Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH VARIASI BERAT BRIKET KULIT BUAH


KAPUK TERHADAP JUMLAH KADAR AIR DAN LAMA
WAKTU MENDIDIHKAN AIR

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya Kesehatan Lingkungan

FARIDA
P07133116003

PRODI DIPLOMA TIGA SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian besar negara masih menggantungkan kebutuhan energinya pada

energi fosil. Pemanfaatan energi fosil menimbulkan masalah lingkungan

seperti kerusakan lahan, pencemaran tanah, air dan udara. Selain itu, energi

fosil tidak dapat diperbarui dan lama kelamaan akan habis. Sumber energi

alternatif perlu dikembangkan untuk menggantikan energi fosil (Wiryono,

2013).

Menurut data Statistik Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan

Konservasi Energi (EBTKE) tahun 2016, penggunaan energi alternatif baru

mencapai 6,2%, sedangkan 93,8% masih berupa penggunaan energi fosil.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan

Energi Nasional (KEN), pemerintah menargetkan pada tahun 2025 peran

Energi Baru dan Energi Terbarukan paling sedikit 23% dan pada tahun 2050

paling sedikit 31%.

Pemerintah mendorong penggunaan energi alternatif melalui Peraturan

Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN)

yang didalamnya menjelaskan bahwa pemerintah mengajak masyarakat

Indonesia untuk melakukan penelitian dan pengembangan energi alternatif.

Selama ini masyarakat menggunakan bahan bakar kayu, minyak tanah, dan

gas elpiji yang harganya semakin mahal dan semakin sulit didapatkan.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)


cadangan minyak bumi saat ini hanya sebesar 3,3 miliar barel. Ketersediaan

minyak tanah dan gas elpiji yang semakin habis perlu diantisipasi dengan

mengembangkan energi alternatif. Sumber energi alternatif akan lebih baik

jika memanfaatkan limbah karena dapat mengurangi limbah di lingkungan

dan harganya relatif lebih murah.

Limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif salah satunya

adalah kulit buah kapuk randu. Kapuk randu (Ceiba pentandra) merupakan

tanaman tropis dan banyak ditemui di Indonesia terutama di daerah Jawa.

Satu pohon kapuk menghasilkan 4000-5000 buah dan menghasilkan sekitar

15-20 kg serat kapuk bersih dan 24-32 kg kulit buah kapuk (Barani 2006).

Bantul merupakan daerah yang banyak ditumbuhi pohon kapuk randu.

Berdasarkan survey pendahuluan, wilayah Kunden, Sendangsari, Pajangan,

Bantul terdapat 20 pohon kapuk randu. Buah kapuk randu dikumpulkan oleh

warga dan dimanfaatkan seratnya sebagai pengisi bantal, guling, dan kasur,

sedangkan kulit kapuk randu belum dimanfaatkan dan hanya dibiarkan di

pekarangan atau dibakar.

Salah satu cara untuk mengembangkan energi alternatif dan meningkatkan

nilai dari kulit buah kapuk randu yaitu memanfaatkanya sebagai briket. Briket

merupakan bahan bakar padat alternatif yang dapat digunakan sebagai

pengganti kayu, minyak tanah, dan gas elpiji. Kulit buah kapuk yang akan

dimanfaatkan menjadi briket adalah kulit yang sudah kering yang ditandai

dengan warna coklat.


Menurut penelitian dari Indra Tri Putra (2015), kulit buah kapuk randu

memiliki kadar lignin 26,02% dan kadar air sebesar 9.54-14.04%. Kadar

lignin yang tinggi akan memiliki nilai kalor yang tinggi. Sedangkan kadar air

yang rendah akan memiliki nilai kalor yang tinggi. Oleh sebab itu, kulit buah

kapuk baik digunakan untuk bahan energi briket arang.

Uji pendahuluan dilaksanakan dengan membuat briket kulit buah kapuk

dengan 3 variasi berat yaitu berat A, B dan C yang masing-masing memiliki

berat 15 gram, 20 gram, dan 25 gram. Kemudian briket di oven dengan suhu

105 C selama 3 jam lalu di desikator selama 1 jam kemudian ditimbang dan

dihitung kadar airnya. Agar briket yang dihasilkan memenuhi kualitas maka

briket harus dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Peneliti

tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai variasi berat briket kulit buah

kapuk terhadap jumlah kadar air dan lama waktu mendidihkan air.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka

permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Adakah pengaruh variasi berat briket kulit buah kapuk terhadap kadar air

dan kecepatan mendidihkan air?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Diketahuinya pengaruh berat briket kulit buah kapuk terhadap jumlah
kadar air dan lama waktu mendidihkan air.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya pengaruh berat 15 gram, 20 gram, dan 25 gram briket
kulit buah kapuk terhadap jumlah kadar air briket.
b. Diketahuinya pengaruh berat 15 gram, 20 gram, dan 25 gram briket
kulit buah kapuk terhadap lama waktu mendidihkan air.
c. Diketahuinya briket kulit buah kapuk yang terbaik dari variasi berat
15 gram, 20 gram, dan 25 gram terhadap jumlah kadar air dan lama
waktu mendidihkan air.

D. Ruang Lingkup
1. Lingkup Keilmuan
Lingkup keilmuan dalam penelitian ini termasuk dalam bidang
Kesehatan Lingkungan.
2. Materi
Lingkup materi dalam penelitian ini adalah Pengelolaan Sampah Padat.
3. Objek
Objek dalam penelitian ini adalah briket yang terbuat dari kulit buah
kapuk randu.
4. Lokasi
Lokasi penelitian ini dilakukan di rumah Bapak Slamet Suhadi yang
beralamat di Kunden, Sendangsari, Pajangan, Bantul dan di
Laboratorium Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
5. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 – April 2019.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah ilmu pengetahuan dalam bidang Pengelolaan Sampah Padat
khususnya pemanfaatan kulit buah kapuk randu untuk pembuatan
briket.
2. Bagi Masyarakat
Menambah wawasan pada masyarakat bahwa kulit buah kapuk randu
dapat dipakai masyarakat untuk pembuatan briket.
3. Bagi Peneliti
Menerapkan ilmu yang didapatkan di perkuliahan dan menambah
wawasan tentang pembuatan briket dari kulit buah kapuk randu.

F. Keaslian Penelitian
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
1. Sampah
2. Sampah Perkebunan
3. Kulit Buah Kapuk
4. Briket
5. Sifat dan Jenis Briket
6. Bahan Penyusun Briket
7. Syarat Mutu Briket
8. Proses Pembuatan Briket
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian. 2006. Pedoman Budidaya


Kapuk (Ceiba pentandra). Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian.

Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi. 2016.


Statistik EBTKE 2016. Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan
Konservasi Energi.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.


https://www.esdm.go.id/

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang


Kebijakan Energi Nasional.

Tri Putra, Indra. 2014. Karakteristik Kimia Kulit Buah Kapuk Randu sebagai
Bahan Energi Biomassa. Institut Pertanian Bogor: Fakultas Kehutanan.

Wiryono. 2013. Pengantar Ilmu Lingkungan. Bengkulu: Pertelon Media.

Anda mungkin juga menyukai