Anda di halaman 1dari 38

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi

1. Profil Organisasi

Gambar 1. Profil UPT Puskesmas Pagar Gunung

Puskesmas Pagar Gunung merupakan puskesmas perawatan yang


terletak di Jalan Lintas Pagar Gunung – Mulak Desa Tanjung Agung
Kecamatan Pagar Gunung Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan.
Secara administratif Puskesmas Pagar Gunung memiliki wilayah kerja
yang terdiri dari 20 Desa yaitu Desa Tanjung Agung, Bandung Agung,
Karang Agung, Kupang, Sawah Darat, Danau, Batu Rusa, Lesung Batu,
Air Lingkar, Siring Agung, Rimba Sujud, Pagar Alam, Padang, Desa
Muara Dua, Gemidar Ilir, Pagar Agung, Gemidar Ulu, Merindu, Penantian,
dan Desa Kedaton. Adapun batas- batas wilayah kerja Puskesmas Pagar
Gunung adalah:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pulau Pinang
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Merapi Selatan dan
Kab. Muara Enim

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pulau Pinang


d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mulak Ulu.

Luas wilayah kerja Puskesmas Pagar Gunung secara keseluruhan


adalah 105, 52 km persegi. Penduduk yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Pagar Gunung sebagian besar adalah Suku Lahat yang
hampir sebagian besar menganut agama islam. Sedangkan bahasa
pengantar pergaulan sehari – hari adalah Bahasa Lahat.Untuk memenuhi
kebutuhan sehari – hari sebagian besar mata pencaharian penduduk
adalah bertani / berkebun.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Puskesmas Pagar


Gunung didukung oleh sumber daya manusia yang bekerja di UPT
Puskesmas Pagar Gunung adalah sebanyak 72 orang yang terdari dari
23 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), 4 orang Tenaga Kontrak dan 45
orang Tenaga Kerja Sukarela (TKS).

Tabel 1. Daftar Kualifikasi Tenaga Kesehatan Puskesmas Pagar Gunung Tahun 2021

Kualifikasi Jumlah Tenaga


Kepala Puskesmas 1
Kasub Tu 1
Dokter 2
Dokter Gigi 1
Apoteker 1
Bidan 31
Perawat 28
Sanitarian 2
Tenaga Non Kesehatan 5
2. Visi, misi, Nilai – nilai Organisasi
➢ Visi Puskesmas Pagar Gunung
Menjadikan Puskesmas Pagar Gunung sebagai Fasilitas
Kesehatan dengan Pelayanan yang bermutu dan terakreditasi
menuju masyarakat Pagar Gunung yang sehat.

➢ Misi Puskesmas Pagar Gunung


1. Meningkatkan profesionalitas dan kinerja petugas
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat
3. Meningkatkan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan

➢ Motto Puskesmas Pagar Gunung


“ Melayani dengan hati kesehatan anda kepuasan kami”

➢ Nilai – nilai Organisasi


Tata nilai:
A = Adil (Adil dalam memberikan pelayanan)
L = Loyalitas (Kesetiaan dan pengabdian dengan sepenuh
hati)
A = Amanah (Amanah dalam pengabdian)
P = Profesional ( Memiliki kompetensi dalam memberikan
pelayanan)
3. Struktur Organisasi Puskesmas Pagar Gunung
Gambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Pagar Gunung

Kepala Puskesmas
Saptorisah , SKM. MM

Ka. Tata Usaha


Tatang Rahmat

Keuangan JKN Keuangan Jampersal Keuangan PPJKM Keuangan Gaji


Data & Informasi Kepegawaian Rumah Tangga Keuangan (BOK)
Anita Perdamaya Septi Oktariza Tira Anggaria Sulasni
Fenita Andriani Mifta huljannah Mifta huljannah Maryani

UKM UKM Kefarmasian & Laboratorium Jaringan & Jejaring PKM


Diah Eka Octavianti dr. Ressei & dr. Bella Septi Oktariza

UKM Essensial & Keperawatan kesmas UKM Pengembangan Pemeriksaan umum Gizi PUSLING Poskesdes Sr. Agung
Diah Eka Octavianti Noviana Lestari dr. Ressei & dr. Bella Zerli Oktarina dr. Ressei & dr. Bella Maryani
Hijrah Safitri
Kesling P2P KIA Kefarmasian
Indah Septaria dr. ressei &dr. bella Kes. Jiwa Kes Lansia Puskesdes Batu Rusa Poskesdes Rimba Sujud
Maryani Rianti Novaliana Betti Korpriani
Ratna Yuningsih Noviana Lestari Sulasni
Gizi P 2 TB & Kusta. P 2 Malaria KB Laboratorium
Zerli Octarina Nuroctaviani Betaria Satriaci Kes Gigi msyrkt Poskesdes K. Agung Poskesdes Penantian
KESPRO Anita Nuroctaviani
Drg.Eka&Dinda Maryani Perdamayanti Anita Perdamayanti Tira Aggaria
Promkes P 2 ISPA & Diare Surveilance Gawat Darurat Imunisasi
Kristina Haryani Fenita Andriani dr. Ressei & dr.
Indah Septaria Kes Olahraga UKS Diah Eka Octa Poskesdes Kupang Poskesdes Air Lingkar
Ratna Yuningsih Yustine Megani Bella Nursiska Mikiati
KIA UKM Filaria P2 Rabies Rawat Inap
Maryani Yustine Megani Yustine Herlina Rosita
Megani Poskesdes Gr. Ilir
Kristina Haryani
KB UKM Pengendalian PTM Imunisasi
Anita Perdamayan Noviana Lestari Diah Eka O
Poskesdes LS. Batu
Ein Marlina
4. Tugas Dan Fungsi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
a. Tugas Pokok
Tugas pokok Puskesmas adalah melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya dalam rangka mendukurng terwujudnya
kecamatan sehat.
b. Fungsi
Penyelenggara UKM tingkat pertama di wilayah kerja nya seperti :
• Melaksanakan perencanaan bedasarkan analisa
masalah kesehatan masyarakat dan analisa
kebutuhan pelayanan yang diperlukan.
• Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan
kesehatan.
• Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
• Menggerakan masyarakat unntuk mengidentidikasi
dan menyelesaikan masalah kesehtan pada setiap
tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja
sama dengan sektor lain terkait.
• Melaksana peningkatan kompetensi sumber daya
manusia puskesmas.
• Memantau pelaksanaan pembangunan agar
berwawasan kesehatan. Penyelenggara UKP
tingkat pertama di wilayah kerjanya seperti :
o Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
o Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif.
o Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
berorientasi pada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.

o Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang


mengutamakan keamanan dan keselamatan
pasien, petugas dan pengunjung.

o Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan


dengan prinsip koordinasi dan kerjasama inter
dan antar profesi.

o Melaksanana pencatatan, pelaporan dan


evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan
Kesehatan.\Melaksanakan peningkatan
kompetensi Tenaga Kesehatan.

5. Tugas Pokok Apoteker


Kegiatan pokok apoteker adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
meliputi:
a. Perencanaan kebutuhan
b. Permintaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pendistribusian
f. Pengendalian
g. Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan
2. Pelayanan Farmasi Klinik meliputi:
a. Pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian
informasi Obat
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
c. Konseling
d. Ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
e. Pemantauan dan pelaporan efeksamping Obat
f. Pemantauan terapi Obat
g. Evaluasi penggunaan Obat.

B. Isu/Situasi Problematik
Pengertian isu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal
usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabarangin; desas desus.
Setidaknya ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi dan perlu
mendapatkan perhatian dalam menetapkan isu yang akan diangkat, yaitu
kemampuan melakukan:
1. Enviromental Scanning yaitu peduli terhadap masalah dalam
organisasi dan mampu memetakan hubungan kausalitas.
2. Problem Solving, mampu mengembangkan dan memilih alternatif,
dan mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-
masing.
3. Analysis, mampu berpikir konseptual (mengkaitkan dengan
substansi Mata Pelatihan), mampu mengidentifikasi
implikasi/dampak/manfaat dari sebuah pilihan
kebijakan/program/kegiatan/tahapan kegiatan.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, beberapa isu yang
terjadi di Puskemas Pagar Gunung dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang penggunaan
antibiotic di Puskesmas Pagar Gunung.
2. Kurang optimalnya petugas farmasi dalam penadaan obat LASA
dan High Alert di Puskesmas Pagar Gunung
3. Kurang Optimalnya penyediaan obat dari Gudang Farmasi Dinkes
ke Puskesmas. Pagar Gunung
4. Belum Optimalnya petugas medis dalam melakukan penulisan
resep khususnya belum legkapnya dalam penulisan administasif di
Puskesmas Pagar Gunung
5. Belum Optimalnya Kedisiplinan Petugas Apotek untuk Datang dan
Pulang Tepat Waktu di Puskesmas Pagar Gunung
6. Kurang maksimalnya pengelolaan emergency kit di sub unit
dalam gedung puskesmas.

Tabel 2. Identifikasi Isu di Puskesmas Pagar Gunung


Identifikasi Keterkaita
Identifikasi Akar
No Isu/Kondisi Kondisi Ideal n dengan
Permasalahan
Sekarang Materi
1. Kurangnya Meningkatkan Pelayanan 1. Belum adanya apoteker /
pemahaman pengetahuan Publik Tenaga Tekhnik
pasien dan kepatuhan Kefarmasian sampai
masyarakat masyarakat tentang dengan desember 2020
tentang penggunaan sehingga Pemberian
penggunaan obat antibiotik Informasi obat antibiotic
antibiotic di kepasien tidak optimal
Puskesmas 2. Masih ditemukan
Pagar Gunung. masyarakat yang
mendapatkan antibiotic
tanpa resep dokter /
membeli antibiotic secara
bebas
2. Belum Optimalnya Manajemen Belum adanya stiker untuk
optimalnya Penyusunan dan ASN penandaan obat-obat
penandaan dan Penyimpanan obat kategori LASA dan High
penyimpanan berdasarkan Alert serta petugas farmasi
obat kategori kategori LASA dan kurang paham cara
LASA dan High High Alert di penyimpanan obat kategori
Alert di Gudang Obat tersebut.
Puskesmas Puskesmas Pagar
Pagar Gunung Gunung
3. Kurang Se Tidak terjadinya Whole of Terjadinya kekosongan
Optimalnya kekosongan obat Goverment obat di Gudang Farmasi di
penyediaan dan Bahan Medis Kabupaten Lahat terutama
obat dari obat-obatan Esensial
Habis Pakai di
Gudang
Farmasi Dinkes Puskesmas Dua
ke Puskesmas. Puluh Tiga Ilir.
Pagar Gunung.
4.
. Belum Tidak terjadinya Whole of Saat ini masih belum
Optimalnya kesalahan lagi Goverment optimalnya petugas medis
petugas medis dalam penulisan dalam penulisan
resep di Puskesmas
dalam administrasi resep karena
Pagar Gunung
melakukan kurangnya sosialisi petugas
penulisan resep farmasi kepada petugas
khususnya lainnya
belum (dokter/bidan/perawat)
legkapnya mengenai penulisan resep
dalam penulisan yang benar. Hal ini akan
administasif berdampak terjadinya
kesalahan dalam
pemberian obat ke pasien.
5. Belum Petugas harus Pelayanan Saat ini masih ada petugas
Optimalnya datang dan pulang Publik apotek yang datang tidak
Kedisiplinan sesuai dengan jam tepat waktu dikarenakan
kerja yang telah
Petugas Apotek alasan berbagai hal,
ditetapkan
untuk Datang sehingga proses pelayanan
dan Pulang obat menjadi terhambat
Tepat Waktu di dan menyebabkan pasien
Puskesmas menunggu terlalu lama
Pagar Gunung untuk megambil obat.
6. Kurang Obat emergency Manageme Kurang maksimalnya
maksimalnya harus di unit nt ASN pengelolaan obat
pengelolaan pelayanan emergency di sub unit
emergency kit di puskesmas pagar pelayanan puskesmas
sub unit dalam gunung harus terjadi karena petugas tidak
gedung terkelola dengan rutin melakukan monitoring
puskesmas baik obat emergency sehingga
sering terjadinya
kekosongan obat
emergency di IGD

C. Analisis Isu
Isu yang diangkat ditentukan dengan analisis isu. Analisis isu
dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas isu.Analisis ini
dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi, karena tidak semua
isu bisa dikategorikan menjadi isu aktual, oleh karena itu perlu dilakukan
analisis kriteria isu, alat analisis kriteria isu dengan menggunakan alat
analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan),
sedangkan untuk penentuan kualitas isu digunakan alat analisis USG
(Urgency, Seriousness, Growth).
Alat analisa menggunakan AKPK (kriteria isu) :
1. Aktual: benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.
2. Kekhalayakan: isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik: isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan: masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya

Tabel 3. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU

Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 4. Analisis Kreteria Isu Kualitas ISU AKPK


No Isu A P K L Jumlah Prioritas
1. Kurang optimalnya petugas 5 4 4 5 18 2
farmasi dalam penadaan obat
LASA da High Alert
2. Kurang maksimalnya 3 4 5 5 17 3
pengelolaan emergency kit di
sub unit dalam gedung
puskesmas
3. Kurang Optimalnya penyediaan 3 5 4 4 16 4
obat dari Gudang Farmasi
Dinkes ke Puskesmas
4. Belum Optimalnya petugas 4 3 4 3 14 6
medis dalam melakukan
penulisan resep khususnya
belum legkapnya dalam
penulisan administasif
5. Belum Optimalnya Kedisiplinan 3 2 3 3 11 9
Petugas Apotek untuk Datang
dan Pulang Tepat Waktu
6. Kurangnya pemahamanpasien 5 5 5 4 19 1
dan masyarakat tentang
penggunaan antibiotik

Berdasarkan analisis kriteria isu dengan alat analisis AKPK tersebut


kemudian diperoleh rangking tertinggi yaitu Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang penggunaan antibiotic.

D. Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih


Setelah dilakukan analisis kriteria isu dengan alat analisis AKPK
ditemukan core issue terpilih yaitu Kurangnya pemahaman pasien dan
masyarakat tentang penggunaan antibiotic di Puskesmas Pagar Gunung
sesuai amanat Permenkes nomor 74 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas.
Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 7
menyatakan bahwa setiap orang berhak mendapatkan informasi dan
edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab,
sedangkan dalam pasal 8 menyatakan setiap orang berhak memperoleh
informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan
pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga
kesehatan (Depkes, 2009). Dengan demikian, informasi obat merupakan
wujud dari pemenuhan hak-hak pasien.
Sejak ditemukannya lebih dari 70 tahun yang lalu, antibiotik
merupakan obat yang diketahui telah menyelamatkan jutaan umat di
dunia. Begitu banyak penyakit infeksi yang dapat diobati dengan
menggunakan antibiotik. Tidak hanya itu, antibiotik juga digunakan untuk
mencegah munculnya infeksi khususnya pada pasien paska operasi.
Kemampuan antibiotik dalam mengatasi maupun mencegah penyakit
infeksi menyebabkan penggunaannya mengalami peningkatan yang luar
biasa. Bahkan antibiotik digunakan secara tidak tepat atau tidak rasional
untuk penyakit yang tidak perlu dan terdapat kecenderungan antibiotik
dibeli bebas atau tanpa resep dokter. Akibatnya telah terjadi
perkembangan bakteri yang resisten terhadap antibiotic.
Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam mengendalikan
penggunaan antibiotik yang bijak dan rasional. Upaya pengendalian
penggunaan antibiotika yang dapat dilakukan apoteker adalah dengan
menghentikan penjualan antibiotik tanpa resep, memberi informasi yang
tepat dan jelas pada pasien pada penyerahan antibiotik, dan memberikan
pendidikan pada masyarakat tentang antibiotik yang bijak serta
dampaknya pada kesehatan secara umum. Selain itu, koordinasi dan
kolaborasi antar profesi kesehatan pada unit pelayanan kesehatan juga
diperlukan guna meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dari hal diatas maka dianggap perlunya Peningkatan Pemahaman
pasien dan masyarakat tentang penggunaan antibiotic di Puskesmas
Pagar Gunung. Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat mendukung
misi puskesmas yaitu Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga
dan masyarakat.

E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS


Sesuai dengan Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN) Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
dilaksanakan mengacu pada ANEKA sebagai prinsip yang menjadi
landasan dalam menjalankan profesi yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.Adapun detail dari nilai-nilai
yang terkandung dalam ANEKA adalah sebagai berikut:

1. Akuntabilitas
Istilah akuntabilitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu accountability
yang berarti keadaan untuk dipertanggungjawabkan, atau keadaan yang
dapat dimintai pertanggungjawaban. Menurut The Oxford Advance
Learner’s Dictionary, akuntabilitas adalah required or expected to give an
explanation for one’s action. Dengan kata lain, dalam akuntabilitas
terkandung kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan segala tindak
tanduk dan kegiatannya terutama di bidang administrasi keuangan
kepada pihak yang lebih tinggi/atasannya. Lembaga Administrasi Negara
RI. 2000. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah : Modul Sosialisasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Istitut Pemerintah. Lembaga Administrasi Negara
(LAN) RI.
Adapun nilai-nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam
akuntabilitas antara lain:
a. Tanggung Jawab (responsibilitas)
b. Integritas
c. Keadilan
d. Kejelasan Laporan
e. Konsistensi
f. Kejujuran
g. Netralitas
h. Menghindari praktek kecurangan dan perilaku korup
i. Penggunaan sumber daya milik Negara
j. Penyimpanan dan penggunaan data serta informasi pemerintah
k. Mengatasi konflik kepentingan
2. Nasionalisme
Menurut Anthony Smith, Nasionalisme merupakan suatu gerakan
ideologis untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan, dan
identitas bagi suatu populasi, yang sejumlah anggotanya bertekad untuk
membentuk suatu bangsa yang aktual atau bangsa yang potensial. Nilai-
nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam nasionalisme antara lain:
a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa,
b. Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat Indonesia.
c. Nilai persatuan Indonesia.
d. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
e. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
f. Kerja keras.
g. Disiplin.
h. Tidak diskriminatif.
i. Cinta tanah air.
j. Rela berkorban

3. Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.Modul Diklat Prajabatan CPNS Gololongan III.
Nilai-nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam etika publik
sebagaimana yang terkandung dalam pasal 5 ayat (2) Undang-Undang
No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang tidak diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika publik.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya pada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat akurat berdaya guna berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan yang berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi konsultasi dan kerja sama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN pasal 5 ayat
(2).Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III, Komitmen Mutu, hal. 104
Nilai-nilai dasar (Pasal 4) dan kode etik (Pasal 5) layanan publik
sebagaimana dituangkan dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN,
secara keseluruhan mencerminkan perlunya komitmen mutu dari setiap
aparatur dalam memberikan layanan, apapun bidang layanannya dan
kepada siapapun layanan itu diberikan. Dalam arti lain kinerja aparatur
dalam memberikan layanan publik yang bermutu harus berlandaskan
prinsip efektivitas, efisiensi, dan inovasi.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam komitmen mutu adalah
sebagai berikut:
a. Tepat waktu
b. Sesuai SOP (Prosedur standar operasional)
c. Akurasi
d. Kerjasama
e. Cepat dan tepat
f. Tanggap
g. Evaluasi
h. Cermat
i. Melakukan yang terbaik
j. Profesional
k. Menerima pembaharuan
l. Tidak mempersulit

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari Bahasa latin corruptio dan corruptus yang
berarti kerusakan atau kebobrokan. Korupsi atau dikenal juga dengan
kata rasuah, mengandung arti tindakan penjabat publik, baik politisi
maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu
yang secara tidak wajar dan ilegal menyalah gunakan kepercayaan publik
yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan
sepihak.
Dalam menanggulangi upaya tindak pidana korupsi, pemerintah
membentuk peraturan yang menjadi landasan hukum dalam
memberantas korupsi yaitu dengan lahirnya UU No. 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Adapun untuk membantu
pemerintah dalam memberantas korupsi, maka pemerintah membuat
UU.No. 30 Tahun 2002 tentang pembentukan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). KPK bersama dengan para pakar telah melakukan
identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai
anti korupsi sebagai berikut:
a. jujur,
b. peduli,
c. mandiri,
d. disiplin,
e. tanggung jawab,
f. kerja keras,
g. sederhana,
h. berani,
i. adil.

F. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

1. Manajemen Aparatur Sipil Negara


Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memilikinilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

a. Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama
ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN.
1) Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS
merupakan seseorang yang diangkat sebagai pegawai ASN secara
tetap. Sedangkan PPPK adalah seseorang yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian.
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik.

b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN
berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas.
2. Pelayan public
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan/atau pelayanan administratif dengan tujuan
kepuasan pelanggan.
3. Perekat dan pemersatu bangsa

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan


dan kesatuan NKRI.

c. Hak dan kewajiban ASN


Hak adalah suatu kewenangan yang diberikan oleh hukum, suatu
kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum.
Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima.
Agar melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik , dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejateraan ASN dan akuntabel,
maka setiap SN diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur dalam UU
No. 5 Tahun 2014 tentang ASN.
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70
UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa setiap pegawai
ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
Berdasarkan Pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan perlindungan
berupa:
a. Jaminan kesehatan;
b. Jaminan kecelakaan kerja;
c. Jaminan kematian;
d. Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang
bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang
sepatutnya diberikan.Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014
tentang ASN wajib:
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan;
d. Menaati peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

d. Kode etik dan kode perilaku ASN


Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa ASN
sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik
dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku pegawai ASN
a. Jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b. Cermat dan disiplin;
c. Hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang berwenang;
f. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
g. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
h. Memberikan informasi secara benar;
i. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
j. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
k. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.

2. Whole of Government

a. Pengertian Whole of Government (WoG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan
yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

b. Penerapan Whole of Government (WoG) dalam pelayanan


terintegrasi
1. Praktek Whole of Government (WoG)
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,
baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini
pernah dipraktekkan oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam
level-level tertentu.
a) Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga
yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable.Dengan
jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan
lebih mudah.
b) Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas
dalam mengkoordinasikan sektor atau kementrian adalah salah satu
cara melakukan WoG.
c) Membangun gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar struktur formal, yang tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya agar sumber daya yang terlibat
dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkungan
formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordnasi tadi.
d) Koalisi sosial
Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi
antar sektor atau lembaga,tanpa perlu mebentuk pelembagaan
khusus dalam koordinasi.
2. Tantangan dalam praktek Whole of Government (WoG)
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran
praktek sebagai berikut:
a) Kapasitas SDM dan institusi
Perbedaan kapasitas bisa menjadi kendala serius ketikapendekatan
WoG, misalnya mendorong terjadinya merger atau akuisisi
kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDM dengan
kualifikasi yang berbeda.
b) Nilai dan budaya organisasi
Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika terjadi upaya
kolaborasi sama dengan kelembagaan.
c) Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan
WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang
mampu mengakomodasi perubahan nilai dan buadaya organisasi
serta meramu SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang
diharapkan.
c.Praktek Whole of Government (WoG) dalam pelayanan publik
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan
publik yang dikenail dapat didekati oleh pendekatan WoG sebagai berikut:
(1) Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan
warga masyarakat.
(2) Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti
pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan dan lain-
lain.
(3) Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis
barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan, jembatan,
perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan lain-lain.
(4) Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman
dan peraturan perundang-undangan.
Adapun berdasarkan pola pelayanan publik, juga dapat dibedakan
dalam lima macam pola pelayanan sebagai berikut:
(1) Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu suatu pola pelayanan
publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai
dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya.
(2) Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan yang dilakukan
secara terpadu pada suatu instansi pemerintah yang bersangkutan
sesuai kewenangan masing-masing.
(3) Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan yang dilakukan
secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah berdasarkan
pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya
yang bersangkutan.
(4) Pola pelayanan terpusat, yaitu pola pelayanan yang dilakukan oleh
suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator
terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait
dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan.
(5) Pola pelayanan elektronik, yaitu pola pelayanan elektronik yang
dilakukan menggunakan teknologi infromasi dan komunikasi.

3. Pelayanan Publik

a. Konsep pelayanan publik


1) Pengertian pelayanan publik
Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu diketahui,
yaitu melayani dan pelayanan.Pengertian melayani adalah membantu
menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang". Sedangkan
pengertian pelayanan adalah "usaha rnelayani kebutuhan orang lain".
Contoh: menerima telepon dari pihak lain yang berhubungan dengan unit
kerja kita, adalah bentuk pelayanan yang rutin kita lakukan.
Adapun menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003,
mengenai pelayanan adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Penyelenggara adalah Pelayanan Publik adalah Instansi
Pemerintah;
3. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan kerja
satuan organisasi Kementrian, Departemen, Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan instansi Pemerintah
lainnya, baik Pusat maupun Daerah termasuk Badan Usaha Milik
Negara, Badan Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah;
4. Unit Penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada
instansi Pemerintah yang secara langsung memberikan
pelayanan kepada penerima pelayanan publik;
5. Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi
pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan
publik sesuai dengan peraturan perundang- undangan;
6. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi
pemerintah dan badan hukum yang menerima pelayanan dari
instansi pemerintah.
2) Jenis barang/jasa
Menurut Savas (1987) membagi barang layanan menjadi 4 (empat)
kelompok:
a. Barang yang digunakan untuk memenuhi kepentingan individu
yang bersifat pribadi. Barang privat (private goods) ini tidak ada
konsep tentang penyediaannya, hukum permintaan dan
penawaran sangat tergantung pada pasar, produsen akan
memproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan bersifat
terbuka.
b. Jenis barang yang kedua disebut toll goods, yakni barang yang
digunakan atau dikonsumsi bersama-sama dengan persyaratan
apabila menggunakannya harus membayar atau ada biaya
penggunaan, apabila pengguna atau konsumen tidak membayar
maka tidak dapat menggunakannya.
c. Jenis barang ketiga disebut collective goods, yaitu barang yang
digunakan secara bersama-sama atau kolektif dan
penyediaannya tidak dapat dilakukan dengan melalui mekanisme
pasar, karena barang ini digunakan secara terus menerus dan
secara bersama- sama serta sulit diukur berapa besar
penggunaan barang ini untuk setiap individu.
Jenis barang yang keempat adalah common pool goods, jenis
barang ini memiliki karakteristik dimana yang menggunakan barang ini
tidak ada yang mau membayar, biasanya digunakan/dikonsumsi secara
bersama-sama dan kepemilikan barangini oleh umum, tidak ada orang
yang mau menyediakan barang ini. Untuk itu pemerintah melakukan
pengaturan terhadap barang ini.

Dalam kenyataannya keempat jenis barang diatas sangat sulit


dibedakan atau dipisahkan masing-masing jenis termasuk barang yang
mana, karena setiap barang tidak murni menjadi salah satu karakteristik
jenis barang yang ada. Setiap barang mempunyai kecenderungan
karakteristik barang yang satu dengan barang yang lain.
3) Pelayanan prima
Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah "Excellent
Service" yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik dan atau
pelayanan yang terbaik.Disebut sangat baik atau terbaik, karena sesuai
dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang
memberikan pelayanan. Apabila instansi pelayanan belum memiliki
standar pelayanan, maka pelayanan disebut sangat baik atau terbaik atau
akan menjadi prima, manakala dapat atau mampu memuaskan pihak yang
dilayani (pelanggan). Jadi pelayanan prima dalam hal ini sesuai dengan
harapan pelanggan.
Adapun pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya peningkatan
kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat sebagai pelanggan
dan sebagai acuan untuk pengembangan penyusunan standar pelayanan.
Baik pelayan, pelanggan atau stakeholder dalam kegiatan pelayanan,
akan memiliki acuan mengenai mengapa, kapan, dengan siapa, dimana
dan bagaimana pelayanan dilakukan.

b. Nilai-Nilai Dasar Pelayanan Publik

Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan kepada


masyarakat, sebenarnya sudah diatur dalam beberapa pedoman, antara
lain adalah Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
(MENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 yang mengemukakan tentang prinsip-
prinsip pelayanan publik sebagai berikut

1. Kesederhanaan, Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit,


mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan
a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;
b. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab
dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan
publik;
c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
3. Kepastian Waktu, pelaksanaan pelayanan publik dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
4. Akurasi, produk pelayanan Publik diterima dengan benar, tepat,
dan sah.
5. Keamanan, proses dan produk pelayanan Publik memberikan rasa
aman dan kepastian hukum.
6. Tanggung jawab, pimpinan penyelenggara pelayanan public atau
pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelengaraan
pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam
pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan Sarana dan prasarana, tersedianya sarana dan
prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang
memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi
dan informatika (telematika).
8. Kemudahan Akses, tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang
memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat me
manfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika.
9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan, pemberi pelayanan
harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta
memberikan pelayanan dengan ikhlas
10. Kenyamanan, lingkungan pelayanan harus tertib, teratur,
disediakan ruang tunggu yang nyaman,bersih, rapi, lingkungan
yang indah dan sehat serta dilengkapi denganfasilitas pendukung
pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain.

G. Matrik Rancangan
Unit Kerja : Puskesmas Pagar Gunung
Identifikasi Isu :
1. Kurangnya pemahaman pasien dan masyarakat tentang
penggunaan antibiotic di Puskesmas Pagar Gunung.
2. Kurang optimalnya petugas farmasi dalam penadaan obat
LASA dan High Alert di Puskesmas Pagar Gunung
3. Kurang Optimalnya penyediaan obat dari Gudang Farmasi
Dinkes ke Puskesmas Pagar Gunung
4. Belum Optimalnya petugas medis dalam melakukan penulisan
resep khususnya belum legkapnya dalam penulisan
administasif di Puskesmas Pagar Gunung
5. Belum Optimalnya Kedisiplinan Petugas Apotek untuk Datang
dan Pulang Tepat Waktu di Puskesmas Pagar Gunung
6. Kurang maksimalnya pengelolaan emergency kit di sub unit
dalam gedung puskesmas.
Isu yang Diangkat : Kurangnya pemahaman masyarakat tentang
penggunaan antibiotic di Puskesmas Pagar Gunung.
Gagasan Pemecahan Isu :
1. Melakukan koordinasi dengan Kepala puskesmas di Puskesmas
Pagar Gunung.
2. Membuat Leaflet dan Kuisioner tentang kepatuhan penggunaan
antibiotic
3. Melakukan Pelayanan di Apotek
4. Melaksanakan Edukasi kepada pasien secara door to door
5. Mengevaluasi Kegiatan
Tabel . Matrik Rancangan Aktualisasi
N Kegiatan Tahapan Output/ Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Kontribusi
o Hasil Pelatihan Kegiatan Pencapaian
Pencapaian Visi Penguatan Nilai-
dan Misi Nilai Organisasi
Organisasi
1 Melakukan 1. Menemui mentor 1.Tersampaikann Keterkaitan dengan Agenda Konstribusi Dalam kegiatan ini
. koordinasi untuk menyampaikan ya kegiatan Peran dan Kedudukan PNS kegiatan ini memperkuat nilai
dengan Mentor kegiatan aktualisasi yang akan adalah: adalah sebagai organisasi yaitu:
dan Coach yang akan dilaksanakan perwujudan misi
terkait kegiatan dilaksanakan. Manajemen ASN: puskesmas pagar A = (Amanah)
yang aka Melaksanakan tugas dan gunung yaitu : akan menjalankan
dilaksanakan. 2. Meminta masukan 2. Tercapainya fungsi secara profesional, kegiatan terrsebut
kepada mentor terkait sebuah bertanggung jawab, integritas Meningkatkan sesuai dengan
kegiatan yang akan kesepakatan dalam menyampaikan ide. Profesionalitas amanah yang
dilaksanakan terkait kegiatan dan kinerja diberikan oleh
yang akan Whole of Government: petugas mentor dan coach
dilaksanakan Melakukan koordinasi dalam
melakukan kegiatan dengan
mengacu kepada asas
3.Terverifikasinya
3. Meminta persetujuan keterbukaan.
Lembar
kegiatan dan meminta
Persetujuan
tanda tangan surat Keterkaitan dengan agenda
kegiatan
persetujuan kegiatan ANEKA adalah:
kepada mentor
1. Akuntabilitas:
4.Tersampaikann
4. Berkonsultasi dengan Adanya kejelasan dalam
ya hasil
Coach terkait kegiatan menyampaikan kegiatan
konsultasi
yang telah disetujui sehingga pelaksanaan
terkait kegiatan
mentor aktualisasi dapat
disertai foto dan
dipertanggungjawabkan.
video
2. Etika Publik :
5. Terverifikasinya
5. Meminta persetujuan Konsultasi merupakan cermin
lembar
Coach mengenai nyata dari bentuk
kegiatan yg akan persetujuan menghargai komunikasi,
dilaksanakan kegiatan yang konsultasi dan kerjasama
akan yang baik dimana dapat
dilaksanakan menjadi dasar dalam
penyelesaian sebuah tugas

3. Etika publik:
meminta tanda tangan surat
persetujuan kepada mentor
dengan sopan santun.

4. Anti Korupsi :
Jujur dan Berani dalam
mengemukakan gagasan dan
ide terhadap segala kegiatan
serta Bertanggung jawab
atas semua kegiatan yang
akan dilakukan

.5. Etika publik:


meminta tanda tangan surat
persetujuan kepada coach
dengan sopan santun

2. Membuat 1. Mencari bahan leaflet 1. Foto Kegiatan Keterkaitan dengan Agenda Konstribusi Dalam kegiatan ini
Leaflet dan dan kuisioner tentang Peran dan Kedudukan PNS kegiatan ini memperkuat nilai
Kuisioner kepatuhan adalah: adalah sebagai organisasi yaitu:
tentang penggunaan antibiotic perwujudan misi
kepatuhan Whole of Government: puskesmas pagar P (Profesionalitas)
penggunaan 2. Membuat Desain 2. Foto kegiatan Melakukan koordinasi gunung yaitu: = memiliki
antibiotik Leaflet dan konsep dan desain dengan pihak terkait sehingga kompetensi dalam
Kuisioner leaflet dan diperoleh leaflet yang Meningkatkan melakukan
konsep berkualitas Profesionalittas kegiatan
kuisioner dan kinerja
Keterkaitan dengan agenda petugas
3. Mencetak leaflet dan 3. Terbitnya ANEKA adalah:
kuisioner Leaflet dan
kuisioner 1. Akuntabilitas:
Saya akan mencari bahan
leaflet dan kusioner secara
transparansi

2. Komitmen mutu
merancang leaflet dan
kuisioner dengan sangat
efektif agar pasien dapat
memahami leaflet dan dapat
mengisi kusioner dengan
mudah

3. Anti Korupsi :
Kerja keras membuat leaflet
dan kuisioner obat secara
mandiri dengan sungguh-
sungguh.

3. Membuat stiker 1. Membuat desain 1. Foto kegiatan Keterkaitan dengan Agenda Konstribusi Dalam kegiatan ini
antibiotic dan stiker antibiotic Peran dan Kedudukan PNS kegiatan ini memperkuat nilai
form bukti adalah: adalah sebagai organisasi yaitu:
pelabelan stiker 2. Mencetak stiker 2. Terbitnya perwujudan misi
antibiotik antibiotic stiker Pelayanan Publik : puskesmas pagar L = (Loyalitas)
antibiotic Akuntabel, Bertanggung jawab gunung yaitu: Kesetiaan dan
dalam penyediaan stiker label pengabdian
3. Membuat form 3. Foto kegiatan antibiotic dan lembar bukti Meningkatkan dengan sepenuh
bukti pelabelan stiker pelabelan antibiotik Profesionalittas hati
antibiotic dan kinerja
Keterkaitan dengan agenda petugas
4. Mencetak form bukti 4. Terbitnya ANEKA adalah:
pelabelan antibiotik form bukti
pelabelan 1. Komitmen mutu
antibiotik medesain stiker antibiotic dan
form bukti pelabelan stiker
dengan sangat efektif dan
efisien sehingga mudah
dipahami oleh pasien

1. Akuntabilitas:
Saya akan membuat desain
stiker antibiotic secara
transparansi
2. Anti Korupsi
Saya akan melakukan
tahapan kegiatan secara jujur,
kerja keras dan mandiri

3. Nasionalisme :
Amanah dalam pembuatan
stiker antibiotic

4. Komitmen mutu :
Terciptanya form bukti
pelabelan antibiotik secara
efektif sebagai proses
dokumentasi bahwa obat
pasien telah dilakukan
pelabelan antibiotik

4. Melakukan 1. Menerima resep dari 1. Diterimanya Keterkaitan dengan Agenda Konstribusi Dalam kegiatan ini
Pelayanan dokter resep dari Peran dan Kedudukan PNS kegiatan ini memperkuat nilai
Informasi Obat pasien dan Foto adalah: adalah sebagai organisasi yaitu:
dan kegiatan perwujudan misi
Pengaplikasian Pelayanan Publik: puskesmas pagar A= Adil dalam
stiker antibiotic 2. Menyiapkan obat 2. Foto kegiatan Akuntabel, Bertanggung jawab gunung yaitu: mberikan
pasien diapotek dalam pelayanan resep pelayanan kepada
3. Memberikan etiket 3. Foto kegiatan Mendorong pasien
dan stiker antibiotic Keterkaitan dengan agenda kemandirian
ANEKA adalah: hidup sehat bagi
4. Menyerahkan obat 4. Tersampainya keluarga dan
kepasien disertai obat kepasien 1. Akuntabilitas masyarakat
penjelasan tentang dan Foto kegiatan menerima resep obat dari
penggunaan antibiotic pasien secara transparansi

5. Mencatat hasil 5. Foto kegiatan


2. Nasionalisme
kegiatan di form bukti Dan catatan di
Dalam menyiapkan obat saya
pelabelan antibiotik form bukti
akan lakukan dengan kerja
pelabelan
keras
antibiotik
3. Akuntabilitas
Menuliskan etiket obat dengan
kejelasan agar dapat dipahami
oleh paisen

4. Etika Publik
Menyerahkan obat secara
sopan santun dan ramah
kepada pasien

5. Anti Korupsi
Mencatat hasil kegiatan secara
jujur
5. Melaksanakan 1. Mempersiapkan 1. leaflet, lembar Keterkaitan dengan Agenda Konstribusi Dalam kegiatan ini
Edukasi kepada bahan materi dan alat formulir Peran dan Kedudukan PNS kegiatan ini memperkuat nilai
masyarakat untuk kebutuhan adalah: adalah sebagai organisasi yaitu:
secara door to edukasi perwujudan misi
door Pelayanan Publik puskesmas pagar P (Profesional) =
2. Membagi leaflet 2. foto kegiatan Tidak diskriminatif dan gunung yaitu: Memiliki
kepada masyarakat dan leaflet keterbukaan dalam kompetensi dalam
membagikan leaflet ke Mendorong memberikan
3. Menjelaskan dan 3. Foto kegiatan masyarakat kemandirian pelayanan
memberikan edukasi hidup sehat bagi A (Adil) = (Adil
kepada masyarakat Manajemen ASN keluarga dan dalam memberikan
tentang penggunaan Bersikap jujur dan tanggung masyarakat pelayanan)
dan dampak jawab dalam memberikan
penggunaan antibiotic informasi ke masyarakat

4. Membagikan 4. Form Keterkaitan dengan agenda


kusioner kuisioner dan ANEKA adalah:
kepada pasien untuk foto
di isi 1. Akuntabilitas
Saya akan mempersiapkan
5. Mengumpulkan 5. Terkumpulnya alat dan bahan materi
kusioner yang telah di Form kuisioner edukasi dengan penuh
isi yang telah diisi tanggung jawab

2. Etika publik
Bersikap sopan dan santun
pada saat memerikan leaflet
kemasyarakat
3. Nasionalisme :
Integritas dalam melakukan
edukasi kepada masyarakat
dengan adil dan tidak
membeda-bedakan
4. Anti Korupsi:
Memberikan form kuisioner
secara mandiri

5. Anti korupsi
Saya akan mengumpulkan
kuisioner secara jujur, tidak
akan memanipulasi data
yang ada.

6. Mengevaluasi 1. Melakukan penilaian . 1. Form Keterkaitan dengan Agenda Konstribusi Dalam kegiatan ini
kegiatan hasil dari kusioner kuisioner Peran dan Kedudukan PNS kegiatan ini memperkuat nilai
yang akan adalah: adalah sebagai organisasi yaitu:
dinilai perwujudan misi
Manajemen ASN: puskesmas pagar A (Amanah) =
2.Monitoring pelabelan 3. Form bukti Adanya rasa tanggung jawab gunung yaitu: Amanah dalam
stiker antibiotic pada pelabelan untuk melaporkan hasil pengabdian
obat antibiotic pasien stiker Yang kegiatan kepada kepala Meningkatkan
telah diisi puskesmas Profesionalittas
dan kinerja
5. Melaporkan laporan Keterkaitan dengan agenda petugas
kepada Kepala 5. Lembar ANEKA adalah:
Puskesmas Persetujuan
Laporan dan 1. Etika Publik
Foto kegiatan Melakukan penilaian hasil
kuisioner dengan cermat

Komitmen mutu
Saya akan melakukan
monitoring pelabelan stiker
antibiotic dengan efisien dan
efektif
3. Anti korupsi
Saya akan berani dan jujur
ketika melaporkan hasil
evaluasi kegiatan kepada
atasan
H. Jadwal Kegiatan
Tabel 6. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Melakukan koordinasi dengan
kepala puskesmas di
Puskesmas Pagar Gunung 15 1 19

2 Membuat Leaflet dan Kuisioner


tentang kepatuhan 21-23
penggunaan antibiotik
3 Membuat stiker antibiotic dan
form bukti pelabelan stiker 26-29
antibiotik
4 Melakukan PIO dan
Pengaplikasian stiker antibiotic 3-5
pasien diapotek
5 Melaksanakan Edukasi kepada
pasien secara door to door 6-11

6 Mengevaluasi kegiatan
12-17

I. Kendala dan Antisipasi


Berikut adalah kendala-kendala yang mungkin akan terjadi saat
aktualisasi nilai-nilai pada saat habituasi dan antisipasinya.
1. Kendala
- Kendala yang mungkin terjadi ketika melakukan edukasi secara door to
door yaitu kemungkinan terdapat beberapa rumah yang penghuninya
sedang pergi, sibuk atau kurang berkenan diberikan edukasi. Karena
mayoritas mata pencaharian masyarakat pagar gunung pada siang hari
adalah berkebun.
- Selain itu karena sekarang masih dalam situasi covid -19 kemungkinan
untuk penyebaran virus covid - 19 dapat terjadi.
- Jarak antara Puskesmas dan tempat percetakan untuk mencetak leaflet
dan stiker antibiotic lumayan yang jauh.

2. Antisipasi
Karena mayoritas warga melakukan kegiatan pada pagi sampai siang
hari, jadi untuk kegiatan edukasi ke rumah pasien tersebut dapat dilakukan
menjelang sore hari. Dan sebelum melakukan kegiatan edukasi ke rumah
masyarakat, diwajibkan petugas dan warga untuk mematuhi protocol
kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Anda mungkin juga menyukai