Anda di halaman 1dari 2

bertujuan untuk meningkatkan EODB (Easy of Doing Business),

jadi kemudahan berusaha. Tapi dengan adanya OSS ya sudah tidak ada
lagi sekat-sekat daerah, karena diambil alih oleh pusat kecuali izin-izin
yang ada di daerah yang berpotensi menghambat kemudahan berusaha.
Seperti contohnya HO, HO Malang tidak ada sudah dicabut, di
Kabupaten masih ada. Itu juga sebagai tekanan kompetitif juga, karena
apa, karena ada jalur birokrasi yang istilahnya menghambat. Jadi ada
perbedaan penafsiran pelaksanaan peraturan di tiap daerah. Nah itu juga
yang bisa mempengaruhi kemudahan berusaha. OSS tujuan utamanya
untuk meningkatkan EODB itu tadi, kemudahan berusaha di daerah
tersebut.” (Wawancara dilakukan pada tanggal 21 Maret 2019, pukul
10.42 WIB di ruang pelayanan informasi perizinan).
tekanan kompetitif suatu daerah untuk
dapat berkompetisi dengan daerah lain melalui pemberian pelayanan yang baik
yang diharapkan dapat meningkatkan kemudahan berusaha suatu daerah.
Iya, PP itu kan sudah perintah. Peraturan pemerintah itu sudah
perintah kepada pemerintah daerah untuk melaksanakannya. Dan itu sudah kita
laksanakan.
enerapan OSS juga dipengaruhi
oleh tekanan dari pemerintah pusat. Tekanan tersebut merupakan tekanan
untuk segera menerapkan sistem OSS bagi seluruh daerah di Indonesia.
Pemerintah pusat mendorong penerapan OSS di seluruh Indonesia bertujuan
untuk melakukan percepatan pelaksanaan berusaha.
Surat Edaran Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian kepada seluruh daerah di Indonesia untuk
segera menerapkan OSS.
Iya itu dari Kemendagri. Kemendagri itu memang kita harus segera
melaksanakan program itu. Yang kedua dari Kemenko, memang awalnya
lembaga OSS ini dibentuk dari lembaga Kemenko. Sekarang sudah per
Januari 2019 dialihkan ke BKPM, tapi pelaksanaannya ini masih tarik
ulur karena Kemenko ini tentang programnya masih ada di Kemenko
sedangkan pelaksanaannya sudah ada di BKPM. Jadi lembaga OSS ini
kan sebenarnya ada di mana kita nggak tahu, kan begitu mas
Setelah diresmikan pada tanggal 9 Juli 2018, Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian mengeluarkan surat edaran kepada pemerintah daerah
di seluruh Indonesia untuk segera mengganti sistem perizinan lama menjadi
sistem OSS yang terpusat dan terintegrasi secara elektronik. Surat edaran
tersebut ditujukan kepada sekretaris daerah provinsi dan kabupaten/ kota
dengan nomor surat S-290/ SES.M.EKON/07/2018. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Bapak Anang Wijayanto selaku petugas layanan OSS:
“Surat Edaran Menteri Perekonomian. Jadi surat edaran itu, ini lho ada
PP ini terapkanlah di kabupaten. Dulu kan OSS itu leading sektornya
Kementerian Perekonomian, sekarang sudah dilimpahkan ke BKPM
mulai 1 Januari. Dulu OSS waktu Agustus itu surat edaran menteri, ini
ada peraturan baru, terapkan. Siap nggak siap terapkan. Semuanya itu, se
Indonesia.”
Tidak ada masa transisi,
harus berlaku. Jadi itu kan penggunaan kekuasaan. Harusnya kalau ada
peraturan baru harus ada masa transisi atau percobaan. Jadi masih
berjalan pola lama dan pola baru secara bersamaan. Nah ini ndak boleh,
langsung pola baru (Sistem OSS). OSS itu langsung
Sebelum ada sistem OSS, sudah ada aturan mengenai perizinan berupa
Undang-Undang dan Peraturan Daerah. OSS dibentuk dari Peraturan
Pemerintah dan langsung menggantikan perizinan manual atau offline yang
sebelumnya sudah diatur oleh Undang-Undang dan Peraturan Daerah.

Anda mungkin juga menyukai