PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia kaya akan berbagai jenis tumbuhan. Tumbuhan tersebut dapat memberikan manfaat
pada berbagai bidang antara lain bidang pertanian, perkebunan, kehutanan bahan industri, bahan dasar
obat-obatan dan sebagainya. Tumbuhan yang digunakan sebagai obat dikenal dengan nama obat
tradisional. Saat ini masyarakat dunia dan juga Indonesia mulai mengutamakan penggunaan obat secara
alami (back to nature). Pemanfaatan herbal medicine ramai dibicarakan, termasuk dalam manfaatnya,
namun kebanyakan informasi yang ada hanya sebatas bukti empiris belum ada bukti ilmiah. Demikian
juga dengan sirih merah (Piper crocatum), banyak diinformasikan manfaat sirih merah namun Evidence
Based Medicine masih sangat minim. Hal ini dapat disebabkan sirih merah belum lama dikenal oleh
masyarakat luas, sehingga informasi ilmiah masih sangat sedikit, demikian juga dengan jurnal ilmiah, baik
di dalam maupun luar negeri. Hal ini perlu dilestarikan karena obat tradisional biasanya harganya relatif
lebih kecil dibanding dengan obat sintesis serta bahan-bahannya mudah didapat (Kartasapoetra, 2004).
Hidup di Indonesia yang beriklim tropis dengan udara lembab dan suhu yang semakin tinggi,
membuat kita sering berkeringat terutama pada wajah yang banyak mengeluarkan keringat dan
berminyak ditambah terpapar debu-debu polusi udara. Hal ini bisa menyumbat pori-pori dan merangsang
perkembangan bakteri yang menimbulkan jerawat. Bagi sebagian orang, secara tidak langsung, jerawat
bisa meningkatkan resiko gangguan psikiatrik, seperti depresi klinis, social phobia (terlalu cemas sampai
takut berhubungan dengan orang lain), dan gangguan kecemasan lainnya. Berdasarkan penelitian
(Penelitian mengenai sikap konsumen dan konsep rangkaian produk anti jerawat Mentholatum Acnes di
wilayah Asia Pasifik pada tahun 2004), diantara masalah kulit remaja, problem jerawat (47%) menduduki
peringkat kedua, yang pertama adalah problem kulit berminyak (57%). Di antara mereka terdapat 94%
remaja yang mengalami masalah jerawat akan menggunakan produk anti jerawat untuk mengatasi
masalah jerawat(http://www.klikunic.com/2008/09/apa-itu-jerawat.html)
1
Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek dari psikologis yang penting yang dibutuhkan oleh
seseorang untuk mengembangkan diri dan untuk mencapai suatu keberhasilan. Kepercayaan diri dapat
ditunjang dengan penampilan yang baik dan menarik, misalnya kebersihan dan wajah yang bebas dari
jerawat karena wajah merupakan pesona utama bagi setiap orang, baik pria maupun wanita. Jerawat
merupakan kelainan kulit yang dikenal dengan acne vulgaris. Biasanya jerawat menyerang seseorang
yang memasuki masa puber, atau remaja. Pada masa itu terjadi perubahan hormonal yang merangsang
kelenjar minyak pada kulit . Jerawat atau acne vulgaris adalah kelainan kulit karena penyumbatan saluran
kelenjar sebasea. Kulit mengandung ribuan kelenjar sebasea yang memproduksi sebum (minyak) yang
berfungsi melembabkan dan melindungi kulit. Sebum yang diproduksi kelenjar sebasea disalurkan melalui
folikel rambut (pori-pori) ke permukaan kulit. Jerawat terjadi ketika sebum yang biasanya keluar ke
permukaan kulit itu tersumbat. Kulit wajah memiliki kerapatan kelenjar sebasea yang tinggi, khususnya di
Pada umumnya jerawat dimulai pada usia 10 hingga 15 tahun dan akan hilang ketika memasuki
usia 25 tahun, namun pada sekitar 7% orang, jerawat berlanjut hingga usia 40 tahun, bahkan 50 tahun.
makanan pemicu, stres dan kurangnya kebersihan kulit yang secara keseluruhannya menimbulkan
produksi sebum berlebihan, penyumbatan folikel, infeksi dan kolonisasi bakteri Propionibacterium acne
dan peradangan ( Syarif, 1997). Pembentukan jerawat terjadi karena adanya penyumbatan folikel oleh
sel-sel kulit mati, sebum dan peradangan yang disebabkan oleh Propionibacterium acne pada folikel
sebasea. Pengobatan jerawat dilakukan dengan cara memperbaiki abnormalitas folikel, menurunkan
produksi sebum, menurunkan jumlah koloni Propionibacterium acne dan menurunkan inflamasi pada kulit.
Populasi bakteri Propionibacterium acne dapat diturunkan dengan memberikan suatu zat antibakteri
Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia akhir-akhir ini meningkat, bahkan
beberapa bahan alam telah diproduksi secara fabrikasi dalam skala besar. Penggunaan obat tradisional
dinilai memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan obat yang berasal dari bahan kimia,
2
disamping itu harganya lebih terjangkau. Keuntungan lain penggunaan obat tradisional adalah bahan
bakunya mudah diperoleh dan harganya yang relative murah. Delapan puluh persen penduduk Indonesia
hidup di pedesaan dan kadang sulit dijangkau oleh tim medis dan obat-obat modern. Mahalnya biaya
pengobatan modern menyebabkan masyarakat kebanyakan berpaling ke obat tradisional yang berasal
dari alam. Selain keuntungan tersebut di atas, obat tradisional terdapat dalam jumlah yang banyak di
Indonesia. Selanjutnya senyawa aktif yang terkandung di dalam obat tradisional dapat dijadikan sebagai
Dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi yang semakin tinggi, banyak produk-produk
yang ditawarkan sebagai anti jerawat namun belum tentu bisa menghilangkannya. Namun, sesungguhnya
alam sudah menyediakan aneka tanaman yang mampu mengobati jerawat. Tanaman-tanaman itu antara
lain tomat, jeruk nipis, belimbing wuluh, mentimun, bawang putih, daun sirih dan temulawak (Warsito,
1997).
Salah satu contoh antibakteri dari alam yang berfungsi sebagai anti jerawat adalah daun Beluntas
(Pluchea indica L.). Kandungan kimia tumbuhan beluntas adalah alkaloid, flavonoida, tanin, minyak asiri,.
Menurut Juliantina (2000), bahwa minyak atsiri, tannin dan alkaloid daun Beluntas (Pluchea indica L.)
memiliki daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Berdasarkan penelitian Juliantina maka
peneliti juga akan melakukan penelitian yang juga bertujuan untuk mengetahui khasiat daun sirih merah
sebagai antibakteri jerawat pada P.acnes. Dimana struktur dinding sel dari bakteri S. aureus mempunyai
kesamaan dengan P. acnes yaitu selain sama-sama termasuk dalam bakteri gram positif, keduanya juga
mempunyai kandungan peptidoglikan yang sama banyak yang menyebabkan minyak atsiri mudah
berdifusi menembus dinding sel. Dalam penelitian ini diharapkan dapat membuktikan secara empiris
bahwa pemakaian daun sirih merah dapat menghambat pertumbuhan bakteri P.acne.
Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak daun beluntas dilakukan terhadap bakteri-bakteri dari
kelompok patogen penyebab keracunan makanan seperti Escherichia coli, Salmonella typhi,
Staphylococcus aureus, dan Bacillus cereus. Selain itu E. coli merupakan bakteri penyebab infeksi
saluran pencernaan, sedangkan S. aureus merupakan bakteri penyebab impetigo (pembengkakan pada
lapisan epidermis kulit), furuncle (radang di jaringan sub kutan), dan carbuncle (peradangan yang meluas
3
dan mengenai folikel rambut). Dari kelompok bakteri penyebab kebusukan makanan adalah
Pseudomonas fluorescens. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumur; adanya
zona bening disekitar sumur menunjukkan aktivitas antibakteri. Davis Stout mengemukakan bahwa
ketentuan kekuatan antibakteri adalah sebagai berikut: daerah hambatan 20 mm atau lebih berarti sangat
kuat, daerah hambatan 10 - 20 mm (kuat), 5 -10 mm (sedang), dan daerah hambatan 5 mm atau kurang
(lemah) ( http://fpmipa.upi.edu/kuliah/mod/forum/discuss.php?d=2460&parent=651).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian secara impiris terhadap
daun sirih merah tersebut. Adapun judul penelitian yang diangkat oleh peneliti adalah Daya Hambat
Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Propinibakterium acnes.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ekstrak daun beluntas (Pluchea indica L.) dapat digunakan sebagai antibakteri acne.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Membuktikan secara empiris bahwa ekstrak daun beluntas dapat digunakan sebagai antibakteri acne.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
b. Masukan bagi profesi keperawatan pada lahan penelitian terkait untuk menentukan
2. Bagi Institusi :
4
a. Sebagai bahan bacaan diperpustakaan atau sumber data bagi peneliti lain yang memerlukan
masukan berupa data atau pengembangan penelitian dengan judul yang sama demi kesempurnaan
penelitian ini.
b. Sebagai sumber informasi pada institusi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sriwijaya
3. Bagi Peneliti
Bagi penulis merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga dalam mengaplikasikan ilmu yang
Penelitian ini termasuk dalam lingkup area keperawatan medikal bedah. Penelitian ini bersifat
eksperimen uji in vitro maka penelitian ini dilakukan di laboratorium Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sriwijaya dan laboratorium FT Jurusan THP UNSRI pada bulan …… 2011. Yang
menjadi fokus penelitian ini adalah ekstrak daun sirih dan P.acne .