SKRIPSI
OLEH
HERDY ANIZAR
10727000434
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya kepada Penulis. Akhirnya penulis berhasil menyelesaikan Skripsi ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam buat teladan ummat
sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW yang telah berjasa besar dengan segenap
Allah SWT.
pada Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau. Dalam penulisan Skripsi
ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara Moril
maupun Materil yang sangat berharga. Oleh karena itu selayaknya penulis
1. Keluarga tercinta, yakni orang tua, yang telah memotivasi penulis dalam
2. Bapak Rektor UIN Suska Riau, Prof. DR. HM. Nazir, MA beserta jajarannya
Skripsi ini.
4. Ketua Jurusan Ilmu Hukum, Ibu Hj.Nurani Sahu, SH.MH, dan sekretaris
jurusan Bapak Maghfirah, M.Ag, staf Jurusan Ilmu Hukum, yang telah
kepada penulis. Sehinggah penulis bisa seperti ini mengerti apa yang belum
penulis mengarti. Semua ilmu yang telah diberikan sangat berarti dan
dan membalasnya dengan kebaikan yang jauh lebih baik. Semoga Skripsi ini
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
HERDY ANIZAR
10727000434
ABSTRAK
PENGESAHAN
ABSTRAK……………………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..... v
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…….……………………………………….1
B. Batasan Masalah……………………………………………………. 7
C. Rumusan Masalah………….………………………………………...7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian……….…………………….…….. 8
E. Tinjauan Teori…..…………………………………………………....9
F. Metode Penelitian…………………………………………………...15
G. Sistematika Penulisan……………………………………………….17
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………….56
B. Saran……………………………………………………………...57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Negara kita saat ini telah memasuki dekade ketujuh pasca kemerdekaan dari
diambil dari APBN dalam arti luas, sedangkan untuk penyelenggaraan Negara dalam
diambil oleh pemerintah mempunyai dasar hukum yang kuat dan tidak berdasarkan
kekuasaan semata. Negara hukum adalah Negara yang berdiri diatas hukum yang
sendiri, oleh karena itu harus diimbangi dengan kesanggupan untuk menggali
1
Moh. Kusnardi & Hernmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta:
Pusat Studi Hukum dan Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1988), h.153
sumber-sumber pendapatan hasil daerah yang terdiri dari pajak daerah, retribusi,
Hal ini diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yang
diberi kekuasaan untuk membuat peraturan daerah atau peraturan lain yang sifatnya
undang dasar 1945 didalam pasal 18 ayat (5) dan (6) yang berbunyi 3:
2
Lihat, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat Dengan Pemerintah Daerah
3
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 18 ayat (5) dan (6)
ayat (6) “Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-
daerah untuk mengurus dan menjalankan roda pemerintah secara sendirinya, banyak
daerah yang menjadi dewasa dan berpikir bagaimana menarik investor ini dapat
Nomor 32 Tahun 2004 pada dasarnya adalah sama yaitu otonomi daerah diarahkan
kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakasa dan peran serta aktif masyarakat serta
peningkatan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu secara nyata,
mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan di daerah yang akan
menambah pendapatan asli daerah mereka, barbagai cara mereka lakukan, dengan
adalah kota pekanbaru yang membuat peraturan daerah Nomor 04 Tahun 2011
Pekanbaru sebagai kota yang terus berkembang dan sebagai Ibukota Provinsi,
tentunya masih banyak yang perlu ditata dan dibenahi termasuk dalam pemasangan
reklame terhadap suatu produk, baik dengan menggunakan papan, kain, selebaran
baik di daratan maupun di udara. Sebagaimana yang terdapat dalam Peraturan Daerah
“Dengan nama pajak reklame dipungut pajak kepada pemilik, pengusaha atau
penyelengaraan reklame, objek pajak reklame adalah sebagai berikut :
a. Reklame papan/billboard/viditron/megatron
b. Reklame kain
c. Reklame melekat ( Stiker )
d. Reklame selebaran
e. Reklame berjalan, termasuk pada kenderaan
f. Reklame udara
g. Reklame suara
h. Reklame film/slide
i. Reklame peragaan5
reklame yang dipasang baik oleh pihak swasta maupun oleh pihak pemerintah,
selanjutnya untuk pemasangan reklame yang dilakukan oleh pemerintah dan untuk
politik, internet, televisi, radio, warta harian, warta mingguan dan warta bulanan ini
5
Pasal 2 ayat (1) dan (2 ) Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2006 di Kota Pekanbaru
tidak termasuk dalam objek pajak reklame6.
dengan tidaknya, reklame tentunya adalah sesuatu yang dipasang oleh pihak swasta
untuk membuat para konsumen agar produk mereka dikenal, dan juga dalam
penelitian yang penulis lakukan ini adalah terhadap reklame yang memakai penerang
atau lampu, pada Kota Pekanbaru ini banyak dapat dilihat pada jalan-jalan protokoler
seperti Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Tuan Tambusai. Kemudian antara reklame
yang tidak memakai penerang (lampu) dengan yang memakai lampu itu sangat
Dalam hal penerapan sanksi terhadap para wajib pajak yang tidak memabayar
6
Sebagaimana bunyi Pasal 2 ayat (3) bahwa tidak termasuk sebagai objek pajak reklame
adalah :
a. Penyelenggaraan reklame oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
b. Penyelenggaraan reklame semata-mata untuk kepentingan umum dalam jangka waktu
yang ditentukan dan dizinkan oleh walikota
c. Penyelenggaraan reklame oleh badan perwakilan diplomatic, perwakilan konsulat,
perwakilan persatuan bangsa-bangsa serta badan-badan, khususnya badan-badan atau
lembaga organisasi international.
d. Penyelenggaraan reklame organisasi politik atau organisasi social politik yang semata-
mata mengenai politik
e. Penyelenggaraan reklame melalui internet, televise, radio, warta harian, warta mingguan
dan warta bulanan dan sejenisnya.
kemudian dapat juga membongkar papan reklame tersebut yang sedang berlangsung7
melakukan pembayaran terhadap pajak reklame sesuai dengan Perda Nomor 4 Tahun
2011. Oleh karena ada pihak-pihak setelah melakukan pemasangan reklame sulit
untuk ditemui, baik perorangan maupun perusahaan karena berbagai alasan dan
sanggahan. Sehingga tidak melakukan pembayaran terhadap pajak reklame yang telah
dipasang.
tersebut dari pihak pemerintah Kota Pekanbaru melalui dinas terkait. Masih ada
pemasangan reklame yang tidak sesuai pada tempatnya, bahkan ada yang rusak atau
tumbang namun tidak diperbaiki seperti semula sehingga juga dapat mengganggu
kenyaman orang lain. Di samping itu juga kurangnya ketegasan dari pemerintah kota
reklame.
mengangkat judul penelitian dalam karya ilmiah dalam bentuk skripsi sebagai tugas
7
Sebagaiamana yang terdapat dalam Pasal 26 Perda Nomor 2 Tahun 2006 pada ayat (1)
menyatakan Walikota/dan atau pejabat lainya yang ditunjuk berwenang melakukan pemeriksaan
sewaktu-waktu dan membongkar atau menurunkan terhadap rekalame terpasang atau menghentikan
pemasangan rekalame yang sedang berlangsung apabila :
a. Tidak membayar pajak reklame sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Tidak memiliki izin dari Walikota atau pejabat yang berwenang lainya.
c. Bertentangan dengan kepentingan umum
akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Syariah dan Ilmu
B. Batasan Masalah
C. Rumusan Masalah
Pekanbaru?
Pekanbaru ?
Adapun yang menjadi tujuan yang hendak di capai dari penelitian ini adalah
Pekanbaru
Sedangkan kegunaan yang diharapkan dari penelitian dan kajian ini adalah
sebagai berikut :
a. Secara teoritis kajian ini berusaha menganalisis secara akademis, dan hasil
hukum
E. Tinjauan Teori
daerah berupaya untuk mencari dan menambah pendapat daerah dari berbagai potensi
dan sumber daya yang tersedia, antara lain adalah pemungutan pajak.
Salah satu jenis pajak yang harus mendapat pengaturan adalah Pajak Reklame,
sebagai kota yang terus berkembang dan mendapat perhatian dari berbagai pihak,
baik untuk mengembangkan bisnis maupun untuk hal-hal yang lainnya, berbagai
reklame dapat terpasang di berbagai tempat di Kota Pekanbaru. Untuk itu perlu
berlaku.
adalah dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak
pribadi atau badan hukum yang menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas nama
sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.
reklame, sedangkan subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan, menyelenggarakan atau melakukan pemesanan reklame. Adapun lokasi
subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang melakukan,
Dalam hal reklame diselenggarakan sendiri secara langsung oleh pribadi atau
Badan, Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan tersebut. Sedangkan
dalam hal reklame diselenggarakan melalui pihak ketiga, pihak ketiga tersebut
Dalam Pasal 7 Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame
disebutkan bahwa:
(2) Izin sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis kepada
Walikota atau Pejabat lain yang ditunjuk dengan mengisi formulir dan
(3) Sebelum izin diterbitkan oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk, Pemilik/
ditunjuk.
reklame tersebut.
Pajak merupakan pungutan dengan sifat khusus, yaitu tanpa adanya jasa
timbal secara langsung. Hubungan antara pemerintah dengan wajib pajak tidak
bersifat timbal balik, karena pemerintah hanya mempunyai hak saja, yaitu hak untuk
Demikian juga halnya dengan pajak daerah, yang dipungut oleh pemerintah
daerah atau instansi terkait yang ada di daerah dalam rangka untuk menunjang
pembangunan di daerah. Di samping pajak daerah, juga terdapat retribusi daerah yang
pembangunan daerah. Dalam hal ini pajak daerah dan retribusi daerah sering
8
Sumyar, Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Perpajakan, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya,
2004), h.22
digandengkan karena merupakan pemasukan daerah dari berbagai aspek dan sektor
pungutan.
Pajak dan retribusi daerah adalah pungutan yang dibayar langsung oleh
mereka yang menikmati suatu pelayanan dan biasanya dimaksudkan untuk menutup
seluruh atau sebagian dari biaya pelayanan. Sejalan dengan pengertian Pajak daerah,
maka penerimaan yang diperoleh penguasa publik dari rumah tangga swasta,
prestasi yang diselenggarakan atas usul dan kepentingan Rumah Tangga Swasta dan
Dari pengertian di atas, maka pajak daerah dan retribusi daerah merupakan
salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial, hal ini tergantung dari besar
kecilnya jasa layanan yang diberikan oleh daerah yang bersangkutan. Pajak dan
Retribusi juga suatu pembayaran dari rakyat kepada Negara dimana kita dapat
melihat adanya hubungan antara kelas jasa yang secara langsung diterima dengan
Adapun objek pajak dan retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang
disediakan oleh pemerintah daerah. Namun tidak semua yang diberikan oleh
pemerintah daerah dapat dipungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu
9
Suparmoko, Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, (Yogyakarta:BPFE, UGM, 1985),
h.44
yang menurut pertimbangan sosial ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi.
Adapun jasa tertentu dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu Jasa
Pajak dan Retribusi Jasa Umum adalah pajak atau retribusi atas jasa yang
disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Objek
retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah
untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
Pajak dan Retribusi Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh pemerintah
daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sektor swasta. Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang
meliputi:
pihak swasta.
10
Ahmad Yani, Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada), h.56
Retribusi Perizinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah
Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana atau
fasilitas.
Kesemua jenis pajak dan retribusi tersebut adalah merupakan pendapatan asli
daerah, yang dapat menopang pembangunan daerah dalam berbagai sektor. Oleh
karena itu pungutan pajak dan retribusi yang dilakukan merupakan bentuk dari
dikembalikan lagi kepada masyarakat, dalam wujud pembangunan, baik yang berupa
11
Ibid, h.35
fasilitas umum maupun dalam bentuk bantuan kepada masyarakat yang
F. Metode Penelitian
keberhasilan dalam suatu penelitian yang akan dilakukan yaitu sebagai berikut:
Dilihat dari jenisnya, penelitian ini adalah termasuk dalam penelitian hukum
data primer dan data sekunder yang didapat langsung dari responden melalui
wawancara untuk dijadikan data / informasi sebagai bahan dalam penulisan pada
penelitian ini.
2. Lokasi Penelitian
ini dilakukan disini adalah karena Kota Pekanbaru adalah salah satu kota yang
terdapat pada provinsi Riau, Pekanbaru merupakan ibu kota Provinsi Riau yang
Untuk kelancaran dan mendapatkan data yang akurat terhadap penelitian yang
akan penulis lakukan ini maka populasi yang akan dimasukkan dalam penulisan ini
orang
Adapun sampel dalam penelitian ini terlalu banyak maka penulis hanya
sebanyak 23 orang.
sebagai berikut:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan
b. Data Sekunder, yaitu data yang dapat menjelaskan dan menganalisa data
primer tersebut yaitu berupa bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder.
c. Data Tersier, yaitu data yang diperoleh dari kamus atau ensiklopedia yang
4. Kajian Pustaka yaitu yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis dalam
penelitian ini.
dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif, artinya analisis dengan menggunakan data
yang berupa angka-angka melalui tabulasi dari data yang diperoleh dari angket,
kesimpulan dengan metode deduktif, yakni dari hal-hal yang bersifat umum kepada hal-
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yang
terbagi dalam:
BAB III TINJAUAN UMUM, yang terdiri dari Peraturan Daerah Nomor 4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Pekanbaru sebuah kota yang diperintah oleh seorang Walikota yang dkenal
dengan Istilah Pemerintahan Kota. Selain itu Pekanbaru merupakam Ibu Kota
1987 dimana Daerah Admnistratif dipimpin oleh seorang Walikota dan bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Daerah (Gubernur). Kota Pekanbaru semula hanya
62,96 Km2 diperluas menjadi 446,50 Km2 yang tediri dari 8 (delapan) kecamatan
dan 45 kelurahan / desa, yakni Kecamatan Tampan, Bukit Raya, Lima Puluh, Sail,
Pekanbaru Kota, Sukajadi, Senapelan dan Rumbai. Dari hasi pematokan oleh Badan
Pertanahan Nasional (BPN) Tingkat I Riau, luas wilayah Kota Pekanbaru ditetapkan
Secara geografis, Kota Pekanbaru terletak antara 1010 14- 1010 34 Bujur
Timur dan 0025’-0045’ lintang Utara. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Siak dan Kampar, sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Kampar dan
12
Pekanbaru Dalam Angka
Pelelawan, di sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten
Kota Pekanbaru dibelah oleh sungai siak yang mengalir dari barat ke timur,
memiliki beberapa anak sungai antara lain: Sungai Umban Sari, Air Hitam, Sibam,
Setukul, Pengambang, Ukai, Sago, Senapelan, Limau dan Tampan. Sungai Siak juga
serta dari daerah lainnya. Sungai Siak merupakan sungai terdalam di Pulau Sumatera
fungsinya sangat besar bagi masyarakat yang tinggal di sekitar sunga siak. Sungai
siak dijadikan oleh masyarakat pinggiran sungai siak sebagai tempat mandi, mencuci,
Kota Pekanbaru merupakan daerah yang relatif datar, dengan struktur tanah
pada umumnya terdiri dari jenis aluvial dengan pasir, sementara pinggiran kota pada
umumnya terdiri dari jenis tanah organosol dan humus yang merupakan rawa-rawa
yang bersifat asam, serta sangat kerosif untuk besi. Dengan keadaan tanah semacam
ini hanya bisa ditumbuhi oleh jenis tanaman yang tahan dengan keasaman tinggi
Pada umumnya kota ini beriklim tropis dengan suhu udara maksimum
berkisar antara 34,00C – 36,70C dan suhu minimum berkisar antara 20,00C dan
13
Ibid.
22,40C. curah hujan antara 96,6 – 560,8 mm per tahun. Musim hujan jatuh pada bulan
september s/d pebruari. Sementara musim kemarau jatuh pada bulan maret s/d
Kota Pekanbaru berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Perda Nomor 4 Tahun 2001 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas
mengadakan hubungan dan kerja sama dengan instansi lain, guna kelancaran
pelaksanaan tugas.
b. Membina yang merupakan segala usaha dan kegiatan pendidikan dan latihan
perpajakan daerah.
legalisasinya.15
15
Perda Nomor 7 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas di Lingkungan
Pemerintah Kota Pekanbaru.
e. Merumuskan dan melaksanakan peyampaian dan penerimaan surat
perlengkapan.
perlengkapan.
perhitungan dan menerbitkan surat ketatapan pajak daerah (SKPD) dan surat
merumuskan penagihan pajak/retribusi daerah yang telah lewat waktu jatuh tempo,
pendapatan/retribusi daerah.
retribusi dan pendapatan lain-lain serta penerimaan badan usaha milik daerah,
bagi hasil pendapatan pajak dan bukan pajak, serta mempelajari peraturan perundang-
daerah.
BAB III
TINJAUAN TEORITIS
meliputi:
dengan Gubernur.
Desa atau nama lainnya bersama dengan Kepala Desa atau nama lainnya.17
17
Rahimullah, Hukum Tata Negara Ilmu Perundang-Undangan, (Jakarta: PT.Gramedia,
2006), h.74
undangan diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat
dapat disampaikan oleh anggota, komisi, gabungan komisi, atau alat kelengkapan
Daerah dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bersama Gubernur atau
mempunyai kekuatan hukum, karena disahkan oleh lembaga yang berwenang untuk
itu, yakni lembaga DPRD bersama dengan Kepala Daerah. Untuk itu dalam
pelaksanaannya tentu mengikat semua pihak dan wajib untuk diikuti dan dipatuhi
sebagai suatu aturan hukum yang dapat dijadikan pedoman dalam berbagai hal dan
18
Ibid, h.98
Demikian juga halnya dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang
(1) Dengan nama Pajak Reklame dipungut pajak kepada pemilik, pengusaha atas
penyelenggaraan reklame.
(2) Objek pajak reklame sebagaimana di maksud pada ayat (1) dalam pasal ini
meliputi:
b. Reklame kain.
d. Reklame selebaran.
f. Reklame udara.
g. Reklame suara.
h. Reklame film/slide.
i. Reklame peragaan.
j. Reklame apung.
(3) Tidak termasuk sebagai objek Pajak Reklame sebagaimana dimaksud pada
e. Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan
Daerah.
Daerah disebutkan, bahwa “Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD,
yaitu:
pendapatan asli daerah adalah di sector pajak daerah, yang pengaturan melalui
Penghasilan daerah melalui sektor pajak merupakan sektor yang paling dominan
warga Negara di samping hak-hak yang juga harus diperolehnya. Adapun hak-hak
yang melekat pada manusia adalah hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum, dan
hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.
kewajiban asasi, yaitu kewajiban-kewajiban yang pokok yang harus dijalankan oleh
hidup rukun, kewajiban untuk bekerja sehubungan dengan kelangsungan hidup dan
sebagainya.19
19
Kartasapoetra, Sistimatika Hukum Tata Negara, (Jakarta: Bina Aksara, 1998), h.246
Di antara kewajiban yang harus dilaksanakan oleh warga negara Indonesia
adalah taat dan patuh dengan ketentuan membayar pajak, yang berhubungan dengan
harta benda yang dimiliki, seperti PBB, pajak kendaraan, pajak penghasilan dan
sebagainya. Pajak yang dibayarkan tersebut juga akan dikembalikan lagi kepada
prsarana dan sebagainya, oleh karena itu pajak juga disebut dari masyarakat, oleh
Adapun objek pajak dan retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang
disediakan oleh pemerintah daerah. Namun tidak semua yang diberikan oleh
pemerintah daerah dapat dipungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu
yang menurut pertimbangan sosial ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi.
Adapun jasa tertentu dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu Jasa
Pajak dan Retribusi Jasa Umum adalah pajak atau retribusi atas jasa yang
disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Objek
retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah
20
Ahmad Yani, Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada), h.56
untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
Pajak dan Retribusi Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh pemerintah
daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sektor swasta. Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang
meliputi:
pihak swasta.
Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana atau
d. Izin gangguan.
e. Izin trayek.
Kesemua jenis pajak dan retribusi tersebut adalah merupakan pendapatan asli
daerah, yang dapat menopang pembangunan daerah dalam berbagai sektor. Oleh
karena itu pungutan pajak dan retribusi yang dilakukan merupakan bentuk dari
Dalam Pasal 22 Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah
disebutkan bahwa:
(1) Dalam rangka pengawasan, Walikota atau Pejabat yang ditunjuk bila
kepada wajib pajak, dalam tenggang waktu yang cukup dan seluruh biaya
(3) Tata cara dan pelaksanaan penempatan personil dan atau peralatan dimaksud
penataan dan peralatan potensi wajib pajak riil dan tidak bersifat investigasi atau
berlaku.
Pekanbaru. Hal ini dilakukan untuk menertibkan pemasangan reklame yang tidak
pada tempatnya. Apabila terjadi pemasangan reklame tidak pada tempatnya maka
tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Hal ini berkenaan dengan cara-cara
untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara
Sehubungan dengan hal tersebut, maka tujuan dari pengawasan adalah untuk
pekerjaan atau kegiatan yang menjadi objek pengawasan, apakah sesuai dengan yang
21
T.Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1999), h.359
22
Sujamto, Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986),
h.96
Pengawasan pendahuluan, pengawasan ini dirancang untuk mengantisipasi
pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus
disetujui terlebih dahulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-
kegiatan bisa dilanjutkan, atau menjadi semacam peralatan yang lebih menjamin
hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari
penyimpangan-penyimpangan.
23
T.Hani Handoko, Op. Cit, h.362
Sehubungan dengan pendapat di atas, maka pihak yang melakukan
pengawasan adalah pihak yang mempunyai kewenangan yang diberikan oleh undang-
undang atau oleh atasannya untuk melakukan suatu pekerjaan agar pekerjaan tersebut
tugas tersebut dapat didelegasikan kepada pihak lain atau bawahan yang diberikan
berhubungan dengan keasrian dan keindahan kota, oleh karena itu penempatan papan
reklame tersebut harus sesuai dengan tempat-tempat yang sudah ditentukan agar tidak
kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang
kegiatan adalah penting, karena untuk kelancaran suatu rencana kerja sudah pasti
24
Sujamto, Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986),
h.15
harus ada pemantauan atau pengawasan terhadap kegiatan tersebut. Demikian juga
halnya dengan proses kegiatan yang dilakukan dalam suatu pemerintahan, sudah pasti
harus dapat diketahui seberapa besar kegiatan tersebut telah terlaksana atau seberaba
dalam wilayah Kota Pekanbaru, sebagaimana terlihat data pada tabel di bawah ini..
Tabel 4.1
Tanggapan Responden Tentang Pengawasan Terhadap
Pemasangan Reklame
1 Ada 15 71,43%
Jumlah 21 100%
Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar dari responden yakni
sebanyak 15 orang atau 71,43% menyatakan, bahwa ada staf dari Dinas Pendapatan
wilayah Kota Pekanbaru. Sedangkan sebagian kecil dari responden yakni sebanyak 6
orang atau 28,57% menyatakan, bahwa tidak ada yang melakukan pengawasan atas
Pekanbaru pasti dilakukan pengawasan dan pendataan terhadap ukuran dan tempat
pemasangan reklame tersebut. Hal ini memang sudah menjadi kewajiban dari
Pekanbaru melalui staf dari Badan Pelayanan Terpadu Kota Pekanbaru, hal ini
Pekanbaru, karena penertiban ini sangat perlu dilakukan karena berhubungan dengan
reklame, jadi tidak pada tempat-tempat yang sempit dan tempat-tempat keramaian,
25
Detris Hatmaja (Bagian Pengawas), Wawancara. 20 Desember 2012
tersebut di sembarang tempat, tetapi pemasangan reklame tersebut pada tempat-
Tabel 4.2
1 Ada 17 80,95%
Jumlah 21 100%
Sehubungan dengan data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak
bahwa tidak ada pengaturan atau penertiban terhadap pemasangan reklame. Hal ini
memang terjadi pada pihak-pihak yang tidak memberitahukan kepada instansi terkait
Namun menurut Bagas salah seorang staf pada Dinas Pendapatan Daerah
dipersiapkan, dan segera membayar pajak sebagaimana yang sudah diatur dalam
ditentunkan, maka pihak Pemerintah Kota Pekanbaru melalui instansi terkait dapat
Tabel 4.3
1 Ada 16 76,19%
Jumlah 21 100%
Data pada tabel di atas menunjukkan, bahwa sebagian besar dari responden
yakni sebanyak 16 orang atau 76,19% menyatakan, bahwa memang ada penertiban
terhadap pemasangan reklame yang tidak pada tempatnya, serta tidak pula
terkait. Oleh karena itu pihak pengawas pada Dinas Pendapatan Kota Pekanbaru
26
Bagas (Staf Dispenda Kota Pekanbaru), Wawancara, 20 Desember 2012
melakukan penertiban terhadap pemasangan reklame yang tidak sesuai pada tempat
Sedangkan sebagian kecil saja dari responden yakni sebanyak 5 orang atau
sebesar 23,81% menyatakan tidak ada penertiban. Hal ini memang mereka yang
Pekanbaru, hal ini untuk menjaga agar pemasangan reklame yang ada di Kota
Pekanbaru ditertibkan sesuai dengan tempat-tempat yang telah ditentukan, hal ini
dilakukan secara berkala dan rutin dilakukan sesuai dengan program yang telah
oleh Detris Hatmaja yang menyatakan, bahwa timnya tetap melakukan pengawasan
terhadap pemasangan reklame sesuai dengan tempat dan ukuran yang telah
ditetapkan.27
dan penertiban terhadap pemasangan reklame tetap dilakukan pengawasan oleh Dinas
Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru, melalui tim yang ditunjuk oleh pimpinan. Oleh
27
Detris Hatmaja (Bag.Pengawas Dispenda Kota Pekanbaru), Wawancara, 20 Desember 2012
karena itu setiap pemilik atau penyelenggara reklame harus dapat memperhatikan
dalam pemasangan reklame bagi wajib pajak.28 Hal ini berarti bahwa pengawasan
yang dilakukan hanya bersifat penataan dan penertiban agar pemasangan reklame
terhadap sesuatu hal. Dalam hal pemasangan reklame tentunya penertiban terhadap
berlaku.
yang ditunjuk oleh pimpinan dalam rangka melakukan penertiban dan penataan
Oleh karena itu semua pihak sebagai pemilik dan penyelenggara reklame
harus mengikuti ketentuan yang berlaku, sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame, yang bertujuan untuk
pemasukan sejumlah uang kepada kas daerah, yang nantinya juga dipergunakan untuk
Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru memang terlihat belum efektif, karena masih ada
pemasangan reklame yang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu ke depan Dinas
tempat yang lain. Oleh karena itu perlu dilakukan penertiban agar pemasangan
di sisi lain juga harus diperhatikan keindahan kota, karena pemasangan reklame yang
tidak pada tempatnya dapat merusak pemandangan. Apalagi reklame yang dipasang
tersebut tumbang atau sudah koyak, hal ini dapat mengganggu orang lain, atau dapat
Oleh karena itu pihak pengawas senantiasa harus melakukan tugasnya, agar
penataan dan penertiban pemasangan reklame tersebut dapat dilakukan sesuai dengan
29
Detris Hatmaja (Bagian Pengawas), Wawancara, 20 Desember 2012
B. Faktor Penghambat dalam Pengawasan Terhadap Pemasangan Reklame di
Kota Pekanbaru
Setiap pengguna jasa yang disediakan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru, sudah
pasti dikenakan untuk membayar sejumlah uang sebagai pajak, yakni pembayaran
sejumlah uang tersebut merupakan uang jasa sebagai imbalan dari fasilitas yang telah
pemasangan reklame yang telah disediakan oleh pemerintah Kota Pekanbaru. Oleh
karena itu setiap pemilik atau penyelenggara reklame diwajibkan membayar pajak
reklame sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kota
Oleh karena itu kepada setiap pemilik atau penyelenggara reklame sudah pasti harus
membayar pajak kepada Pemerintah Kota Pekanbaru, sebagai bentuk dari uang jasa
diatur mengenai tempat, jenis, dan ukuran. Hal ini untuk memberikan kenyamanan
bagi masyarakat Kota Pekanbaru yang ada di sekitar reklame tersebut, seperti pejalan
1 Mudah 14 66,67%
Jumlah 21 100%
reklame tersebut.
Kota Pekanbaru melalui instansi terkait. Oleh karena itu sudah pasti mengalami
kesulitan karena pasti dilakukan penertiban oleh pihak pengawas pada Dinas
penyelenggara mengisi formulir dan mendaftarkan reklame yang mereka pasang pada
maka wajib pajak dapat melakukan pelaporan terhadap instansi yang terkait dengan
membawa persyaratan yang sudah ditentukan, dan kepada pihak wajib pajak yang
bersangkutan segera dikeluarkan surat perintah untuk membayar pajak dari instansi
yang terkiat.
pihak wajib pajak yang melakukan pembayaran pajak reklame sesuai dengan ukuran,
tinggi, dan lebarnya. Oleh karena itu sesuai dengan ungkapan yang diberikan oleh
Andi salah seorang wajib pajak, yang menyatakan bahwa semakin lama dilakukan
pembayaran, maka semakin sulit nanti untuk mendapatkan kemudahan dan kenyaman
Tabel 4.5
Tanggapan Responden Tentang Adanya Hambatan dalam Pengawasan Terhadap
Pemasangan Reklame
No Tanggapan Responden Jumlah Persentase
1 Ada 15 71,43%
Jumlah 21 100%
responden atau sebesar 71,43% menyatakan, bahwa memang ada hambatan dalam
sehingga bagi pemilik atau penyelenggara yang telah mendaftar atau telah mengisi
tersebut telah terisi oleh pemilik atau penyelenggara yang lain, sehingga harus
menunggu giliran atau menunggu sampai habis waktu yang telah ditentukan bagi
pemasang reklame tersebut. Tentunya dalam hal ini juga menyulitkan bagi pihak
tidak diketahui.
bahwa tidak ada hambatan dalam pemasangan reklame di Kota Pekanbaru. Hal ini
memang bagi mereka yang mendaftar dan langsung mendapatkan tempat pemasangan
reklame tersebut tentu tidak ada hambatan bagi mereka. Namun yang pasti tidak
yang ia harapkan. Kemudian kendala yang lain juga ada yang dirusak oleh pihak-
kembali agar tujuan dari pemasangan reklame tersebut dapat tercapai sesuai dengan
yang diharapkan.
pengawasan pemasangan reklame, yakni apabila ada pemilik yang telah melakukan
bersangkutan tidak berada di tempat dan bahkan ada yang berada di luar kota. Hal ini
dapat membuat kendala bagi pihak pengawas dalam melakukan penertiban terhadap
Di samping itu ada juga pemilik reklame yang sudah mendaftarkan dan
dispensasi tersebut dan telah melewati tenggang waktu yang diberikan, si pemilik
Selanjutnya kendala lain yang juga dialami oleh pemerintah Kota Pekanbaru
tidak mau bertanggung jawab terhadap reklame yang dipasangnya, karena reklame
tersebut milik suatu perusahaan yangmana kantor pusatnya di luar kota, sehingga
harus menunggu konfirmasi terlebih dahulu dari perusahaan yang bersangkutan, dan
adakalanya sudah melewati batas waktu yang telah ditentukan. Kebijakan yang
kendala atau hambatan yang dihadapi oleh pihak pengawas. Namun demikian
hambatan tersebut sedapat mungkin diatasi dengan berbagai cara dan melakukan
penataan yang dapat diterima oleh semua pihak. Oleh karena itu pihak pengawas juga
reklame adalah dengan melakukan seleksi dan melihat kelengkapan persyaratan pada
saat mendaftar dan mengisi formulir permohonan izin untuk pemasangan reklame
tersebut, agar tidak terjadi hal-hal sebagaimana yang disebutkan di atas. Demikian
juga solusi terhadap penyediaan tempat-tempat reklame yang diatur menurut waktu
yang telah ditentukan dan mengikuti budaya antri, yakni secara bergantian sesuai
dengan tenggang waktu yang diajukan dalam pengajuan izin pemasangan reklame
tersebut.32
Tabel IV.6
tempat
Jumlah 21 100%
Dari data di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 11 orang responden atau
sebesar 52,38% menyatakan, bahwa solusi yang harus dilakukan dalam mengatasi
32
Bagas (Staf Dispenda Kota Pekanbaru), Wawancara, 20 Desember 2012
hambatan dalam melakukan pengawasan terhadap pemasangan reklame di Kota
pengawasan, agar pemasangan reklame tersebut dapat terpantau dan tidak melakukan
bahwa solusi yang juga harus dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam melakukan
tempat pemasangan reklame tersebut, agar pemilik atau penyelenggara reklame dapat
memasang reklame yang telah mendapat izin dari Dinas Pendapatan Daerah Kota
Pekanbaru.
yang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu bagi pemilik atau penyelenggara reklame
juga akan mendapatkan sanksi apabila pemasangan reklame yang dilakukan tidak
pada tempatnya.33
Di samping itu solusi yang juga dilakukan oleh pihak Dinas Pendapatan
33
Ibid.
terhadap pemasangan reklame adalah dengan melakukan sosialisasi terhadap tempat-
tempat pemasangan reklame yang telah ditentukan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru.
Adapun sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Dinas Pendapatan Daerah Kota
Kemudian juga dengan menerapkan sanksi yang tegas bagi pemilik dan
penyelenggara reklame yang melanggar peraturan yang berlaku. Adapun sanksi yang
diterapkan tersebut adalah dengan cara mencabut izin yang telah diberikan, karena
izin yang diberikan tersebut penerapannya harus sesuai dengan Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame, artinya mulai dari tempat, waktu dan
pajak yang dikenakan sudah dijelaskan secara rinci dalam peraturan daerah tersebut.34
memperhatikan peraturan tersebut. Apabila hal ini dilanggar maka pihak pengawas
dapat langsung menegur atau bahkan melaporkan kepada atasannya agar izin yang
telah diberikan tersebut dapat dicabut, karena dianggap telah melakukan pelanggaran.
berwenang untuk mengambil tindakan. Jadi salah satu solusi untuk mengatasi
berhasil sesuai dengan yang diharapkan, karena sudah melalui proses kebijakan
dalam pelaksanaannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengawas yang ditunjuk oleh pejabat yang terkait (Dispenda Kota Pekanbaru).
Apabila pemasangan reklame tersebut tidak pada tempat yang ditentukan, maka
dapat dilakukan secara efektif, karena masih ada pemasangan reklame yang tidak
pada tempatnya.
kurangnya personil dan keterbatasan tempat atau sarana yang tersedia, sehingga
pemilik harus menunggu waktu yang telah ditentukan, kemudian juga reklame
yang dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab maka mempersulit
pemasangan reklame yang tidak pada tempatnya, kemudian pemilik berada di luar
reklame, serta menerapkan sanksi yang tegas terhadap pemasangan reklame yang
tidak pada tempatnya, sehingga pengawasan yang dilakukan oleh pihak pengawas
B. Saran
sebagai berikut:
1. Bagi pihak Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Dinas Pendapatan Daerah harus
dalam wilayah Kota Pekanbaru, karena berhubungan dengan tata dan keindahan
kota. Apabila tidak ada ketegasan maka pemasangan reklame dapat saja tidak
sekitarnya.
harus sesuai pada tempat yang telah ditentukan dan dengan konstruksi yang kuat
Josep Riwu Kaho, Prospek Otonomi Daerah Di Negara Republik Indonesia, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
Moh. Kusnardi & Hermaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia
(cetakan ketujuh), pusat Studi Hukum dan Tata Negara Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Jakarta, 1988
Sarundajang, Babak baru Sistem Pemerintahan Daerah, Kata Hasta Pustaka, 2005.
Suparmoko, Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, BPFE UGM, Yogyakarta,
1985
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 04 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 07 Tahun 2001 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas-Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru
www.google.hukum.online.com
DAFTAR PERTANYAAN
UNTUK STAF DISPENDA DAN BAGIAN PENGAWAS
PERTANYAAN