Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

PENYAKIT TROPIS

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANDRE JEFRIANSYAH
NPM : F0H020068
KELAS : 2B

DOSEN PENGAMPU
SARDANIAH, SST.,M.Kes

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
PENDERITA FILARIASIS (KAKI GAJAH)

1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Berisi data data umum tentang pasien misal : nama, umur ,jenis kelamin, agama,
pekerjaan, alamat, penganggung jawab dan lain lain.
b. Keluhan utama
Yang mendasari pasien datang ke rs
c. Riwayat kesehatan
Jenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat kelainan imun. Cacing
filariasis menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk infektif yang mengandung larva
stadium III. Gejala yang timbul berupa demam berulang-ulang 3-5 hari, demam ini dapat
hilang pada saat istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat.
 Riwayat Kesehatan Terdahulu
Riwayat penyakit sebelumnya Pasien biasanya belum pernah mengalami penyakit
filariasis sebelumnya

 Riwayat penyakit keluarga


Pada keluarga tidak ada yang mengalami penyakit filariasis

d.Pengkajian fungsional
a.      Aktifitas / Istirahat
  Gejala : Mudah lelah, intoleransi aktivitas, perubahan pola tidur.
 Tanda   : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktivitas (Perubahan
TD, frekuensi jantung)
b.       Sirkulasi
 Tanda : Perubahan TD, menurunnya volume nadi perifer, perpanjangan pengisian kapiler.
c.      Integritas dan Ego
 Gejala : Stress berhubungan dengan perubahan fisik, mengkuatirkan penampilan, putus
asa, dan sebagainya.
 Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.
d.       Integumen
 Tanda : Kering, gatal, lesi, bernanah, bengkak, turgor jelek.
e.       Makanan / Cairan
 Gejala : Anoreksia, permeabilitas cairan.
 Tanda : Turgor kulit buruk, edema.
f.      Hygiene
 Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS (Aktifitas kehidupan sehari hari)
 Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
g.      Neurosensoris
 Gejala : Pusing, perubahan status mental, kerusakan status indera peraba, kelemahan otot.
 Tanda : Ansietas, refleks tidak normal.
h.        Nyeri / Kenyamanan
 Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala.
 Tanda : Bengkak, penurunan rentang gerak.
i.        Keamanan
 Gejala : Riwayat jatuh, panas dan perih, luka, penyakit defisiensi imun, demam berulang,
berkeringat malam.
 Tanda : Perubahan integritas kulit, pelebaran kelenjar limfe.
j.      Seksualitas
 Gejala : Menurunnya libido
 Tanda : Pembengkakan daerah skrotalis
k.        Interaksi Sosial
 Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian.
 Tanda : Perubahan interaksi, harga diri rendah, menarik diri.

e. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum
1. Kesadaran
Kesadaran Pada manifestasi akut dapat ditemukan adanya limfangitis dan limfadenitis yang
berlangsung 3 – 15 hari, dan dapat terjadi beberapa kali dalam setahun (Zainuddin, 2014, hal.
39).
2. Tanda – tanda vital
Pasien dengan penyakit filariasis perubahan tekanan darah, menurunnya volume nadi perifer,
perpanjangan pengisian kapiler (Kunoli, 2012, hal. 203).
 Body system
1. Sistem pernafasan
Penyakit filariasis terjadi pernapasan pendek : dispnea nokturnal paroksismal ; batuk dengan /
tanpa sputum kental dan banyak (Aziz dkk, 2013, hal. 116).
2. Sistem kardiovaskular
ictus cordis tidak terlihat dan tidak kuat angkat, Perubahan TD, menurunnya volume nadi
perifer, perpanjangan pengisian kapiler (Kunoli, 2012, hal. 203).
3. Sistem pensyarafan
Kaki bengkak dan reflek tidak normal (Sudoyo dkk, 2010, hal. 2932).
4. Sistem perkemihan
Pembengkakan pada daerah skrotalis (Kunoli, 2012, hal. 203).
5. Sistem percernaan
Pasien mengalami anoreksia dan permeabilitas cairan (Kunoli, 2012, hal. 203).
6. Sistem integument
Warna kulit normal dan mengalami gangguan pada ekstemitas yang terkena kaki gajah, tekstur
kulit mengalami bengkak, gatal, lesi, bernanah pada kaki yang terkena (Kunoli, 2012, hal. 203).
7. Sistem muskuloskeletal
Terdapat edema pada kaki yang terkena dan kelemahan otot (Kunoli, 2012, hal. 203).
8. Sistem endokrin
Ditemukan adanya limfangitis dan limfadenitis yang berlangsung 3 – 15 hari, dan dapat terjadi
beberapa kali dalam setahun (Zainuddin, 2014, hal. 36).
9. Sistem reproduksi
Menurunnya libido (Kunoli, 2012, hal. 203).
10. Sistem pengindraan
Kerusakan status indra praba (Kunoli, 2012, hal. 203)
11. Sistem imun
Mengalami demam pada filariasis karena adanya inflamasi yang berawal dari kelenjar getah
(Sudoyo dkk, 2010, hal. 2932).

f. Pemeriksaan diagnostic
     Menggunakan sediaan darah malam, diagnosis praktis juga dapat menggunakan ELISA dan
rapid test dengan teknik imunokromatografik assay. Jika pasien sudah terdeteksi kuat telah
mengalami filariasis limfatik, penggunaan USG Doppler diperlukan untuk mendeteksi
pengerakan cacing dewasa di tali sperma pria atau kelenjer mammae wanita.

2. Diagnosa keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
3. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik
4. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit
3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Hipertermi Tujuan : Manajemen Hipertermi :
Batasan Karateristik Suhu tubuh agar tetap berada Observasi :
: pada rentang normal o Identifikasi penyebab hipertermi
 Suhu Diatas Kriteria hasil : o Monitor suhu tubuh
Normal Menggigil menurun o Monitor kadar elektrolit
 Kulit Merah Suhu tubuh membaik o Monitor haluan urine
 Kejang Suhu kulit membaik o Monitor komplikasi akibat hipertermi
 Takikardi Terapeutik :
 Takipneu o Sediakan lingkungan yang dingin
 Kulit Terasa o Longgarkan atau lepaskan pakaian
Hangat
o Basahi dan kipasi permukaan tubuh
o Berikan cairan oral
o Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hyperhidrosis
o Lakukan pendinginan eksternal
o Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
o Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
o Anjurkan tirah baring
Kolabirasi :
o Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu

2 Nyeri Tujuan : Manajemen Nyeri


Nyeri berkurang Observasi :
Kriteria Hasil : o Identifikasi lokassi, karateristik, durassi, frekuensi, kualitas , dan
Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri
Meringis menurun o Identifikasi skala nyeri
Sikap protektif menurun o Identifikasi respons nyeri non verbal
Gelisah menurun o Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
Kesulitan tidur menurun
Frekuensi nadi meningkat o Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
o Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
o Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
o Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
o Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik :
o Berikan teknik nonfarmologis untuk mengurangi rasa nyeri
o Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
o Fasilitas istirahat tidur
o Pertimbangan jenis dan sumber nyeri didalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
o Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
o Jelaskan strategi meredakan nyeri
o Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
o Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
o Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
o Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Pemberian Analgesik
Observasi :
o Identifikasi karateristik nyeri
o Identifikasi riwayat alergi obat
o Identifikasi kesesuaian jenis analgesic dengan tingkat keparahan
nyeri
o Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgesic
o Monitor efektifitas analgesic
Terapeutik :
o Diskusikan jenis analgesic yang disukai untuk mencapai analgesia
optimal, jika perlu
o Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus oploid untuk
mempertahankan kadar dalam serum
o Tetapkan target efektifitass analgesic untuk mengoptimalkan respon
pasien
o Dokumetasikan respon terhadap efek analgesic dan efek yang
diinginkan
Edukasi :
o Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi :
o Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesic, sesuai indikasi
3 Gangguan Tujuan : Manajemen Eliminasi Urine
eliminasi urine Pengosongan kandung kemih Tindakan :
semakin membaik Observasi :
Kriteria hasil : o Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine
Sensasi berkemih meningkat o Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia
Distensi urine menurun urine
Frekuensi BAK membaik Terapeutik :
o Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
o Batasi asupan cairan , jika perlu
o Ambil sample urine tengah atau kultur
Edukasi :
o Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
o Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
o Ajarkan mengambil specimen urine
o Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk
berkemih
o Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot panggul / berkemihan
o Ajurkan minum yang cukup, jika tidak ada konta indikasi
o Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Kolaborasi :
o Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu
Dukungan Perawatan Diri : BAB/BAK
Tindakan
Observasi :
o Identifikasi kebiasaan BAB / BAK sesuai usia
o Monitor integritas kulit
Terapeutik :
o Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan eliminasi
o Dukung penggunaan toilet atau pispot atau urinal secara konsisten
o Jaga privasi selama eliminasi
o Ganti pakaian pasien setelah eliminasi , jika perlu
o Bersihkan alat bantu BAB / BAK setelah digunakan
o Latih BAB / BAK sesuai jadwal, jika perlu
o Sediakan alat bantu (missal kateter eksternal, urinal ), jika perlu
Edukasi :
o Anjurkan BAB / BAK secara rutin
o Anjurkan ke kamar mandi / toilet, jika perlu
4 Gangguan Citra Tujuan : Promosi Citra Tubuh
Tubuh Persepsi tentang penampilan, Tindakan :
struktur tubuh, dan fungsi Obeservasi :
Batasan Karateristik fisik individu membaik o Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahapan perkembangan
: o Identifikasi budaya, agama , jenis kelamin dan umur terkait citra
Mengungkapkan tubuh
kecacatan / o Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
kehilangan bagian o Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
tubuh o Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
Kehilangan bagian Terapeutik
tubuh o Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
Fungsi / struktur o Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
tubuh berubah /
o Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan dan penuaan
hilang
o Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh (mis.
Luka, penyakit, pembedahan)
o Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara
realistis
o Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra
tubuh
Edukasi
o Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
o Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
o Anjurkan menggunakan alat bantu (mis. Pakaian, wig, kosmetik)
o Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis. Kelompok sebaya)
o Latih fungsi tubuh yang dimiliki
o Latih peningkatan penampilan diri (mis. Berdandan)
o Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun
kelompok
Promosi Koping
Tindakan :
Observasi :
o Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
o Identifikasi kemampuan yang dimiliki
o Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
o Identifikasi pemahaman proses penyakit
o Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
o Identifikasi metode penyelasaian masalah
o Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
Terapeutik
o Diskusikan perubahan peran yang dialami
o Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
o Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
o Diskusikan untuk mengklarifikasikan kesalahpahaman dan
mengevaluasi perilaku sendiri
o Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa
malu
o Diskusikan resiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
o Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
o Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam
keperawatan
o Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
o Tinjau kembali kemampuan dalam pengembalian keputusan
o Hindari mengambil keputusan saat pasien berada di bawah tekanan
o Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
o Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
o Dampingi saat berdua (mis. Penyakit kronis, kecacatan)
o Perkenalan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
o Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
o Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancaman
Edukasi
o Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan
sama
o Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
o Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
o Anjurkan keluarga terlibat
o Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
o Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
o Latih penggunaan teknik relaksasi
o Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
o Latih mengembangkan penilaian obyektif
5 Hambatan Tujuan : Dukungan Ambulasi
Mobilitas Fisik Dapat melakukan aktifitas Tindakan :
fisik tanpa bantuan Observasi :
Kriteria hasil : o Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Batasan Pergerakan ekstremitas o Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
Karakteristik : meningkat o Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
Mengeluh sulit Kekuatan otot meningkat ambulasi
menggerakkan Rentang gerak (ROM) o Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi
ekstremitas membaik o Terapeutik
Kekuatan otot o Fasilitasi aktifitas ambulasidengan alat bantu
menurun o Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik
Rentang gerak
(ROM) menurun o Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
ambulasi
Edukasi :
o Jelaskan tujuan dan proseedur ambulasi
o Anjurkan melakukan ambulasi dini
o Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan.
Dukungan mobilisasi
Tindakan
Observasi :
o Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
o Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
o Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi
o Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik :
o Fasilitas aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
o Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
o Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan
pergerakan
Edukasi :
o Jelaskan tujuan da prosedur mobilisasi
o Anjurkan melakukan mobilisasi dini
o Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan.
6 Resiko Tujuan : Promosi Harapan
Ketidakberdayaan Mampu mencapai hasil Tindakan
pencapaian hidup Observasi :
Kriteria hasil o Identifikasi harapan pasien dan keluarga dalam pencapaian hidup
Pernyataan mampu Terapeutik :
melakukan aktifitas hidup o Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai penting
meningkat o Pandu mengingat kembali kenangan yang menyenangkan
Pernyataan frustasi o Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan
ketergantungan pada orang o Kembangkan rencana perawatan yang melibatkan tingkat
lain menurun pencapaian tujuan sederhana sampai dengan kompleks
o Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga terlibat dengan
dukungan kelompok
o Ciptakan lingkungan yang memudahkan mempraktikkan kebutuhan
spiritual
Edukasi :
o Anjurkan mengungkapkan perasaan terhadap kondisi dengan
realistis
o Anjurkan mempertahankan hubungan
o Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik dengan orang lain
o Latih menyusun tujuan yang sesuai dengan harapan
o Latih cara mengembangkan spiritual diri
o Latih cara menenang dan menikmati masa lalu
Promosi Koping
Tindakan :
Observasi :
o Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan
o Identifikasi kemampuan yang dimiliki
o Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
o Identifikasi pemahaman proses penyakit
o Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
o Identifikasi metode penyelasaian masalah
o Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
Terapeutik
o Diskusikan perubahan peran yang dialami
o Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
o Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
o Diskusikan untuk mengklarifikasikan kesalahpahaman dan
mengevaluasi perilaku sendiri
o Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa
malu
o Diskusikan resiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
o Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
o Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam
keperawatan
o Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
o Tinjau kembali kemampuan dalam pengembalian keputusan
o Hindari mengambil keputusan saat pasien berada di bawah tekanan
o Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
o Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
o Dampingi saat berdua (mis. Penyakit kronis, kecacatan)
o Perkenalan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
o Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
o Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancaman
Edukasi
o Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan
sama
o Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
o Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
o Anjurkan keluarga terlibat
o Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
o Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
o Latih penggunaan teknik relaksasi
o Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
o Latih mengembangkan penilaian obyektif
4. Implementasi
Tindakan keperawatan dilaksanakan berdasarkan intervensi yang telah direncanakan
sesuai kondisi pasien saat itu

5. Evaluasi
1. Suhu tubuh pasien dalam batas normal.
2. Dapat mengurangi rasa nyeri pada pasien
3. HDR pasien tidak rendah
4. Menunjukkan perilaku yang mampu kembali melakukan aktivitas
5. Mempertahankan keutuhan kulit, lesi pada kulit dapat hilang

Anda mungkin juga menyukai