alpukat (Persea americana
penelitian dan analisis data yang telah Mill.) terhadap Mortalitas Larva
dilakukan maka dapat disimpulkan Nyamuk Aedes aegypti L. skripsi.
bahwa toksisitas antara satu ekstrak Jember: Universitas Jember.
dengan ekstrak yang lain berbeda.
Lailatul, L. 2010. Efektifitas
Tingkat toksik suatu ekstrak
Biolarvasida Ekstrak Etanol Limbah
berdasarkan ketersediaan senyawa
Penyulingan Minyak Akar Wangi
kimia yang lemah ataupun kuat dalam
(Vetiveria zizanoides) terhadap
ekstrak tersebut. Pada hasil penelitian
Larva nyamuk Aedes aegypti, Culex
ekstrak biji papaya memiliki LC50
sp, dan Anopheles sundaicus.
sebesar 3644,21 ppm. Ekstrak biji
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia.
srikaya memiliki LC50 sebesar 64,65
1 (1):59-65
ppm, sedangkan ekstrak biji alpukat
memiliki LC50 sebesar 98,00 ppm. Utomo,M., Amalia, S., dan Suryati,
F.A. 2010. Daya Bunuh Bahan
Saran Nabati Serbuk Biji Papaya terhadap

122
ISSN : 2527 – 5917, Vol.1

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016


“Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi dalam Membangun Intelektual Bangsa dan Menjaga Budaya Nasional di Era MEA”
21 MEI 2016

Kematian Larva Aedes aegypti


Isolat Laboratorium
B2P2VRPSalatiga. Prosiding
Seminar Nasional UNIMUS. Hal
152-158.
World Health Organization (WHO).
2016. Neurogical Syndrome And
Congenital Anomalies. WHO Pres

123

Anda mungkin juga menyukai