Dosen:
Rimba Aprianti., S.Kep.,Ners
OLEH :
HENDY TRIGUSMAN
(2018.C.10a.0937)
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan pendahuluan
yang berjudul “Laporan di Labotrium Kesehatan dan Kalibrasi Palangka Raya”.
Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas (PPK 1).
Laporan pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep., Ns selaku pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukan dan bimbingan dalam menyelesaikan
asuhan keperawatan ini.
4. Bapak Agus ,Msi selaku pembimbing klinik yang telah memberikan izin,
informasi dan membantu dalam pelaksanaan praktik manajemen keperawatan di
Laboraturium kesehatan dan kalibrasi.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.1.2 Rumusan Masalah...................................................................................
1.1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................
1.1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Lensa okuler
Lensa yang dekat dengan mata pengamat dan untuk memperbesar
bayangan dari lensa objektif.
2. Lensa objektif
Lensa ini berada dekat pada objek yang diamati dan untuk memperbesar
bayangan objek.
3. Tabung mikroskop (tubus)
Untuk mengukur focus dan menghubungkan lensa objektif, revolver, dan
lensa okuler.
4. Makrometer (pemutar kasar)
Untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara cepat (memperjelas)
5. Mikrometer (pemutar halus)
Untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat dan
bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
6. Kondensor
Untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin kemudian
memusatkannya pada objek dengan cara diputar kekanan dan kekiridan
juga bisa ditentukan atau naik.
7. Pencepit preparat
Menjepit preparat agar tidak bergerak saat diamati.
8. Lengan mikroskop
Sebagai pegangan.
9. Meja preparat
Tempat meletakkan preparat agar tidak bergerak saat diamati.
10. Lampu mikroskop
Sebagai sumber cahaya.
11. Kaki mikroskop
Menyangga berdirinya mikroskop.
1. Alat mikroskop
2. Sampel sputum
2.1.1.4 Langkah-langkah
Bakteri tahan asam (BTA) adalah bakteri yang mempertahankan zat warna
karbol fuchis meskipun diisi dengan asam klorida dalam alcohol.
1. Jika tidak ditemukan BTA minimal dalam 100x lapang pandang, maka
BTA negative
2. 1-9 BTA/100 lapang pandang, ditulis jumlah dijumpa atau 100 lapang
pandang
3. 10-99 BTA/100 lapang pandang ditulis negative 1/+
4. 1-10 BTA/1 lapang pandang ditulis positif 2/+
5. >10 BTA/1 lapang pandang ditulis positif 3+
15 25 15 40 30 0 45 0 15 10
20 35 0 30 25 20 10 25 0 0
5 5 45 50 38 20 30 10 0 20
0 0 15 40 45 50 20 15 8 0
40 9 20 50 40 30 20 20 0 0
0 10 20 0 10 40 0 15 5 0
0 0 40 30 0 10 20 10 10 0
0 20 8 0 28 13 24 20 0 0
0 6 12 32 27 20 14 15 7 2
8 28 31 35 15 25 12 11 9 4
Adanya glukosa dalam urine disebut glukosuria, ada dua hal yag dapat
menyebabkan glukosuria :
1. Berdasarkan pada reaksi reduksi dan terdiri dari dua metode yaitu
benedict dan fehling
2. Berdasarkan reaksi entimatik yaitu dengan metode tarik celup
1. Kadar urine acid dan kreatinin yang tinggi tidak dapat mereduksi benedict
tetapi dapat mereduksi fehling.
2. Pada benedict hanya menggunakan satu jenis larutan saja, sedang pada
fehling menggunakan dua jenis larutan.
3. Reagen benedict lebih sensitive daripada regen fehling.
4. Reagen benedict bisa dipakai untuk menentukan kadar gula secara kasar.
5. Pemakaian bahan urin sedikit.
2.2.1.2 Tujuan
Menentukan ada tidaknya glukosa dalam sampel urine dengan dasar reaksi
reduksi.
2.2.1.3 Prinsip
Glukosa dalam sampel akan mereduksi garam kompleks dari reagen benedict
(ion cupri direduksi menjadi cupro) dan mengendap dalam bentuk cuo dan
cu2o dengan warna kuning hingga merah bata.
2.2.1.4 Metode
Hati-hati dalam pemanasan sebab tabung bisa pecah atau cairan bisa
berhamburan.
2.2.1.6 Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Karet penghisap/vakum pomp
5. Tissue
6. Penjepit tabung
7. Pipet ukuran 5 ml
8. Lampu spritus Bunsen
9. Botol reagen
2.2.1.7 Reagensia
Benedeict
2.2.1.8 Sampel
1. Urine pagi
2. Urine 2 jam pp
3. Urine sewaktu
2.2.1.10 Pembacaan
(-) Negatif
Selain itu juga ditemukan sulfat, posfat olesalfat, asam amino, vitamin,
hormone dan enzim. Pada keadaan abnormal dapat ditemukan glukosa, asam
amino, protein dan berbagai senyawa lain seperti pikmen emoedu, darah dan
porifin yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
penyakit tertentu, adanya protein dalam urin disebut proteinuria. Proteinuria
biasanya merupakan petunjuk adanya kerusakan ginjal.
2.2.2.2 Tujuan
2.2.2.3 Prinsip
2.2.2.5 Alat
1. Tabung reaksi
2. Penjepit tabung
3. Tissue
4. Pipet ukuran 5 ml
5. Rak tabung reaksi
6. Lampu spritus
7. Pipet tetes
8. Botol reagen
2.2.2.6 Reagensia
2.2.2.7 Sampel
Urine sewaktu.
2.2.2.9 Pembacaan
1. (-) : tidak ada kekeruhan
2. (+1) : ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir (0,01-0,05% protein)
3. (+2) : kekeruhan muda dapat dilihat dan tampak butir-butir dalam
kekeruhan (0,05-0,2%)
4. (+3) : urine jelas keruh dan kekeruhan berkeping-keping (0,2-0,5%)
5. (+4) : urine sangat keruh dan kekeruhan berkeping-keping besar atau
bergumpal-gumpal ataupun memadat (lebih dari 0,5% protein)
(-) Negatif
2.2.3.3 Metode
2.2.3.4 Tujuan
2.2.3.5 Prinsip
Hemoglobin oleh asam klorida (Hcl 0,1 N) diubah menjadi hematin asam
yang berwarna coklat tua. Penambahan aquadest sampai warnanya sam
dengan warna standart. Kadar hemoglobin dibaca dalam satuan gram/deciliter
(g/dl).
2.2.3.6 Alat
2.2.3.7 Reagensia
1) Rinse
2) Diluent
3) Lyse
4) Probe cleanser
a. Hematologi rutin
b. Hematologi lengkap
2. Kimia klinik
Kimia klinik merupakan pemeriksan kimia untuk mengetahui nilai secara
kuantitatif suatu fungsi tertentu didalam tubuh seperti gula darah, fungsi
ginjal, kolesterol dalam dan fungsi hati.
a. Pemeriksaan darah
c. Pemeriksaan lemak/lipid
SGOT L : ≤ 37 N/L
P : ≤ 31 N/L
SGPT L : ≤ 42 N/L
P : ≤ 32 N/L
Bilirubin total Dewasa : ≤ 1,1 mg/dl
I bulan : ≤ 1,5 mg/dl
5 hari : ≤ 1,2 mg/dl
Bayi baru lahir
Bilirubin direk Dewasa : ≤ 0,25 mg/dl
Alkalin Phospatase L : 80 – 306 N/L
P : 64 – 306 N/L
3. Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jasad renik yang
hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Contoh pemeriksaannya seperti
pemeriksaan BTA, melihat bentuk virus/bakteri pada suatu cairan/jaringan.
Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut :
a. Imunologi/serolog :
1) HBsAG
2) Anti HBsAG
3) TPHA
4) VDRL
5) Anti HIV
6) Widal
7) Tes kehamilan (pp test)
8) ASTO
9) CRP
10) RF (rheumatoid factor)
b. Bakteriologi
1) BTA (sputum)
2) M.Hansen (lepra)
3) Faeces rutin
4) Secret uretra/vagina
c. Parasitologi
1) Malaria
2) Jamur
1. Spuit
Spuit digunakan untuk pengambilan darah, volume spuit bervasiasi dari 1 ml,
3 ml, 5 ml bahkan ada yang sampai 50 ml.
2. Tourniquet
6. Plester/hypapix
Plester/hypapix digunakan untuk menutup bekas tusukan pengambilan darah.
7. Etiket
Etiket digunakan untuk identitas pasien agar tidak terjadi kesalahan atau
tertukar saat pemeriksaan/pengambilan hasil pemeriksaan.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena yaitu cara manual dengan
menggunakan alat suntik (syring) sedangkan cara vakum dengan
menggunakan tabung vakum (vakutainer).
Prosedur pelaksnaan
a) Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alcohol 70% dan biarkan
sampai kering lagi
b) Peganglah bagian tersebut agar tidak bergerak dan tekan sedikit supaya
rasa nyeri berkurang.
c) Tusuklah dengan cepat memakai lancet streil. Pada jari tusuklah dengan
arah tegak lurus pada garis-garis sidik jari, jangan sejajar dengan itu.
BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pemeriksaan klinik untuk mendapatkan informasi tentang klinik kesehatan
perorangan terutama untuk menunjang diagnostik penyakit, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan (pasal 1, Permenkes, No 411 tentang
laboratorium klinik).
Mikrobiologi klinik adalah suatu cabang ilmu kedokteran medic yang
memanfaatkan kompetensi dibidang kedokteran umum dan mikrobiologi
kedokteran untuk bersama-sama klinis melaksanakan tindakan survailans
(memantau distribusi penyakit), pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi,
serta secara aktif melaksanakan tindakan pengendalian infeksi dilingkungan.
Patologi klinik merupakan cabang dari ilmu patologi lainnya, yaitu patologi
anatomi, yang mempelajari mengenai anatomi jaringan yang terinfeksi. Ilmu
patologi klinik menekankan penelitiannya pada diagnosis, pemulihan, dan
pencegahan berbagai jenis penyakit. Secara umum, pemeriksaan suatu penyakit
dideteksi berdasarkan perubahan berbagai jenis proses biokimia yang
berlangsung di dalam tubuh pasien. Sampel yang umumnya digunakan untuk
pemeriksaan di laboratorium adalah cairan tubuh seperti urine dan darah.
DAFTAR PUSTAKA