Pengertian Auditing
Pengertian Auditing
Pengertian Auditing
Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Yang dalam pengertian
umumnya, merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan
tentang reabilotas dari pernyataan seseorang.
Dalam pengertian yang lebih sempit, atestasi merupakan komunikasi tertulis
yang menjelaskan suatu kesimpulan mengenai reabilitas dari asersi tertulis yang
merupakan tanggung jawab dari pihak lainnya. Seorang akuntan publik, dalam perannya
sebagai auditor, memberikan atestasi mengenai kewajaran dari laporan keeuangan dari
sebuah entitas. Akuntan public juga memberikan jasa atestasi lainnya, seperti membuat
laporan mengenai internal control, dan laporan keuangan prospektif.
Ada beberapa pengertian Auditing yang diberikan oleh beberapa sarjana dibidang
akuntansi antara lain:
1. Menurut Hayes (2014:4)
Auditing adalah suatu proses sistematis untuk secara mendapatkan dan
mengevaluasi bahan bukti mengenai asersi tentang kejadian dan kegiatan ekonomi
untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
2. Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley, da Rndal J. Elder (2017, 28)
Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk
menentukan dan melaporkan tingkat atau derajat kesesuaian antara informasi
tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan.
3. Menurut Konrath (2005: 5)
Auditing adalah suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan
mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-
kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan
kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
4. Menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Panny (2012: 4)
Auditing adalah pemerikasaan laporan keuangan perusahaan oleh perusahaan
akuntan public yang independen. Audit terdiri dari penyelidikan mencari catatan
akuntansi dan bukti lain yang mendukung laporan keuangan tersebut.
5. Menurut penulis
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,
oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.
Ada beberapa hal yang penting dari pengertian tersebut, yaitu:
1. Yang diperiksa adalah laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, serta dokumen-
dokumen pendukung lainnya.
2. Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis. Dalam melakukan pemeriksaan,
akuntan publik berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik (di USA:
Generally Accepted Auditing Standards), menaati Kode Etik Akuntan Profesional IAI
dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik dari IAPI serta mematuhi Standar Pengendalian
Mutu.
Agar pemerikasaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan publik harus
merencanakan pemeriksaannya sebelum proses pemeriksaan dimulai, dengan
membuat rencana pemeriksaan (audit plan). Dalam audit plan antara lain
dicantumkan kapan pemerikasaan dimulai, berapa lama jangka waktu pemerikasaan
diperkirakan, kapan laporan harus selesai, berapa orang audit staf yang ditugaskan,
masalah-masalah yang diperkirakan akan dihadapi dibidang auditing, akuntansi,
perpajakan, dan lain-lain. Selain itu dalam audit plan, akuntan publik harus
menetapkan batas materialistis dan memperhitungkan resiko audit.
Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara kritis, pemeriksaan tersebut harus
dipimpin oleh seorang yang mempunyai gelar akuntan (chartered accountant),
sertifikasi CPA dan mempunyai izin praktik sebagai akuntan publik dari Menteri
Keuangan. Pelaksanaa pemeriksaan haruslah seorang yang mempunyai pendidikan,
pengalaman dan keahlian dibidang akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi dan
pemeriksaan akuntan.
3. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independe, yaitu akuntan public. Yang
dimana sebahai pihak diluar perusahaan yang diperiksa, tidak boleh mempunyai
kepentingan tertentu di dalam perusahaan tersebut (misalnya sebagai pemegang
saham, direksi atau dewan komisaris), atau mempunya hubungan khusus. Akuntan
publik harus independen, baik in-fact maupun in-appearance dan in mind karena
sebagai orang kepercayaan masyarakat, harus bekerja secara objektif, tidak
memihak kepihak manapun dan melaporkan apa adanya.
4. Tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.
Laporan keuangan yang wajar adalah yang disusun berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku umum, diterapkan secara konsisten dan tidak mengandung
kesalahan yang material (besar atau signifikan). Akuntan publik tidak dapat
menyatakan bahwa laporan keuangan itu benar, karena pemeriksaannya dilakukan
secara sampling (test basis) sehingga mungkin saja terdapat kesalahan dalam
laporan keuangan tetapi jumlahnya tidak material (kecil arau immaterial) sehingga
tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Untuk perusahaan kecil atau menengah bisa memilih menggunakan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) atau PSAK sebagai dasar penyusunan laporan
keuangannya, sedangkan untuk perusahaan besar dan public company harus
menggunakan PSAK dan mulai tahun 2012 menggunakan standar akuntansi berbasis
International Financial Reporting Standards (IFRS).