Anda di halaman 1dari 46
8 Pendapatan The danger in continuing to use a nonseientific language is that we will not even understand the questions of science, much less seek answers to those questions. We accountants seem to have a negative attitude toward technical terms. .. The language that we currently use in trying to communicate with each other is most imprecise. Mwould be wholly beneficial if we adopted technical terms to communicate with each other and then translated those terms into plain English when we communicate with nonaccountants (Robert R. Sterling, 1979) Urutan yang logis setelah pembahasan aset dan kewajiban adalah ekuitas karena ketiganya merupakan elemen neraca. Pendapatan dan biaya (termasuk untung dan rugi) dibahas lebih dahulu sebelum ekuitas karena meretia merupakan penyebab penting perubahan ekuitas yang berasal dari kegiatan operasi perusa- haan dan pembentuk statemen laba-rugi yang menentukan laba perusahaan. Itu- lah sebabnya akun-akun yang menjadi media pencatatan elemen-elemen tersebut disebut dengan akun nominal atau temporer (nominal atau temporary accounts) yang akhirnya secara periodik harus ditutup ke ekuitas, Pendapatan dan biaya dibahas secara berurutan karena eratnya hubungan antara keduanya, Pendapatan dibahas dulu dalam bab ini dan baru kemudian biaya dibahas di bab berikutnya sesuai dengan urutan penyajian dalam statemen laba-rugi. Konsep dasar upaya dan hasil menyatakan bahwa hasil atau capaian (accom- plishment) harus diperoleh dengan upaya (effort) dan bukan sebaliknya capaian dulu baru capaian menanggung upaya. Jadi, tidak ada capaian tanpa upaya. Oleh karena itu, secara konseptual upaya harus dilakukan dulu untuk memperoleh ca- paian atau hasil. Dalam akuntansi, pendapatan merepresentasi capaian dan biaya merepresentasi upaya. Dengan demikian, konsep upaya dan hasil mempunyai im- plikasi bahwa pendapatan dihasilkan oleh biaya. Artinya, hanya dengan biaya pendapatan dapat tercipta dan bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Walaupun demikian, secara teknis akuntansi, pendapatan biasanya diukur le- bih dahulu dan baru kemudian biaya yang diperkirakan menghasilkan pendapat- an tersebut diukur sehingga laba dapat ditentukan dengan tepat. Oleh karena itu, dalam statemen laba-rugi pendapatan disajikan dahulu dan baru kemudian dikurangi dengan biaya. Namun demikian, sekali lagi, tidak berarti bahwa penda- patan (revenue) menanggung biaya (expense). Biaya bukan merupakan beban yang harus dihindari tetapi merupakan upaya yang sengaja dilakukan dengan senang hati serta penuh kesadaran, semangat, dan pengertian.! “Itulah sebabnya penggunaan istilah beban untuk expense merupakan suatu penyimbolan yan; ‘sangat menyimpang dari makna sehingga harus ditinggalkan. yang Bab 5 382 dapatan_meliputi pengertian, si i f an pe Seperti aset dan kewajiban, pe rable Dt ee cian in, ki d ilainn, Karena sifatnya sebagai clemen nom; an penil an, pengakuan, da in: pengukuran, al i isi) dan pengakuan menjadj yobab perubahan ekuitas, pengertinn (defini i ee mneralah kritiy dalam pembahasan pendapntan. Der era aa Pegi weit i na eeldo pandapatan merupakan aksurulesi Haenladeveiablcag bun weorupakn san potensi jaa seperti aset atau kewajiban. a patan dapat dilukiskan dalam Gambar 8.1 berikut. Gambar 8.1 Masalah Teorotis Pondapatan ee cae on eee seningga Dotinist —~"] suatu jumlah dapat disebut sebagal pendapatan? _ a ‘pa kaitrla pongakuan (recognition criteria)? Pongakuan *) Apa yang harus dipenuhi agar suatu objek yang NO ‘momenuhi dofinis! pendapatan dapat diakul? 28 kaldah pengakuan (recognition rules)? pe eae Kapan kriterla pengakuan Pendapatan dipenuhi? Agakuan patslva atau kojadian apa menandal bahwrs ketite- ‘fa pengakuan telah dipenuhi? Prosedur ejadian atau keglatan apa yang dapat digunakan Pongakuan pawk memicu pencatatan jumiah Tuplah penda- Patan ke dalam sistem akuntanst? Masalah definisi pohingga Keduanya macafnd reretupakan masalah Pada level perekeyasaan m matalah kebijakas fen Teva eraneka konseptual Saat pengakuan merupa- rome Peneakuan yang diteaphan sap ee ander Artinya, atas daser konsep- ™enentukan pilih erangka kor untuk jenis per rear ta ™eM@EUnaan Penge P¥el, Penyusun standar Pembukuan di tin aly osedur pengaleuse nue Pendapatan tertentu ‘thaan wane merupakan masalah teknis Bendel Senpany Accounting polient matan dalam kebijakan akuntansi Suatu objek ang aa a {ibischican dongan masala Pengertian Pendapatan Hakui sebagai pendapaty dan terol Pendepatan tide, teen dren ‘eksi dalam statem, Sendirinya dap: : n keuangan, idapatan Pen Pe Pengertian Sea ee lant ik dilekatkan pada pengertian pendapatan. Berbagai sumber me No. & FASE men yang kurang lebih sama walaupun terdapat variasi. Dalam SFAC No. 6, mendefinisi pendapatan dan untung sebagai berikut: Revenues are inflows or other enhancements of assets of an entity or settlements of its liabilities (or combination of both) from delivering or producing goods, rendering services, or other activities that constitute the entity's ongoing major or central operations (prg. 78). Gains are increases in equity (net assets) from peripheral or incidental transac- tion of an entity and from all other transactions and other events and circum- stances affecting the entity except those that result from revenues or investments by owners (prg. 82). Paton dan Littleton (1970) mengkarakterisasi pendapatan sebagai berikut: Revenue is the product of the enterprise, measured by the amount of new assets received from customers; .. Stated in terms of assets the revenue of the enterprise is represented, finally, by the flow of funds from the customers or patrons in exchange for the product of the business, either commodities or services (him. 47- 40. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002), IAI mengadopsi definisi penda- patan dari IASC yang menempatkan pendapatan (revenue) sebagai unsur peng hasilan (income) sebagai berikut:? Income is increases in economic benefits during the accounting period in the form of inflows or enhancements of assets or decreases of liabilities that result in peescnes in equity, other than those relating to equity participants (him. 17) ‘The definition of income ecompasses both revenue and gains. Revenue arises in aan cae of the ordinary activities of an enterprise and is referred to by a vari- ely of different names including sales, fees, interests, dividends, royalties, and rents (him. 18). Gains represent other items that meet the definition of income and may, or may wot ere in the course ofthe ordinary activities ofan enterprise. Gains represent ae arise in economic benefits and as such are no different in nature from reve- increattence, they are not regarded as constituting a separate element in this framework (him. 18). TRaroun TAT ASO) tidake membedakan pendapaten dan untung, Keduanya digabung dalam satu onsen eauut income (penghasilan) dalam ati kotor, Buku teks asing pada umumnys memaknai FonseP Yang dine pers) yang maknanya sama dengan laba (earnings). Buku ini menggunakan ixcome dalam arti moto (re neto dan diterjemahan menjadi laba. Untuk membedakan makna ante Naan nce aaa pensif income, buku ini menggunaken taba stau Iaba perioda untuk earnings dan labs Kousprchensif untuk comprehensive income, Lihat embalicatatan kaki 30 di Bab 4 Bab » 354 ‘tian dan pengakuan ge. isi di isahkan antara penger Definisi-definisi di atas memis ara or igo ant ed ingga ti teristik yang menunjul eri wake sonttna Principles Board/APB (1970) mendefinisi pendapatan engan ne vhesulkkam krieria pengakuan sebagai berikut (APB Statement No. 4, mi i i decreases in liabilities recognized increases in assets or gross : nd mesnuted in conformity with gnarl aceped accounting principles that Ce are result from those types of profit-directed activities’ of an enterprise that can change owners’ equity. Dari beberapa definisi di atas, dapat didaftar karakteristik-karakteristik atau kata-kata kunci yang membentuk pengertian pendapatan dan untung. Yang mem. bentuk pengertian pendapatan adalah: @) Aliran masuk atau kenaikan aset (inflows or other enhancements of assets, the amount of new assets received from customers, flow of funds from the customers, increases in economic benefits, gross increases in assets). ""@) Kegiatan yang merepresentasi operasi utama atau sentral yang menerus (activities that constitute the entity’s ongoing major or central operations, in the course of the ordinary activities, producing goods, delivering goods, rendering services, profit-directed activities). Pelunasan, penurunan, atau bilities, decreases in liabilitie Suatu entitas (of an entity, Produk perusahaan (goods Product of the enterprise). Pertukaran produk (exchange for the product). Menyandang beberapa nama atau fees, interests, dividends, rovalties, and rents), Pp" bentuk (sales, Mengakibatkan kenaikan ekuitas ‘owners’ equity), (3) pengurangan kewaj ajiban (settlements of lia- 8, Bross decreases ii in liabilities). 44) (5) (6) mM of an enterprise), and services, (8) (result in increases in equity, change eet P ee implisit (implied) oleh kate kunci yang lain. vara tiBA Karakteristik sebelumnya, one een Penjabaran atau konsekuensi mentteristikt (1) dan (2) mm akan fein’ itu, dapat dikatakan bahwa ™merupakan karakteristik, onsekten aralkteristi utama sedangkan lainny@ Pendukung, atau penjelag. aa aitan dengan penci mendefinisi Profits, vita kegiatan produ, aes {ereh-directed activities) sering disebut jue? ‘rected activities sel i perasi dal ‘haan dengan pemilie 7a)” SSAA; semua kegs nen taal wan ati luas. APB Statement No. 4 Man Perusahaan kecuel transies ama pet" pendapatan 355 Kenaikan Aset CO ae ualedin yoom bahwa Pendapatan ada atau timbul, harus terjadi tran- all ian Nel va ng mensikn ao atau menimbulkan aliran masuk aset. k ad a aset harus berupa kas atau alat likuid yang lain. Akan tetapi, fata ee kenaikan aset dapat menimbulkan pendapatan. Paton dan Lit- tleton (1970, hlm. 47) menyebutkan bahwa aset dapat bertambah karena berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai berikut: (a). Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor. (b). Laba yang berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, surat berharga, segmen bisnis, dan anak perusahaan. (c). Hadiah, donasi, atau temuan. (@). Revaluasi aset yang telah ada. (e). Penyediaan dan/atau penyerahan produk (barang dan jasa). Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset masuk adalah jumlah rupiah kotor (gross). APB menyebut secara eksplisit hal tersebut (gross increases in as- sets). Sumber lain menyebutnya secara implisit. Paton dan Littleton mengisyarat- ken pendapatan sebagai jumlah kotor dengan menyatakan “diukur dengan jumlah rupiah aset baru yang diterima dari pelanggan.” FASB mengisyaratkan jumlah ko- tor dengan menyatakan bahwa pendapatan adalah jumlah rupiah yang datang dari penyerahan produk atau pelaksanaan jasa (from delivering goods atau render- ing services). IAT (IASC) menunjuk jumlah kotor dengan menyebutkan bahwa jumlah rupiah pendapatan dapat berupa penjualan, imbalan jasa, bunga, dividen, royalitas, dan sewa (sales, fees, interests, dividends, royalties, dan rents). Olek karena itu, hanya kegiatan (e) di atas yang masuk dalam kategori sum- ber pendapatan. FASB dan APB tidak memasukkan kegiatan (b) sebagai sumber pendapatan karena merupakan jumlah neto dan bukan merupakan kegiatan operasi sehingga mereka memasukkannya sebagai elemen untung (gains). Secara konseptual, IAI (IASC) tidak membedakan antara pendapatan dan untung atas dasar jumlah kotor atau neto. , ; Pendefinisian pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendefinisian dengan konsep aliran masuk (inflow concept of revenue). Konsep ini mempunyai kelemahan karena pendapatan dianggap baru ada setelah transaksi penjualan ter- jadi, Dengan kata lain pendapatan timbul karena peristiwa atau transaksi pada taat torteatu dan bukan karena proses selama suatu perioda. Kelemahan lain adalah definisi ini mengacaukan pengukuran (measurement) dan penentuan saat pengakuan (timing) dengan proses penciptaan pendapatan (revenue generating process). Juga, konsep ini memerlukan pernyataan tentang mana aliran masuk yang merupalkean pendapatan dan mana yang bukan. Hal ini dilakukan FASB de- hngan menyebutkan bahwa kenaikan aset berasal dari pengiriman barang atau pe- laksanaan jasa, Ini berarti kenaikan aset yang berasal dari pelanggan atau pembell TA, harus membatasi bahwa kenaikan aset tersebut adalah yang menaik- fran ekites kesati yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Konsep kenaikan Bab 5 356 z asuk yang berupa pemba: i masalah dalam hal aliran mi aba Sagas sboraeal dari pelanggan. Walaupun pembayaran semacam ini aie dari operasi utama perusahaan, pada kenya anny alira ian juga, tensebut tidak atau belum dianggap pendapatan. Demikian jug: jualan kredit menimbulkan piutang usaha, piutang sering diangg: aliran masuk aset. yaran qi merupa. nm masuk walaupun pen. ap bukan Suaty Operasi Utama Berlanjut Tidak semua kenaikan aset di atas membentuk pendapatan. Kegiatan utama atay sentral yang menerus atau berlanjut merupakan karakteristik yang membatasi kenaikkan yang dapat disebut pendapatan. Kenaikan aset harus berasal dari ke- Siatan operasi dan bukan kegiatan investasi dan pendanaan, Kegiatan operasi inj diwujudkan dalam bentuk memproduksi da n untuk membatasi jenis produk men- adi produk utama dan produk samping, Fengertian operasi utama menunjuk kegiatan seba, fi dalam klasifikasi kegiatan yang membentul Cperating), investasi (investing) dan Pendai yang disebut pendapatan adalah kenaiken as gaimana pengertian opera- statemen aliran kas yaitu, operasi naan (financing). Dengan demikian, et yang b erkaitan dengan operasi uta. danaan. Al i idental sering dianggap sebagai ‘sahkan penyajiannya, Pembedaen yeoman ‘agai nonoperasi dapat menyesatkan dalam m dalam jal teahaan, anya sangatlah eulign oxonomik, berbagai faktor yang sangat untuk memisahkar Pengaruh perubahan Perasi dalam arti sempit. Lagi pula, mengendalikan Perusahaan ter- ya dapat dib, emisahan tae ae Karena itu, peal ° r 4 Iebtlen cat staan gong Kala ea rUgitorsenee beac benar ; fan saja. Jadi, Nonoperagi” PeTSAhaan utane hanya secara sangat “rang deskriptif untule mengklasifikas! Pendapatan 357 peneraa Renae a untung yang sebenarnya masuk dalam pengertian he was. Bila tidak bersifat luar biasa, pos-pos tersebut lebih tepat dilaporkan sebagai pendapatan lain-lain dan untung (other revenues and gains). Untuk kepentingan manajerial, pemisahan kegiat ‘adi ; i dapat saja dilakukan, Ak * z giatan menjadi operasi dan non- operasi dapat saja dilakukan, Akan tetapi, untuk tujuan eksternal, kedua kegiatan tersebut pe tetap dipandang sebagai kegiatan operasi. Misalnya saja dalam hal Perum Astek melakukan investasi dananya dalam berbagai surat berharga. Pendapatan perum tersebut terdiri atas bunga dan dividen di satu pihak dan laba penjualan/pertukaran surat berharga tersebut di lain pihak, Kalau perum tersebut tidak bergerak aktif dalam jual-beli surat berharga maka laba penjualan surat ber- harga tersebut bersifat sampingan dan harus dilaporkan demikian. Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti bahwa laba tersebut bersifat nonoperasi dalam penger- tian operasi yang luas. Sebaliknya, kalau perum tersebut samata-mata bergerak dalam bidang jual beli surat berharga, laba jual-beli surat berharga akan merupa- kan pendapatan operasi yang pokok sedangkan bunga dan dividen hanya merupa- kan pendapatan tambahan atau sampingan saja tetapi tetap masuk sebagai pendapatan operasi dalam arti luas. Contoh lain misalnya dijumpai dalam perusahaan angkutan kereta api yang juga mengusahakan suatu taman hiburan. Pengoperasian taman hiburan tersebut boleh jadi berkaitan sangat erat dengan usaha transportasi sehingga pendapatan dan biaya yang timbul dari taman hiburan tersebut dapat dilaporkan secara gabungan dengan pendapatan dan biaya usaha transportasi (keduanya sebagai kegiatan operasi). Perlakuan semacam itu lebih tepat dibandingkan dengan pemi- sahan pendapatan dan biaya taman hiburan sebagai nonoperasi. Penurunan Kewajiban Pendapatan tidak hanya didefinisi dari sudut kenaikan aset tetapi juga dari penu- Tunan atau pelunasan kewajiban. Hal ini terjadi bila suatu entitas telah menga- lami kenaikan aset sebelumnya misalnya menerima pembayaran di muka dari pelanggan. Penerimaan ini bukan merupakan pendapatan karena perusahaan be- lum melakukan prestasi yang menimbulkan hak penuh atas aset yang diterima, Oleh karena itu, jumlah rupiah yang diterima biasanya diperlukan sebagai penda- patan takterhak (unearned revenues) atau pendapatan tangguhan (deferred reve- nues) yang statusnya adalah kewajiban sampai ada prestasi dari perusahaan berupa pengiriman barang atau pelaksanaan jasa. : : Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan. Kejadian (event) pengiriman barang mengubah kewa- fiban menjadi pendapatan. Jadi, alih-alih kenaikan aset, pendapatan dapat didefi- nisi sebagai penurunan kewajiban.* Timbulnya pendapatan yang berasa) dari turunnya kewajiban banyak dipicu oleh penyesuaian akhir tahun. Asas akrual juga menimbulken kenaikan aset yang memenuhi definisi sebagai pendapatan ‘misalnya piutang pendapatan bunge, piutang dividen, dan semacamnya, erase “Kata olih-alih merupakan padan keta Indonesia untuk kata bahasa Inggris instead of. Bab 5 358 Suatu Entitas ; alam definisi mengisyaratkan bap, Dimasukkannya kata ontites Sere finisian. Pendapatan dieting © fava! kevaiker asst bukennya kenaikan = oe Fae aset » i naikan ekuit . Sadi, aset yar muta ng nt neg, Ae eet koa lh pera Akan tetapi, Karena hubungan perusahaan dengan pemilik morupal Spe tbunRan utang-piutang, pada saat aset naik sebagai Pendapatan u fe Gat ae pada pemilik juga naik dengan jumlah yang sama, Telah disebu an, dongs onsep ke satuan usaha, ekuitas secara konseptual adalah utang perus: aan kepada Pemilik, Oleh Karena itu, naiknya aset karena pendapatan akan mengakibatkan naikny, ckuitas, Ekuitas naik Karena pendapatan. Jadi, naiknya ekuitas merupakan kon- sekuensi bukan sumber pendapatan schingga pendapatan tidak dapat didefinis: sebagai kenaikan ekuitas. Lihat kembali implikasi konsep kesatuan usaha ter hadap pengertian pendapatan di Bab 5 dalam Gambar 5.3, Uraian ini sekaligus menjelaskan karakteristik pendapatan (8), Produk Perusahaan Definisi yang netral terhadap konsep aliran adalah definisi oleh Paton dan Litile- ton. yang menyatakan bahw, Fependapatan adalah produk perusahaan.® Di sini, i ini juga netral terhadap anya sebagai pengukur dihasilkan oleh kegiatan macam ini sesuai dengan ‘aitu pendapatan merupa- Perusahaan. Produk merupakan capaian dari alba wt" ™asuk, Kelemahan konse? kon mice Hal ini menghalan eto baru dikatakan ioriadi setelah ada pense te ane italy dalam metoda person eaeuan Pendapatan sebelum barang diser- Dengan Pettsahan kone sete Penyelenainn (Percentage of completion ™men; ” Paton dan Little in bahwa Pend, Fl {Yatakan apa sta blue ton bers netral, Aatinye pala Produk perusahaan, definiél fan Littleton, menyat eheariut konsep aliran mas' ahwa pe; khirny® ‘Waleupun, disebut produk Breda ndapatan al "Produk di sing meliputi pula ; Puti Pula jasa yang 4dihasilkan perusahaan. Pendapatan 359 harus direpresentasi oleh aliran masuk dana dari pelanggan, hal tersebut dimak- sudkan untuk menunjukkan bagaimana pendapatan diukur dan bukan menunjuk- kan bagaimana atau syarat Pendapatan terjadi. Pendapatan terjadi pada saat produk terbentuk bahkan selama proses produksi. Hal ini mengatasi kelemahan konsep aliran keluar dan menj jadi landasan apa yan; i " tukan pendapatan (earning process), pa yang nanti disebut proses pemben: Bila beberapa definisi di atas digabung, kaitan dengan pendapatan yaitu aliran fisis dan moneter. Pendapatan merupakan aliran masuk aset (unit moneter) dan hal tersebut berkaitan dengan aliran fisis berupa penyerahan produk (output) perusahaan. Dalam hal ini, Kam (1990, hlm. 237) mempertanyakan apakah pendapatan itu objek (object) atau kejadian (event). Untuk menjawab hal tersebut, Kam merinci lebih lanjut kedua aliran (fisis dan moneter) tersebut yaitu: memang ada dua aliran yang ber- Aliran fisis berupa: (1), Kejadian memproduksi dan menjual produk (output). (2). Objek, yaitu produk fisis itu sendiri. Aliran moneter berupa: (8). Kejadian menaiknya nilai aset perusahaan karena produksi atau penjualan produk ke konsumer. (4). Objek, yaitu jumlah rupiah (kos atau nilai) aset atau produk yang dihasil- kan atau dijual. Kam menyatakan bahwa pendapatan adalah kejadian (yaitu kenaikan) bukan objek itu sendiri dan kenaikkan tersebut harus berkaitan dengan nilai sehingga bersifat moneter, Walaupun aset merupakan objek, pendapatan berkaitan dengan kenaikkan nilai aset. Jadi, pendapatan adalah kejadian moneter naiknya nilai pe- rusahaan karena produksi atau penjualan produk, Oleh karena itu, butir (1) dan (8) merupakan esensi untuk mendefinisi pendapatan sedangkan butir (2) dan (4) hanyalah konsep pendukung. Beberapa definisi yang dibahas sebelumnya telah merefloksi esensi pendapat- an tersebut, Dalam mendefinisi pendapatan, FASB dan APB lebih menekankan butir (3) tanpa mengabaikan butir (1). Paton dan Littleton lebih menekankan butir (1) tanpa mengabaikan butir (3) karena mereka berpendapat bahwa proses pembentukan pendapatan (earning process) lebih penting daripada peristiwa pen- jualan untuk memaknai pengertian pendapatan. Pertukaran Paton dan Littleton memasukkan kata pertukaran (exchange) dalam definisinya ‘ena pendapatan akhirnya harus dinyataken dalam satuan moneter untuk di- catat dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak 360 Bat katan (measured consic, r penghargaan sepal or. independen, Dengan ad jumlah rupiah penghargean dalam transal. ation), ee ea sana dengan harga jual per aes jee kuantita: See untuk wiiita perioda merupakan akumulasi pendapatan yang rjual. \ diukur secara objektif tersebut. Berbagai Bentuk dan Nama Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos de. ngan berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan perds, gangan, misalnya, disebut dengan penjualan. Untuk perusahaan jasa, dapat diberi pewatas untuk menunjukkan kegiatan atau jenis jasa yang diberikan misalnya penday patan sewa, pendapatan jasa angkutan, pendapatan bunga, dan se. bagainya. TAI (IASC) menegaskan hal tersebut dalam definisinya. Hal yang sama dikemukakan FASB sebagai berikut (SFAC No. 6, prg. 79): pendapatan «. the transactions and events from which re selves are in many forms and are called by various names—for example, output, deliveries, sales, fees, interest, dividends, royalties, and rent—depending on the Kinds of operations involued and the way revenues ore recognized. venues arise and the revenues them- Untung Banyak argumen diajukan mengenai Perlu atau tidaknya pendapatan dibedakan dengan untung. FASB membatasi pengertian Pendapatan hanya untuk kenaikan geet yang berkaitan dengan operas; utama at APB tidak membedakan wu konsep penghasilan (i neome), Seperti id Pade pengertian untu rene patan, kata-kat, ; ng adalah: ‘ata-kata kunci yan; (1) Kenaikan ekuitas (aset bersih), (2) Transaksi Periferal atau insidental, @) Selain yang berupa Pendapatan atau investasi oleh pemilik, Dati tiga iy ‘sti adalah karaktornti eh atas, yang paling membedakan dengan pendapatan j ik pow lo%2N dari operasi utama. Karakteristil (1) sebe- m ckstas (kibat kone Pandang dari aude Pengaruh alehy bahwa kenaikan act yang menyebabee? kesatuan usaha). Tide) ada petunjuk yotor atau bersih, Jany Se lah bersih, kenaikan ekuit akan - Jadi, uy a8 tersebut merupa creih. Karakteristile @) juga ntung dapat ™erupakan jumlah kotor state jul tuk disebut Pendapatan kenaikam rupakan karakteristik penda atan karena un Pemilik (investasi ole ‘likey soet harus bukan berasal dari» j dengan ristik pendapatan tiger mikd. ea dari rane dongs’ fan esensi n Untung, TAT idak berb, ena secara kong 88 dong dan APB tidak memandané pendapatan 361 untung sebagai elemen tersendiri dan didefinisi secara formal. APB memandang untung eae ae merupakan klasifikasi pendapatan dalam penyajian state- men laba-rugi, Menurut APB, pendapatan dapat berasal dari penjualan aset selain produk perusahaan. Hal tersebut dinyatakan b Wy Revenue and expenses from other than sales of products, merchandise, or services may be separated from other revenue and expenses and the net effects disclosed as gains or losses. Revenue and expense result from dispositions of assets other than products of the enterprise as well as from sales of prod- ucts and services. For disclosure purposes, revenue (proceeds received) and expenses (cost of asset relinquished) on disposal of assets other than products are separated from other revenue and expenses and the net amounts (revenues less expense) are shown as gains or losses. Untung perlu didefinisi dan dibedakan dengan pendapatan oleh FASB karena adanya karaktistik sumber yang dapat dibedakan dengan operasi utama.’ Dua hal yang menyebabkan bahwa transaksi atau kejadian berbeda dengan operasi utama yaitu yang bersifat terkendali (ikutan/periferal dan insidental) dan di luar kendali atau antisipasi manajemen. FASB merinci lebih lanjut transaksi, kejadian, atau keadaan yang menimbulkan untung menjadi empat sumber atau karakteristik yaitu (SFAC No. 6, prg. 85): a. Periferal dan insidental: misalnya penjualan investasi dalam surat- surat berharga, penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo. b. Transfer nontimbal-balik (nonreciprocal transfers) dengan pihak lain: misalnya hadiah dan donasi (bagi organisasi nonprofit) dan penerimaan ganti rugi pemenangan tuntutan perkara hukum. c. Penahanan aset (holding assets): misalnya kenaikan harga sekuritas investasi, kenaikan nilai-tuker valuta asing, dan kenaikan karena pena- hanan sediaan (holding gains). 4. Faktor lingkungan: misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang melebihi kos aset yang rusak. FASB sendiri mengakui bahwa pembedaan tersebut sebenarnya lebih dimak- sudkan untuk kepentingan penyajian pendapatan atas dasar sumbernya daripada untuk membedakan secara tegas karakteristik antara pendapatan dan untung.® FASB menyatakan hal ini bersamaan dengan pembahasan rugi sebagai berikut (SFAC No. 6, prg. 89): 'Penebalan dari penulis. *Sckali lagi, operasi utame tidak dimaksudkan untuk membedakan produk tama dan produlc stamping karen keruanya berasal dari operasi yang sama meskipun harga relatif kedua produk terse- but berbeda sunget benar, Operasi lebih dikaitkan atau dibandingkan dengan kegiatan yang masuk dalam kategori kegiatan pendanaan dan investasi Bab a 362 distinguishing gains and losses from revenues and istinguishi rise’s sources of com. display of information about an ‘i ions Betecer pe ae Pest i a uaeful os possible fine distinct ily matters of displac prehensive income a8 Usft 2 se ie principally 1y ins and between exp agains an reporting. Since a primary purpose of . iksen dan van Breda (1991) lebih menyaran, Atas dasar rain di 2 a Eeaayat tetapi lebih menganjurkan unt, aa aeakuat rerbegat ketgitai‘adet di stad ackaysi jenis’aten Mlasifikas ea dita eee demikian untuk memberi gambaran operasi perusa. Roan ang sctepategueaye: Kalas tol hora atlanta, Hendriksen dan van rede menganjarken untek mengkasias _fendepatan mead, pends umum yang berasal Kegiatan penciptaan kemakmura ‘ cng ct ; atan khusus yong berasal dari transfer kemakmuran takterduge (epoch rene of ue yang berupa hadiah (gifts) dan hal-hal luar bises (windfalls). Hadiah sendiri dapat diperlakukan sebagai laba/pendapatan atau ckuitas bergantung pada kepentingan pemberi, kondisi yang melingkupi, dan defi. nisi laba itu sendiri, Pengakuan Pendapatan Pengakuan adalah pencatatan jumlah tupiah secara resmi ke-dalam sistem akun- tansi sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam statemen keuangan. Pengertian penggtlinist pendapatan harusdipisahkan deneon pengakuan pendapatan bahkan Pengertian pendapatan sebenarnya juga harus dipisahkan dengan pengukuran Pendapatan. Dengan demikian, suatu jumlah yang memenuhi definisi pendapatan ronan tt8AM senditinya jumlah terse diakui (dicatat secara resmi) sebagai Pendapatan, Litto ee Sti thag;t*lah dibahas di atas, hanya definisi Paton den bagai produ Perusahaan tide? Pengukuran dan pengakaan, Pendapatan s© i tapi lebih we i Mengisyaratkan, berapa jumlahnya dan Lee st). Definisi tersebet (eee bahwa pendapatan memang ada Oleh pr*¥2n Pendapatan tid im lebih difokuskan Pada eksistensi pendapatat sr karena ita, secara py Ge boleh Snyimpang dari landasan konseptis! fa ta Kualitas keterkes sePtual Pendapatan hanya dapat diakui kalau a (reatebut harus loperasionalkan 1?) dan keterandalan (reliability). Kos dengan maealate be S ees Produk pan Centuk kriteria pengakuan pendap . 1 ore aitan pa jumlah Tupiah prewhaan, kriteria keterukuran ber! terwujud (10 exi “FASB Jan ‘uk tersebut dan kriteria keterandal 4 bahkan member, Wane Pe88i” berganture et Peluang fad ov gan it B it Meng 5 si se ei ne tri an a ragy seb ore pada masalah operant Jadi, pember, ®"8EAp rug; oPerasi utama perusahaan. SFAC No. 6, Fane? : bah diangé! an nonoperagi nt Petdapata, ere! Sedangkan rugi karena musibah di! * Paragrat 86 dan on Pes arena at 4) bukt nterletak tung Ce ontUnE (atau biaya dan rugi) bukel si Lint ‘atau rugi) dapat juga bersifat oper®! Pondapatan 363 berkaitan dengan masalah apakah jumlah tersebut objektif serta dapat diuji kebe- narannya. Kedua kriteria harus dipenuhi untuk pengakuan pendapatan. Penda- patan yong diukur dengan jumlah Penghargaan sepakatan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan yang sepenuhnya sctelah produk selesai diproduk- si dan penjualan benar-benar telah terjadi, Dengan kata lain, pendapatan belum terrealisasi sebelum terjadinya penjualan # (transfer produk) yang nyata ke pihak lain, Sebaliknya, terjadinya kontrak penjualan belum cukup untuk menandai eksistensi pendapatan sebelum barangijasa sudah cukup selesai dikerjakan atau diserahkan kepada pelangganan, Dengan kata lain, pendapatan belum terbentuk sebelum perusahaan melakukan upaya produktif. Untuk menjabarkan kriteria kualitas informasi menjadi kriteria pengakuan péndapatan, perlu dipahami dua konsep penting yaitu pembentukan pendapatan (earning of revenue) dan realisasi pendapatan (realization of revenue). Pembentukan Pendapatan Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul atau menjadi ada Dengan kata lain, apakah pendapatan itu timbul karena kegiatan produktif atau Karena kejadian tertentu (misalnya penjualan). Konsep pembentukan pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun, atau terhak (to be earned)” bersamaan dengan dan melekat pada seluruh atau: totalitas proses berlangsung- nya operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu. Dengan kata Jain, sebelumn penjualan terjadi, pendapatan dianggap sudah terbentuk seiring dengan berjalannya operasi perusahaan. Operasi perusahaan meliputi kegiatan produksi, penjualan, dan pengumpulan piutang."’ Konsep pembentukan ini sering disebut pendekatan proses pembentukan pendapatan (earning process ap- proach) atau pendekatan kegiatan (activities approach)” Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar upaya dan hasil/capaian serta kontinuitas usaha. Biaya merepresentasi upaya dan pendapatan merepresentasi capaian. Karena tujuan perusahaan adalah menciptakan laba, manajemen atau Pengusaha palirig tidak mengharapkan bahwa pendapatan selalu lebih besar dari biaya, Tanpa harapan adanya kelebihan tersebut (berupa laba) orang tidak berse- dia melakukan usaha secara sengaja dan senang hati. Laba merupakan imbalan untuk tenaga, pikiran, serta risiko yang ditanggung pengusaha atau Perusahaan, fe ‘To earn secara umum berarti memperoleh sesuatu dengan upaya atau mempunyai hak atas Seattle Oleh Karena iu, to be earned dapat diterjemahkan menjadi terbentuk, terhimpumn, terpercleh paauterhak sedangkan earning sebagai proses dapat diterjemahkan menjadi pombentukan, penghin: Punan, penerperolehan, dan peterhakan. Untuk singkatnya, bentukan digunakan dalam buk ini, an (ett (1990, him. 239) merinei earning process sebagai kegiatan yang meliputi: pembelisn masu- bred be nefjasa), produksi, penyimpanan, penjualan, int) » Pengumpulan piutang, dan pemberian jaminan, dala cmenielaskan konsep pembentukan pendapatan ini, buku ini merine! proses tereebut calern he 'm tiga kegiatan tersebut. ‘istilah pendekatan kegiatan digunakan oleh Hendrikeen dan van Bred: (1992, hh ickatan kegiatan digunal in van Breda (1992, hlm. 313) data ‘mengkarakterisasi pengertian laba (income) Heros Baba. 364 a selalu terbayang di benaknya suaty jeni ingkat risiko yang melek, dda jenis usaha dan tingkat ri a sikan sebagai tingkat kembalian (rate of return) paya yang dilakukan."* Setiap kali orang molakukan kegiatan usah nba yang besarnya bergantung pa‘ di dalamnya. Laba ini dapat dinyat e tu dari kos uj - sta personas dalam ari Iuae merepresentasi pays sedangkan produ eek van." Nilai tukar produk (yang akhirnya meng. sang dian mere a A dari upaya total unt menghat. ee i i komponen operasi ne direpresentasi dengan akumulasi kos semua komponen operasi eee reat dapat Tikatakan bahwa setiap kali kos terjadi eles tiap tingkat operasi perusahaan maka sejumlah laba (atau pendapatan) ae terbentuk secara proporsional dengan kos yang terjadi, Besarnya pendapatan akan sesuai dengan tingkat laba yang diharapkan, Dengan kata lain, begitu kos diolah (mengikuti alir. an fisis kegiatan) pendapatan sudah mulai tercipta. Sebaliknya, bila perusahaan belum melakukan kegiatan operasi apapun, maka pendapatan belum terbentuk. Pondekatan ini juga dilandasi oleh konsep homogenitas kos (homogeinity of costs in relation to revenues) yaitu bahwa semua tahap kegiatan atau unsur di dalamnya (direpresentasi oleh kos) mempunyai kedudukan atau arti penting yang sama dalam menghasilkan pendapatan. Konsep ini dikemukakan Paton dan Little- ton (1970, hlm. 67) sebagai berikut: In their essential relation to revenue, as in their essential relation to assets, all costs are homogeneous and rank abreast; this is a basic principle in the develop- ‘ment of a reasonable scheme of matching charges and revenues. Costs, in other words, are not recovered through revenues in preferential order. This proposition rests on the familiar assumption that if two or more factors are essential to a giv- en goal or objective no ranking is permissible which results in excluding or min- imizing the effect of any particular factor. The amount or weight of a particular component may be more or less than that of another, b i ie p but its i. bution tothe product may not be denied. cea eae contre imbalan (r imbalan tenaga, ; lan (rate of et pian dan rine G2eara ekonomik tingkat kembalian i ri tingl kat bunga bebas risiko (risk-free rote“! “"Kegiotan produksi . ‘si dalam arti yes kevinten Penjualan dan administrets ese 2788s pad Penjuslan diterima dan perusahan Wot if dan Kegiatan | a kegiatan produksi barang tetapi melips! aan bebas dar lain sampai seluruh ju jah Kas da Penanggungan garansi. ‘uh jumlah rupial pendopatan 365 Atas dasar gagasan tersebut, semua tahap kegiatan ( pengumpulan piutang) memberi sumbangan atau kontribusi dalam penciptaan pendapatan sebanding dengan kosnya, Jadi, apabila sejumlah kos kegiatan terten- tu telah terjadi maka sebenarnya telah terbentuk atau t \ erhimpun sejumlah penda- patan yang besarnya sesuai dengan perbandingan pend: gan fapatan dan kos. Untuk menggambarkan lebih jelas uraian di atas, dimisalkan bahwa operasi usahaan direpresentasi dalam bentuk kegiatan produksi, penjualan, dan pe- ngumpulan piutang yang berlangsung secara berurutan. Hubungan antara ter- bentuknya pendapatan dan kegiatan operasi perusahaan dapat dilukiskan dalam Gambar 8.2 berikut. produksi, penjualan, dan Gambar 8.2 Konsep Pembentukan Pendapatan Rupiah put, AP adalah tahap produksi yaitu mulai dari pembe- lan sumiber ekonomi sampel produ sles ata masuk gudang berang jad. PT merepresentasi tahap penjualan yaitu mulai dari diterimanya order pembelian sampai barang dikirim ke pembeli. Setiap titik pada tahap PT dapat also atau digunakan sebagai saat penjualan. Secara konseptual (dalam pembahasan peng- aktian pendapatan), titik P dianggap sebagai saat penjualan terjadi. xB merepre- sentasi tahap kegiatan pengumpulan piutang mulai dari penagihan Say seluruh kas diterima. Titik B diangeap saat proses pembentukan pendapatan ae selesai penuh. Di titik ini, penjualan telah tuntas yaitu kas dari penjualan tela térkumpul semua dan perusahaan dianggap bebas dari kewajiban garansi. Setiap 7 cost of goods sold sebagai beban pokok penjualan atau harga pone Rah sebehoge mec eral secora Konseptual karona hal tersebut. menempatkan rt jaan ra hh Pa menyerap cost of goods sold menjadi kos barang terjual Bab 3 366 ij i saat pengakuan pendapatan ge. uk aan perio AB opt an she rata hingga AB dapat discbut sebagai perioda ia rupiah pendapatan yang qj. ‘Asumsilah bahwa area ABCD rea merepresentasi seluruh kos yang harapkan dan akhirnya terrealisasi. Area agai upaya' memperolch ponders” So EN en oe psodunsi barang, QUVR adalah Kos seman ABCD, Area HQRF adalah kos kegiatan produksi barang, eo kegiatan penjualan, UGEV adalah kos semua kegiatan ae Promeaen ABGH adalah kos semua kegiatan administrasi. Dianggap kegiat a ae nistratit berlangsung secara merata dan menerus (continuing) nae iG SF an Gambar 8.2 menjelaskan bahwa karena kos mempunyai kon: 5 us ha iB aa dalam menciptakan pendapatan maka dapat dikatakan bahwa pen lapat a en- tuk pada setiap titik pada tahap AB. Misalnya, apabila di titik B* telah dilakukan Kegiatan administratif dengan kos AB*G*H dan kegiatan produksi dengan kos HG*E*F maka di titik itu pendapatan sebesar AB*C*D telah dapat dikatakan ter- bentuk, Tentu saja pendapatan sebesar AB*C*D tersebut masih harus diuji reali- sasinya nanti, Kalau kegiatan telah mencapai kos sebesar APRF maka pendapatan sebesar APSD sudah terbentuk dan begitu seterusnya sampai akhirnya seluruh kegiatan pembentukan pendapatan selesai tuntas di titik B. Tentu saja di titik B jumlah rupiah APSD sudah dapat ditentukan secara pasti dan objektif karena sudah terjadi kesepakatan harga oleh pihak lain (pembeli). Realisasi Pendapatan Dengan konsep realisasi, pendapatan bat ep re ru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat Kevjadi Kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen (pembeli) dibuat samme ke ee baik produk telah selesai dan diserahkan ataupun belum lesai dikerjaican pp ‘ain, pendapatan terbentuk pada saat produk se- ; un, , penjualan (barang mungkin belum jogice Pada Saat terjual atas dasar kontrak Sep realisasi, pendapatan sebe yaitu trasaksj es elum diserahkan), Berdasarkan kon- aksi penjualan atau ki ) Pendapatan dian; au di antara. kedua titik tersebut. it slot meapatan ABCD sudah dapat diukur dengan transaksi (trans niksen dan van Breda (1991) disebut nday len; tjadinya pe . 7 PT) dari patan lebih berkaitan dengan dan bila hal ini en e™PUNAN pendanhe? SngaN tahap proaulen (tahap AP) ony, ditetima maka konsq Pt” hanya terjadi ada tah jualan nya tahap penjualan yey onsep homogenitns f Pada tahap penj ‘tu, bilamana kontrake poe me™beri Kontribuet terjadig, Paes ditolak karena ha- Penjualan terjadi mendahun gy? Pendapatan. Lebih dari i "Karen Produksi barang (misalnya di hanya ilu endan secara eats a SH8 Waktu untug tiap tahap kegi ‘ten mungkin tidak menggambarks" dapatan Pendapé 367 titik een belum oe atas dasar konsep penghimpunan atau upaya ingga jumlah rupiah pend: area diakui pada saat itu. Piah pendapatan (walaupun pasti) tidak dapat Konsep penghimpunan dan realisasi_ pendapatan sangat penting artinya dalam pengakuan pendapatan. Berdasarkan konsep dasar upaya dan hasil, konsep penghimpunan pendapatan secara konseptual lebih unggul dan lebih konsisten daripada konsep realisasi bila dikaitkan dengan definisi pendapatan secara umum karena didukung oleh konsep dasar upaya dan hasil serta konsep homogenitas kos. Konsep realisasi lebih berkaitan dengan masalah pengukuran pendapatan se- cara objektif dan lebih bersifat kriteria pengakuan daripada bersifat makna penda- patan. Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian (event) yang dapat menandai pengakuan pendapatan yaitu: (1) Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya (misalnya kontrak penjualan). (2) Penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperoleh- nya aset lancar (kas, setara kas, atau piutang). Kejadian (1) merupakan kepastian akan keterukuran pendapatan yang ter- himpun melalui proses pembentukan pendapatan. Kejadian (2) menuntaskan atau meyakinkan pengukuran tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses realisasi merupakan konfirmasi proses penghimpunan pendapatan. Kriteria Pengakuan Pendapatan Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesai diproduksi dan penju- alan benar-benar telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang. Dengan kata lain, pendapatan belum dapat dinyatakan ada dan diakui sebelum terjadinya penjualan yang nyata. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa pengakuan suatu jumlah rupiah dalam akuntansi harus didasarkan pada konsep dasar keterukuran dan reliabilitas; jumlah rupiah harus cukup pasti dan ditentukan secara objektif oleh pihak independen. Sebaliknya, terjadinya kontrak penjualan belum cukup untuk mengakui pendapatan sebelum barang atau jasa sudah cukup selesai dikerjakan walaupun jumlah rupaiah pendapatan telah terrealisasi kerena belum ada upaya yang mem- bentuk pendapatan, Konsep dasar upaya dan hasil menyatakan bahwa tidak ada pendapatan tanpa upaya. Sebelum terjadi upaya yang cukup (substantial comple- tion of earning process), pendapatan belum dapat diakui. Oleh karena itu, untuk memenuhi kualitas keterukuran dan reliabilitas dan untuk memenuhi konsep dasar upaya dan hasil, kriteria pengakuan pendapatan didasarkan atas dua konsep yang saling melengkapi tersebut yaitu untuk dapat mengakui pendapatan, pembentukan pendapatan harus dikonfirmasi dengan rea- lisasi, Atas dasar pemikiran ini, FASB mengajukan dua kriteria pengakuan penda- Patan (dan untung) yang Keduanya harus dipenubi yaitu (SFAC No. 5, prg. 83): Baba 368 ‘Terrealisasi atau cukup pasti terrealisasi (realized or realizable). a. Te ijakui setelah pendapatan tersebut Pendapatan (dan untung) ba eae Pordanatan dapat dikatakan terrealisasi atau culup pasti terrealisasi. Pendar ae telah terrealisasi bilamana produk (barang r tau aset lain telah terjual atau ditukarkan dengan kas atau klaim atas : ees" Pendapatan (dan untung) dapat dikatakan cukup pasti terrealisasi bilamana aset berkaitan yang diterima atau ditahan mudah dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas yang cukup pasti jumlahnya. Aset dikata- kan mudah dikonversi bila mempunyai (i) harga satuan yang tetap tidak bergantung bentuk dan penyajian barang (interchangeable/fungible units)" dan (ii) daftar harga barang tersedia di suatu pasar aktif yang mampu menyerap seluruh kuantitas barang (aset) yang tersedia di peru- sahaan tanpa mempengaruhi harga pasar secara cukup berarti. ‘Terbentuk/terhak (earned), x Pendapatan baru dapat diakui setelah terbentuk. Pendapatan dapat dika- tsken telah terbentuk bilamana perusahaan telah melakukan secara sub. lakukan untuk dapat menghaki manfaat terre ; dapat terjadi, mtatkan kriteria pengakuan socal sbi Kam (1990, him, 243-252) menge- MS Sven ayaratsyarat berikut: “#8. Pendapatan bara dapat diokel () Keterukuran nil lai aset, ape, ) Adana saat traneakes ei ‘Y Of asset val; ansaksi (exist me (8) Proses pen, "nee of a transacti pletion fie mPunan Secara on). Process), MPengertian “telah ‘telah torjadi kesepakatge oe tau ditt =r enya eae Honea ban Ssubstansi; f nsial telah selesai (substantial com- den, ” ‘ak bahwa piheh enn 888” di sini 4 tertebut belum dipuaye ee gata bia Independen hereon Punyas makna luas sebagai ‘Sebogat contoh ban ™ StU jana belies a lengan harga \membayar atau telah mem: 80.000 per, an, ilaksay 7 @ Pasti meskipun barang ‘memperhatikan a He meme ‘a Mi ei “spans nt £Ma8, Migal eriteria (i, borape g ean mt men antares Teebut berbentey M28 tersebyen me! 22 karat di if adalah a wut. ii pasar aktif adalal ta ‘Krone tolah terbentan 22288 dijual inet Hiasan, saben ab Rpg0.000 er gram tape “les Pendapatan tersebutoareeo"@ Konteptuat < t*®” MempengeetS Batangan, Untuk rremenuti "EES Kriteria ing gue ¢KOmOMile pert #888 pasar, pat disebut Pula tera” kemudian mempunyai yendapatan 4 369 Syarat (1) dan (2) di atas telah dicaku; dikatakan lerrealisasi pendapatan memang k hal tersebut pada umumnya dicapai setelah Syarat (1) berkaitan dengan masalah apa pi dalam kriteria a dari FASB. Agar harus dapat diukur secara objektif dan ada transaksi penjualan atau kontrak. "uid dan bila pend kah aliran masuk aset harus bersifat likuid dan pendapatan dalam bentuk piutang apakah ketertagihan (collect- ability) cukup pasti sehingga jumlah rupiah pendapatan yang dicatat benar-benar merefleksi jumlah Tupiah yang akhirnya diterima. Dengan demikian, pengukuran end menjadi sangat andal. Syarat (3) tidak berbeda dengan kriteria b dari FASB. Masalah pengukuran akan timbul apabila aset yang diterima sebagai penukar produk bukan berupa kas atau piutang. Dengan kata lain, apakah pendapatan sudah dapat dikatakan terrealisasi kalau aset yang diterima bukan kas atau piu- tang? Jawaban bergantung apakah aset yang diterima berupa aset finansial atau nonfinansial (nonmoneter). Untuk aset finansial, FASB sebenarnya sudah men- jawab masalah ini. Realisasi sudah terjadi kalau aset yang diterima dapat segera dikonversi menjadi kas atau setaranya. Kalau aset nonmoneter (misalnya bahan baku, kendaraan, saham, atau tanah) yang diterima, apakah perusahaan dapat mengakui pendapatan? Untuk menjawab hal ini, perlu dianalisis kondisi yang me- landasi atau tujuan pertukaran tersebut. Misalnya perusahaan menyerahkan produk dan sebagai penghargaanya perusahaan menerima kendaraan yang peru- sahaan dapat menggunakannya untuk pengangkutan barang. Kalau tujuan perusahaan adalah menjual barang atau jasa, penghargaan apapun yang diterima dapat diakui sebagai pendapatan asalkan aset tersebut akhirnya dikonversi atau dijual menjadi kas. Penentuan besarnya pendapatan se- jalan dengan dasar pengukuran pemerolehan aset yang telah dibahas dalam Bab 6. ‘Akan tetapi, kalau tujuan perusahaan adalah memperoleh aset tersebut untuk. di- gunakan dalam operasinya, perusahaan tidak dapat mengakui pendapatan karena transaksi tersebut sebenarnya bukan transaksi penjualan tetapi lebih merupakan transaksi pemeliharaan operasi. Pertukaran ini harus dipandang sebagai pe- merolehan aset dengan kos produk yang diserahkan sebagai pembayaran oleh pe- rusahaan, Dalam hal ini, jelas pendapatan tidak terlibat meskipun harga pasar aset melebihi kos produk yang diserahkan. Dasar pikiran tidak dapat diakuinya Pendapatan sama dengan dasar pikiran yang melandasi pertukaran aset sejenis. Oleh karena itu, syarat pengakuan (2) dari Kam, yaitu adanya transaksi, harus di- artikan sebagai transaksi atau kontrak penjualan (sales transaction). Saat Pengakuan Pendapatan Kalau kriteria terrealisasi dan terbentuk keduanya harus dipenuhi, kapan kedu- anya dipenuhi sehingga pendapatan dapat diakui? Masalah ini berkaitan dengan Saat (timing) pengakuan pendapatan. Dengan mengacu pada Gambar 8.2, penda- Patan dapat terrealisasi pada saat manapun antara titik A dan titik P Demikian ivga, pendapatan dapat terbentuk mulai dari titik A sampai titik B. Kalau demiki- 8n, di titik mana antara A dan P pendapatan dapat diakui. Berikut ini dibahas ber- bagai kaidah pengakuan (recognition rule) dan masalah teoretisnya, Bah 370 A. Pada Saat Kontrak Penjualan ngani Kontrak penjualan dan bahay Dapat terjadi perusahaan ta ae ona tetapi Parusshean Pua mule aaa ea bare (ada i tiik A), Pada tiik ini pendapatan su lab terrealias Eee AS ea Karena hanya aatu kriteria yang dipenuhi, jelas pendapat sarah dapet lakal pada saat tersebut Pengakuan harus mening samps acen ponghiinpuman ovkup soles yaitu di tahap penjualan (antara P dan T). Se. Pte patcherdatn at nalka betas din sebagai Kewajiban sampai barang veal jean digg ahien’ Kenederersielt Parla umumnya, perlakuan semacam ini ber fala untuk ponte a yan memproduksi barang konsumsi (consumer's goods) aan dnnjurah enters prandstatpanan vonteh dec pnvbaahom becca aaa (kurang dari satu tahun), B. Selama Proses Produksi Secara Bertahap Dalam industri tertentu, pembuatan produk memerlul Misalnya dalam industri konstruksi bangunan seperti dan bendungan serta dalam industri konstruksi alat b dan pabrik. Biasanya produk semacam itu diperlakul sanakan atas dasar kontrak schingga pendapatan te kin belum cukup terb skuntansi. Dalam hal ini, pengakuan pendapatan di jPer Perioda akuntansi) sejalan dengan kemajuan Proses produksi atau sekaligus rate aiat projek selesai dan diserahkan, Yang Pertama disebut metoda persentase recsaian (percentage-of completion metheh sedangkan yang terakhir disebut moteda kontrak-selesai (completed-contrnet method). “pene eneseu pada Gambar 82, penen Pendapatan secara hertahap di titik i titi ba pembuntan pred deg tk antara Adan Patan sekaligus di t kan waktu yang cukup lama, Jembatan layang, jalan raya, erat seperti lokomotif, kapal, kan sebagai projek dan dilak. lah terrealisasi untuk seluruh entuk pada akhir tiap perioda lapat dilakukan secara bertahap - Dalam gambar ini adalah kos taksiran untuk kon: Persoalan teoretis dala i Persor m hal Pat diakui secara bertahap di titi Pembentukan ked; CD, da anya telah diva, yang timbul bila pendepat diPenuhi di a ssmaan dengan penyerahan ma pendapatan dan kegiat, mungkinan terjadi a gan penye iets 7 H A : Projek tidak terjaty aa i ae duksi antartahun. Ketidakseimbangan volu- Sangat Nuktuatif ge ata i - Hal ini terjag; iek- antar Tet, tetiadi kalau projel karan pengukuran gon t@"® Perusahar feta 2¢8U nilai-nita; Projek tiap tahun ‘an dan Pelaporan laba, Maw amen Masalah je eeunakan perioda sebagai ta- fa timbul kalau perusahaan pendapatan 371 tidak memperlakukan tip kontrak sebagai projek dan mengakui pendapatan pada Sine i diserabsan tanpa mengakumulasi kos yang berkaitan dengan produk eee ore TT eae eiink tereape. Bila #eHEDPes soda tered Kontak dengan ila yang relat sans, metod ini idle banyak rene enandingan yang tepat meski 7 Makan periods schegal takaran penentusn ater Gambar 8.3 Contoh Pembentukan Pendapatan dalam Industri Konstruksi 2004 2005 2008 2007 Suatu alternatif untuk memecahkan masalah di atas adalah penggunaan pro- jek atau angkatan produksi sebagai wadah atau takaran penentuan dan pelaporan laba bukanya perioda waktu. Bila.hal ini ditempuh, satu-satunya bentuk statemen operasi perusahaan yang harus disusun sebelum projek selesai dan diserahterima- kan adalah suatu statemen yang menunjukkan kemajuan fisis dan akumulasi kos sampai tanggal statemen. Tentu saja statemen ini disertai dengan penjelasan ten- tang jumlah rupiah uang muka atau terma yang telah diterima oleh perusahaan. Kemudian, pada waktu pekerjaan selesai dan diserahkan dan harga kotrak telah diterima seluruhnya, dapat disusun suatu Japoran operasi tahun tertentu yang menunjukkan laba tiap projek. ; Sebagai alternatif Jain, perusahaan dapat mengakui pendapatan secara berta- hap dan tetap menggunakan perioda sebagai takaran penghitungan laba. Walau- pun secara. keseluruban proses penghimpunan belum cukup selesai, Penghimpunan untuk suatu perioda dapat dianggap telah cukup sehingga Pendapatan dapat diakui secara proporsional untuk perioda tersebut. Misalnya di akhir tahun 2004, walaupun kegiatan (penghimpunan) baru mencapai kurang dari 20% dari seluruh kegiatan yang diperlukan, untuk tahun 2004 pendapatan sebe- sar ABRQ dianggap sudah cukup terbentuk secara ‘ekonomik sehingga perusahaan Bab g 372 . tan AEUQ telah terrealis dan mengakuinya. Maree eee reel aaa ditentuke, eal » ABM terhadap kos AEPL taksiran, Sekali lagi pony dasarkan perbandingan kos ABML seecara, Konseptional kalau dilandasi konse, akuan seperti ini dapat didukung se kos, Dengen Konsep tersebut, kalau he dasar upaya dan hasil dan homogenitas kos. habwa pendapatan uh; sebesar ABML telah tejadi maka jispat PERS Ber a da eee telah terbentuk pula. Oleh karena itu, u delat hen 2008 Begitu seterusnya untuk pendapatan BOSR, CDTS, dan DEUT dapat diakui dalam tahun 2005, 2006, dan 2007. ; Persentase kemajuan fisis produk bukan merupakan proporsi yang tepat un. tuk dasar pengukuran pendapatan yang harus diakui karena persentase tersebut belum tentu menunjukkan persentase penyerapan kos kecuali kenyataannya me. mang demikian, Demikian juga, jumlah rupiah kas yang telah diterima atas dasa, terma (termin) pembayaran Kontrak tidak dapat dijadikan basis untuk menentuy. kan pendapatan yang harus diakui. Alasannya, jumlah pembayaran tidak selalu menggambarkan kemajuan fisis maupun penyerapan kos oleh kegiatan. Metoda di atas makin didukung kelayakannya untuk kontrak-kontrak yang pembayarannya ditentukan dengan sistem kos-plus (cost-plus) yaitu harga kon- trak yang akhirnya dibayar adalah sebesar kos total ditambah persentase tertentu dari kos total tersebut. Dalam sistem kontrak dapat menghaki dan pasti jumlahnya, penday n kontraktor juga tidak pasti- Tan” tingkat penyelesaian produk slam industri konstruksi. Metoda lah pe yang teliti tidak mentee s bagi perusahaa at kontrak-selesai lebih umum, Pendapatan at; 1 praktikt umum yoo digunakan, Akresi Berkaitan q wigan Pengaku; g an masala akresi (accretion) Yale PAtan sebagai fun spate “Pertambahan nilai alge k@iatan produksi adalah Peleori lebih anja toy akibat pertumbuhan fisis ata tiperhitungan se cknik penghit Kontak Konstrutsi "> PE*7Siannyg wn penta “uo? Yang harus diaky harus ntrak konstrukei Hakui dan biaya yang har dalar m PSAK No. 34, “Akuntans! pendapatan 373 proses alamiah lainnya. Misalnya PT Perhutani Banyaknya kayu yang dapat diolah dan dijual hutan kayu tumbuh bersamaan den, naiknya nilai yang dapat direalisasi Dalam usaha perkebunan dan pertanian, produk biasanya dapat diju i ie 1 al setiay saat vada berbagai tingkat pertumbuhan. Sebagai contoh, bibit pohon canta hias atau bonsai atau lainnya dapat dijual pada sembarang tingkat pertumbuhan (umur bibit) dengan harga pasar tertentu, Biasanya makin lama umur bibit makin mahal pula harganya. Pertumbuhan semacam ini juga terjadi dalam usaha peter- nakan yang melibatkan pertumbuhan alamiah. Ternak dapat dijual setiap saat pada umur berapapun dengan harga pasar yang cukup pasti. Demikian juga, produk anggur dan barang antik, dengan berjalannya waktu (proses penuaan atau aging), nilai aset makin bertambah. Keadaan ini sering dijadikan alasan untuk praktik penentuan nilai sediaan akhir sebesar nilai jualnya pada saat itu dikurangi dengan taksiran biaya penjualan, Perlakuan semacam ini sama saja dengan me- ngakui pendapatan sejalan dengan pertumbuhan. Apakah kenaikan aset semacam itu memenuhi definisi pendapatan dan kalau demikian dapatkah tia diakui? Per definisi, akresi memenuhi pengertian pendapatan karena aset jelas telah bertambah dan banyaknya tambahan fisis tersebut dapat ditentukan secara objek- tif, Pertambahan tersebut juga berkaitan dengan operasi utama perusahaan (dalam hal PT Perhutani). Apa yang terjadi adalah pendapatan sudah terbentuk tetapi belum terrealisasi. Untuk merealisasi pertambahan nilai tersebut, proses produksi masih diperlukan dan masih harus diikuti dengan perubahan bentuk set menjadi aset Iancar baru (kas atau piutang). Oleh Karena itu, tidak selayak- nyalah akresi diakui sebagai pendapatan. Walaupun seandainya produk akhir PT Perhutani bukan papan kaya melainkan balok Kayu, tetaplah tidak tepat untuk memperlakukan pertambahan nilai tersebut sebagai pendapatan karena tidak ada aliran sumber ekonomik baru yang masuk ke unitusaha, . Dari segi pelaporan laba periodik, tidak diakuinya akresi sebagai pendapatan bukan bereet? meniadakan arti penting akresi, lebih-lebih untuk kepentingan analisis internal. Bila harus dilaporkan, pelaporan harus sedemikian sehingga tidak. i ahwa akresi telah terrealisasi. Jumlah rupiah kreditnya harus faire sah dari laba yang telah benar-benar terrealisasi. Seperti pada kasus tentang konstruksi jangka panjang, pemecahan yang pa- ling baik untuk pengakuan pendapatan sehubungan dengan akresi adalah pergan- tian takaran penandigan pendapatan dan biaya dari perioda tahunan ke angkatan Produk (angkatan tanam kehutanan). Kalau cara ini ditempub, dasar saat penjual- &n untuk pengakuan tetap dapat dipakai walaupun perioda akuntansinya menjadi lebih panjang mulai dari pembiakan bibit sampai terjualnya produk. yang mengelola hutang kayu jati. akan semakin bertambah karena gan berjalannya waktu yang mengakibatkan dari hutan kayu tersebut. Apresiasi “nila eae en asahgen Sengan kos (atau nilai buku aset terdepresia- si), Berbeda dengan akresi, apresiasi berlaku untuk semua jenis asot tidal terba-

Anda mungkin juga menyukai