Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN PRE NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAN

AL-BIRUNI RS ISLAM BANJARMASIN

Pembimbing Akademik : Muhammad Anwari, Ns., M.Kep

Pembimbing Klinik : Nurhikmah, S.Kep.,Ns

Disusun Oleh

Nadya Nailil Ghina

NPM. 1714201110081

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Dengan ini Laporan Praktek Pengkajian Fungsi Manajemen di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin Ruang Al-Biruni pada tanggal 24 Mei s.d 5 Juni 2021 Praktik Pre
Ners Manajemen Keperawatan Program Studi S1 Keperawatan Semester VIII
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin telah dipertanggung jawabkan kepada
pembimbing Akademik.

Banjarmasin, 5 Juni 2021

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

.................................................... ..................................................
Muhammad Anwari, Ns., M.Kep Nurhikmah, S.Kep.,Ns

Mengetahui,

Koordinator PL Pre Ners


Manajemen Keperawatan

..................................................
Muhammad Anwari, Ns., M.Kep
DAFTAR HADIR
PL PRE NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN

Nama : Nadya Nailil Ghina


NPM : 1714201110081
Kelas : B
Hari & Jam Jam Media daring
No Kegiatan
Tanggal pulang selesai yang digunakan
1 Senin, 24 Mei Daring Daring Daring WhatsApp/Zoom
2021
2 Selasa, 25 Mei Daring Daring Daring Daring
2021
3 Rabu, 26 Mei Timbang 08.00 10.00 Luring
2021 terima
4 Kamis, 27 Mei Pengkajian 12.00 14.00 Luring
2021
5 Jumat, 28 Mei Daring Daring Daring WhatsApp/Zoom
2021
6 Sabtu, 29 Mei Daring Daring Daring WhatsApp/Zoom
2021

Banjarmasin, 5 Juni 2021

CI/CT

.....................................................
Muhammad Anwari, Ns., M.Kep
DAFTAR HADIR
PL PRE NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN

Nama : Nadya Nailil Ghina


NPM : 1714201110081
Kelas : B
Hari & Jam Jam Media daring
No Kegiatan
Tanggal pulang selesai yang digunakan
1 Senin, 31 Mei Daring Daring Daring WhatsApp/Zoom
2021
2 Selasa, 1 Juni Daring Daring Daring WhatsApp/Zoom
2021
3 Rabu, 2 Juni Daring Daring Daring WhatsApp/Zoom
2021
4 Kamis, 3 Juni Daring Daring Daring WhatsApp/Zoom
2021
5 Jumat, 4 Juni Daring Daring Daring WhatsApp/Zoom
2021
6 Sabtu, 5 Juni Daring Daring Daring WhatsApp/Zoom
2021

Banjarmasin, 5 Juni 2021

CI/CT

. .....................................
Nurhikmah, S.Kep.,Ns
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

PRAKTIK PRE NERS RS ISLAM BANJARMASIN

Pembimbing Akademik : Muhammad Anwari, Ns., M.Kep

Pembimbing Klinik : Nurhikmah, S.Kep.,Ns

Disusun Oleh

Nadya Nailil Ghina

NPM. 1714201110081

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

2021
KONSEP FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Pengertian Manajemen
Manajemen biasanya diidentikkan dengan cara untuk mengatur beberapa
hal secara baik dan sesuai dengan tujuan. Pengaturan dilakukan agar hal hal
yang diatur berjalan seimbang, lancar, dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian manajemen secara umum dari
beberapa ahli.
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang
lain (Gillies dalam Mugianti, 2016) sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa
manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan,
pengorganisasian dan pengontrolan dari benda dan manusia untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya Swanburg dalam
Mugianti (2016) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni tentang
bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan rasional
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya
Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa manajemen
adalah proses yang dinamis, yang senantiasa berubah sesuai dengan tuntutan
perkembangan. Manajemen merupakan proses mengorganisir sumber-sumber
untuk mencapai tujuan dimana arah tujuan yang akan dicapai ditetapkan
berdasarkan visi, misi, filosofi organisasi.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap
para pasien. Pekerjaan keperawatan harus diatur sedemikian rupa sehingga
tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan dapat tercapai. Dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien, perawat menerapkan manajemen
keperawatan dalam bentuk manajemen asuhan keperawatan (Gillies dalam
Mugianti, 2016).

B. Prinsip-Prinsip Yang Mendasari Manajemen Keperawatan


Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah :
1. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan karena
melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko
pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang afektif dan terencana.
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif. Manajer keperawatan menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan
kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbagai
tingkat manajerial.
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point
utama dari seluruh tujuan keperawatan.
5. Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan.
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian
pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
7. Manejer keperawatan yang baik adalah manajer yang dapat memotivasi
staf untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan arah dan pengertian diantara
bawahan.
9. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya
mempersiapkan perawat pelaksana untuk menduduki posisi yang lebih
tinggi ataupun upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan
karyawan.
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi
penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian
instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki
kekurangan.
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para manajer, administrator dan
bawahan seyogianya bekerja bersama-sama dalam merencanakan dan
pengorganisasian serta fungsifungsi manajemen lainnya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Mugianti, 2016).

C. Lingkup Manajemen Keperawatan


Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan
yang efektif seyogianya memahami hal ini dan mampu memfasilitasi
pekerjaan perawat pelaksana meliputi: menggunaan proses keperawatan dalam
setiap aktivitas asuhan keperawatannya, melaksanakan intervensi keperawatan
berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditetapkan, menerima akuntabilitas
kegiatan keperawatan dan hasil-hasil keperawatan yang dilaksanakan oleh
perawat, serta mampu mengendalikan lingkungan praktek keperawatan.
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer
keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan
melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka
lingkup manajemen keperawatan terdiri dari: Manajemen
operasional/menajemen layanan dan manajemen asuhan keperawatan.
1. Manajemen Layanan/Operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan
yang terdiri dari tiga tingkatan menajerial dan setiap tingkatan dipimpin
oleh seseorang yang mempunyai kompetensi yang relevan. Tingkat
manajerial tersebut yaitu :
Pu
nca
k
Menengah

Bawah

Agar mencapai hasil yang baik, ada beberapa faktor yang perlu dimiliki
oleh orang-orang yang memimpin dalam tiap level manajerial tersebut.
Faktor-faktor tersebut adalah : kemampuan menerapkan pengetahuan,
ketrampilan kepemimpinan, kemampuan menjalankan peran sebagai
pemimpin, dan kemampuan melaksanakan fungsi manajemen (Mugianti,
2016).
2. Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan adalah suatu proses keperawatan yang
menggunakan konsep-konsep manajemen di dalamnya seperti:
perencanaan, pengorganisasan, implementasi, pengendalian dan evaluasi.
Manajemen asuhan keperawatan ini menekankan pada penggunaan proses
keperawatan dan hal ini melekat pada diri seorang perawat. Setiap perawat
dalam melaksanakan tugasnya harus menggunakan proses keperawatan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan pasien. Proses Keperawatan
merupakan proses pemecahan masalah yang menekankan pada
pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat sesuai yang
dibutuhkan pasien. Proses keperawatan terdiri dari 5 tahapan yaitu:
pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi dan evaluasi. Selanjutnya mari Anda pahami tentang tujuan
manajemen keperawatan (Mugianti, 2016).

D. Tujuan Manajemen Keperawatan


1. Mengarahkan seluruh kegiatan yang direncanakan
2. Mencegah/mengatasi permasalahan manajerial
3. Pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan melibatkan
seluruh komponen yang ada
4. Meningkatkan metode kerja keperawatan sehingga staf perawatan bekerja
lebih efektif dan efisien, mengurangi waktu kerja yang sia-sia,
mengurangi duplikasi tenaga dan upaya
Hasil akhir (outcome) yang diharapkan dari manajemen keperawatan adalah:
1. Terselenggaranya pelayanan/
2. Asuhan keperawatan yang berkualitas.
3. Pengembangan staf
4. Budaya riset bidang keperawatan (Mugianti, 2016).

E. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan


Supaya manajemen dapat berjalan sesuai dengan harapan dan mencapai tujuan
organisasi, maka pemahaman tentang prinsip-prinsip manajemen sangatlah
dibutuhkan. Ada tujuh prinsip manajemen yang harus Anda ketahui, yaitu:
perencanaan, penggunaan waktu yang efektif, pengambilan keputusan,
pengelola/pemimpin, tujuan sosial, pengorganisasian dan perubahan. Berikut
dibawah ini akan dijelaskan maksud dari prinsip-prinsip manajemen tersebut
(Mugianti, 2016).
1. Perencanaan (Planning). Perencanaan adalah fungsi dasar dan pertama
dalam manajemen (the first function of management). Semua fungsi
manajemen tergantung dari perencanaan. Perencanaan adalah suatu proses
berpikir atau proses mental untuk membuat keputusan dan peramalan
(forecasting). Perencanaan harus berorientasi ke masa depan dan
memastikan kemungkinan hasil yang diharapkan (Swansburg dalam
Mugianti, 2016). Dalam perencanaan, salah satu hal penting yang menjadi
pusat perhatian adalah rencana pengaturan sumber daya manusia (SDM)
dan sumber daya yang lain yang relevan. Perencanaan yang baikakan
meningkatkan capaian tujuan dan pembiayaan yang efektif.
2. Penggunaan Waktu Efektif (Effective utilization of time). Penggunaan
waktu efektif berhubungan dengan pola pengaturan dan pemanfaatan
waktu yang tepat dan memungkinkan berjalannya roda organisasi dan
tercapaianya tujuan organisasi. Waktu pelayanan dihitung, dan kegiatan
perawat dikendalikan.
3. Pengambilan keputusan (Decision making). Pengambilan keputusan
adalah suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang
membawa pada pemilihan di antara beberapa alternatif yang tersedia yang
dilakukan oleh seorang pembuat keputusan. Keputusan dibuat untuk
mencapai tujuan melalui pelaksanaan/implementasi dari pilihan keputusan
yang diambil.
4. Pengelola/Pemimpin (Manager/leader). Manajer yang bertugas mengatur
manajemen memerlukan keahlian dan tindakan nyata agar para anggota
menjalankan tugas dan wewenang dengan baik. Adanya manajer yang
mampu memberikan semangat, mengontrol dan mengajak mencapai tujuan
merupakan sumber daya yang sangat menentukan.
5. Tujuan sosial (Social goal). Manajemen yang baik harus memiliki tujuan
yang jelas dan ditetapkan dalam bentuk visi, misi dan tujuan organisasi.
6. Pengorganisasian (Organizing). Pengorganisasian adalah pengelompokan
sejumlah aktivitas untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Penugasan
pada masing-masing kelompok dilakukan berdasarkan supervisi, ada
koordinasi dengan unit lain baik secara horizontal maupun secara vertikal
(Swansburg dalam Mugianti, 2016).
7. Perubahan (Change) adalah proses penggantian dari suatu hal dengan yang
lainnya yang berbeda dari sebelumnya (Douglas dalam Mugianti, 2016).
Perubahan, di dalam manajemen keperawatan perubahan dijadikan prinsip
karena sifat layanan yang dinamis mengikuti karakteristik pasien yang
akan dilayani.

F. Fungsi-Fungsi Manajemen Keperawatan


Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk
menyikapi posisi masing-masing sehingga diperlukan fungsi-fungsi yang jelas
mengenai manajemen (Suarli dalam Setiadi, 2020). Fungsi manajemen
pertama sekali diidentifikasi oleh Henri Fayol (1925) yaitu perencaanaan,
organisasi, perintah, koordinasi, dan pengendalian. Luther Gulick (1937)
memperluas fungsi manajemen fayol menjadi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), personalia (staffing), pengarahan (directing),
pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting), dan pembiayaan
(budgeting) yang disingkat menjadi POSDCORB. Akhirnya, fungsi
manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen yang terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, pengawasan
(Marquis dan Huston dalam suriadi, 2020). Fungsi manajemen menurut G.R.
Terry adalah planning, organizing, actuating, dan controlling, sedangkan
menurut S.P. Siagian fungsi manajemen terdiri dari planning, organizing,
motivating, dan controlling (Suarli dan Bahtiar dalam setiadi, 2020).
1. Perencanaan kegiatan keperawatan di ruang rawat inap
Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Perencanaan
adalah koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan
menerapkan proses manajemen untuk mencapai asuhan keperawatan dan
tujuan layanan keperawatan (Huber dalam setiadi, 2020). Suarli dan
Bahtiar dalam Setiadi, (2020) menyatakan bahwa perencanaan adalah
suatu keputusan dimasa yang akan datang tentang apa, siapa, kapan,
dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu yang dapat ditinjau dari proses, fungsi dan keputusan.
Perencanaan memberikan informasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan
secara akurat dan efektif. Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan
keperawatan dilaksanakan oleh kepala ruang. Perencanaan di ruang rawat
inap melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksana, ketua tim
dan kepala ruang. Tanpa perencanaan yang adekuat, proses manajemen
pelayanan kesehatan akan gagal (Marquis dan Huston dalam setiadi,
2020).
2. Pengorganisasian keperawatan di ruang rawat inap
Pengorganisasian dilakukan setelah perencanaan. Pengorganisasian
adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang serta
pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka
mencapai tujuan (Muninjaya dalam setiadi, 2020). Manfaat
pengorganisasian untuk penjabaran secara terinci semua pekerjaan yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan, pembagian beban kerja sesuai
dengan kemampuan perorangan/kelompok, dan mengatur mekanisme
kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan
koordinasi (Huber dalam setiadi, 2020). Prinsip-prinsip pengorganisasian
menurut Swanburg dalam setiadi (2020) adalah:
a) Prinsip rantai komando
Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan
anggota efektif secara ekonomi dan berhasil dalam mencapai tujuan.
Komunikasi cenderung ke bawah dan satu arah. Pada organisasi
keperawatan, rantai komando ini datar, dengan garis manajer dan staf
teknis serta administrasi yang mendukung perawat pelaksana.
b) Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang perawat
pelaksana mepunyai satu pemimpin dan satu rencana. Keperawatan
primer dan manajemen kasus mendukung prinsip prinsip kesatuan
komando ini.
c) Prinsip rentang kontrol
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perawat harus dapat mengawasi
secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Pada prinsip
ini, makin kurang pengawasan yang diperlukan untuk perawat.
Perawat harus memiliki lebih banyak pengawasan untuk menghindari
terjadinya kesalahan. Kepala ruangan harus lebih banyak
mengkoordinasikan.
d) Prinsip spesialisasi
Prinsip spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus
menampilkan satu fungsi kepemimpinan tunggal, sehingga ada devisi
kerja atau pembagian tugas yang membentuk departement.
3. Personalia/ketenagaan keperawatan di ruang rawap inap
Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama dalam
manajemen keperawatan. Swanburg dalam Setiadi (2020) menyatakan
bahwa pengaturan staf keperawatan merupakan proses yang teratur,
sistematis, rasional diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis
personel keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
keperawatan pada standar yang ditetapkan sebelumnya. Ketenagaan
adalah kegiatan manajer keperawatan untuk merekrut, memimpin,
memberikan orientasi, dan meningkatkan perkembangan individu untuk
mencapai tujuan organisasi (Marquis dan Huston dalam Setiadi, 2020).
Ketenagaan juga memastikan cukup atau tidaknya tenaga keperawatan
yang terdiri dari perawat yang profesional, terampil, dan kompeten.
Kebutuhan ketenagaan dimasa yang akan datang harus dapat diprediksi
dan suatu rencana harus disusun secara proaktif untuk memenuhi
kebutuhan (Setiadi, 2020).
4. Pengarahan keperawatan di ruang rawat inap
Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha
memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan
(Swanburg dalam Setiadi, 2020). Motivasi sering disertakan dengan
kegiatan orang lain mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi dan
kepemimpinan negosiasi (Marquis dan Huston dalam setiadi, 2020).
5. Pengendalian keperawatan di ruang rawat inap
Pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen
keperawatan yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian,
ketenagaan, pengarahan (Swanburg dalam setiadi, 2020). Selama fase
pengendalian, kinerja diukur menggunakan standar yang telah ditentukan
dan tindakan diambil untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar
dan kinerja (Marquis dan Huston dalam Setiadi, 2020). Fungsi
pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih efisien dan staf
dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program (Muninjaya dalam
Setiadi 2020). Prinsip pengawasan yang harus diperhatikan manager
keperawatan dalam menjalankan fungsi pengendalian adalah:
a) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya
mudah diukur.
b) Pengawasan merupakan kegiatan penting dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.
c) Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf.
6. Penggerakan (actuating), fungsi ini termasuk mempertahankan sumber
daya manusia, bertanggung jawab terhadap motivasi, managemen konflik,
delegasi, komunikasi, memfasilitasi kerjasama dan kolaborasi (Mugianti,
2016).
7. Penilaian (evaluation) fungsi ini termasuk mempertahankan kinerja staff,
kuality kontrol, pertanggungan jawab biaya atau keuangan, legal dan
kontrol etik, profesional dan kolegial kontrol. Pada fungsi ini diharapkan
untuk menilai pencapaian tujuan, menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan, menilai kepuasan pasien, menilai kepuasan kerja perawat,
serta menilai performance apraisal atau kinerja (Mugianti, 2016).
8. Peran Kepala Ruangan Dalam Manajemen Keperawatan
Peran adalah kumpulan norma untuk perilaku seseorang dalam suatu
posisi khusus seperti ibu, anak, dokter, perawat dan sebagainya (Maramis
dalam Setiadi, 2020). Soekanto dalam Setiadi (2020) menyatakan bahwa
peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status) dan apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka
dia menjalankan suatu peran. Kepala ruangan adalah seorang tenaga
perawatan professional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam
mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat.
Tanggung jawab kepala ruangan menghasilkan pelayanan keperawatan
yang berkwalitas, dan menghindari terjadinya kebosanan perawat serta
menghindari kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan (Gillies
dalam Setiadi, 2020).
a) Fungsi perencanaan
Fungsi perencanaan manajemen keperawatan di ruang rawat inap
yang dilaksanakan oleh kepala ruangan melibatkan seluruh personil
mulai dari perawat pelaksana, ketua tim, dan kepala ruangan.
Sebelum melakukan perencanaan terlebih dahulu dianalisa dan dikaji
sistem, strategi organisasi, sumber-sumber organisasi, kemampuan
yang ada, aktifitas spesifik dan prioritas (Swanburg dalam Setiadi,
2020). Perencanaan kepala ruang di ruang rawat inap meliputi
perencanaan kebutuhan tenaga dan penugasan tenaga, pengembangan
tenaga, kebutuhan logistik ruangan, program kendali mutu yang akan
disusun untuk pencapaian tujuan jangka pendek, menengah dan
panjang Kepala ruangan juga menjadwalkan pertemuan, Tujuan
pertemuan adalah untuk menilai atau mengevaluasi kegiatan perawat
sudah sesuai dengan standar atau belum, sehingga dapat dilakukan
perubahan-perubahan atau pengembangan dari kegiatan tersebut
(Swanburg dalam Setiadi, 2020). Unsur-unsur yang terlibat dalam
perencanaan menurut Suarli dan Bahtiar dalam Setiadi (2020), yaitu:
1) Meramalkan (forecasting), misalnya memperkirakan
kecenderungan masa depan (peluang dan tantangan)
2) Menetapkan tujuan (estabilishing objektive), menyusun acara
yang urutan kegiatannya menurut skala prioritas
3) Menyusun jadwal pelaksanaan (scheduling), misalnya
menetapkan/memperhitungkan waktu dengan tepat
4) Menyusun anggaran (budgeting), misalnya mengalokasikan
sumber yang tersedia (uang, alat, manusia) dengan
memperhitungkan waktu dengan tepat
5) Mengembangkan prosedur, misalnya menentukan tata cara yang
paling tepat
6) Menafsirkan dan menetapkan kebijakan (interpreting and
estabilishing policy), misalnya menafsirkan kebijakan atasan dan
menetapkan kebijakan operasional.
Peran kepemimpinan yang berhubungan dengan hierarki perencanaan
menurut Marquis dan Huston dalam Setiadi (2020), yaitu:
1) Mengkaji lingkungan eksternal dan internal
2) Berpikir kreatif dan inovatif dalam perencanaan
3) Mempengaruhi dan menginspirasi anggota agar aktif terlibat
dalam perencanaan jangka panjang
4) Secara periodik melakukan klarifikasi nilai untuk meningkatkan
kesadaran diri
5) Mengarahkan untuk mendengarkan aktif dan memberikan umpan
balik
6) Mengkomunikasikan tujuan organisasi kepada anggota
7) Memotivasi anggota untuk terlibat aktif dalam mengambil
keputusan
8) Terbuka untuk ide baru dan berbagai ide
9) Menjadi model peran dalam menetapkan metode perencanaan
Adapun fungsi perencanaan kepala ruangan menurut Marquis dan
Houston dalam Setiadi (2020) adalah sebagai berikut:
1) Penentuan dan penerapan filosofi, visi, misi, tujuan, sasaran,
kebijaksanaan, dan peraturan-peraturan
2) Membuat perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi,
3) Menetapkan biaya-biaya untuk setiap kegiatan serta
merencanakan dan pengelola rencana perubahan.
b) Fungsi pengorganisasian
Fungsi pengorganisasian meliputi pembentukan struktur untuk
melaksanakan perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien yang paling tepat, mengelompokkan
kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan
fungsi dalam organisasi dan menggunakan power serta wewengan
dengan tepat Kepala ruangan bertanggung jawab untuk
mengorganisasi kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan di ruang
rawat inap (Swanburg dalam Setiadi, 2020) meliputi :
1) Struktur organisasi, Struktur organisasi ruang rawat inap terdiri
dari: struktur, bentuk dan bagan. Berdasarkan keputusan Direktur
rumah sakit dapat ditetapkan struktur organisasi ruang rawat inap
untuk menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf
atasan baik vertikal maupun horizontal. Juga dapat dilihat posisi
tiap bagian, wewenang dan tanggung jawab serta jalur tanggung
gugat. Bentuk organisasi disesuaikan dengan pengelompokan
kegiatan atau sistem penugasan.
2) Pengelompokam kegiatan Setiap organisasi memiliki serangkaian
tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan untuk mencapai
tujuan. Kegiatan perlu dikumpulkan sesuai dengan spesifikasi
tertentu. Pengelompokan kegiatan dilakukan untuk memudahkan
pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan
keterampilan yang mereka miliki serta disesuaikan dengan
kebutuhan klien. Ini yang disebut dengan metoda penugasan
keperawatan. Metoda penugasan tersebut antara lain: metode
fungsional, metode alokasi klien/keperawatan total, metode tim
keperawatan, metode keperawatan primer, dan metode moduler.
3) Koordinasi kegiatan Kepala ruangan sebagai koordinator kegiatan
harus menciptakan kerjasama yang selaras satu sama lain dan
saling menunjang untuk menciptakan suasana kerja yang
kondusif. Selain itu perlu adanya pendelegasian tugas kepada
ketua tim atau perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan di
ruang rawat inap.
4) Evaluasi kegiatan Kegiatan yang telah dilaksanakan perlu
dievaluasi untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan sesuai
rencana. Kepala ruang berkewajiban untuk memberi arahan yang
jelas tentang kegiatan yang akan dilakukan. Untuk itu diperlukan
uraian tugas dengan jelas untuk masing-masing staf dan standar
penampilan kerja.
5) Kelompok kerja Kegiatan di ruang rawat inap diperlukan
kerjasama antar staf dan kebersamaan dalam kelompok, hal ini
untuk meningkatkan motivasi kerja dan perasaan keterikatan
dalam kelompok untuk meningkatkan kualitas kerja dan mencapai
tujuan pelayanan dan asuhan keperawatan
Keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala ruangan sebagai
manajemen yang terintegrasi dalam pengorganisasin menurut
Marquis dan Huston dalam Setiadi, 2020 yaitu:
1) Kepala ruangan memandang struktur organisasi sebagai peta yang
memberi jalan kepada siapa mereka harus berkomunikasi dan
siapa yang memiliki kewenangan
2) Kepala ruangan memiliki pemahaman personal tentang
rancanagan organisasi yang lebih besar
3) Kepala ruangan memahami kesulitan yang menyertai setiap
struktur, sehingga dapat memberi dukungan
4) Kepala ruangan harus memiliki pengetahuan tentang budaya
organisasi, meningkatkan pengembangan budaya yang
konstruktif, menjelaskan serta mengkomunikasikan
pengembangan budaya tersebut kepada perawat pelaksana
5) Kepala ruangan berpikir kritis dan memiliki perilaku model peran
yang baik untuk menyelesaikan masalah
6) Kepala ruangan menahan diri untuk tidak menghakimi dan
mendukung semua anggota untuk ikut berpartisipasi dan
berkontribusi
7) Kepala ruangan memahami organisasi dan mengenali apa yang
dapat dibentuk, diubah, dan yang tetap.
c) Fungsi ketenagaan
Ketenagaan mengerjakan perekrutan, wawancara, mengontrak, dan
orientasi staf. Keberhasilan perekrutan tergantung pada sumber daya
alam, jumlah tenaga perawat yang memadai, gaji yang kompetitif,
reputasi organisasi, daya tarik lokasi, dan status ekonomi. Manajer
bertanggung jawab dalam merekrut perawat. Hubungan kepala
ruangan dengan perekrut harus bersifat kolaboratif. Wawancara dapat
dijadikan sebagai landasan untuk memilih orang untuk berbagai
posisi. Hal yang paling penting dalam perektutan adalah mengawasi
staf baru selama proses (Swanburg dalam Setiadi, 2020). Peran
kepala ruangan dalam ketenagaan meliputi perencanaan untuk
keperluan ketenagaan selanjutnya dan perubahan di dunia
keperawatan. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam penyusunan
sistem. Manager harus mengetahui jumlah jabatan yang diatur pada
setiap klasifikasi kerja temasuk jabatan yang kosong. Anggaran
keuangan angan memperlihatkan pekerja apa yang dibutuhkan
(Gillies dalam Setiadi, 2020). Berdasarkan pada filosofi para kepala
ruangan dalam hal mengembangkan fungsi ketenagaan menurut
Gillies dalam Setiadi (2020) adalah sebagai berikut:
1) Memberikan seorang staf perawat yang professional secara
keseluruhan dalam ruangan
2) Memberikan staf yang tepat dengan perbandingan perawat 1:1
dengan pasien untuk setiap jam kerja
3) Tenaga kesehatan lain dengan perbandingan dengan pasien setiap
ruangan
4) Melibatkan seluruh staf perawat dalam menyusun program
ketenagaan
5) Membagi tenaga perawat secara merata dalam hal jadwal libur,
jam kerja, waktu putaran, waktu istirahat
6) Bertanggung dalam perencanaan ketenagaan
7) Membuat jadwal perawat paling cepat jadwal 2 bulan
8) Mengerti akan kebutuhan staf dalam hal istirahat, liburan
9) Memberikan penghargaan kepada perawat berprestasi.
d) Fungsi pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan kegiatan
keperawatan di ruang rawat inap dalam rangka menugaskan perawat
untuk melaksanakan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepala
ruangan dalam melakukan kegiatan pengarahan melalui: saling
memberi motivasi, membantu pemecahan masalah, melakukan
pendelegasian, menggunakan komunikasi yang efektif, melakukan
kolaborasi dan koordinasi (Swanburg dalam Setiadi, 2020).
Memotivasi adalah menunjukkan arah tertentu kepada perawat atau
staf dan mengambil langkah yang perlu untuk memastikan mereka
sampai pada tujuan (Soeroso dalam Setiadi, 2020). Manajer
keperawatan harus memiliki keterampilan komunikasi interpersonal
yang baik. Kepala ruangan setiap hari berkomunikasi dengan pasien,
staf, dan atasan setiap hari (Nursalam, 2009) Prinsip komunikasi
manajer keperawatan menurut (Nursalam, 2009), yaitu:
1) Manajer harus mengerti struktur organisasi, siapa yang terkena
dampak dari keputusan yang dibuat. Jaringan komunikasi formal
dan informal perlu dibangun antara manajer dan staf
2) Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, tetapi sebagai proses
yang tak terpisahkan dalam organisasi
3) Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat.
4) Perawat profesional adalah mampu berkomunikasi dengan secara
adekuat, lengkap dan cepat.
5) Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat
diterima
6) Menjadi pendengar yang baik adalah komponen penting dalam
komunikasi.
Konflik sering terjadi dalam tatanan asuhan keperawatan. Konflik
yang terjadi antar staf dengan staf, staf dengan pasien, staf dengan
keluarga dan pengunjung, staf dengan dokter (Swanburg dalam
Setiadi, 2020). Sebagai manajer keperawatan, kepala ruangan
memiliki asumsi bahwa konflik suatu hal yang dapat dihindari dan
jika konflik tidak dikelola dengan baik, maka dapat menghasilkan
penyelesaian yang kreatif dan berkualitas. Kepala ruangan
menggunakan konflik yang konstruktif dalam menciptakan
lingkungan yang produktif (Nursalam, 2009). Swansburg dalam
Setiadi mengatakan bahwa ada dua belas aktivitas teknis yang
berhubungan dengan pengarahan pada manajemen, yaitu:
1) Merumuskan tujuan perawatan yang realistis untuk pelayanan
keperawatan, pasien dan perawat pelaksana
2) Memberikan prioritas utama untuk kebutuhan klien sehubungan
dengan tugas-tugas perawat pelaksana
3) Melaksanakan koordinasi untuk efisiensi pelayanan
4) Mengidentifikasi tanggung jawab dari perawat pelaksana
5) Memberikan perawatan yang berkesinambungan
6) Mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas-tugas dari perawat
pelaksana
7) Memberikan kepemimpinan untuk perawat dalam hal pengajaran,
konsultasi, dan evaluasi
8) Mempercayai anggota
9) Menginterpretasikan protocol
10) Menjelaskan prosedur yang harus diikuti
11) Memberikan laporan ringkas dan jelas
12) Menggunakan proses kontrol manajemen
e) Fungsi pengendalian
Ukuran kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan dengan indikator
proses yaitu nilai dokumentasi keperawatan, indikator output yaitu
tingkat kepuasan klien, tingkat kepuasan perawat, lama hari rawat.
Untuk kegiatan mutu yang dilaksanakan kepala ruang meliputi: Audit
dokumentasi proses keperawatan tiap dua bulan sekali, survei
kepuasan klien setiap kali pulang, survei kepuasan perawat tiap enam
bulan, survei kepuasan tenaga kesehatan lain, dan perhitungan lama
hari rawat klien, serta melakukan langkah-langkah perbaikan mutu
dengan memperhitungkan standar yang ditetapkan (Swanburg dalam
Setiadi, 2020). Tambahan peran manajer dalam pengendalian adalah
menentukan seberapa baik staf melakukan tugas yang diberikan. Hal
ini dilakukan dengan penilaian kinerja. Dalam melaksanakan
penilaian kinerja, manajer perlu menetapkan orang yang bertanggung
jawab mengevaluasi setiap staf. Idealnya supervisor mengevaluasi
rekan terdekatnya, dimana satu orang mengevaluasi kerja rekannya
secara akurat (Nursalam, 2009). Sebagai manajer keperawatan, uraian
tugas kepala ruangan menurut depkes dalam Setiadi, 2020 adalah
sebagai berikut:
1) Melaksanakan fungsi perencanaan
(a) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta
tenaga lain sesuai kebutuhan
(b) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang
diperlukan.
(c) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
pasien.
2) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan
(a) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di
ruang rawat.
(b) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan
tenaga lain sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan /
peraturan yang berlaku (bulanan, mingguan, harian).
(c) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan
satu atau tenaga lain yamg bekerja di ruang rawat
(d) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan
untuk melaksanakan asuhan perawatan sesuai standart.
(e) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerja sama dengan sebagai pihak yang terlibat dalam
pelayanan ruang rawat.
(f) Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar
tercapainya pelayanan optimal.
(g) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat,
dan bahan lain yang diperlukan di ruang rawat.
(h) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
(i) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan.
(j) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan
keluarganya meliputi tentang peraturan rumah sakit, tata
tertib ruangan, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya.
(k) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk
memeriksa pasien dan mencatat program.
(l) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di
ruang rawat untuk tingkat kegawatan, injeksi dan non injeksi,
untuk memudah pemberian asuhan keperawatan.
(m)Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat
untuk mengetahui keadaan dan menampung keluhan serta
membantu memecahkan masalah berlangsung.
(n) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
(o) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien /
keluarga dalam batas wewenangnya
(p) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi
serlama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
(q) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data
pelayanan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang
dilakuakan secara tepat dan benar.
(r) Mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang
rawat inap lain, seluruh kepala seksi, kepala bidang, kepala
instansi, dan kepala UPF di Rumah Sakit.
(s) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi
ketenangan
(t) Memberi motivasi tenaga nonkeperawatan dalam memelihara
kebersihan ruangan dan lingkungan.
(u) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
(v) Memeriksa dan meneliti pengisi daftar pemintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien kemudian
memeriksa / meneliti ulang saat pengkajiannya.
(w) Memelihara buku register dan bekas catatan medis.
(x) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan
asuhan keperawatan serta kegiatan lain di ruangan rawat.
3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian,
meliputi:
(a) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah ditentukan, melaksanakan penilaian terhadap
uapaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan di bidang
perawatan.
(b) Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (D.P.3) bagi
pelaksana keperawatan dan tenaga lain di ruang yang berada
di bawah tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan
(naik pangkat/golongan, melanjutkan sekolah) mengawasi
dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta
obat-obatan secara efektif dan efisien.
(c) Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan
kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di
ruang rawat.
DAFTAR PUSTAKA

Mugianti, Sri. 2016. Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek


Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Nursalam. 2009. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


profesional Edisi kedua. Jakarta: Selamba Medika.

Setiadi. 2020. Konsep Manajemen Keperawatan. Jurnal Keperawatan. Web:


http://www.rsaudrefram.co.id/wp-
content/uploads/2020/04/Konsep_manajemen_Keperawatan.pdf.pdf
(diakses tanggal 21 April 2021 jam 08.13)
LAPORAN PENGKAJIAN

FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun Oleh

Kelompok 3 Periode 2

Mahyudi Sadikin 1714201110022

Arika Noviriana 1714201110005

Nurliani 1714201110041

Rabbini Safirah Halida Puteri 1714201110045

Nadya Nailil Ghina 1714201110081

Nur Alisa Pebrianti 1714201110097

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Dengan ini Laporan Praktek Pengkajian Fungsi Manajemen di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin Ruang Al-Biruni pada tanggal 24 Mei s.d 5 Juni 2021 Praktik Pre
Ners Manajemen Keperawatan Program Studi S1 Keperawatan Semester VIII
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin telah dipertanggung jawabkan kepada
pembimbing Akademik.

Banjarmasin, 11 Juni 2021

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

.................................................... ..................................................
Muhammad Anwari, Ns., M.Kep Nurhikmah, S.Kep.,Ns

Mengetahui,

Koordinator PL Pre Ners


Manajemen Keperawatan

..................................................
Muhammad Anwari, Ns., M.Kep
BAB 1

TINJAUAN TEORITIS

1.1 Fungsi Manajemen


Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperwatan
untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada
pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989).

Manajemen pelayanan keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit yang


di kelola olah bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu
manajemen puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen menengah
(kepala unit pelayanan atau supervisior), dan manajemen bawah (kepala
ruang perawatan). Keberhasilan pelatana keperawatan sangat dipengaruhi
oleh manajer keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya (Gillies,
1994).

Manajemen memerlukan peran tiap anggota yang terlibat di dalamnya


untuk menyikapi posisi masing-masing, sehingga di perlukan adanya
fungsi yang jelas mengenai manajemen. Terdapat 4 fungsi manajemen
menurut G.R Terry yaitu planning, organizing, actuanting dan
contoroling/ POAC.
1.1.1. Planning
Planning/ perencanaan adalahkeputusan masa mendatang artinya
apa, siapa, kapan, di mana, berapa dan bagaimana yang akan dan
harus di laksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum
perencanaan dapat di tinjau dari sis proses pemilihan dan
pengembangan tindakan yang paling menguntungkan untung
mencapai tujuan, fungsi kepemimpinan dan kewenangan dapat
mengarahkan kegiatan dan tujuan yang harus di capai organisasi,
keputusan apa yang akan dilakukan untuk waktu yang akan datang.
1.1.2. Organizing
Organizing/ organisasi secara statis merupakan wadah kegiatan
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu, secara dinamis
merupakan aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan
dinamis untuk mencapai tujuan tertentu.
1.1.3. Acuanting
Acuanting/ pergerakan melakukan kegiatan untuk mempengaruhi
orang lain agar mau dan suka bekerja sama dalam rangka
menyelesaikan tugas demi tercapainaya tujuan bersama,
diusahakan agar orang yang diperintah jangan hanya menerima
perintah dari atasan, tetapi tergerak hatinya untuk menyelesaikan
tugasnya dengan kesadaran sendiri. Sering terjadi hambatan pada
pergerakan karena yang digerakkan adalah manusia yang
mempunyai keinginan pribadi, sikap dan prilaku khusus, sehingga
kepemimpinan dapat meningkatkan motivasi dan sikap kerja
bawahan menjadi hal yang penting.
1.1.4. Controlling
Controlling pengawasan merupakan proses untuk mengetahui
apakah pelaksanaan kegiatan sesuai rencana, pedoman, ketentuan,
kebijakan, tujuan dan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.
Pengawasan bertujuan untuk mencegah atau memperbaiki
kesalahan, penyimpangan, dan ketidak sesuaian.

1.2 Model Asuhan Keperawatan Profesional


Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem
(struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).

Jenis Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Menurut Grant &


Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode pemberian
asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus
dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan
keperawatan, yaitu:
1.2.1. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia
kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan
kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1- 2
jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal.
Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan,
perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada (Nursalam, 2007)
1.2.2. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang
berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal
ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care. Metode ini
berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi keperawatan. Perawat
bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien
tertentu (Nursalam, 2007).
1.2.3. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer
Menurut Gillies (1986) perawat yang menggunakan metode
keperawatan primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut
perawat primer (primary nurse). Pada metode keperawatan primer
terdapat kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif serta
dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya
mempunyai 4-6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam
selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung
jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam
merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan membuat
rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang
tidak bertugas, kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada
perawat lain (associate nurse)
1.2.4. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan
keperawatan dimana seorang perawat profesional memimpin
sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif (Douglas, 1984).
BAB 2
TINJAUAN LAHAN

2.1 Profil/Gambaran Umum Rumah Sakit


2.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Rumah Sakit Islam Banjarmasin merupakan salah satu rumah
sakit swasta Tipe C di Kalimantan Selatan.RS Islam Banjarmasin
terletak di Jl. Letjend. S. Parman No. 88 Banjarmasin (70115)
Banjarmasin.

Musyawarah Wilayah Pimpinan Muhammadiyah Kalimantan


Selatan ke 25 yang diadakan di Nagara Kabupaten Hulu Sungai Selatan
yang berlangsung pada tanggal 15 – 17 April 1968 merupakan tonggak
sejarah Rumah Sakit Islam Banjarmasin ditancapkan guna
mengembangkan amal usaha persyarikatan.

Rumah Sakit Islam Banjarmasin awalnya merupakan sebuah


klinik bersalin yang bernama “Klinik Bersalin Siti Khadijah”.
Berdasarkan Akta Notaris Bachtiar tanggal 1 Maret 1972 Nomor:
1/1972 bahwa Rumah Sakit Islam Banjarmasin berada di bawah
Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarmasin dan pada tanggal 19
Agusutus 1972 diberi nama Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Tahun
2005 Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarmasin berakhir, dan langsung
di bawah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan.

Rumah Sakit Islam Banjarmasin terakhir mendapat izin dari


Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tertanggal 22 Januari 2018 nomor:
503/524/SIOT/RSUS-I/I-18/DISKES tentang Izin Operasional Tetap
Rumah Sakit Umum Swasta Kepala Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin.

Rumah Sakit Islam Banjarmasin telah terakreditasi tingkat


“Perdana” oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) tertanggal 20
April 2017 dengan sertifikat akreditasi nomor: KARS-
SERT/384/IV/2017.

Pada tanggal 04 Januari 2018 Rumah Sakit Islam Banjarmasin


telah bekerjasama dan melakukan pelayanan terhadap pasien peserta
BPJS Kesehatan dengan 4 (empat) pelayanan dasar yaitu Penyakit
Dalam, Bedah Umum, Kandungan dan Kebidanan, dan Anak.

2.1.2 Falsafah, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan


2.1.2.1 Falsafah
Pelayanan kesehatan diselenggarakan berlandaskan etika,
proesionalisme, dan islami.
2.1.2.2 Visi
Mewujudkan Rumah Sakit Islam Banjarmasin sebagai rumah
sakit yang profesional, bermutu dan menjadi pilihan dan
kebanggaan masyarakat.
2.1.2.3 Misi
Rumah Sakit Islam Banjarmasin didirikan untuk pelayanan
kesehatan masyarakat, membantu pasien untuk memperoleh
kesehatan jasmani dan rohani juga sebagai media dakwah
islamiah
2.1.2.4 MOTTO :
C : Cepat dalam pelayanan
I : Islami dalam pengabdian
N : Nyaman bagi pelanggan
T : Tepat dalam tindakan
A : Aman dan bermutu

2.1.2.5 Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa
membedakan suku, agama, ras, aliran, serta membentuk
mental spritual yang islami.
2.2 Fungsi Manajemen Keperawatan di Ruangan
2.2.1 Fungsi Perencanaan

ANALISA SWOT MANAJEMEN KEPERAWATAN


BERDASARKAN FUNGSI PERENCANAAN

Strength (Kekuatan) Weakness Opportunity Threat (Ancaman)


(Kelemahan) (Peluang)
1. Karu memberikan 1. Kurangnya kuantitas 1. Sudah ada 1. Banyaknya
motivasi kepada SDM yang kebijakan pegawai honor
staff sehingga mampu diperlukan di untuk secara lisan ingin
meningkatkan kinerja ruangan pengembang mengundurkan
staff. 2. Keterbatasan alat– an tenaga diri dari ruangan
2. Karu alat kesehatan di pelayanan. karena gaji
mensosialisasikan ruangan 2. Adanya mereka kurang
perencanaan – dikarenakan kesempat sesuai.
perencanaan yang permintaan alat an untuk 2. Banyaknya
akan dibuat atau medis sekali dalam melanjutk permintaan
diterapkan di sebulan. an libur dihari –
ruangan. 3. Metode asuhan pendidika hari besar.
3. Karu mengajukan keperawatan n yang 3. Kekompakan
proposal yang telaah lebih untuk mencapai
ditetapkan di professio visi dan misi
rekruitmen ke bidang
ruangan belum nal yang sudah
keperawatan.
optimal. ditentukan
4. Dalam pengajuan
4. Reward yang kurang optimal
proposal karu
diberikan hanya
menentukan kriteria
kata-
rekruitmen.
kata pujian.
5. Dalam jenjang
5. Karu
karir sudah ada
menunggu
kebijakan dari
kebijakan
manajemen
keperawatan . manajemen
6. Kerjasama antara keperawatan
karu dan ka tim terkait
dalam rencana proposal
penyusunan struktur rekruitmen
organisasi.
7. Karu memberikan
tanggung jawab
kepada perawat senior
dalam merawat pasien
dengan tingkat
ketergantungan total
care.

Menetukan prioritas Masalah

No Jenis perencanaan Urutan prioritas


1. SOP dan SAK I
2. Metode II
3. Kuantitas III
4. Rekruitmen IV
5. Logistic V

Prioritas Masalah Keperawatan

No. Masalah Tujuan Rencana Tindakan


1. Metode asuhan Mengoptimalkan 1. Bentuk tim SOP,
keperawatan yang metode asuhan
SAK di ruangan .
telah ditetapkan keperawatan di
2. Mensosialisasikan
diruangan belum ruangan secara
metode asuhan.
optimal. komprehensif
2. Kurangnya kuantitas Meningkatkan 1. Mengajukan
kualitas pemberian proposal kebidang
pelayanan yang perawatan.
optimal 2. Menentukan
kriteria rekruitmen

1) Visi ruangan al-Biruni


Mewujudkan Rumah Sakit Islam Banjarmasin sebagai rumah sakit
yang profesional, bermutu dan menjadi pilihan dan kebanggaan
masyarakat.
2) Misi ruangan al-Biruni
Rumah Sakit Islam Banjarmasin didirikan untuk pelayanan kesehatan
masyarakat, membantu pasien untuk memperoleh kesehatan jasmani
dan rohani juga sebagai media dakwah Islamiah
3) Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa membedakan suku,
agama, ras, aliran, serta membentuk mental spritual yang islami.
4) Fungsi Ruang perawatan al-Biruni
Ruang Al-Biruni berfungsi untuk memberikan pelayanan yang
komprehensif dari berbagai multi disisplin ilmu secara aman,
berkualitas dan berkesinambungan dengan segala aktivitas untuk
mengatasi gangguan/hambatan pemenuhan kebutuhan dasar
manusia dan meningkatkan kualitas hidup yang terjadi akibat
masalah/gangguan fisiologis pada satu atau berbagai sistem tubuh
yang dialami pasien.
5) Uraikan pelayanan yang ada di ruangan ini
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, pelayanan yang
ada di ruang Al-Biruni mencakup berbagai jenis penyakit secara
umum meliputi penyakit dalam, bedah, gawat, anak dan kebidanan
seperti: TB Paru, Pneumonia, DHF, Diabetes melitus, Kelahiran
SC, Kelahiran Spontan, Stroke, dan lain-lain.
Dalam Basis intervensi ruang rawat Al-Biruni merupakan salah satu
bagian dari pelayanan umum bagi pasien dengan berbagai macam
penyakit seperti: GEA, Dyspepsia, DHF, Typoid Faver, Kelahiran Sc,
Kelahiran Spontan, Pneumonia, Stroke, Gastritis, Heart Failure dan
lain-lain. Sehingga memerlukan penanganan yang baik dan benar.
Agar kualitas hidup pasien meningkat.

6) Tujuan ruangan Al-Biruni


Wawancara: Bagaimana cara pembuatan visi misi tujuan dan cara
mensosialisasikan ?
- Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, ruang Al-
Biruni memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama dengan
Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Pembuatan visi, misi, dan
tujuan ruangan dengan cara musyawarah antara kepala
ruangan, ketua tim, serta anggota tim. Sedangkan cara
mensosialisasikannya adalah dengan melalui bentuk tulisan
dan tertempel di dinding ruangan.
Obervasi: ada tidaknya visi misi ruangan
- Berdasarkan hasil observasi ruangan Al-Biruni memiliki visi
dan misi yang sama dengan visi dan misi rumah sakit yaitu
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa
membedakan suku, agama, ras, aliran, serta membentuk mental
spritual yang islami.

7) Standar operasional prosedur


- Wawancara: Apa saja SOP yang dimiliki ruangan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan kepala
ruangan, ruang Al-Biruni memiliki 195 standar operasional
prosedur. Berikut daftar SPO:
a. SPO MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. Bimbingan Mahasiswa Keperawatan
2. Penilaian Bimbingan Mahasiswa Praktek
3. Rekruitmen dan Seleksi Tenaga Keperawatan
4. Perawat Pengganti
5. Penyusunan Jadwal Dinas
6. Melanjutkan Pendidikan dan Mengikuti Pelatihan
Keperawatan
7. Perjenjangan Karier
8. Cuti dan Ijin
9. Absensi
10. Mutasi dan Rotasi
11. Persyaratan Tenaga Keperawatan di IGD
12. Persyaratan Tenaga Keperawatan di ICU
13. Persyaratan Tenaga Keperawatan di Ruangan Instalasi
Bedah
14. Persyaratan Tenaga Keperawatan di VK/Bersalin
15. Pengelolaan Penyimpanan
16. Pendelegasian Tugas dari Kepala Bidang Keperawatan ke
Perawat Supervisi
17. Pertemuan Berkala
18. Penggantian Tugas Perawat yang Berhalangan Hadir
19. Prosedur Supervisi
20. Prosedur Orientasi Tenaga Baru
b. SPO SARANA DAN PRASARANA
21. Perencanaan Peralatan dan Peremajaan
22. Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan
23. Perbaikan Peralatan Jika Tidak Berfungsi
24. Pemeliharaan Alat
25. Pemeliharaan Deshock/Defibrilator
26. Pemeliharaan Bed Side Monitoring
27. Pemeliharaan Ventilator
28. Pemeliharaan Nebulizer
29. Pemeliharaan Infusion Pump
30. Pemeliharaan Syinge Pump
31. Pemeliharaan Tabung Suction
32. Pemeliharaan Alat EKG
33. Pemeliharaan Mesin Anastesi
34. Pemeliharaan Regulator dan Tabung Oksigen
35. Pemeliharaan Pipa Endotrakea
36. Pemeliharaan Tabung Asap
37. Penggunaan Alat – Alat
38. Bantuan Hidup Dasar
39. Intubasi Endortrakea
40. Ekstubasi
41. Pemasangan Pipa Orofaring
42. Pemakaian Suction Protable
43. Menyiapkan Tempat Tidur Khusus
44. Pemakaian dan Pemeliharaan Troly Emergency
45. Pemakaian Monitor 5 Parameter Invivo
46. Pemakaian Bed Side Monitor
47. Prosedur Umum Pemakaian Ventilator
48. Penggunaan Ventilator Inter 5
49. Perekaman Elektrokardiagram
50. Pemakaian Syringe Pump B-Braun
51. Pemakaian Syringe Pump Terumo
52. Pemakaian Infus Pump B-Braun
53. Pemakaian Infus Pump Volume
54. Pemakaian Nebulizer
55. Defibrilasi
56. Pemakaian Regulator Tabung Oksigen
57. Pemakaian Inkubator
58. Pemakaian Infant Warmer
59. Pemakaian Fototherapi
60. Pemakaian Dopler
61. Pemakaian Partus Set
62. Pemakaian Curet Set
63. Penggunaan Elektro Cutter
64. Penggunaan Autoclave
65. Pemakaian Syringe Pump Umum
66. Pemakaian Infus Pump Umum
67. Pemakaian D\dan Pemeliharaan CTG
c. SPO PELAYANAN KEPERAWATAN
68. Penatalaksanaan Pasien dengan Syok Anafilaktik
69. Penanganan Kedaruratan Kebakaran di Ruangan Perawatan
70. Kejadian Luar Biasa (KLB)
71. Penerimaan Pasien Baru di Rawat Inap
72. Orientasi Klien Baru di Ruang Rawat Inap
73. Persiapan Klien Pulang dari Ruang Rawat Inap
74. Proses Asuhan Keperawatan
75. Konsultasi Klien dengan Dokter
76. Ronde Keperawatan
77. Timbang Terima
78. Pelayanan Administrasi dan Pembayaran Pasien Rawat
Jalan
79. Memindahkan Pasien IGD ke Ruang Rawat Inap dan
Antara Ruang Perawatan
80. Memindahkan Pasien dari Triage/Poliklinik ke Unit Ruang
Rawat
81. Penitipan Pasien ke Kelas Perawatan yang Lebih Tinggi
82. Pemberian Oksigen Melalui Kanula Binaasal
83. Pemberian Oksigen Melalui Kateter Nasal
84. Pemberian Oksigen Melalui Sungkup Rebreathing Partial
dan Kantong Non-Breathing
85. Pemberian Oksigen Melalui Sungkup Sederhana
86. Pemberian Oksgien Melalui Sungkup Venture
87. Penghisapan Lender Melalui Mulut
88. Penghisapan Lender Melalui Hidung
89. Resusitasi Jantung Paru (Dua Perawat)
d. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI,
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
90. Menyupai Klien
91. Insersi, Pemasangan dan Penahan Selang Nasogastrik
92. Memberikan Makanan Melalui Selang Nasgastrik
93. Peningkatan Makanan Melalui Selang NGT
94. Pemasangan Infus Vena
95. Pemberian Transfusi Darah
e. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
96. Membantu Klien BAB dan BAK di Tempat Tidur
97. Katerisasi Urine Wanita
98. Laterisasi Urine Pria
99. Pemasangan Kondom Kateter
100. Huknah Rendah/Tinggi
f. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN
101. Kewaspadaan Universal
102. Pemakaian Sarung Tangan Steril
103. Melepas Sarung Tangan
104. Memakai Masker
105. Perawatan Klien Isolasi
106. Membuat Larutan Klorin
107. Mengangkat dengan Benra
108. Posisi Powler dengan Sandaran
109. Posisi Telentang dengan Sokongan
110. Posisi Tengkurap dengan Sanggaan
111. Posisi Miring (Lateral) dengan Sokongan
112. Posisi Sim’s (Semi Tengkurap) dengan Sokongan
113. Membantu Klien Bangun dari Tidur
114. Membantu Klien pada Posisi Duduk
115. Memindahkan Klien dari Tempat Tidur ke Kursi
g. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DAN
KENYAMANAN FISIK
116. Memandikan atau Menyeka Pasien si Tempat Tidur
117. Memotong Kuku
118. Mencuci Rambut si Atas Tempat Tidur
119. Menyisir Rambut
120. Mengganti Alat Tenun dengan Klien di atas Tempat
Tidur
121. Pengkajian Resiko dan Pencegahan Luka Decubitus
122. Manajemen Nyeri Keperawatan
123. Fisioterapi Dada
124. Memberikan Kompres Hangat
125. Memberikan Kompres Dingin
h. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN GERAK DAN
KEGIATAN JASMANI
126. Latihan ROM Aktif dan Pasif
i. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN SPRITUAL
127. Perawatan Klien yang akan Meninggal
128. Perawatan Jenazah dan Pengiriman ke Kamar
Jenazah
j. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN KOMUNIKASI
129. Komunikasi Teraupetik
130. Orientasi pada Klien Baru
k. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCEGAH DAN
MENGATASI REAKSI
131. Melakukan Skin Test
132. Penatalaksanaan Tertusuk Jarum
l. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGOBATAN DAN
MEMBANTU PROSES PENYEMBUHAN
133. Mengukur Tekanan Darah dengan Auskultasi
134. Menghitung Pernafasan
135. Menghitung Denyut Nadi Radial
136. Menghitung Denyut Nadi Apical
137. Mengukur Suhu Tubuh Secara Oral
138. Mengukur Suhu Tubuh Secara Rectal
139. Mengukur Suhu Tubuh Secara Aksila
140. Mengukur Suhu Tubuh Secara Timpanik
141. Penatalaksanaan Pasien dengan Syok Hipovolemik
142. Prinsip Pemberian Obat
143. Memberikan Obat Oral
144. Memberi Obat pada Mata
145. Memberi Obat Tetes Telinga
146. Memberikan Obat Tropical pada Kulit
147. Memberikan Injeksi Intra Muscular dan Subkutan
148. Memberikan Injeksi Intra Vena
149. Memberikan Injeksi Intra Cutan
150. Memberikan Injeksi dengan Alat Khusus/Pen
151. Memberikan Obat Suntik/Injeksi dari Ampul/Vial
152. Mencampur Dua Tipe Insulin
153. Menambahkan Obat ke Botol Cairan Intra Vena
154. Pemberian Obat IV dengan “Pinggy Back” atau
Wadah Bervolume Kecil
155. Pemberian Obat dengan Bolus Intravena
156. Memasukkan Obat vaginal
157. Memasukkan Supositorial Rectal
158. Irigasi Telinga
159. Irigasi Mata
160. Uji Tourniquet/Rumple Test
161. Melakukan Tindakan WSD
162. Membantu Melakukan Lumbal Fungsi
163. Penerimaan dan Penyerahan Klien dengan Kamar
Operasi
164. Perawatan Luka Bersih dan Kotor
165. Mengangkat Jahitan
166. Perawatan Kolostomi
167. Persiapan dan Aplusing Obat Kemoterapi
168. Melaksanakan Kemoterapi
169. Mengambil Sampel Darah
170. Pengukuran Lingkaran Perut
m. SPO PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN
TIDUR
171. Membantu Klien Istirahat dan Tidur
n. SPO BAYI
172. Memandikan Bayi
173. Mengganti Pakaian Bayi
174. Memberi Minum Bayi
175. Menyiapkan dan Merawat Bayi dengan Fototherapi
176. Pemasangan Bidai Infus
177. Fisioterapi Dada
178. Perkusi Darah
179. Postural Drainase
180. Latihan Batuk Efektif
181. Latihan Pernapasan Dalam
182. Penghisapan Sekret pada Jalan Napas
183. Terapi Oksigen dengan Headbox O2
184. Resusitasi Jantung Paru pada Anak
185. Pengukuran Intake dan Output Cairan
186. Oral Higine
187. Penimbangan Berat Badan
188. Drambuis
o. SPO OK DAN ICU/ICCU
189. Menilai Tingkat Kesadaran Menggunakan Glasgow
Coma Skale
190. Implementasi Keperawatan Manyouz Test
191. Penjadwalan Kegiatan Operasi
192. Program Operasi Efektif
193. Kriteria Pasien Masuk ICU
194. Indikasi Pasien Keluar ICU
195. Penerimaan Pasien Baru di Ruang ICU

- Observasi: ada tidak nya dan lengkap tidaknya SOP


Berdasarkan hasil observasi ruangan al-Biruni memiliki SOP yang
sudah lengkap

8) Standart asuhan keperawatan


Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan kepala ruangan
didapatkan ruangan memiliki SAK dan SAK tersebut digunakan
oleh perawat. Berikut daftar SAK yang ada di ruangan Al-Biruni
berdasarkan 10 penyakit terbanyak tahun 2016 :
a. Standar asuhan keperawatan diare akut pada anak
b. Standar asuhan keperawatan demam berdarah
c. Standar asuhan keperawatan demam tipoid
d. Standar asuhan keperawatan stroke hemoragik
e. Standar asuhan keperawatan febris
f. Standar asuhan keperawatan gastritis
g. Standar asuhan keperawatan pneumonia
h. Standar asuhan keperawatan diabetes mellitus
i. Standar asuhan keperawatan dyspepsia
j. Standar asuhan keperawatan hipertensi

9) Standar kinerja
Wawancara : Apa saja kebijakan yang berlaku di ruangan ini, tata
tertib dan standar pelayanan minimal yang disepakati. Berdasarkan
hasil wawancara dengan kepala ruangan, kebijakan standar kinerja
yang berlaku di ruangan Al-Biruni sesuai dengan ketetapan yang
telah dibuat oleh Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Standar kinerja
yang telah disepakati dan wajib dipatuhi seluruh perawat antara lain,
seperti:
a. Peraturan pakaian: seragam yang rapi
b. Peraturan jam datang dan jam pulang
c. Tindakan keperawatan harus sesuai dengan standar operasional
prosedur
Jika terdapat pelanggaran, kepala ruangan akan memberikan teguran
dan apabila pelanggaran terjadi secara berulang, yang bersangkutan
akan dipindahkan ke ruangan lain atau ke rumah sakit lain.

Observasi : Kebijakan, tata tertib tertulis, standar pelayanan


minimal yang disepakati. Standar kinerja perawat diruangan sesuai
dengan ketetapan yang telah diserahkan kepada kepala ruangan dan
dibuat oleh sebagai standar kinerja di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin. Seluruh perawat wajib mematuhi dan mengikuti
standar kinerja yang ada diruangan. Kepala ruangan mengatur agar
staf tepat waktu, seragam rapi sesuai jadwal.

2.2.1 Fungsi pengorganisasian


1) Struktur Organisasi
Wawancara: Uraikan hasil penjelasan kepala ruangan tentang
struktur organisasi di rumah sakit dan ruangan.
- Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruanagan Al-
Biruni Visi dan Misi ruangan searah dengan Visi Misi rumah
sakit didiskusikan dan dibuat secara bersama-sama, kemudian
visi dan misi tersebut disosialisasikan kepada semua perawat
dan karyawan di ruangan Al-Biruni serta didokumentasikan
ruangan dalam bentuk tertulis dan tertempel didinding
ruangan.

Observasi: uraikan temuan mengenai struktur organisasi di


ruangan
- Berdasarkan hasil observasi didapatkan gambar struktur
organisasi di Ruang Al-Biruni Rumah Sakit Islam Banjarmasin

Ka UNIT
Fara Nor Huda, AMK

KATIM 1 KATIM II
Sri Benazir, S.Kep., Ns Hj. Fauziah Rezqi, S.Kep., NS

PERAWAT ASOSIATE PERAWAT ASOSIATE


 Adilah ,AMK  Norliani, AMK
 Nurhikmah, S.Kep., Ns  Pahli Raihana Dewi S.Kep., Ns
 Devi Hergani, AMK  Yulia Kurniati, AMK
 M. Syariful Fadhli, S.Kep., Ns  Arum Finanti, S.Kep., Ns
 Lia Puspita, S.Kep., Ns  Ulya Islamiah, S.Kep., Ns
 Rizkiana, S.Kep., Ns  Hj. Hasna, AMK
 Aulina, S.Kep., Ns  Safarina, AMK
 Ely Purnama, S.Kep.,Ns  Nasa Mariana, AMK
 Suhaili Azhari S.Kep.,Ns
PEKARYA

Gambar 3.1 Struktur Organisasi di Ruang Al-Biruni Rumah Sakit


Islam Banjarmasin
2) Uraian tugas
Wawancara: Uraikan hasil penjelasan kepala ruangan tentang
penentuan uraian tugas di ruangan
- Berdasarkan hasil wawancara metode tim di rungan dilaksanakan
dengan koordinasi sesama perawat dari pihak tim 1 dan tim 2
secara baik dan saling membantu dalam pelaksanaan pelayanan.
- Observasi: uraikan temuan mengenai job description yang ada di
ruangan
a) Uraian Tugas Kepala Ruangan
1. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga, jumlah dan
jenis peralatan, jenis kegiatan/asuhan keperawatan
2. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh pelayanan
3. Menyusun dan mengatur jadwal dinas
4. Melaksanakan orientasi tenaga baru
5. Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya
6. Bekerjasama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
kegiatan di ruangan
7. Mengadakan pertemuan berkala dengan tenaga
keperawatan
8. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
9. Mengenal dan mengetahui penggunaan barang/alat serta
mengusahakan pengadaannya
10. Menyusun permintaan rutin (alat, obat dan bahan lainya)
11. Mengatur pemeliharaan alat
12. Mempertanggungjawabkan pemeliharaan alat/ inventaris
peralatan
13. Melaksanakan orientasi kepada pasien dan keluarganya
tentang peraturan, fasilitas dan kegiatan rutin ruangan
14. Mengatur penempatan pasien di ruangan
15. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi pasien
dan keluarganya sehubungan dengan perawatannya
16. Menjaga perasaan pasien dan petugas agar merasa aman
dan terlindungi
17. Memlihara dan mengembangkan system pencataan dan
pelaporan
18. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya
sebatas kewenangannya
19. Bekerjasama dengan seluruh sub unit dan profesi
20. Menciptakan dan memlihara suasana kerja yang baik
21. Memotivasi tenaga perawatan dan non perawatan dalam
menjaga kebersihan
22. Meneliti pengisian sensus harian pasien
23. Memeriksa dan meneliti daftar permintaan dan penyajian
diet pasien
24. Memlihara buku register dan berkas medic
25. Membuat laporan harian dan bulanan
26. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
27. Menilai upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dibidang keperawatan
28. Menilai siswa atau mahasiwa sesuai dengan program
dari institusi pendidikannya
29. Memberikan masukan kepada kepala sub bagian tata
usaha dan dalam pembuatan Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (DP3) bagi tenaga yang
berada di bawah tanggung jawabnya
30. Mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan,
obatan-obatan secara efektif dan efisien
31. Mengawasi system pencatatan dan pelaporan serta
semua kegiatan di ruangan
b) Uraian Tugas Ketua Tim
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana perawatan
3. Mendelegasikan rencana perawatan yang telah dibuat
kepada perawat pelaksana
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan
yang diberikan oleh disiplin ilmu maupun perawat lain
5. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang
ruangan dan lingkungan, peraturan/tata tertib yang
berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya
6. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan
7. Mendampingi dokter selama visite untuk pemeriksaan
pasien dan mencatat program pengobatan
8. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik
lisan maupun tertulis kepada kepala ruangan dan dokter
penanggung jawab
9. Membuat jadwal kegiatan yang akan dilakukan selama 1
shift dinas
10. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan
sejawat, pasien dan keluarganya
11. Melakukan pengawasan dengan mengunjungi pasien
maksimal 2 jam sekali secara continue terhadap kondisi
pasien setiap shift
12. Memlihara peralatan perawatan dan medis agar selalu
dalam keadaan siap pakai
13. Mempersiapkan pasien pulang sesuai dengan prosedur
14. Membuat laporan harian
15. Melaksanakan operan dinas sesuai protap dan ketentuan
yang berlaku.
c) Uraian Tugas Pokok Perawat Pelaksana
a. Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung
berdasarkan proses keperawatan dengan kesentuhan
kasih sayang :
1) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan
masalah klien
2) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan
rencana
3) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan
4) Mencatat/ melaporkan semua tindakan perawatan
respon klien pada catatan keperawatan
b. Melaksanakan program medic dengan penuh tanggung
jawab :
1) Pemberian obat
2) Pemeriksaan laboratorium
3) Persiapan klien yang akan operasi
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental,
sosial, dan spiritual klien
1) Memperhatikan kebersihan lingkungan dan klien
2) Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa
aman dan nyaman
3) Pendekatan dan komunikasi terapeutik
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk
menghadapi tindakan keperawatan dan pengobatan atau
diagnosis
e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri seusia
dengan kemampuannya
f. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat atau
sakaratul maut
g. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanaan ruang
secara administrative :
1) Menyiapkan data klien baru, pulang, atau meninggal
2) Sensus harian/ formulir
3) Rujukan dan penyuluhan PKMRS
h. Mengatur menyiapkan alat-alat diruangan menurut
fungsinya supaya siap pakai
i. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan,
kenyamanan, dan keindahan ruangan
j. Melaksanakan tugas dinas pagi/ sore/ malam atau hari
libur secara bergantian sesuai dengan jadwal dians
k. Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan
penyakitnya
l. Melapor segala sesuatu mengenai keadaan klien baik
secara tulisan dan maupun lisan
m. Membuat laporan harian klien
n. Laporan dengan dinas berikutnya

3) Pengorganisasian Perawatan klien/metode asuhan keperawatan


yang digunakan
Wawancara: Uraikan hasil penjelasan kepala ruangan tentang
metode asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan rawat
inap
- Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan
AlBiruni, semua pelayanan dalam keperawatan yang
berada diruangan Albiruni berpedoman pada panduan
asuhan keperawatan dengan menggunakan metode asuhan
keperawatan professional.
Observasi: uraikan hasil pengamatan mengenai pelaksanaan
metode asuhan keperawatan.
- Berdasarkan hasil observasi metode tim yang dilaksanakan
diruangan Al-Biruni, sudah terlaksanakan berdasarkan tim
yang terbagi atas 2 tim dengan di tunjuknya 2 orang ketua
tim dengan tim terdiri dari Ketua Tim dan perawat
pelaksana. Tim satu terdiri dari 1 ketua tim dan 8 perawat
pelaksana dan tim 2 terdiri dari 1 ketua tim dan 9 perawat
pelaksana. Kedua kepala Tim dikepala oleh Kepala
Ruangan.

Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan MAKP Tim

Kepala
Ruangan

Ketua Tim 1 Ketua Tim 2

Anggota Anggota

Pasien/Klien Pasien/Klien

2.2.2 Pengaturan Staf


a. Berdasarkan jenis dan tingkat pendidikan
Jumlah tenaga keperawatan di Ruangan Al-Biruni.

No Jenis Tenaga Tetap kontrak


1 Medis
2 Keperawatan
a. Perawat Profesional (Ners) 12 5
b. Perawat Profesional (S.Kep)
c. Perawat Mahir (DIII-SKM)
d. Perawat Mahir (DIII)
e. Perawat Kesehatan (SPK-
SKM)
f. Perawat Kesehatan (SPK)
g. Bidan 3
h. Perawat Gigi
3 Non Keperawatan
4 Non Medis
Total 15 5

i. Berdasarkan pelatihan yang diikuti


Tabel 3.2 Penghitungan Tenaga berdasarkan Pelatihan yang
Pernah di ikuti

No Jenis Pelatihan Jumlah %


1. Pelatihan BHD 20 33,3%
2. Pelatihan PPI 20 33,3%
3. Pelatihan BTCLS 20 33,3%

2) Sistem penghitungan tenaga


Tenaga perawat yang tersedia di Ruang Al-Biruni
seluruhnya berjumlah 20 orang, sudah termasuk kepala
ruangan, katim dan perawat pelaksana

Tabel Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruangan AlBiruni:

Berdasarkan tingkat pendidikan:


Sarjana Keperawatan Ners 17
DIII Keperawatan
Berdasarkan Jenis tenaga:
Pegawai tetap 15
Pegawai kontrak 5
Jumlah perawat berdasarkan jenjang karir :
Perawat Klinis I
Perawat Klinis II
Perawat Klinis III
Belum menjadi PK (Pegawai Baru)

Tabel Perhitungan Tenaga Keperawatan Menurut Depkes


Tahun 2005
Rata-rata Persen
No Jenis / Kategori
pasien (%)
1 Penyakit dalam 53 35
2 Bedah 12 8
3 Gawat 0 0
4 Anak 6 4
5 Kebidanan 82 54

Jadi total kebutuhan tenaga diruang Al-Biruni pada tahun 2021


adalah 20 orang

3) Pengaturan jadwal dinas


Bagaiman ruangan mengatur jadwal dinas? Aturan
mengenai libur ijin dan cuti ?
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan Al-Biruni
jadwal dinas berdasarkan keperluan ruangan yang
menerangkan bahwa pengajuan cuti yang dilakukan oleh
tenaga pelayanan keperawatan akan dilakukan diawal saat
penyusunan jadwal dinas dalam sebulan selanjutnya,
apabila dalam situasi darurat seperti kecelakaan, kematian
dan kejadian lain sejenisnya maka tenaga pelayanan yang
bersangkutan harus mencari tenaga pelayanan lain yang
satu profesi dengan tingkat pendidikan dan bekerja di
tempat yang sama.

Jadwal dinas memang merupakan aturan dari Rumah Sakit


dimana perorang dalam 1 bulan 168 jam (Pagi 6 jam, siang
7 jam, Malam 11 jam) seandainya pada bulan maret
terdapat kelebihan jam dinas maka akan disesuaikan pada
bulan april akan dikurrangi jadwal dinasnya karena ada
beberapa penyesuaian.

3) Orientasi perawat baru


Bagaimana langkah orientasi perawat baru diruangan?
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Kepala Ruangan
AlBiruni orientasi pada perawat yang baru sudah dilaksankan
sebagaimana mestinya seperti pengenalan ruangan, tenaga
pelayanan yang terlibat hingga sistem pelayanan yang
dilakukan. Dalam melakukan pelayanan kepada pasien
perawat baru akan didampingi oleh perawat lama atau
perawat tetap yang berpengalaman, agar perawat baru
melakukan orientasi dengan lancar dan baik.

4) Metode Pembagian tim pengelolaan pasien


Uraikan cara kepala ruangan membagikan tim pengelolaan
pasien.
- Adapun konsep untuk metode tim yaitu ketua tim
sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan, pentingnya komunikasi
yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan
ketua tim. Peran kepala ruangan penting dalam model
tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung oleh
kepala ruangan dan adanya kerjasama dalam tugas yang
diemban. Di Ruang Al-Biruni antar tim 1 dan tim 2
saling membantu.
Observasi bukti pembagian tim diruangan.
- Berdasarkan hasil observasi metode tim yang dilaksanakan
di ruangan Al-Biruni, sudah terlaksanakan berdasarkan
tim yang terbagi atas 2 tim dengan di tunjuknya 2 orang
ketua tim dengan tim terdiri dari Ketua Tim dan perawat
pelaksana. Tim satu terdiri dari 1 ketua tim dan 8 perawat
pelaksana dan tim 2 terdiri dari 1 ketua tim dan 9 perawat
pelaksana. Kedua kepala Tim dikepala oleh Kepala
Ruangan.

2.2.1 Fungsi pengarahan


1) Operan/Timbang Terima
Berdasarkan hasil wawancara dengan CI dan kepala ruangan,
operan/timbang terima dilakukan 3 kali dalam sehari. Timbang
terima dilakukan pada pergantian shift dinas pukul 08.00 pagi,
14.00 siang, dan 21.00 malam. Sewaktu-waktu timbang terima
tidak dilakukan tepat waktu karena menyesuaikan dengan
datangnya perawat jaga selanjutnya. Timbang terima yang
dilakukan pagi dan sore dipimpin oleh kepala ruangan dan ketua
tim, dan malam hari dipimpin oleh perawat jaga yang
bertanggung jawab.
Berdasarkan hasil observasi, Langkah-langkah timbang terima
di ruang Al-Biruni antara lain:
a. Kedua kelompok shift dinas dalam keadaan siap
melakukan operan/timbang terima
b. Shift yang menyerahkan telah menyiapkan hal-hal yang
akan disampaikan, menjelaskan kondisi pasien secara
singkat dan rencana tindak lanjut kepada perawat shift
selanjutnya
c. Perawat shift sebelumnya dan perawat shift selanjutnya
bersama-sama secara langsung melihat keadaan pasien
Lamanya timbang terima untuk setiap pasien tidak melebihi 5
menit kecuali pasien yang memiliki kondisi/keadaan khusus.
Pelaporan timbang terima dituliskan secara langsung oleh
perawat pada buku laporan ruangan. Saat menemui pasien,
perawat akan menyampaikan bahwa shift telah berganti dan
melakukan pengkajian ulang dengan menanyakan keadaan
pasien saat ini.

2) Pre dan post conferent


Hasil Wawancara: Kepala ruangan mengatakan Tindakan Pre
dan post conference dilakukan setiap timbang terima dan
bentuknya diskusi. Semua perawat yang berdinas pada saat itu
terlibat dalam kegiatan timbang terima dan kegiatan dipimpin
oleh katim. Pre dan post confrence dilakukan saat timbang
terima dan setelah timbang terima.

Berdasarkan hasil observasi dengan kepala ruangan, pre dan


post conference dilakukan dalam bentuk diskusi dengan semua
perawat secara rutin setiap timbang terima. Pre conference
dilakukan oleh perawat yang dinas pada shift tersebut menuju ke
kamar pasien dan setelah itu kembali ke nurse station untuk
melakukan post conference untuk menindak lanjuti perencanaan
sesuai keadaan pasien.

3) Penerimaan Pasien Baru


Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, untuk
pengaturan daftar pasien di Rumah Sakit Islam Banjarmasin
khususnya di ruang Al-Biruni tidak mempunyai alur pasien
masuk rawat inap secara tertulis, akan tetapi pasien masuk baik
itu pasien gawat atau pasien rujukan dan Poliklinik akan masuk
melalui Ruang UGD dan dikaji di ruang UGD, diruang tersebut
pasien akan dikaji dan dilakukan pemeriksaan, bagi pasien yang
dirawat inap akan dianjurkan untuk mendaftar di ruang
pendaftaran ruang rawat inap dan selanjutnya akan dirawat
diruang rawat inap, sedangkan bagi pasien yang bisa dirawat
jalan akan dirawat jalan dan diperbolehkan pulang.
4) Sentralisasi obat
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan,
sentralisasi obat ruang Al-Biruni dilakukan oleh farmasi pada
shift pagi dan siang, sedangkan pada shift malam dilakukan oleh
perawat yang berjaga di ruangan.

5) Ronde Keperawatan
Wawancara: Sebagian besar perawat di ruangan ini mengerti
tentang Ronde keperawatan diruangan namun jarang dilakukan
atau tergantung situasi,tergantung situasi pasien dan hanya
sebagian besar saja perawat diruangan mengerti tentang ronde
keperawatan
Observasi: Berdasarkan hasil observasi di ruangan Al-Biruni
belum bisa dilaksanakan karena keterbatasan waktu untuk
melakukan pertemuan untuk membahas masalah klien

6) Motivasi kepada perawat


Wawancara: Di Ruang Al-Biruni Kepala Ruangan memberikan
motivasi kepada perawat untuk tetap semangat dan support
system dalam melakukan asuhan keperawatan karena support
yang diberikan lebih berharga dibandingkan dengan pemberian
materil
Observasi: Dari hasil observasi Kepala ruangan memberikan
motivasi kepada semua perawat untuk memberikan pelayanan
terbaik kepada pasien untuk berusaha mempercepat kesembuhan
pasien yang dirawat.

7) Pendelegasian
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Al-Biruni
dalam melakukan ruangan diruang Al-Biruni dalam melakukan
pendelegasian dilakukan antara kepala ruangan kepada ketua tim.
Ketua tim kepada perawat pelaksana yang dianggap kompeten,
dan antara dokter kepada dokter lainnya. Pendelegasian antar
dokter biasanya menggunakan surat pendelegasian dokter visit
dan selama dilaksanakan pendelegasian maka kepala perawat
akan kembali menggali informasi dari pihak yang telah menjadi
penanggungjawab dari setiap perawat sesuai dengan jadwal
dinas.

2.2.2 Fungsi Pengendalian


Uraikan mengenai upaya ruangan untuk mengevaluasi pencapaian
visi,misi, dan standar pelayanan ruangan.
1) Indikator mutu yang ditetapkan di ruangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, indiktor
mutu di ruangan Al-Biruni seperti BOR (Bed Occupancy Ratio),
AVLOS (Average Length of Stay), TOI (Turn Over Interval),
BTO (Bed Turn Over), NDR (Net Death Rate), dan GDR
(Gross Death Rate) yang sesuai dengan SKP sedangkan untuk
angka kejadian infeksi nosokomial dilaporkan ke bagian IPCN
setiap bulannya.

2) Penetapan Standar Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Hasil pelaksanan evaluasi penerapan standar asuhan
keperawatan di Ruang Al-Biruni Rumah Sakit Islam
Banjarmasin.
Rata-rata
No Apek yang dinilai Keterangan
Jumlah Presentase
Pengkajian
1 75 95,2% Baik
keperawatan
2 Diagnosa Keperawatan 30 98% Baik
Perencanaan
3 18 92% Baik
Keperawatan
4 Tindakan Keperawatan 28 93,3% Baik
5 Evaluasi Keperawatan 18 90% Baik
6 Asuhan Kperawatan 45 85% Baik
Pencapaian Rata-rata 92,25%
Ket :
Buruk = 0% - 33%
Cukup Baik = 34% - 67%
Baik = 67% - 100%

Jadi dari data yang didapat dari hasil pengkajian studi


dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan diruang Al-
Biruni Rumah Sakit Islam Banjarmasin dapat dikatakan Baik
dengan pencapaian rata-rata 92,25%.

3) Penetapan Standar Kepuasan


Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, untuk
menilai kepuasan pasien maupun perawat dapat dilihat dari hasil
kuesioner yang dibagikan ke pasien atau keluarga dan perawat
bersangkutan.

4) Survey Masalah Pasien


Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, survey
masalah pasien dilakukan langsung oleh perawat kepada pasien.
Biasanya pasien dan keluarga akan menyampaikan
komplain/masalah berkaitan dengan sikap dan etika perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan.

5) Efisiensi ruang rawat (BOR, LOS,BTO, TOI) (standar dan


pencapaian)
a) BOR
BOR (Bed Oucupancy Rate)

X100%

Tahun 2021
Kelas I BOR = 80 %
Kelas II BOR = 69 %
Kelas III BOR = 65 %

BOR:
Berdasarkan hasil nilai BOR diruangan Al-Biruni pada
tahun 2021, semua kelas yang berada di ruangan Al Biruni
termasuk dalam kategori normal atau idela sesuai dengan
nilai normal BOR 60-85% (Depkes 2005).

b) ALOS
ALOS (Average Leng Of Stay)

Tahun 2021
Kelas I ALOS = 3 hari
Kelas II ALOS = 3 hari
Kelas III ALOS = 3 hari
ALOS:
Berdasarkan hasil ALOS diruangan Al-Biruni pada tahun
2021 adalah 3 hari, sedangkan hasil standard nasional
adalah 6-9 hari (Depkes 2005). Jadi hasil ALOS diruangan
Al-Farabi masuk dalam ketegori tidak normal.

c) BTO
BTO (Bed Turn Over)

Tahun 2021
Kelas I BTO = 8 kali
Kelas II BTO = 6 kali
Kelas III BTO = 6 kali
BTO:
Berdasarkan hasil BTO kelas-kelas yang berada diruangan
Al-Biruni pada tahun 2021 adalah lebih dari 4 kali,
sedangkan hasil dari standard nasional adalah 5-45 kali
(Nursalam 2015). Jadi hasil BTO diruangan Al-Biruni
masuk dalam kategori normal.
d) TOI
TOI ( Trun Over Intval)

Tahun 2021
Kelas I TOI = 1 hari
Kelas II TOI = 2 hari
Kelas III TOI = 2 hari

TOI :
Berdasarkan hasil TOI kelas-kelas yang berada diruangan
Al-Biruni pada tahun 2021 adalah kurang dari 3 hari,
sedangkan hasil dari standard nasional adalah 1-3 hari
(Depkes 2005). Jadi hasil TOI diruangan Al-Biruni masuk
dalam kategori Normal.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fungsi manajemen keperawatan adalah untuk memudahkan perawat dalam
menjalankan asuhan keperawatan untuk seluruh kebutuhan klien di rumah
sakit agar tepenuhi. Terdapat beberapa elemen dalam manajemen keperawatan
berdasarkan fungsinya yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), kepegawaian (staffing), pengarahan (actuating) dan
pengendalian/evaluasi (controlling). Setelah dilakukan pengajian dalam
pelaksanaan fungsi manajemen di Rumah Sakit Islam Banjarmasin
terkhususnya di Ruang Al-Biruni dimana pelaksanaan fungsi manajemen
sudah terlaksanakan dengan baik sesuai dengn fungsi-fungsi manajemen
keperawatan yang terdapat dalam konsep.

Banjarmasin, 5 Juni 2021

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

.................................................... ..................................................
Muhammad Anwari, Ns., M.Kep Nurhikmah, S.Kep.,Ns
Link video roleplay :
- Komunikasi SBAR
https://drive.google.com/file/d/1IxqWnOW8yZRc5afPeUIj74p3FIsZ-
2ys/view?usp=drivesdk
- Timbang terima
https://drive.google.com/file/d/12MB1oVZzrl-
hLh2wnnNfpHCqX7jbb4g1/view?usp=drivesdk
- Discharge planning
https://drive.google.com/file/d/17-
C2ZAynkZ7afQHWXQfAKN2vfXXMYcM9/view?usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai