Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MICRO TEACHING

“KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN”

Disusun Oleh:

KELOMPOK 8

Mita Permata Sari ADA 118 064


Multi Wahyuni ADA 118 067
Kornalia Imbiri ADA 117 078
Rapikah ADA 118 075
Galuh Sholeha ADA 118 074

Dosen Pengampu:

Roso Sugiyanto, S.Pd., M.Pd

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2021

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Nama Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Micro Teaching “Keterampilan Mengajar
Kelompok Kecil Dan Perorangan”

Makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Micro
Teaching . Dalam makalah ini mengulas tentang “Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
Dan Perorangan”

Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari para pembaca agar dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 09 September 2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran sebagai bagian integral dari pendidikan harus mampu melaksanakan


proses pembelajaran yang berkualitas yang dinikmati oleh setiap warga. Konsep
pendidikan untuk semua (education for all), mengandung makna bahwa pendidikan harus
mampu melayani dan mengembangkan siswa sesuai dengan potensi, minat dan bakat
yang dimilikinya.

Pendidikan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia, memiliki makna bahwa


proses pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan harus bisa memberikan pelayanan
yang optimal kepada setiap warga belajar (siswa) baik untuk memenuhi kebutuhan yang
bersifat kelompok maupun kebutuhan individual. Salah satu implikasi untuk mewujudkan
pelayanan yang dapat memenuhi karakteristik siswa yang berbeda-beda itu adalah dengan
menerapkan model mengajar secara berkelompok atau perorangan atau disebut dengan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Pendidikan dan pembelajaran di satu sisi harus dapat mengantarkan manusia


(siswa) dalam kebersamaan, artinya mengembangkan kehidupan sosial. Di sisi lain bahwa
setiap manusia (siswa) juga memiliki kebutuhan yang bersifat individual. Pendidikan dan
pembelajaran yang efektif tentu saja adalah yang dapat memenuhi atau memfasilitasi
adanya kebersaam disamping terpenuhinya kebutuhan secara individual.

Dalam pengajaran klasikal, kebutuhan siswa secara induvidu belum dapat


terlayani secara maksimal. Guru biasanya hanya memperhatikan kebutuhan siswa pada
umumya di kelas yang dia ajarkan. Adapun sifat-sifat atau karakteristik yang bersifat
individual belum dapat terlayani secara optimal. Oleh karena itu, guru secara profesional
disamping guru harus melayani siswa secara klasikal juga jangan mengabaikan kebutuhan
siswa secara individual.

Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah salah satu
cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh
siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan ini harus dilatih
dan dikembangkan, sehingga para calon guru maupun guru dapat memiliki banyak pilihan
untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan?
2. Apa alasan perlunya keterampilan belajar kelompok kecil dan perorangan?
3. Apa tujuan penggunaan dalam kelas mengenai keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan ?
4. Apa yang harus diperhatikan dalam menggunakan pengajaran kelompok kecil
dan perorangan ?
5. Apa saja  komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan ?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan pada penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan.
2. Untuk mengetahui apa alasan perlunya keterampilan belajar kelompok kecil dan
perorangan.
3. Untuk mengetahui apa tujuan penggunaan dalam kelas mengenai keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan.
4. Untuk mengetahui apa yang harus diperhatikan dalam menggunakan pengajaran
kelompok kecil dan perorangan.
5. Untuk mengetahui apa saja  komponen keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan

Keterampilan adalah keterampilan standar yang harus dimiliki oleh setiap individu
yang berprofesi sebagai tenaga pendidik atau pola kegiatan yang bertujuan, dan
memerlukan skill dan koordinasi informasi yang dipelajari.

Mengajar adalah membimbing suatu kegiatan siswa dalam proses belajar, yang
merupakan pengaturan dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga
dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar dengan baik

Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru membimbing murid


dalam belajar secara kelompok dengan jumlah berkisar antara 3 hingga 5 orang atau
paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya. Sedangkan keterampilan dalam
mengajar perorangan  adalah kemampuan guru dalam membimbing murid dalam belajar
secara individual terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau bermasalah

Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin
hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik
dengan peserta didik.

Sesuai dengan makna yang tersirat di dalam kata kelompok kecil dan perorangan,
maka secara fisik yang menandai bentuk pengajaran ini adalah terbatasnya jumlah siswa
yang dihadapi guru, yaitu berkisar antara 3 sampai 8 orang untuk kelompok kecil dan
tentu saja hanya seorang untuk perorangan.Ini tidaklah berarti guru hanya menghadapi
satu kelompok atau seorang siswa saja sepanjang waktu belajar. Guru menghadapi
banyak kelompok dan banyak siswa yang masing-masing mempunyai kesempatan untuk
bertatap muka secara kelompok dan perorangan.

Hubungan tatap muka antara guru dengan kelompok atau dengan perorangan ini
diwarnai oleh hakekat pengajaran kelompok kecil dan perorangan :

a. Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab antara guru-siswa dan
siswa-siswa. Ini berarti bahwa interaksi belajar mengajar tidak saja terjadi antar
guru dan siswa, tetapi juga antara siswa dan siswa.
b. Siswa belajar sesuai engan kecepatan, cara, kemampuan dan minatnya sendiri
c. Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
d. Siswa dilibatkan dengan penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi
dan alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.

Bertitik tolak dari hakikat di atas, maka tidak setiap siswa yang belajar sendiri
ataupun yang duduk dalam kelompok kecil dapat dikatakan berada dalam susasna
pengajaran kelompok kecil ataupun perorangan. Syarat-syarat di atas haruslah dipenuhi,
hingga peran guru di dalam pengajaran ini, lebih banyak sebagai :

a. Organisator kegiatan pembelajaran.


b. Sumber informasi bagi siswa.
c. Pendorong bagi siswa untuk belajar.
d. Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa.
e. Orang yang mendiagnosis kesulitan siswa dan memberikan bantuan yang sesuai
dengan kebutuhannya..
f. Peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti siswa
lainnya, yang berarti guru ikut serta menyumbangkan pendapatnya untuk
memecahkan suatu masalah atau mencari suatu kesepakatan sebagaimana siswa
lain melakukannya.

B. Alasan Perlunya Keterampilan Belajar Kelompok Kecil Dan Perorangan

Hal-hal berikut ini yang menjadi alasan perlunya pengajaran kelompok kecil dan
perorangan :

a. Pada dasarnya seorang siswa berbeda dengan siswa lainnya (individual


differences), sehinngga memerlukan perlakuan/layanan yang tidak harus sama.
b. Dalam pengajaran klasikal, perbedaan individual tidak mendapat perhatian guru.
Karena itu, diperlukan pengajaran perorangan.
c. Perbedaan individual perlu mendapat perhatian yang lebih manusiawi dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan.
d. Dalam kelompok kecil hubungan guru-siswa dan siswa-siswa, lebih akrab,
sehingga, mereka dapat saling membelajarkan, daya kreatif dan kepemimpinan
siswa berkemban, siswa aktif belajar secara optimal sesuai dengan
kebutuhannya( kadar CBSA tinggi).
e. Belajar dalam kelompok kecil dan perorangan merupakan alternatif yang dapat
dikombinasikan dengan pengajaran klasikal.

Dengan demikian, penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan


perorangan merupakan suatu kebutuhan yang esensial bagi setiap guru yang
profesional.

C. Tujuan penggunaan dalam kelas mengenai keterampilan mengajar kelompok kecil


dan perorangan

Secara umum tujuan pengajaran kelompok kecil dan perorangan ini adalah :
a. Mengaktifkan siswa belajar.
b. Agar terjadi interaksi dalam belajar yang bervariasi, yaitu guru-siswa, siswa-siwa.
Siwa-guru, dan seterusnya.
c. Agar siswa dapat mencapai kemajuan belajar sesuai dengan kemampuan, minat
dan kecepatannya sendiri.
d. Siswa yang mempunyai masalah dalam belajar karena mereka berada dalam
susasana hubungan interpersonal yang sehat dan akrab.

Adapun beberapa tujuan Keterampilan mengajar perorangan berikut ini :


a. Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada peserta didik.
b. Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada peserta didik
c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar lebih aktif
d. Membentuk hubungan yang lebih akrab antara pendidik dan peserta didik,
maupun antar peserta didik
e. Adapun tujuan dari keterampilan mengajar kelompok kecil adalah
f. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok
g. Memberi kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih memecahkan masalah
dan cara hidup secara rasional dan demokratis
h. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan sikap sosial
dan semangat gotong royong.

D. Hal – hal yang harus diperhatikan menggunakan pengajaran kelompok kecil dan
perorangan
Agar dapat menggunakan pengajaran kelompok kecil dan perorangan secara efektif,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru seperti :
1. Tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil atau
perorangan. Hal – hal yang bersifat umum seperti pengarahan, informasi umum
dan sebagainya diberikan dalam bentuk kelas besar.
2. Dalam pengajaran kelompok kecil langkah pertama yang harus dilakukan oleh
guru adalah mengorganisasikan siswa, sumber, materi, ruangan serta waktu yang
ditentukan. Langkah ini merupakan landasan bagi berlangsungnya kegiatan.
3. Kegiatan pengajaran kelompok kecil yang efektif diakhiri oleh suatu kulminasi
yang dapat berupa rangkuman, pemantapan, laporan, dan sebagainya yang
semuanya memungkinkan siswa saling belajar.
4. Dalam pengajaran perorangan guru sangat perlu mengenal siswa secara pribadi,
hingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.
5. Kegiatan dalam pengajar perorangan dapat bekerja bebas dengan bahan yang telah
siap pakai ( misalnya dengan paket belajar atau dengan bahan yang disiapkan oleh
guru ), dapat pula bekerja dalam kelompok kecil, dengan demikian dalam situasi
pengajaran perorangan guru mungkin bekerja dengan satu orang siswa, 2 orang
siswa, atau mengunjungi tiap siswa dengan berbagai kegiatan bila muncul
kebutuhan untuk itu.
E. Komponen- komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

Ada 4 (Empat) komponen keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk
pengajaran kelompokkecil dan perorangan. Bila diteliti lebih jauh, pengajaran kelompok
kecil dan perorangan, masing-masing memerlukan keterampilan yang berhubungan
dengan penanganan tugas. Karena dalam bab ini diuraikan empat kelompok keterampilan,
yaitu : Mengadakan pendekatan secara pribadi, serta merencanakan dan melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar. Komponen-komponen tersebut akan diuraikan secara
terperinci sebagai berikut :

1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi


Salah satu prinsip pengajaran kelompok keil dan perorangan adalah terjadinya
hubungan yang akrab dan sehat antara guru dan siswa dan siswa-siswa. Hal ini
mungkin terwujud bila guru memeiliki keterampilan berkomunikasi secara
pribadi. Keterampilan ini memungkinkan guru menciptakan suasana terbuka,
hingga siswa benar-benar merasa bebas dan leluasa mengemukakan segala pikiran
dan permasalahan yang dimilikinya. Siswa merasa yakin guru akan siap
mendengarkan serta mempertimbangkan segala pendapatnya, serta akan
membantunya bila perlu. Siswa benar-benar merasa bahwa guru penuh perhatian
pada dirinya. Suasana seperti itu dapat diciptakan antara lain dengan cara berikut :
a. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, baik dalam
kelompok kecil maupun perorangan.
b. Mendengarkan secara simpatik ide-ide yang dikemukakan siswa.
c. Memberikan respon positif terhadap buah pikiran siswa.
d. Membangun hubungan saling mempercayai. Siakp saling mempercayai ini
dapat ditunjukkan oleh guru secara verbal dan non verbal, misalnya dengan
mimic (ekspresi muka), ataupun kontak langsung dengan siswa (seperti :
berbicara langsung, menepuk bahu dan sebagainya).
e. Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan untuk
mendominasi ataupun mengambil alih tugas siswa
f. Menerima perasaan isswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan.
g. Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh
pemahaman, merasa dibantu, serta merasa menemukan alternative pemecahan
masalah yang dihadapinya.

2. Keterampilan mengorganisasikan
Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan, guru berperan sebagai
organisator, yang mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir.
Untuk itu guru memerlukan keterampilan berikut :
a. Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, atau masalah yang
akan dipecahkan, sebelum kelompok/perorangan mengerjakan berbagai
kegiatan yang telah ditetapkan bersama
b. Memvariasikan kegiatan yang mencakup : penetapan/penyediaan ruangan
kerja, peralatan, cara kerja, aturan-aturan yang perlu dilaksanakan, serta
alokasi waktu untuk kegiatan tersebut
c. Membentuk kelompok yang tepat, dalam jumlah, tingkat kemampuan, dan
lain-lain hingga siap mengerjakan tugas-tugasnya dengan sumber yang
sudah tersedia
d. Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan
sertapenggunaan materi dan sumber, hingga dapat memberikan bantuan
pada saat yang tepat.
e. Membagi-bagikan perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa,
hingga guru siap datang membantu siapa saja memerlukannya
f. Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa : laporan
hasil yang dicapai siswa, kemudian disertai penyimpulan tentang
kemajuan yang dicapai siswa dalam kegiatan tersebut. Hal ini sekaligus
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling belajar.

3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar


Keterampilan ini memungkinkan guru membantu siswa untuk maju tanpa
mengalami frustasi. Hal ini dapat dicapai bila guru memiliki keterampilan-
keterampilan berikut :
a. Memberikan penguatan yang sesuai dalam bentuk, kauntitas, dan kualitas ;
karena pada dasarnya penguatan merupakan dorongan yang penting bagi
siswa untuk maju
b. Mengembangkan supervise proses awal yaitu sikap tanggap guru terhadap
siswa secara perorangan maupun keseluruhan, yang memungkinkan guru
melihat atau mengetahui apakah segala sesuatu berjalan dengan lancer dan
memadai. Hal ini menuntut guru berkeliling ke semua kelompok untuk
melihat apakah siswa sudah mulai bekerja dengan arah yang benar,
memberi bantuan bila diperlukan, dan sebagainya. Dengan demikian
supervise proses awal menekankan kelancaran berlangsunya segala
sesuatu yang perlu dilaksanakan pada awal kegiatan. Bimbingan pertama
ini merupakan jaminan bagi tumbuhnya semangat dan kepercayaan diri
siswa untuk melakukan kegiatan
c. Mengadakan supervise proses lanjut yang memusatkan perhatian pada
penekanan dan pemberian bantuan secara kolektif setelah kegiatan
berlangsung beberapa lama. Hal ini kemudian menuntut keterampilan guru
untuk mengadakan interaksi guru-siswa. Interaksi tersebut dapat berupa :
1. Memberikan pelajaran atau bimbingan tambahan (tutoring) kepada
siswa tertentu, baik secara perorangan maupun kelompok. Pelajaran
atau bimbingan tersebut dapat berupa suatu konsep atau keterampilan
khusus
2. Melibatkan diri sebagai peserta dengan hak dan kewajiban yang sama
dengan siswa. Kehadiran guru dikelompok sebagai peserta aktif, akan
merupakan motivasi bagi siswa, hingga siswa menyadari potensinya
sendiri.
3. Memimpin diskusi bila perluz
4. Bertindak sebagai katalisator, yaitu meningkatkan kemampuan siswa
untuk berpikir atau belajar melalui pertanyaan, komentar dan saran-
saran
d. Mengadakan supervise pemaduan, yang memusatkan perhatian pada
penilaian pencapaian tujuan dari berbagai kegiatan yang dilakukan dalam
rangka menyiapkan pelaksanaan rangkuman dan pemantapan yang pada
akhirnya memungkinkan siswa saling belajar, serta memperoleh wawasan
secara menyeluruh tentang kegiatan tersebut. Supervisi pemanduan ini
dilakukan guru dengan mendatangi setiap kelompok, menilai
kemajuannya, serta menyiagakan mereka untuk mengikuti kegiatan akhir.
Salah satu cara yang efektif untuk maksud ini, adalah mengingatkan siswa
akan waktu yang masih tersisa untuk menyelesaikan tugas.
Misalnya : “ Waktu tinggal 10 menit lahi “!
Pukul 10.00 semua kelompok sudah berkumpul di kelas, siap dengan
laporannya!”

4. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran


Tugas guru yang utama adalah membantu siswa melakukan kegiatan baik secara
perorangan, maupun secara berkelompok. Untuk maksud tersebut guru harus
mampu membuat perencanaan kegiatan belajar yang tepat bagi setiap siswa atau
kelompok, dan sekaligus mampu melaksanakannya. Untuk membuat perencanaan
yang tepat guru dituntut mampu mendiagnosis kemampuan akademik siswa,
kemampuan memahami, gaya belajar, kecenderungan minat, serta tingkat
kedisipilinan siswa. Berdasarkan hasil diagnosis tersebut, guru diharapkan mampu
menetapkan kondisi dan tuntutan belajar yang memungkinkan siswa memikul
tanggung jawab belajarnya sendiri. Kondisi dan tuntunan belajar ini dapat berupa :
belajar mandiri, paket kegiatan belajar, belajar dengan tutor teman sebaya,
simulasi, belajar dengan bermain, dan sebagainya. Semuanya itu memandu siswa
untuk menghayati pengalaman bekerja sama ataupun bekerja dengan pengarahan
sendiri.
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran ini
mencakup :
a. Membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran yang dapat dilakukan dengan
diskusi atau menyediakan bahan-bahan yang menarik dan yang mampu
menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tertentu
b. Merencanakan kegiatan belajar bersama siswa yang mencakup kriteria
keberhasilan, langkah-langkah kerja waktu serta kondisi belajar
c. Bertindak atau berperan sebagai penasihat bagi siswa bila diperlukan. Hal ini
dapat dilakukan dengan berinteraksi aktif, menunjukkan mimik tanda setuju
atau menjawab pertanyaan. Disamping itu, guru perlu juga memberikan
saran/nasihat secara periodic yang didasarkan pada kemajuan mahasiswa,
misalnya siswa yang memilih belajar sendiri ternyata mengalami hambatan
didalam proses belajarnya. Dalam hal ini guru dapat menyarankan belajar
yang lain. Bimbingan secara periodic ini sangat berpengaruh pada kemajuan
siswa karena waktu dapat digunakan secara efektif, siswa segera dapat
diarahkan kembali, dan dengan demikian gairah dan semangat belajar dapat
dipelihara
d. Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri. Hal ini
berbeda dari cara penilaian tradisional yang pada umumnya dilakukan oleh
guru sendiri. Membantu siswa menilai diri sendiri berarti memberi kesempatan
kepada siswa untuk memperbaiki dirinya sendri, yang sekaligus merupakan
pencerminan kerjasama guru dan siswa dalam situasi pendidikan yang
manusiawi.

Dari keempat kelompok keterampilan diatas ternyata di dalamnya mencakup


keterampilan dasar yang sebelumnya harus dikuasai oleh guru, yaitu keterampilan
bertanya, menjelaskan dan membimbing diskusi kelompok kecil. Dengan
demikain, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan
keterampilan dasar tersebut. Setelah kelompok keterampilan diatas dapat
diterapkan baik dalam pengajaran kelompok kecil maupun dalam pengajaran
perorangan dengan tekanan yang berbeda. Dalam pengajaran kelompok kecil
tekanan utama terletak pada penerapan keterampilan mengorganisasikan serta
membimbing dan memudahkan siswa belajar, sedangkan dalam pengajaran
perorangan tekanan itu terletak pada penerapan keterampilan mengadakan
pendekatan secara pribadi serta keterampilan merencanakan dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan salah satu
cara yang dapat di lakukan untuk dapat memfasilitasi system pembelajaran yang di
butuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun individu. Oleh karena itu keterampilan
mengajar ini harus  di latih dan di kembangkan, sehingga para calon guru atau guru dapat
memiliki banyak pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses
pembelajaran.

Adapun Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan yaitu


Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi, Keterampilan mengorganisasikan
kegiatan pembelajaran, Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan belajar, dan
Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

B. Saran

Sebagai calon guru seharusnya mahasiswa menguasai keterampilan mengajar


kelompok kecil dan perorangan. Hal ini dimaksudkan agar para guru dapat bekerja
dengan professional sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Asril Zainal.2013. Micro Teaching. Jakarta: Rajawali Pers

https://areknerut.wordpress.com/2013/01/01/1018/

http://elinady.blogspot.co.id/2014/02/keterampilan-mengajar-kelompok-kecil.html

http://zalinamandah.blogspot.co.id/2015/02/makalah-keterampilan-mengajar-
kelompok.html

Anda mungkin juga menyukai