OLEH
I NENGAH SUARDIKA, SST
P07120320087
PROGRAM PROFESI NERS
KELAS C
IGD Psikiatri :
Instalasi yang memberikan pelayanan 24 jam kepada pasien yang mengalami
gawat darurat psikiatri.
a. Identitas pasien
b. Kondisi pasien yaitu tanda vital dan keluhan utama dengan PANSS-EC
atau skor RUFA (perawat) = GAF
3. Diagnosis Keperawatan :
a. Perilaku kekerasan
b. Risiko Bunuh Diri
c. Halusinasi
d. Waham
4. Penatalaksanaan :
a. Deescalasi
b. Manajemen krisis
c. Pemberian tranqulizer cepat
d. Restrain bila perlu
e. Latihan pengontrolan prilaku
5. Evaluasi
a. Observasi respon thd penatalaksanaan
b. Penilaian PANSS-EC
c. Pendidikan kesehatan klien dan keluarga
d. Penentuan rawat inap
4. Bila penanganan ini tidak berhasil dan terjadi peningkatan skala PANSS-EC
menjadi 4-5, maka dilanjutkan dengan pemberian
a. Dewasa : 30 mg/hari
Untuk anak dan remaja dosis olanzapine 2,5 – 5 mg, dengan dosis maksimal
pada anak < 12 tahun 2,5 mg dan usia ≥ 12 yahun dapat sampai 10 mg/hari.
8. Bila menggunakan obat injeksi aripiprazole diberikan dosis 9,75 mg IM untuk
dewasa dan anak-anak usia >13 tahun, dan dapat diulang tiap 2 jam sampai
dosis maksimal 30 mg/hari
9. Bila hanya tersedia obat diazepam injeksi, maka dapat diberikan 10 mg IV
atau IM perlahan dalam waktu 2 menit
10. Injeksi deiazepam dapat diulang setiap 30 menit dengan dosis maksimal 20
mg/hari
Hati-hati untuk tidak diberikan pada anak-anak, usia lanjut, kondisi gaduh
gelisah akibat penyebab organik di otak dan bila ada distres pernafasan
11. Bila skor PANSS-EC mencapai skor 6 – 7, maka diberikan injeksi kombinasi
(haloperidol 5 mg + diazepam 10 mg)
Untuk anak-anak <12 tahun dosis injeksi haloperidol 0,025 – 0,075
mg/kgBB/dosis (maksimum 2,5 mg per kali) ditambah diazepam 0,1
mg/kgBB/kali
12. Injeksi kombinasi yang lain bisa diberikan aripiprazole 9,75 mg ditambah
diazepam 10 mg IV atau IM
2. Kondisi agitasi sedapat mungkin terkendali dalam waktu maksimal 3x24 jam
3. Farmakoterapi
Sedapat mungkin antipsikotik tunggal, kecuali dalam agitasi berat
Monitor efek samping
4. Nonfarmakoterapi
Psikoedukasi dan psikoterapi suportif untuk pasien dan keluarga
SKALA GAF PADA INTENSIF PSIKIATRI
Skala Keterangan
21-30 Perilaku dipengaruhi oleh waham dan halusinasi atau gangguan
serius dalam berkomunikasi atau pertimbangan atau
ketidakmampuan untuk berfungsi hampir seluruh area
11-20 Beberapa bahaya hamper menyakiti diri sendiri maupun orang lain
atau kadang –kadang gagal menjaga kebersihan pribadi minimal
QR penurunan gross dalam berkomunikasi
01-10 Berbahaya terus menerus sangat menyakiti diri sendiri atauorang
lain atau ketidakmampuan persisten untuk menjaga kebersihan
pribadi minimal atau tindakan bunuh diri yang serius dengan
harapan yang jelas yaitu kematian
Klasifikasi Intensif
a. Intensif I
Prinsip tindakan
1) Life saving
2) Mencegah cedera pada pasien, orang lain dan lingkungan
Indikasi :
Pasien dengan skor 1-10 skala RUFA
Intervensi Intensif I
1) Observasi ketat
4) Terapi modalitas yang dapat diberikan pada fase ini adalah terapi musik.
Evaluasi
1) Observasi frekuensi dan intensitas yang lebih rendah dari fase intensif I
2) Terapi modalitas yang dapat diberikan pada fase ini adalah terapi
musik dan terapi olah raga.
Evaluasi
Bila kondisi pasien diatas skor 20 skala RUFA maka pasien dapat
dipindahkan ke intensif III. Bila dibawah skor 11 skala RUFA maka
pasien dikembalikan ke fase intensif I
c. Intensif III
Prinsip tindakan
1) Observasi lanjutan dari fase akut (Intensif II)
2) Memfasilitasi perawatan mandiri pasien
Indikasi :
Pasien dengan skor 21-30 skala RUFA
Evaluasi
RUFA Waham
Intensif I Intensif II Intensif III
• Komunikasi terapeutik •● • a) Komunikasi terapeutik •a) Kaji tingkat nyeri pasien dengan
Bicara dengan tenang •● Bicara dengan tenang menggunakan skala nyeri 1-10 (1-3
•● Gunakan kalimat singkat dan •● Gunakan kalimat singkat dan nyeri ringan , 4-7 nyeri sedang, 8-
jelas jelas 10 nyeri berat)
• b) Kaji keadekuatan pernafasan, •b) Kaji lokasi nyeri, intensitas nyeri
ventilasi dan oksigensiasi dan dan karakteristik nyeri
• b) Kaji keadekuatan pernafasan,
tingkat kesadaran pasien ventilasi dan oksigensiasi dan •c) Diskusikan dengan klien
• c) Pasang O2 100% tingkat kesadaran pasien penyebab nyeri yang terjadi
sesuai kebutuhan • c) Pasang O2 100% •d) Diskusikan pengalaman pasien
• d) Observasi adanya needle sesuai kebutuhan dalam mengatasi nyeri
track bekas suntikan pada • d) Obsevasi tanda-tanda •e) Ajarkan teknik distraksi (
lengan dan kaki pasien vital setiap 4 jam ngobrol, melakukan kegiatan yang
• e) Kolaborasi : untuk ambil menyenangkan)
• e) Observasi drip naloxon dalam
darah untuk analisis kimia darah IVFD NaCl 0,9% atau dextrose 5 •f) Ajarkan teknik relaksasi tarik
• f) Observasi TTV setiap 5 menit % 500 ml per 6 jam nafas dalam
selama 4 jam • f) Kolaborasi terapi medis •g) Obsevasi CINA setiap 4 jam
• g) Kolaborasi :Pertimbangkan lainnya secara simtomatik •h) Kolaborasi pemberian therapy
intubasi endotrakheal bila analgesik (sesuai keluhan)
ragu keadekuatan pernafasan, •a. Tramal 3x50 mg
oksigenasi kurang dan •b. Jika perlu , injeksi diazepam 1
hipoventilasi menetap ampul IM atau IV.
• h) Kolaborasi : pasang IVFD (NaCl •i) Libatlan pasien dalam terapi
0,9% atau dextrose 4 %) untuk modalitas : Living skill dan terapi
mendukung tekanan darah, musik
mencegah koma dan dehidrasi
• i) Pasang kathether untuk analisis
urine untuk menentukan jenis zat
yang digunakan terakhir
• j) Pasien dipuasakan untuk
menghindari aspirasi
• k)Coba untuk mendapat riwayat
penggunaan obat dari orang
lain yang ikut bersama pasien.
• l) Kolaborasi terapi medis
pemberian antidotum naloxon
RUFA ISOS
Bila skor PANSS-EC berkisar pada skor 2-3 atau dengan nilai RUFA Intensif
3 (skor 21-30) maka pasien dipindahkan ke ruangan perawatan pasien tenang.
Assesmen rawat inap pasien mengkaji terkait : identitas pasien, alasan MRS,
Faktor predisposisi dan presifitasi, pemeriksaan fisik, Psikososial, Status
Mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping.
DPJA menyampaikan tata tertib perawatan di ruangan terkait jam istirahat, jam
boleh keluar dan kegiatan ruangan yang diikuti sesuai jadwal kegiatan pasien.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Hal-hal yg perlu dilakukan pada fase perkenalan atau pertemuan I dengan klien
1. Memberi salam
2. Perkenalkan diri
4. Menyepakati pertemuan/kontrak
“bagaimana kl kita bercakap-cakap”, dimana kita duduk, bagaimana kl kita
duduk (sebutkan tempatnya
5. Menghadapi Kontrak
8. Mengakhiri perkenalan
1. Berhadapan
5. Tetaps Rileks
.
TERAPI MODALITAS
Kompetensi perawat :
1. Terapi individual
4. Terapi kognitif
5. Terapi keluarga
6. Terapi kelompok
7. Terapi Perilaku
TERAPI LINGKUNGAN
1. Bentuk terapi dgn menata lingkungan agar terjadi perubahan perilaku pada
klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif.
TERAPI BIOLOGIS/SOMATIC
TERAPI KELUARGA
Rehabilitasi Psikososial
1. Paket 10 hari
2. Kompetensi pasien :
Kebersihan / ADL mandiri,
Perkebunan & Pertanian,
Kerajinan tangan, pemanfaat limbah bekas,
Menggambar & melukis,
Menyulam, Peternak ayam,
sosial (Mencuci mobil/motor, buat batako,
Latihan ketrampilan
membuat canang)
Restrukturisasi kognitif
Terapi rekreasi,
Olahraga dan kesenian
Kegiatan Rehabilitasi Psikososial
1. Kegiatan rehab dilaksanakan dari hari Senin sampai hari Jumat dengan 2 kali
jadwal rehab yaitu
I : dari Pukul 08.00 s.d. 11.00 Wita
II : dari Pukul 13.00-15.00 Wita
2. Hari Senin s.d Rabu : ADL, perkebunan & pertanian, peternakan, menganyam,
Latihan ketrampilan sosial, Menggambar & melukis,kerajinan tangan dll