Anda di halaman 1dari 8

Perencanaan Transportasi

LUFTI FREDY DARMAWAN S (183410422 A)

Dosen pengampuh : Muhammad Sofwan, ST, MT

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

FAKULTAS TEKNIK

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

2020/2021
APA itu masalah transportasi ?

Masalah transportasi yang terjadi di daerah perkotaan Indonesia adalah bagaimana memenuhl
permlntaan jumlah pegaianan yang semakin menlngkat, yang tidak menimbulkan kemacetan arus
lalulintas di jalan raya. Masalahnya tIdak hanyapada kemacetan lalulintas, tetapi juga
padaperencanaanregional. Inl memerlukan suatu penanganan yangmenyeluruh.

Kalau dillhat dari perkembangan transportasi perkotaan yang ada, terlepas dari krisis ekonomi
yang mellbatkan Indonesia, mobll pribadi tetap merupakan moda transportasi yang dominan,
baik untuk daerah urban maupun sub urban. Populasi pergerakan mobll pribadi yang begitu besar
dl daerah perkotaan ditambah dengan pola angkutan umum yang maslh tradisional, menimbulkan
biaya sosial yang sangat besar akibat waktu tempuh yang terbuang percuma, pemborosan
bahanbakar minyak, depresi kendaraan yang terlalu cepat, kecelakaan lalulintas, hilangnya
opportunity cost, timbulnya stress, meningkatnya polusi udara, dan kebisingan. Hal ini sejalan
dengan pembangunan ekonomi dan makin bertumbuhnya jumlah masyarakat golongan
menengah dan menengah atas didaerah perkotaan, yangterjadi jauh sebelum krisis.

Isu Masalah Transportasi Global dan Penyebabnya

Kosong

Isu masalahnya yaitu :

1. rendahnya kuaiitas dan pilihan


2. penyebab kerriacetan dan kecelakaan karena dislplln pengemudi yang rendah
3. tidak cukupnya dana untuk memperbarul dan memperbaiki kendaraan
4. pengaturan pemberhentian dan nalk turun penumpang oleh preman
5. kurangaman(banyakcopet)
6. kompleksltas dan kekakuan aturan yang ada saat in!
7. struktur administrasi dan manajemen yang kurang efektif
8. kepemilikan kendaraan secara pribadi sehingga tidak dapat diatur dalam satu kesatuan
penyebabnya yaitu :

1. karena layanan angkutan umum tidak sesuai dengan permintaan, cara-cara informal telah
berkembang untuk mengisi kesenjangan tersebut. Sebagal contoh, ojek yang tidak .mempunyai ijin
resmi menarik penumpang dalam jumlah yang banyak di malam hari dan di jalan-jalan kecil.

2. karena pemerintah kurang aktif dalam perencanaan dan pengaturan angkutan umum, cara-cara
informal semakin berkembang, 'kekosongan peraturan' telah memberikan kesempatan bagi
kelompok informal untuk mengontrol pengoperaslan angkutan umum.Setiap jenis angkutan, seperti
angkutan umum resmi yang mempunyai ijin, kendaraan umumplathitam,ojek, becakdan andong
diorganisir oleh suatu kelompok, daiam satu trayek atau daerah. Kelompokkelompok ini telah
menyepakati batasbatas wilayah mereka dan dapat menggerakkan sejumlah besar orang untuk
mempertahankan trayek atau kawasan mereka. Dengan demikian kota terbagi ke dalam potongan
teritorial kecil-kecil untuk setiap jenis trayek angkutan. Masing-masing merasa menguasai
daerahnya, karena alasan historls. Angkutan umum menjadi monopoii pemilik daerah kekuasaan
tersebut.

Isu Masalah Transportasi Perkotaan dan contohnya

1. Permasalahan transportasi perkotaan umumnya meliputi kemacetan lalulintas, parkir,


angkutan umum, polusi dan masalah ketertiban lalulintas Kemacetan lalulintas akan
selalu menimbulkan dampak negatif, baik terhadap pengemudinya sendiri maupun
ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan. Bagi pengemudi kendaraan, kemacetan akan
menimbulkan ketegangan (stress). Selain itu juga akan menimbulkan dampak negatif
ditinjau dari segi ekonomi yang berupa kehilangan waktu karena waktu perjalanan yang
lama serta bertambahnya biaya operasional kendaraan (bensin, perawatan mesin) karena
seringnya kendaraan berhenti. Timbul pula dampak negatif terhadap lingkungan yang
berupa peningkatan polusi udara karena gas racun CO serta peningkatan gangguan suara
kendaraan (kebisingan). Pedal rem dan gas yang silih berganti digunakan akan
menyebabkan penambahan polusi udara serta kebisingan karena deru suara kendaraan.
para pengemudi akan lebih sering menggunakan klakson sehingga menimbulkan
kebisingan.
2. masalah parkir. Masalah ini tidak hanya terbatas di kota-kota besar saja. Tidak ada
fasilitas parkir di dekat pasar-pasar. Beberapa supermarket hanya mempunyai tempat
parkir yang begitu sempit, yang hanya dapat menampung beberapa kendaraan roda empat
saja. Beberapa gedung pertunjukan/gedung bioskop bahkan tidak mempunyai fasilitas
parkir untuk kendaraan roda empat.

3. Masalah fasilitas angkutan umum. Angkutan umum perkotaan, yang saat ini didominasi
oleh angkutan bus dan mikrolet masih terasa kurang nyaman, kurang aman dan kurang
efisien. Angkutan massal (mass rapid transit) seperti kereta api masih kurang berfungsi
untuk angkutan umum perkotaan. Berdesak-desakan di dalam angkutan umum sudah
merupakan pandangan sehari-hari di kota-kota besar. Pemakai jasa angkutan umum
masih terbatas pada kalangan bawah dan sebagian kalangan menengah. Orang-orang
berdasi masih enggan memakai angkutan umum, karena comfortability angkutan umum
yang masih mereka anggap terlalu rendah, dibandingkan dengan kendaraan pribadi yang
begitu nyaman dengan pelayanan dari pintu ke pintu. Sementara itu sistem angkutan
umum massal (SAUM) yang modern sebagai bagian integral dari ketahanan daya dukung
kota (city survival) masih dalam tahap rancangan dan perencanaan dan belum berada di
dalam alur utama (mainstream) kebijakan dan keputusan pemerintah dalam rangka
menciptakan sistem transportasi kota yang berimbang, efisien dan berkualitas.

Permasalahan yang muncul dalam pengembangan tata guna lahan maupun


perkotaan belakangan ini adanya anggapan bahwa pengembangan kota bisa dilakukan
secara instan tanpa melihat secara kasus per kasus permasalahan kota tersebut, disamping
harusnya menyesuaikan pengembangan dengan karakter kota tersebut. Simulasi beberapa
kebijakan transportasi dan tata guna lahan yang erat dengan ide kota kompak
menunjukkan pentingnya melihat kondisi perkembangan kota (pola
pergerakan/transportasi dan pola tataguna lahan, selain juga optimalisasi kebijakan antara
yang bersifat tarik dan tekan

Isu Masalah Transportasi Regional (Wilayah) dan Contohnya

Permasalahan transportasi menjadi kompleks ketika terjadi di wilayah perbatasan


dan bersifat lintas batas administratif. Isu transportasi secara alamiah menjadi isu regional
(kewilayahan) karena berbagai permasalahan transportasi seperti kemacetan lalulintas,
polusi udara, dan manajemen kecelakaan tidak dapat diatasi secara efektif jika dilakukan
oleh pemerintah setempat secara individual. Permasalahan transportasi yang memiliki
eksternalitas lintas daerah tidak mungkin dilakukan dan ditangani oleh daerah sendiri,
diperlukan koordinasi dan kolaborasi antar daerah karena urusan tersebut akan lebih
efisien dan optimal jika dikelola bersama sebagai satu sistem tanpa melihat batas wilayah
administratif.

1. Isu transportasi pada dasarnya bersifat regional karena kemacetan lalu lintas,
polusi udara, manajemen kecelakaan dan isu-isu lain tidak dapat ditangani secara efektif
jika dilakukan oleh satu wilayah/institusi secara individual. Isuisu ini bersifat lintas
wilayah sehingga memerlukan pendekatan koordinatif d e n g a n m e l i b a t k a n b a n y
a k pihak/stakeholders(Briggs, 2001).

2. Kemacetan lalu lintas dan belum memadainya kualitas pelayanan angkutan


umum termasuk dalam permasalahan transportasi perkotaan (Dirjen Perhubungan Darat,
2014).

3. Meningkatkan pertumbuhan prasarana transportasi melalui pembangunan jalan


baru dan peningkatan kapasitas prasarana, serta melakukan manajemen dan rekayasa lalu
lintas, dapat menjadi alternatif pemecahan permasalahan transportasi perkotaan (Tamin,
2000).

4. Manajemen dan rekayasa lalu lintas d i l a k u k a n d e n g a n o p t i m a si


penggunaan jaringan jalan dan gerakan lalu lintas melalui optimasi kapasitas
jalan/persimpangan dan pengendalian pergerakan lalu lintas. Usulan alternatif
penanganan lalu lintas terpilih harus disimulasikan sebelum ditetapkan menjadi skema
penanganan lalu lintas t e r p i l i h ( P e r a t u r a n M e n t e ri Perhubungan Nomor PM
96 Tahun 2015).

5. Peningkatan kapasitas prasarana jalan di perkotaan dapat dilakukan dengan


pembenahan sistem jaringan jalan dan sistem hirarkhi serta pembangunan jalan terobosan
baru dapat dilakukan di pe rkot a an untuk menghinda ri penyempit an, t e rut ama untuk
memp e r b a i k i d a e r a h s umb e r kemacetan yang banyak terjadi di jaringan jalan di
daerah perkotaan (Tamin, 2000).

6. Pembenahan sistem jaringan jalan dan sistem hirarkhi dapat dilakukan melalui
pembangunan jalan terobosan baru untuk melengkapi sistem jaringan jalan yang telah ada
dan pembenahan sistem hirarkhi jalan supaya tidak terjadi penyempitan. Terutama
terlihat pada daerah perbatasan dengan daerah administrasi lain. Karena tidak ada
koordinasi yang baik antara kedua Pemerintah Daerah, pembangunan sistem jaringan
jalan tersebut, terutama pada daerah perbatasan, tidak sinkron sehingga menimbulkan
penyempitan

Isu Masalah Transportasi Indonesia contohnya

Moda transportasi angkutan darat di Indonesia mempunyai banyak masalah. Setidaknya dalam


catatan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terdapat lima masalah besar yang tengah melilit
sektor transportasi darat Indonesia saat ini.

 egois pengemudi yang kerap terjadi di jalan raya. Dicontohkannnya, seperti pelanggaran oleh
pengguna transportasi pribadi yang kerap menerobos jalur Transjakarta hingga oknum
pengendara sepeda motor besar yang terlibat konflik dengan pengguna kendaraan lainnya.

angkutan massal yang belum merata, yang mana permasalahan ini kerap terjadi diwilayah
kepulauan. Untuk itu Kementerian Perhubungan tengah membangun 12 pelabuhan di provinsi
Sumatera Utara.

tingginya penggunaan kendaraan pribadi, yang diakibatkan oleh belum terintegrasinya antar
sektor transportasi umum. Maka pihaknya akan berfokus pada penataan transportasi umum
terintegrasi, demi meningkatkan jumlah pengguna transportasi umum di Indonesia.
Isu Masalah Transportasi Lokal (Riau dan Pekanbaru)

Sedangkan pada masalah yang lebih spesifik pada pengoperasian sistem transportasi di kota,
yang dirasakan masyarakat pengguna moda transportasi jalan raya diantaranya dapat diuraikan
sebagai berikut:

1. Rendahnya mobilitas dan aksesibilitas pada kendaraan penumpang umum massal, misalnya
sistem operasi, frekuensi kedatangan tidak menentu, langkanya tempat pergantian moda (transit),
terbatasnya rute pelayanan dan keterbatasan jumlah angkutan umum massal dibanding dengan
jumlah arus perjalanan masyarakat.

2. Masih beroperasinya angkutan perkotaan yang sudah berusia tua karena tidak adanya
peremajaan angkutan, seperti: Oplet dan Bus Kota.

3. Masih kurang disiplin dan minimnya pengetahuan tata tertib berlalu lintas pengemudi
angkutan umum

4. Belum terlaksananya pengalihan rute trayek baru angkutan kota yang berhimpitan dengan rute
Trans Metro Pekanbaru.

Transportasi di Kota Pekanbaru berkembang seiring dengan


berkembangnya jumlah penduduk, meningkatnya kesempatan kerja, dan
meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat. Permasalahan yang tengah dihadapi
Kota Pekanbaru salah satunya adalah kemacetan lalu lintas. Kemacetan muncul
dipengaruhi oleh gaya hidup warga kota itu sendiri. Gaya hidup yang cenderung
fragmatis, konsumeris, dan hedonis. Masyarakat pada kondisi transisi mudah
terbawa arus informasi sehingga mudah dipengaruhi. Peningkatan kondisi jalan
mengakibatkan tuntutan kendaraan yang melewatinya dalam jumlah yang lebih
besar.
Dalam beberapa dasawarsa belakangan ini perencanaan kota, khususnya
pusat kota Pekanbaru (kawasan Sudirman) sangat pesat, seiring dengan berdirinya
beberapa pusat perbelanjaan, seperti Plaza Sukaramai, Mal Pekanbaru, Mal Pasar
bawah. Selain itu berdiri pula beberapa Hotel dan pusat pemerintahan (Kantor
Gubernur dan Kantor walikota Pekanbaru, Kantor Kepolisian Daerah Riau, Kantor
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pekanbaru, Gedung Perpustakaan Daerah
Soeman HS dan Kejaksaan Tinggi Riau). Selain itu terdapat Rumah Sakit Umum
Daerah Arifin Achmad, Komplek Islamic Center dan Mesjid Agung Annur dan
gereja HKBP serta beberapa kantor pusat Bank Nasional dan Bank Daerah.
Banyaknya pembangunan sentra tarikan pergerakan ini mengakibatkan
kawasan ini mengalami lonjakan tarikan yang cukup pesat. Kawasan ini mengalami
peningkatan jumlah pergerakan yang cukup tinggi terutama pada saat jam-jam
puncak. Pada hari kerja Kawasan Sudirman ini menjadi tujuan perjalanan rutin
masyarakat setiap hari karena daerah ini merupakan pusat perkantoran, baik itu
perkantoran pemerintah maupun swasta. Pada hari libur daerah ini juga menjadi
pusat aktifitas karena kawasan ini berdiri pusat perbelanjaan modern, seperti Mal
Pekanbaru, Mal Pasar Bawah dan plaza Sukaramai. Hal ini mengakibatkan daerah
ini jarang sepi dari aktivitas dan menjadi tujuan pergerakan warga Pekanbaru
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu karena kurangnya sarana rekreasi
dan hiburan yang ada di Pekanbaru membuat masyarakat lebih memilih mal-mal
atau pusat perbelanjaan modern untuk bersantai atau tujuan rekreasi akhir minggu
atau hari libur.

Anda mungkin juga menyukai