PENYAKIT TROPIS
DISUSUN OLEH :
NAMA : ANDRE JEFRIANSYAH
NPM : F0H020068
KELAS : 2B
DOSEN PENGAMPU
SARDANIAH, SST.,M.Kes
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Berisi data data umum tentang pasien misal : nama, umur ,jenis kelamin, agama,
pekerjaan, alamat, penganggung jawab dan lain lain.
b. Keluhan utama
Yang mendasari pasien datang ke rs
c. Riwayat kesehatan
Jenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat kelainan imun. Cacing
filariasis menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk infektif yang mengandung larva
stadium III. Gejala yang timbul berupa demam berulang-ulang 3-5 hari, demam ini dapat
hilang pada saat istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat.
Riwayat Kesehatan Terdahulu
Riwayat penyakit sebelumnya Pasien biasanya belum pernah mengalami penyakit
filariasis sebelumnya
d.Pengkajian fungsional
a. Aktifitas / Istirahat
Gejala : Mudah lelah, intoleransi aktivitas, perubahan pola tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktivitas (Perubahan
TD, frekuensi jantung)
b. Sirkulasi
Tanda : Perubahan TD, menurunnya volume nadi perifer, perpanjangan pengisian kapiler.
c. Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan perubahan fisik, mengkuatirkan penampilan, putus
asa, dan sebagainya.
Tanda : Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.
d. Integumen
Tanda : Kering, gatal, lesi, bernanah, bengkak, turgor jelek.
e. Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, permeabilitas cairan.
Tanda : Turgor kulit buruk, edema.
f. Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS (Aktifitas kehidupan sehari hari)
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
g. Neurosensoris
Gejala : Pusing, perubahan status mental, kerusakan status indera peraba, kelemahan otot.
Tanda : Ansietas, refleks tidak normal.
h. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala.
Tanda : Bengkak, penurunan rentang gerak.
i. Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, panas dan perih, luka, penyakit defisiensi imun, demam berulang,
berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit, pelebaran kelenjar limfe.
j. Seksualitas
Gejala : Menurunnya libido
Tanda : Pembengkakan daerah skrotalis
k. Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian.
Tanda : Perubahan interaksi, harga diri rendah, menarik diri.
e. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
1. Kesadaran
Kesadaran Pada manifestasi akut dapat ditemukan adanya limfangitis dan limfadenitis yang
berlangsung 3 – 15 hari, dan dapat terjadi beberapa kali dalam setahun (Zainuddin, 2014, hal.
39).
2. Tanda – tanda vital
Pasien dengan penyakit filariasis perubahan tekanan darah, menurunnya volume nadi perifer,
perpanjangan pengisian kapiler (Kunoli, 2012, hal. 203).
Body system
1. Sistem pernafasan
Penyakit filariasis terjadi pernapasan pendek : dispnea nokturnal paroksismal ; batuk dengan /
tanpa sputum kental dan banyak (Aziz dkk, 2013, hal. 116).
2. Sistem kardiovaskular
ictus cordis tidak terlihat dan tidak kuat angkat, Perubahan TD, menurunnya volume nadi
perifer, perpanjangan pengisian kapiler (Kunoli, 2012, hal. 203).
3. Sistem pensyarafan
Kaki bengkak dan reflek tidak normal (Sudoyo dkk, 2010, hal. 2932).
4. Sistem perkemihan
Pembengkakan pada daerah skrotalis (Kunoli, 2012, hal. 203).
5. Sistem percernaan
Pasien mengalami anoreksia dan permeabilitas cairan (Kunoli, 2012, hal. 203).
6. Sistem integument
Warna kulit normal dan mengalami gangguan pada ekstemitas yang terkena kaki gajah, tekstur
kulit mengalami bengkak, gatal, lesi, bernanah pada kaki yang terkena (Kunoli, 2012, hal. 203).
7. Sistem muskuloskeletal
Terdapat edema pada kaki yang terkena dan kelemahan otot (Kunoli, 2012, hal. 203).
8. Sistem endokrin
Ditemukan adanya limfangitis dan limfadenitis yang berlangsung 3 – 15 hari, dan dapat terjadi
beberapa kali dalam setahun (Zainuddin, 2014, hal. 36).
9. Sistem reproduksi
Menurunnya libido (Kunoli, 2012, hal. 203).
10. Sistem pengindraan
Kerusakan status indra praba (Kunoli, 2012, hal. 203)
11. Sistem imun
Mengalami demam pada filariasis karena adanya inflamasi yang berawal dari kelenjar getah
(Sudoyo dkk, 2010, hal. 2932).
f. Pemeriksaan diagnostic
Menggunakan sediaan darah malam, diagnosis praktis juga dapat menggunakan ELISA dan
rapid test dengan teknik imunokromatografik assay. Jika pasien sudah terdeteksi kuat telah
mengalami filariasis limfatik, penggunaan USG Doppler diperlukan untuk mendeteksi
pengerakan cacing dewasa di tali sperma pria atau kelenjer mammae wanita.
2. Diagnosa keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
3. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik
4. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit
3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Hipertermi Tujuan : Manajemen Hipertermi :
Batasan Karateristik Suhu tubuh agar tetap berada Observasi :
: pada rentang normal o Identifikasi penyebab hipertermi
Suhu Diatas Kriteria hasil : o Monitor suhu tubuh
Normal Menggigil menurun o Monitor kadar elektrolit
Kulit Merah Suhu tubuh membaik o Monitor haluan urine
Kejang Suhu kulit membaik o Monitor komplikasi akibat hipertermi
Takikardi Terapeutik :
Takipneu o Sediakan lingkungan yang dingin
Kulit Terasa o Longgarkan atau lepaskan pakaian
Hangat
o Basahi dan kipasi permukaan tubuh
o Berikan cairan oral
o Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hyperhidrosis
o Lakukan pendinginan eksternal
o Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
o Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
o Anjurkan tirah baring
Kolabirasi :
o Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
5. Evaluasi
1. Suhu tubuh pasien dalam batas normal.
2. Dapat mengurangi rasa nyeri pada pasien
3. HDR pasien tidak rendah
4. Menunjukkan perilaku yang mampu kembali melakukan aktivitas
5. Mempertahankan keutuhan kulit, lesi pada kulit dapat hilang